Anda di halaman 1dari 26

BELAJAR KONSEP

KELOMPOK 4 Yeni Widya (06101011002) Evelina A. Patriot (06101011020) Anita Nur ala (061010110!6) " ul A#ri (06101011041) $u%i O. Mar&aun' (0610101104!)

Dosen Pengasuh: Dr. Ketang Wiyono

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011/2012

(A( " PEN)A*+L+AN

1.1 Latar (ela,an' Fisika sebagai bagian dari sains mempunyai peranan yang besar dalam perkembangan teknologi. Belajar fisika pada hakikatnya belajar konsep dan saling keterkaitan antara konsep tersebut (sebab dan akibat) dapat diterima. Konsep tersebut bersifat abstrak dan dalam pemahamannya memerlukan kemampuan gambaran mental yang kuat. Kemampuan mengabtraksikan sesuatu dan keterlibatan gambaran mental dalam menyerap pengetahuan yang bersifat fisis dan logika matematis cenderung bersifat individual (tidak semua orang sama), untuk itu dalam belajar fisika tidak semua individu mampu mengatasi masalah yang sama atau dengan alasan inilah fisika dikatakan sulit. Sis a beranggapan bah a belajar adalah kegiatan yang melelahkan dan membosankan. !nggapan ini akan lebih parah apabila guru sebagai pendidik kurang menarik dalam menyampaikan pembelajaran. Kita sering kali mendengar murid yang tidak tertarik mengikuti pelajaran karena merasa bosan dan mengantuk. Sebenarnya tidak ada pelajaran yang membosankan. "ang benar adalah guru yang membosankan karena tidak mengerti cara menyajikan materi dengan benar, baik menyenangkan dan menarik minat serta perhatian murid. Kenyataan di lapangan menunjukkan bah a salah satu metode yang banyak digunakan de asa ini adalah menggunakan metode ceramah sehingga sis a kurang aktif. #adahal Fisika sebagai cabang ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang memiliki konsep dan saling keterkaitan antara konsep tersebut (sebab dan akibat) dapat diterima. Konsep tersebut bersifat abstrak dan dalam pemahamannya memerlukan kemampuan gambaran yang kuat, oleh karena itu diperlukan metode pengajaran yang lain. Sis a menganggap fisika adalah pelajaran yang sulit. $alam proses

pembelajarannya, sis a hanya menghafal rumus tanpa mengetahui konsep dari materi itu. %etode pembelajaran fisika yang digunakan guru kurang menarik bagi sis a, guru lebih sering menggunakan metode ceramah. &al ini tidak sesuai dengan hakikat fisika yang

meliputi proses, produk, dan sikap ilmiah. pembelajaran fisika tidak harus lagi mengarah kepada pembelajaran yang bersifat instruksional, yaitu pembelajaran yang hanya dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan biasanya terpusat pada guru, tetapi harus mengarah kepada pembelajaran yang bersifat transaksional, yaitu pembelajaran yang melibatkan guru dan sis a secara aktif, sehingga pembelajaran tidak hanya berasal dari guru tetapi juga berasal dari sis a. 'leh sebab itu, diperlukan alternatis solusi suatu model pembelajaran inovatif, untuk meanggulangi permasalahan tersebut, sehingga meningkatkan motivasi dan minat belajar sis a #engelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan seluas(luasnya kepada setiap peserta didik untuk melakukan kegiatan(kegiatan yang kreatif dan terarah. kegiatan pembelajaran di sekolah salah satunya adalah pengelolaan kelas yang kondusif. $alam proses belajar mengajar yang efektif, meliputi tujuan, pengaturan penggunaan aktu luang, pengaturan ruang dan alat atau seluruh perlengkapan yang dibutuhkan di kelas tersebut. %etode eksperimen mempunyai banyak kelebihan untuk penmgajaran )#! dan juga sesuai hakekat )lmu #engetahuan !lam, yaitu proses dan produk. *ksperimen dapat mencakup aktivitas sederhana sampai aktivitas yang amat kompleks. $ilihat dari #endidikan )lmu #engetahuan !lam, eksperimen sederhana memiliki arti penting. $alam suatu proses pembelajaran, diperlukan kemampuan seseorang untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan peristi a + peristi a, objek + objek dan kegiatan + kegiatan yang ditemukannya dalam kehidupan sehari + hari sehingga proses pembelajaran menjadi lebih optimal. Konsep + konsep menyediakan skema + skema terorganisasi untuk mengasimilasikan stimulus + stimulus baru, dan untuk mennetukan hubungan di dalan dan di antara kategori + kategori. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep + konsep merupakan dasar bagi proses + proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip + prinsip dan generalisasi + generalisasi. ,ntuk memecahkan masalah, seseorang sis a harus mengetahui aturan + aturan yag relevan dan aturan + aturan ini didasarkan pada konsep+ konsep yang diperolehnya. -adi, Konsep diajarkan pada anak dalam rangka menambah pengetahuan anak terhadap sesuatu. !nak akan lebih memahami sesuatu apabila pendidik mengajarkan melalui konsep, dibanding mengajarkan langsung benda atau pengetahuan.

