Nama : Randy Desta Bramantio NIM : 3401412080

1. Boas, Pendekar Antropologi di Amerika Serikat Sebagai ahli geografi boas melakukan suatu ekspedisi tunggal ke daerah suku-suku eskimo di pantai pulau Baffinland tahun 1883-1884. Bahan etnografi yang di kumpulkan selama expedisi itu dipakainya untuk mengisi buku THE SENTRAL ESKIMO serta berpuluh-puluh karangan lain. Beberapa pendiriannya yang penting:

Suatu penelitian yang diteliti menurut Boas adalah syarat utama bagi tiap ahli antropologi.boas mengatakan bahwa ada perbedaan tingkat antara pencatat dan pengumpul bahan di daerah dan ahli pikir yang menganalisa bahan itu di meja tulis. Penelitian difusi unsur-unsur kebudayaan harus di khususkan kepada suatu daerah yang terbatas, tidak seperti yang dilakukan para ahli kulturhistorie di eropa tengah, yang meliputi bagian-bagian yang luas diseluruh muka bumi. Suatu unsur kebudayaan yang penting sekali adalah dongeng-dongeng dan motif dongeng, dan karena itu selama melakukan penelitian dilapangan seorang peneliti harus pula mencatat teks-teks dongeng secermat mungkin, dan membuat transkripsi fonetik yang setepat mungkin. Menurut Boas pertumbuhan kebudayaan menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang mendesak unsur-unsur lama itu kearah pinggir, sekeliling daerah pusat tadi konsep boas ini adalah konsep tentang marginal survival ini menjadi benih yang kelak dikembangkan sebagai konsep culture area. Boas juga meletakan konsepsi dasar yaitu kesatuan dari semua ilmu tentang manusia dan kebudayaan, atau secara konkret ilmu paleo-antropologi,ilmu antropologi fisik, ilmu arkiologi preshistori, ilmu etnolinguistik, dan ilmu antropologi budaya yang dengan demikian menjadi sub-sub ilmu dari suatu ilmu gabungan yang namanya antropologi.

2. Konsep daerah kebudayaan dari wissler Pakiran-pikiran baru yang secara khusus dapat kita sebut jasa wissler, sebenarnya tidak ada, kecuali konsep culture area yang juga merupakan lanjutan dari pikiran Boas. Walaupun benih-benih untuk sistem klasifikasi culture area sudah lama ada pada para pengarang etnografi di Amerika Serikat, wisslerlah yang membuat konsep itu menjadi populer karena buku berjudul The American Indian (1917).

Satu culture area menggolongkan berpuluh-puluh kebudayaan yang masing-masing berbeda kedalam satu golongan berdasarkan atas persamaan dari jumlah ciri yang menyolok dalam kebudayaan-kebudayaan tersebut. Biasanaya hanya beberapa kebudayaan dipusat culture area yang menunjukan persamaan-persamaan yang besar dari unsur-unsur alasan tadi. Makin jauh dari pusat makin berkurang jumlah unsur alasan yang sama dan akhirnya persamaan itu habis, lalu mulailah kita masuk kedalam suatu culture area tetangga.

3. Kroeber pengganti Boas A.L. Kroeber (1876-1960) yang mengharuskan seorang peneliti untuk tinggal minimal satu tahun untuk melakukan penelitian lapangan. Selama berada di tengah masyarakat, peneliti harus berusaha mahir berbahasa setempat sambil mengumpulkan bahan mengenai semua sektor kehidupan secara holistik. Krober juga banyak memikirkan mengenai konsep kebudayaan sendiri. Bersama C. Kluckhohn, ia pernah berusaha mengumpulkan dan mengklasifikasikan semua definisi mengenai kebudayaan yang pernah dibuat ahli-ahli lain, yang pernah muncul dalam tulisan tercetak. Masih dalam rangka pemikiranya mengenai kebudayaan, Kroeber bersama Talcott Parsons mengajukan konsep yang sangat penting, yaitu bahwa dalam menganalisa kebudayaan, soerang peneliti harus memisahkan dengan tajam kebudayaan sebagai suatu sistem gagasan dan pikiran manusia yang hidup dalam masyarakat, dari kebudayaan sebagai sistem aktifitas tingkah laku maniusia. Konsep mengenai pemisahan antara sistem yang pertama, disebut culture system atau sistem budaya itu, dari sistem yang kedua disebut social system atau sistem sosial. Krueber juga pernah menganut konsepsi mengenai sifat super organik dari kebudayaan. Dalam karangannya The super organic (1917). Kroeber pernah mengajukan pendapat bahwa kebudayaan berkembang menurut proses yang pada azasnya berbeda dari pada proses perkembangan organisme manusia.