1.2 -u#u%an #a%ala. !dapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu. /. !pa yang dimaksud dengan belajar konsep 0 1. %engapa harus belajar konsep 0 2. Bagaimana cara belajar konsep dalam pembelajaran fisika0 3. #endekatan apa saja yang digunakan dalam belajar konsep0

1.! /u0uan 4ujuan dari penulisan makalah ini yaitu /. ,ntuk mengetahui pengertian dari belajar konsep 1. ,ntuk mengetahui mengapa harus belajar konsep 0 2. ,ntuk mengetahui cara belajar konsep dalam pembelajaran fisika0

(A( "" PEM(A*A$AN A. (ela0ar Kon%e& %acam + macam konsep yang kita pelajari tidak terbatas. Konsep panas sangat berbeda dari konsep relativitas dalam beberapa dimensi. Flavell (/567) menyarankan, bah a konsep + konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi yakni sebagai berikut . /. !tribut. Setiap konsep harus mempunyai seumlah atribut yang berbeda. 8ontoh + contoh konsep harus mempunyai atribut yang relevan9 termasuk juga atribut yang tidak relevan. 8ontoh + contoh konsep meja harus mempunyai suatu permukaan yang datar dan sambungan + sambungan yang mengarah ke ba ah yang mengangkat permukaan itu dari lantai. !tribut juga dapat berupa fisik, seperti bentuk, atau dapat juga berupa fungsional. 1. Struktur. Struktur menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut + atribut itu. Berikut tiga macam struktur yang dikenal. a. Konsep konjungtif, yaitu konsep yang didalamnya terdapat dua atau lebih sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep. %isalnya . seorang aktris adalh seorang anita yang bermain dalam film. $ua atribut, yaitu anita dan bermain dalam film harus ada agar dapat me akili konsep aktris. b. Konsep disjungtif adalah konsep yang didalamnya satu dari dua atau lebih sifat harus ada. Konsep paman merupakan konsep disjungtif. #aman dapat merupakan kakak ibu atau ayah atau seorang pria yang menikah dengan kakak atau ibu. c. Konsep relasional menyatakan hubungan tertentu antara atribut konsep. Kelas sosial merupakan suatu contoh konsep relasional. Kelas sosial ditentukan oleh hubungan antara pendapatan, pendidikan, jabatan atau pekerjaan, dan faktor + faktor lainnya. 2. Keabstrakan. Konsep + konsep dapat dilihat dan konkret atau konsep itu terdiri atas konsep + konsep lain. Suatu segi tiga dapat dilihat9 keinginan lebih abstrak. anita ayah arna, tinggi,

3. Keinklusifan. )ni ditunjukkan pada jumlah contoh yang terlibat dalam konsep itu. Bagi seorang anak kecil, konsep kucing ditunjukkan pada seekor he an tertentu, yaitu kucing keluarga. Bila anak itu telah mengenal beberapa kucing lainnya, konsep kucing akan menjadi lebih luas, termasuk lebih banyak contoh. :. ;eneralitas atau keumuman. Bila diklasifikan, konsep dapat berbeda dalam konsep itu. Bagi seorang anak kecil, konsep kucing ditujukan pada seekor he an tertentu, yaitu kucing keluarga. Bila anak itu telah mengenal beberapa kucing lainnya, konsep kucing akan menjadi lebih luas, termasuk lebih banyak contoh. <. Ketepatan. Ketepatan suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan untuk membedakan contoh dengan noncontoh suatu konsep. Klausmeier (/566) mengemukakan empat tingkat pencapaian konsep, mulai dari tingkat konkret ke tingkat formal. Konsep pada tingkat formal merupakan konsep yang paling tepat sebab pada tingkat ini atribut + atribut yang dibutuhkan konsep dapat didefinisikan. 6. Kekuatan. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju bah a konsep itu penting. Karena ada berbagai konsep seperti yang telah dikemukakan di atas, sulit rasanya untuk sampai pada satu definisi konsep. %enurut =osser (/5>3), konsep adalah suatu abstraksi yang me akili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Karena orang mengalami stimulus yang berbeda(beda, orang membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus dengan cara tertentu. Karena konsep itu adalah abstraksi + abstraksi yang berdasarkan pengalaman dan tidak ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang persis sama, konsep yang dibentuk orang mungkin berbeda juga. ?alaupun konsep kita berbeda, konsep itu cukup serupa bagi kita berikan pada konsep + konsep itu yang telah kita terima bersama. @ama + nama atau kata + kata ini adalah simbol arbitrar yang digunakan untuk menyatakan konsep + konsep yang merupakan abstraksi internal itu. @ama + nama itu sendiri bukanlah konsepnya. Konsep kita tentang sis a tidak akan berubah, berbeda. Secara singkat dapat kita katakan bah a suatu konsep merupakan suatu abstraksi yang me akili satu kelas stimulus. %aka dapat kita simpulkan bah a suatu konsep telah dipelajarai bila yang diajar dapat menampilkan perilaku + perilaku tertentu. alaupun nama atau labelnya

(. Perole.an ,on%e& %enurut !usubel (/5<>) konsep diperoleh dengan menggunaka dua cara, taitu pembentukan konsep dan asimilasi konsep. #embentukan konsep terutama merupakan bentuk perolehan konsep sebelum anak + anak masuk seolah. #embentukan konsep dapat disamakan dengan belajar konsep konkret menurut ;agne (/566). !similasi konsep merupakan cara utama untuk memperoleh konsep selama dan sesudah sekolah. /. #embentukan Konsep Banyak konsep yang sudah kita peroleh berkembang semasa kita kecil. !kan tetapi konsep itu telah mengalami modifikasi atau perubahan karena pengalaman + pengalaman kita semasa kecil. #embentukan konsep merupakan proses induktif. Bila anak dihadapkan pada stimulus lingkungan, ia mengabstraksi sifat atau atribut tertentu yang sama dari berbagai stimulus. #embentukan konsep merupakan suatu bentuk belajar penemuan, paling sedikit dalam bentuk primitif. #embentukan konsep juga ditunjukkan oleh orang + orang yang lebih tua dalam situasi kehidupan nyata dan laboratorium, tetapi dengan tingkat kerumitan yang lebih tinggi. 1. !similasi Konsep ,ntuk memperoleh konsep melalui proses asimilasi, oran yang belajar harus sudah memperoleh definisi formal konsep itu. Suatu definisi formal suatu kata harus menunjukkan kesamaan konsep tertentu dan membedakan kata itu dari konsep + konsep lain (=osser, /5>3. 326). Sedangkan asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada. !similasi konsep terjadi setelah anak mulai memasuki bangku sekolah. !similasi konsep ini terjadi secara deduktif. Biasanya anak diberi atribut sehingga mereka belajar konseptual, misalnya atribut dari gajah adalah he an dan belalai. $engan demikian anak dapat membedakan antara konsep gajah dengan he an(he an lain. $efinisi formal gajah, he an terbelalai, memberi kata itu atribut + atribut yang dimiliki oleh he an, tetapi membedakannya dengan he an + he an lain melalui konsep terbelalai. Sesudah definisi konsep itu disajikan, konsep itu dapat

diilustrasikan dengan memberikan contoh atau deskripsi verbal contoh. )ni biasanya disebut belajar konsep sebagai aturanAcontoh atau B rule-egC. !usubel (/5<>) menyarankan penggunaan belajar rule(eg ini dalam mengajar eDpository. Selanjutnya !usubel berpendapat, karena definisi + definisi yang diperlukan serta konteks yang sesuai disajikan dan bukan ditemukan, asimilasi konsep dapat menjadi satu contoh belajar penerimaan bermakna. ?alaupun kedua bentuk belajar konsep ini efektif, pembentukan konsep lebih memakan aktu daripada asimilasi konsep. $engan mempertimbangkan bah a begitu banyak konsep yang harus dipelajari sis a selama sekolah, penggunaan berlebihan metode penemuan hendaknya dibatasi. %ereka penganjur belajar penemuan yakin bah a konsep yang dipelajari secara eg-rule lebih bermakna bagi para sis a daripada konsep yang dipelajari dengan cara rule(eg, tetapi ada pula ahli teori belajar yang tidak sependapat dengan ini, antara lain !usubel. 1. Pen0ela%an /eoriti% tentan' (ela0ar Kon%e& #ada penjelasan ini ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan perilaku dan pendekatan kognitif. $alam bagian ini pembahasan dilakukan dengan penekanan pada pendekatan kognitif. /. #endekatan #erilaku #erbedaan utama antara belajar konsep dan belajar(belajar yang lain ialah, dalam belajar konsep anak yang belajar memberikan sutau respons terhadap sejumlah stimulus yang berbeda, jadi bukan memberikan respons terhadap satu stimulus. Stimulus(stimulus itu berbeda dalam beberapa atribut, tetapi stimulus(stimulus itu mempunyai stau atau lebih atribut yang sama. 4ugas anak atau sis a ialah untuk mengasosiasikan satu respons dengan atribut(atribut yang sama di antara stimulus( stimulus itu. Bagi para pengikut teori(teori perilaku, belajar konsep melibatkan perubahan( perubahan kuantitatif. #erubahan(perubahan itu terdiri atas. (/.) #enambahan lebih banyak stimulus pada suatu respons yang sudah dipelajari, atau (1.) peningkatan jumlah berbagai hubungan S(=.

#ara perilaku an menekankan aspek(aspek yang dapat diamati dari situasi sebagai faktor(faktor penting dalam belajar konsep. Beberapa penelitian menunjukkan, bah a belajar konsep dipengaruhi oleh faktor(faktor berikut. /. #olareinforsemen dan umpan balik. $engan hanya menghadapkan subjek(subjek pada contoh(contoh suatu konsep tanpa memberikan umpan balik, mempunyai sedikit efek pada penampilan mereka. 1. -umlah contoh(contoh positif dan negatif. Beberapa studi telah memperingatkan, bah a konsep(konsep lebih cepat dipelajari dari misal(misal positif yaitu berarti menyediakan contoh(contoh yang tidak memiliki atribut(atribut yang relevan akan mempertajam konsep(konsep. 2. -umlah atribut(atribut. %akin banyak atribut(atribut relevan dimiliki konsep, makin sulit konsep itu dipelajari.

1. #endekatan kognitif #endekatan kognitif tentang belajar memusatkan pada proses pemerolehan konsep dalam sifat konsep dan bagaimana konsep itu disajikan dalam struktur kognitif. ?alaupun para teoretikus kognitif memikirkan kondisi yang memperlancar pembentukan konsep, penekanan mereka ialah pada proses internal yang digunakan dalam belajar konsep. Studi kogitif tentang perolehan konsep telah memperlihatkan beberapa penemuan sebagai yang dikemukakan di ba ah ini. /. Konsep konjungtif lebih mudah dipelajari dari pada konsep disjungtif atau konsep relasional. Banyak studi yang memperlihatkan bah a suatu konsep yang menghendaki adanya dua atau lebih atribut lebih mudah dipelajari dari pada suatu konsep yang menghendaki salah satu atribut dari dua atau lebih atribut. 1. Belajar konsep lebih mudah dengan menggunakan paradigma selektifndari pada paradigma reseptif. #enyajian bersamaan contoh dan non contoh mengurangi tuntutan pada memori. Bila paradigma resepif digunakan, pada subjek diperlihatkan suatu contoh konsep, contoh dihilangkan, lalu stimulus yang lain

disajikan. Subjek harus mengingat atribut(atribut contoh untuk dapat memberikan respons pada stimulus yang baru. !kan tetapi, jika berbagai noncontoh timbul, subjek mungkin lupa akan atribut(atribut contoh.

2. Beberapa #endekatan $e asa )ni Semenjak tahun /5<7(an tampak ada suatu pergeseran dalam pendekatan(pendekatan dalam studi belajar konsep, terutama ahli psikologi pendidikan. #erubahan ini disebabkan tulisan 8aroll (/5<3) yang menekankan perbedaan antara belajar konsep dalam laboratorium dan belajar konsep disekolah. 8aroll mengemukakan perbedaan dalam kedua proses itu sebagai berikut. a. Kedua bentuk konsep berbeda dalam sifat. Konsep yang biasanya dipelajari di sekolah biasanya merupakan benar(benar suatu konsep baru, bukan suatu kombinasi buatan dari atribut(atribut yang dikenal. b. Konsep yang dipelajari di sekolah bergantung pada atribut yang berupa konsep( konsep sulit. Eagi pula konsep(konsep sekolah biasanyabersifat verbal dan tidak dapat disajikan oleh benda(benda konkret. c. Studi di laboratorium memberi penekanan pada belajar konsep konjungtif yang sudah di buktikan mudah untuk dipelajari dari pada konsep disjungtif atau konsep relasional. d. Studi di laboratorium pada umumnya menekankan pada pendekatan induktif tentang belajar konsep, sedangkan sebagian besar konsep di sekolah secara deduktif.

$alam artikelnya 8aroll memberikan prosedur bagaimana mengajarkan beberapa konsep, seperti longituda, turis, dan beberapa lainnya. #endekatan yang digunakannya didasarkan pada kombinasi teknik induktif dandeduktif. )a menyarankan bah a pendekatan kombinasi mungkin lebih baik dari pada penggunaan salah satu teknik saja.

Saat artikel caroll keluar, ;agne (/5<:) menerbitkan edisi pertama bukunya yang berjudul The Conditions of learningyang menekankan belajar konsep di sekolah. %enurut ;agne, belajar konsep merupakan satu bagian dari suatu hierarki dari delapan bentuk belajar. $alam hierarki ini, setiap tingkat belajar tergantung pada tingkat(tingkat sebelumnya. &ierarki ;agne disjikan dalam 4abel <./ (=osser, /5>3.33:). Bentuk belajar <, belajar konsep, ekuivalen dengan pembentukan konsep. !similasi konsep dapat berupa bentuk khusus dari belajar aturan ( rule learning), yaitu bentuk 6.

/a2el 6.1 *ierar,i (ela0ar 3a'ne (entu, (ela0ar /. Belajar tanda (sinyal) Pro%edur 8onditioning klasik 1onto. %ata dikejapkan terhadap suatu suara setelah suara dipasangkan dengan hembusan udara pada mata. 1. Belajar stimulus( respons 2. 8haining Seri koneksi(koneksi S(= 8onditioning 'perant Belajar yang terjadi pada bayi untuk memegang botol susu %embuka pintu, terdiri atas . /. %enempatkan kuci 1. %emasukkan kunci 2. %emutar kunci 3. %embuka kunci 3. !sosiasi verbal =antai verbal, tentang memberi nama objek dan koneksi kata Belajar BSumpah #emudaC.

menjadi urutan verbal :. Belajar diskriminasi %enghasilkan respons yang berbeda pada stimulus(stimulus yang mirip <. Belajar konsep konkret %embuat respon yang sama pada stimulus( stimulus dengan atribut yang mirip 6. a. Konsep terdefinisi %enggunakan konsep yang telah dipelajari sebelumnya untuk memperoleh suatu konsep baru b. !turan %emberikan respons pada satu kelas stimulus dengan satu kelas penampilan >. #emecahan masalah %enggabungkan uturan untuk mencapai suatu pemecahan yang menghasilkan suatu aturan dengan tingkat lebih tingkat %enemukan langkah(langkah dalam membuktikan suatu teori dalam geometri. -arak sama dengan kecepatan kali aktu. Saudara sepupu ialah anak laki(laki atau anak perempuan dari paman atau bibi =espons yang sama tentang rumah terhadap berbagai ukuran dan bentuk gedung. %embedakan lingkaran dari elips.

Kondisi(kondisi untuk mempelajari ,on%e& terde ini%i menurut ;agne (/5>>) akan diberikan diba ah ini. Kondisi utama ialah bah a sis a atau orang yang belajar harus sudah memiliki konsep(konsep yang meliputi konsep terdefinisi yang akan dipelajari.

/. Kondisi internal . untuk memperoleh konsep terdefinisi, sis a harus mengeluarkan atau memanggil semua komponen konsep itu yang terdapat dalam definisi, termasuk konsep yang menyatakan hubungkan antara konsep(konsep. 1. Kondisi eksternal . suatu konsep terdefinisi dapat dipelajari dengan menyuruh para sis a mengamati suatu demonstrasi. Eatihan(latihan dilaboratorium dalam pelajaran fisika banyak menunjukkan bagaimana para sis a memperoleh konsep terdefinisi, misalnya suatu demonstrasi mengenai konsep massa. !kan tetapi, kerap kali konsep terdefinisi B didemonstrasikanC melalui definisi yang dinyatakan secara verbal. ,ntuk onsep massa misalnya, seorang guru memberikan definisi . B%assa ialah sifat yang menentukan jumlah akselerasi (percepatan) yang diberikan pada suatu benda oleh gaya tertentuC. Secara ideal sebenarnya, suatu perilaku yang menunjukkan dimilikinya konsep ini, yaitu menentukan berbagai benda dengan massayang berbeda, ditunjukkan secara berbeda dalam akselerasi yang dihasilkan oleh gaya yang sama. 4entunya, secara kuanitatif, hubungan proporsional antara massa dan akselerasi seharusnya didemonstrasikan sesuai dengan hubungan . a F fAm (a F akselerasi, f F gaya, m F massa).

). /in',at4/in',at Pen5a&aian Kon%e&


#engembangan konsep(konsep melalui satu seri tingkatan. 4ingkat(tingkat itu mulai dengan hanya mampu menunjukkan satu contoh dari suatu konsep hingga dapat sepenuhnya menjelaskan atribut(atribut konsep. Kita tidak mencapai semua konsep kita pada tingkat yang sama. Sebagian besar dari kita dapat menjelaskan secara sempurna atribut(atribut dari konsep buku. %ungkin kita pernah mengalami, aktu seseorang menanyakan konsep kita tentang suatu kata, kita dapat menghubungkan kata itu pada konsep(konsep yang lain, atau menggunakannya dalam suatu kalimat, tetapi tidak dapat mendefinisikannya secara formal. Kita mencapai konsep(konsep pada tingkat(tingkat yang berbeda. Klausmeier (/556) menghipotesikan, bah a ada empat tingkat pencapaian konsep. 4ingkat(tingkat ini muncul dalam urutan yang invarian. 'rang sampai pada pencapaian tingkat tertinggi dalam kecepatan yang berbeda(beda, dan ada konsep( konsep yang tidak pernah tercapai pada tingkat yang paling tinggi. Konsep(konsep

yang bebeda dipelajari pada usia(usia yang berbeda. $ari teori perkembangan #iaget kita mengetahui, bah a anak(anak yang masih kecil baru dapat belajar konsep(konsep konkret, sedangkan konsep(konsep yang lebih sulit atau lebih abstrak dipelajari setelah mereka besar. *mpat tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier adalah tingkat konkret, tingkat identitas, tingkat klasifikatori (classificatory), dan tingkat formal. )a menerapkan tingkatan(tingkatan ini hanya pada konsep(konsep yang mempunyai lebih dari satu contoh, yang mempunyai contoh(contoh yang dapat diamati, atau akil( akil (representations) dari contoh(contoh, dan konsep(konsep ini didefinisikan dalam atribut(atribut. Konsep(konsep relasional dan konsep(konsep lain mungkin mempunyai hanya sebagian dari kualitas(kualitas ini, jadi mungkin konsep(konsep itu mengikuti pola pencapaian yang berbeda. 4etapi, konsep(konsep yang diajarkan di sekolah pada umumnya memenuhi persyaratn yamg dikemukakan oleh Klausmeier. ,raian tentang empat tingkat pencapaian konsep Klausmeier diberikan diba ah ini.

1. /in',at Kon,ret Kita dapat menyimpulkan, bah a seseorang telah mencapai konsep pada tingkat konkret, apabila orang itu mengenal suatu benda yang telah dihadapinya sebelumnya. Seorang anak kecil yang pernah memperoleh kesempatan bermain dengan mainan, dan ia membuat respons yang sama kembali, telah mencapai konsep tingkat konkret. ,ntuk mencapai konsep tingkat konkret, sis a harus dapat memperhatikan benda itu, dan dapt membedakna benda itu dari stimulus(stimulus yang ada di lingkungannya. Selanjutnya ia harus menyajikan benda itu sebagai suatu gambaran mental, dan menyimpan gambaran mental itu. aktu ia melihat maian itu

#encapaian tingkat ini ditandai dengan adanya pengenalan anak terhadap suatu benda yang pernah ia kenal. %isalnya pada suatu saat anak bermain kelereng dan pada aktu yang lain dengan tempat yang berbeda ia menemukan lagi kelereng, lalu ia bisa mengidentifikasi bah a itu adalah kelereng maka anak tersebut sudah mencapai tingkat konkret. $engan demikian dapat dikatakan juga anak mampu membedakan stimulus yang ada di lingkungannya terhadap kelereng tersebut. #ada saat ini anak sudah mampu menyimpan gambaran mental dalam struktur kognitifnya.

2. /in',at "dentita% #ada tingkat identitas, seorang akan mengenal suatu objek (a) sesudah selang suatu aktu, (b) bila orang itu mempunyai orientasi ruang (spatial orientation) yang berbeda terhadap objek itu, atau (c) bila objek itu ditentukan melalui suatu cara indera (sense madality) yang berbeda, misalnya, mengenal suatu bola dengan cara menyentuh bola itu bukan dengan melihatnya. Selain ketiga opersi yang dibutuhkan untuk pencapaian tingkat konkret, yaitu. memperhatikan, mendiskriminasi dan mengingat, sis a harus dapat mengadakan generalisasi, untuk mengenal bah a dua bentuk atau lebih yang identik dari benda yanf sama adalah anggota dari kelas yang sama. !da ahli psikologi yang menggunakan istilah(istilah yang berbeda untuk menunjukkan dua tingkat pencapaian konsep ini. ;agne (/56<) menggunakan istilah diskriminasi untuk tingkat konkret, dan generalisasi dari diskriminasi untuk tingkat identitas.

!. /in',at Kla%i i,atori (5l%%i i5atory) #ada tingkat klasifikatori, sis a mengenal persamaan persamaan

(eGuivalence) dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama. ?alaupun sis a itu tidak dapat menentukan kriteria atribut maupun menentukan kata yang dapat me akili konsep itu, ia dapat mengklasifikasikan contoh(contoh dan noncontoh(

noncontoh dari konsep, sekalipun contoh(contoh dan noncontoh(noncontoh itu mempunyai banyak atribut(atribut yang mirip. 'perasi metal tambahan yang terlibat dalam pencapaian konsep pada tingkat klasifikatori ialah mengadakan generalisasi bah a dua contoh atau lebih sampai batas(batas tertentu itu eGuivalen. $alam operasi mental ini sis a berusaha untuk mengabstraksi kualitas(kualitas yang sama yang dimiliki oleh objek(objek itu. 4ingkat klasifikatori dapat digambarkan anak sudah mampu mengenal persamaan dari contoh yang berbeda tetapi dari kelas yang sama. %isalnya anak mampu membedakan antara apel yang masak dengan apel yang mentah.

4. /in',at 6or#al ,ntuk pencapaian konsep pada tingkat formal, sis a harus dapat menentukan atribut(atribut yang membatasi konsep. Kita dapat menyimpulkan bah a sis a telah mencapai suatu konsep pada tingkat formal, bila sis a itu dapat memberi nama konsep itu, mendefinisikan konsep itu dalam atribut(atribut kriterianya, mendeskriminasi dan memberi nama atribut(atribut yang membatasi, dan mengevaluasi atau memberikan secara verbal contoh(contoh dan mencontoh dari konsep. #ada tingkatan formal anak sudah mampu membatasi suatu konsep dengan konsep lain, membedakannya, menentukan ciri(ciri, memberi nama atribut yang membatasinya, bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara verbal. Klausmeier (/566) menyarankan bah a operasi(operasi yang terlibat dalm pencapaian formal dapat induktif maupun deduktif. !da dua bentuk operasi( operasi induktif. Bentuk pertama ekuivalen dengan pembentukan konsep yang telah dibahas terdahulu. sis a merumuskan aturn(aturan dari peristi a(peristi a dengan sejumlah contoh(contoh positif ayng berbeda. Bentuk induktif yang kedua ialah suatu pendekatan pengujian(hipotesis. $alam pendekatan ini sis a merumuskan hipotesis tentang atribut(atribut mana yang relevan, menguji

hipotesis(hipotesis itu terhadap contoh(contoh positif dan negatif, dan memperbaiki hipotesis itu bila perlu. 'perasi deduktif mirip dengan asimilasi konsep yang telah dibahas dalam bagian terdahulu. Sis a diberi nama konsep, atribut(atribut kriteria, dan uaraian verbal tentang contoh(contoh. !turan(aturan untuk dapat dimasukkan ke dalam suatu kategori didefinisikan, sehingga sis a dapat menggunakan aturan(aturan itu untuk menentukan apakah suatu stimulus termasuk ke dalam kategori itu. $alam suatu studi longitidinal tentang pengembangan konsep, Klausmeier menemukan, bah a banyak anak mencapai konsep(konsep yang diteliti(eGuilateral triangle, noun, tree, and cutting tool(pada akhir taman kanak(kanak. $itemukan, bah a pencapaian meningkat terus selama tahun(tahun sekolah.

E. Menentu,an Kon%e&4Kon%e& yan' a,an )ia0ar,an


)nformasi tentang konsep(konsep yang harus diajarkan pada sis a dengan umur tertentu atau kelas tertentu, dapat diturunkan dari sejumlah sumber, termasuk penulis( penulis buku(buku pelajaran, pengetahuan, dan pengalaman guru itu sendiri, atau anak( anak dan sis a itu sendiri. ;uru(guru tergantung pada penulis(penulis buku teksdan para ahli pengembang kurikulum untuk bimbingan dalam memutuskan konsep(konsep yang harus diajarkan. #ara penulis buku teks telah memilih konsep(konsep yang sesuai bagi para sis a dalam bidang studi tertentu pada tingkat sekolah tertentu. Kata(kata yang me akili konsep baru biasanya dicetak tebal atau miring. !da beberapa penulis memulai bab bukunya dengan suatu daftar dari konsep(konsep baru, atau memasukkan pertanyaan( pertanyaan di dalam atau pada akhir bab yang meminta para sis a untuk memberikan definisi konsep(konsep penting. %arkle (dalam =osser, /5>3), mengemukakan bah a kerap kali buku(buku itu menyajikan konsep(konsep yang tidak lengka, atau menggunakan konsep(konsep yang mungkin tidak di kenal para sis a, untuk menjelaskan atau mendefinisikan konep baru. !da sekolah(sekolah yang mengembangkan sendiri penuntun kurikulum dalam menentukan konsep(konsep yang diharapkan dapat dipelajari para sis a dalam tiap bidang studi dan tiap kelas. #enuntun itu dapat berupa tujuan(tujuan instruksional yang

dinyatakan dalam perilaku, atau hanya berupadaftar konsep(konsep esensial (key concepts). #engalaman(pengalaman serta pengetahuan itu sendiri merupakan sumber lain untuk menentukan konsep(konsep yang mana yang harus diajarkan kepada para sis a. Kemampuan konseptual harus diperhatikan dalam mengambil keputusan. 4ingkat(tingkat perkembangan piaget memberikan informasi tentang kemampuan( kemampuan kognitif yang dapt digunakan untuk menentukan kemampuan( kemampuan konseptual itu. %isalnya anak(anak sekolah dasar lebih mudah belajar konsep(konsep dengan contoh(contoh konkret, sedangkan para sis a yang telah mencapai tingkat operasi(operasi formal dapat belajar konsep(konsep yang lebih abstrak. #erkembangan bahasa sis a itu sendiri juga mempengaruhi macam(macam konsep yang dapat mereka pelajar, dan metode mengajar yang dapat digunakan. #enggunaan bahasa guru yang sesuai dengan umur sis a merupakan pertimbangan yang penting dalam mengajar konsep. #ara sis a itu sendiri merupakan sumber lain untuk menentukan konsep(konsep yang akan diajarkan. !ndaikata kita dapat menyelami para sis a untuk melihat struktur kognitif mereka, kita mungkin dapat menentukan kekosongan(kekosongan, ketidak(ajekan (inconsistencies) yang membutuhkan bimbingan. 'leh karena itu, kita harus aspada terhadap perilaku(

perilaku sis a yang menunjukkan bah a suatu konsep belum dicapai. #ara sis a kerap kali menunjukkan konsep(konsep yang ingin mereka pelajari dengan pertanyaan yang mereka ajukan. $emikian pula, respons(respons sis a terhadap pertanyaan guru dapat menunjukkan bah a mereka telah gagal untuk mencapai suatu konsep atau mereka telah mencapainya secara tidak benar. ;uru(guru yang terampil mungkin dapat menemukan sumber ketidaktepatan ini melalui pertanyaan(pertanyaan. $engan membiarkan sis a maju dengan konsep(konsep yang tidak tepat, dapat menimbulkan masalah(masalah belajar di masa yang akan datang. #enuntun(penuntun kurikulum dan buku(buku teks menyediakan suatu kerangka untuk konsep(konsep yang akan diajarkan, dan perilaku para sis a akan menentukan konsep(konsep lain. #engetahuan guru tentang perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa itu sendiri akan menyediakan informasi tambahan, bukan

hanya sekedar menentukan konsep(konsep yang akan diajarkan, melainkan juga untuk menentukan tingkat(tingkat yang dapat kita harapkan dicapai oleh para sis a.

6. Meren5ana,an Pela0aran
Sesudah memilih konsep(konsep yang akan diajarkan, guru hendaknya merencanakan strategi(strategi pengajaran untuk mengajarkan konsep(konsep itu. $alam merencanakan, guru harus memutuskan tingkat pencapaian konsep yang mana yang dapat diharapkan dari para sis a. !nalisis konsep akan dapat menolong guru dalam hal ini, dan memilih materi pelajaran yang akan diberikan. /. %enentukan 4ingkat #encapaian Konsep 4ingkat pencapaian konsep yang diharapkan dari sis a, tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif sis a. !da sis a yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pula sis a yang mampu mencapai konsep pada tingkat klasifikatori atau tigkat formal. %isalkan konsep keluarga. !nak yang belum bersekolah mungkin belajar konsep keluarga sebagai B'rang(orang yang tinggal bersamaku + ayah, ibu, addik, dan kakak.C !nak yang lebih tua dapat mengembangkan konsep itu lebih lanjut. 'rang(orang yang mempunyai keturunan sama, atau orang(orang yang bergabung karena perka inan.C Konsep ini masih dapat berkembang seterusnya dengan belajarnya anak tentang keluarga tumbuhan dan keluarga he an, dan seterusnya. 4elah diketahui, bah a tingkat(tingkat perkembangan #iaget dapat

membimbing guru untuk menentukan tingkat(tingkat pencapaian konsep yang diharapkan. Sebagian besar dari konsep(konsep yang dipelajari selama tingkat perkembangan pra(operasional merupakan konsep(konsep pada tingkat konkret atau tingkat identitas. Selama tingkat operasinoal konkret, dapat diharapkan tingkat pencapaian klasifikatori, paling sedikit untuk konsep(konsep yang mempunyai contoh(contoh konkret. 4ingkat pencapaian formal dapat diharapkan, bila pengajaran yang tepat diberikan pada sis a(sis a pada periode operasional formal. 4ingkat(tingkat pencapaian konsep yang diharapkan tercermin dari tujuan( tujuan pengajaran yang dirumuskan bagi para sis a. %isalnya, untuk pencapaian

konsep bujursangkar pada berbagai tingkat dirumuskan tujuan(tujuan instruksional sebagai berikut. /. $engan diperlihatkan gambar bujursangkar, sis a dapat memberikan respon BbujursangkarC. 1. $engan memperlihatkan gambar suatu bujursangkar, suatu segitiga, dan suatu lingkaran, sis a dapat memilih bujursangkar dengan menunjuk gambarnya. 2. $engan memperlihatkan ;ambar <(/ (=osser, /5>3.3:>), sis a akan melingkari setiap bujursangkar. 3. Sis a dapat membuat daftar yang berisi atribut(atribut kriteria bujursangkar. 4ujuan(tujuan instruksional ini meminta berbagai bukti tentang perolehan konsep bujursangkar. Setiap tujuan instruksional itu merupakan tujuan instruksional yang sesuai bagi anak dengan tingkat perkembangan kognitif tertentu. 4ujuan(tujuan instruksional yang adekuat akan mengkhususkan perilaku(perilaku yang menyatakan berbagai tingkat pencapaian konsep.

;ambar <(/. Lembaran kerja diskriminasi bujursangkar

1. !nalisis Konsep !nalisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan(urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. 4eknik(teknik semacam ini telah dikembangkan oleh Klausmeier, ;hatala, dan Frayer (/563), dan oleh %arkle dan 4iemann (/567), dan oleh beberapa orang lainnya. ?alaupun prosedur(prosedur itu mempunyai beberapa perbedaan, beberapa langkah dimiliki oleh semua prosedur itu. ,ntuk melakukan analisis konsep, guru hendaknya memperhatikan hal(hal di ba ah ini . /. @ama konsep. 1. !tribut(atribut kriteria dan atribut(atribut variabel dari konsep. 2. $efinisi konsep. 3. 8ontoh(contoh dan noncontoh(noncontoh dari konsep.

:. &ubungan konsep dengan konsep(konsep lain. !nalisis konsep dengan konsep bujursangkar, (=osser, /5>3.3</), adalah sebagai berikut . /. Na#a ,on%e&. 'rang dapat membentuk konsep(konsep tanpa memberi nama pada konsep(konsep itu, terutama pada tingkat konkret dan tingkat identitas. !nak(anak yang masih kecil menyusun kata(kata mereka sendiri untuk menyajikan konsep(konsep yang mereka bentuk. 4etapi, sesudah mereka masuk sekolah, mereka diberi pelajaran tentang na,ma(nama konsep yang telah diterima secara luas. $engan meyetujui nama untuk suatu konsep orang dapat berkomunikasi tentang konsep itu. !tribut(atribut kriteria . 4ertutup, datar, sederhana, empat sisi, sisi(sisi sama panjang, !tribut(atribut variabe sudut(sudut sama.

. Besar, letak pada halaman, arna.

$efinisi(definisi konsep . /)Suatu bentuk tertutup, datar, sederhan dengan empat sisi sama dan empat sudut sama. 1)Suatu poligon dengan empat sisi sama dan empat sudut sama. 1. Atri2ut4atri2ut ,riteria dan varia2el ,on%e&. !tribut(atribut kriteria dari suatu konsep adalah ciri(ciri konsep yang perlu untuk membedakan contoh(contoh dan noncontoh(noncontoh, dan untuk menentukan apakah suatu objek baru merupakan suatu contoh dari konsep. ?alaupun semua atribut(atribut dari suatu konsep tidak diajarkan pada setiap tingkat pencapaian, guru hendaknya menyadari hal ini untuk memastikan bah a contoh(contoh dan noncontoh( noncontoh selalu dibedakan. $ari analisis kosep bujursangkar kita belajar bah a konsep itu mempunyai atribut(atribut krtiteria . bentuk tertutup, datar, sederhana, yang mempunyai empat sisi sama panjang dan empat sudut sama.

!tribut(atribut variabel konsep ialah ciri(ciri yang mungkin berbeda diantara contoh(contoh tanpa mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep itu. ;uru dapat mengubah(ubah atribut(atribut ini dalam contoh(contoh yang digunakan

dalam mengajar. Bujursangkar misalnya, dapat berbeda dalam besar, lokasi pada halaman, dan arna.

2.

)e ini%i ,on%e&. ?alaupu para sis a tidak diharapkan untuk belajar definisi formal dari suatu konsep, analisis konsep harus memasukkan definisi, sekalipun anak(anak pada tingkat konkret dan tingkat identitas pada umumnya tidak diharapkan untuk dapat mendefinisikan konsep. #ada tingkat klasifikatori sis a mungkin dapat menyebutkan sebagian dari atribut(atribut, tetapi tidak semuanya, dan pada umunya hanya mencolok (predominant). #ada tingkat formal sis a dapat belajar konsep melalui definisi yang diberikan. Kemampuan untuk menyatakan suatu definisi dari suatu konsep dapat digunakan sebagai suatu kriteria bah a sis a telah belajar konsep itu.

!nalisis konsep dapat menghasilkan dua definisi dari konsep bujursangkar. $efinisi pertama merupakan suatu pernyataan dari semua atribut(atribut kriteria dari bujursangkar. $efinisi kedua menggunakan konsep superordinat, poligon, untuk menyatakan bah a bujurasangkar mempunyai ciri(ciri dari suatu poligon, dan untuk menunjukkan atribut(atribut yang membedakan bujursangkar dari poligon(poligon yang lain.

3. 1onto.45onto. dan non5onto.4non5onto.. $engan membuat daftar dari atribut( atribut suatu konsep, pengembangan konsep(konsep dan nonkonsep(nonkonsep dapat diperlancar. Klausmeier, =osmiller, dan Sally ( dalam =osser, /5>:) menyarankan agar paling sedikit harus dikembangkan satu himpunan rasional tentang contoh(contoh. Suatu himpunan rasional terdiri atas contoh(cotoh konsep dipasangkan dengan kekurangan satu atribut kriteria. &impunan kriteria yang dikembangkan untuk konsep bujursangkar memberika atribut kriteria y9ang kurang dalam setiap noncontoh.

:. *u2un'an ,on%e& &ada ,on%e&4,on%e& lain 7 superordinat, koordinat, dan subordinat. ,ntuk sebagian besar konsep(konsep, kita dapat mengembangkan suatu hirarki dari konsep(konsep yang berhubungan yang memperlihatkan bagaimana suatu konsep terkait pada konsep(konsep lain. #embentukan suatu hirarki dapat menolong dalam mengajar.

(A( """ PEN+/+P !.1 Ke%i#&ulan /. konsep merupakan suatu abstraksi yang me akili satu kelas stimulus. 1. konsep + konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi yakni sebagai berikut . !tribut. Struktur. Konsep konjungtif Konsep disjungtif. Konsep relasional Keabstrakan. Keinklusifan. ;eneralitas atau keumuman. Ketepatan Kekuatan.

3. )ndividu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu melalui pembentukan konsep dan asimilasi konsep.

:. #endekatan yang digunakan dalam belajar konsep yaitu pendekatan perilaku dan pendekatan kognitif. !.2 $aran $emikian makalah ini kami buat, untuk itu dalam pembelajaran, kita perlu menggunakan model belajar konsep dalam memperdalam pemahaman konsep. Kami sadar bah asanya makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami menerima kritik dan saran untuk kesempurnaan pembuatan makalah ke depan.

)A6/A- P+$/AKA

?ilis, =atna. 177<. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung. #4 ;elora !ksara #ratama )smail, Hurida, Syarifah @orhaidah Syed )dros, %ohd. Samsudin. 177:. Kaedah Mengajar SAINS Kuala Eumpur . #rofesional #ublishing Sdn.Bhd !hmad, %ohd Sharani, Eainat %adon. 1772. TIP Pandai Belajar. Kuala Eumpur. #4S %illennia

Anda mungkin juga menyukai