Anda di halaman 1dari 4

GEO : DAMPAK INDUSTRIALISASI DI INDONESIA

Saturday, October 30, 2010 MASTER GEO


Industrialisasi akan berjalan apabila disandarkan pada keunggulan di negara
bersangkutan. Karena keunggulan Indonesia terletak di sektor pertanian, industrialisasi
seharusnya berumber pada sektor tersebut. Jika tidak demikian, industrialisasi akan
menimbulkan masalah ketimpangan pendapatan dan pengangguran.
Fase-fase industrialisasi yang ditempuh Indonesia sebetulnya mirip dengan yang
dilakukan negara-negara berkembang lain seperti Taiwan, Korea Selatan, dan Hongkong. Sektor
pertanian diletakkan sebagai pondasi pembangunan sejalan dengan keyakinan bahwa
peningkatan sektor pertanian merupakan prasyarat keberhasilan industrialisasi. Pada dasarnya
sektor pertanian akan meningkatkan permintaan awal (input) bagi barang-barang industri.
Sedangkan proses industrialisasi sangat membutuhkan bahan mentah maupun setengah jadi
dari komoditas primer, khusunya produk pertanian.
KEUNTUNGAN INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
Industrialisasi merupakan suatu gejala yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
pembangunan karena merupakan mesin dalam peningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara
umum keuntungan dari adanya pembangunan industri adalah:
Meningkatkan devisa Negara
Kemajuan proses industrialisasi dapat juga diukur dengan melihat jumlah
kebutuhan yang berasal dari industri pengolahan. Semakin banyak jenis kebutuhan
manusia dalam lingkungan tertentu dipenuhi oleh hasil-hasil industri pengolahan dapat
juga dijadikan pertanda maju atau terlambatnya proses itu berlangsung.
Bagi Indonesia, alasan untuk melakukan industrialisasi mempunyai berbagai
alasan yang kuat yaitu untuk maju. Akan tetapi ada dua hal yang penting yang perlu
diperhitungkan, orientasi ke arah pengganti impor atau ke arah promosi ekspor.
Menyerap tenaga kerja
Meningkatkan pendapatan masyarakat
Terbukanya usaha-usaha di sector informal
Berkurangnya ketergantungan dari produk luar negeri.
KERUGIAN INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
Industrialisasi sejak semula sangat berkaitan dengan masalah masalah sosial-
kemasyarakatan. Adanya perbedaan pendapatan ekonomi cenderung membuat manusia
mengukur segala sesuatu dengan tingkat harga sesuatu. Dengan perbedaan tersebut,
memunculkan diskriminasi sosial.
Mobilitas Penduduk dan Masalah Demografi
Industrialisasi mengakibatkan perpindahan penduduk dari desa ke kota-kota besar.
Berdirinya pabrik-pabrik telah mendorong kehidupan baru dalam masyarakat Indonesa yang
sebelumnya masyarakat agraris dan maritim. Terbentuklah komunitas pekerja kasar dan buruh
yang bekerja di pabrik-pabrik partikelir (swasta). Kota-kota besar, terutama Jakarta dan
Surabaya, merupakan tempat tujuan orang-orang untuk mengadu nasib.
Masalah pencemaran lingkungan hidup
Pada dewasa ini yang menjadi bahan perdebatan adalah bagaimana menyusun suatu
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Semakin meningkatnya
populasi manusia mengakibatkan tingkat konsumsi produk dan energi meningkat juga.
Permasalahan ini ditambah dengan ketergantungan penggunaan energi dan bahan baku yang
tidak dapat diperbarui. Pada awal perkembangan pembangunan, industri dibangun sebagai
suatu unit proses yang tersendiri, terpisah dengan industri lain dan lingkungan. Proses industri
ini menghasilkan produk, produk samping dan limbah yang dibuang ke lingkungan.Adanya
sejumlah limbah yang dihasilkan dari proses produksi, mengharuskan industri menambah
investasi untuk memasang unit tambahan untuk mengolah limbah hasil proses sebelum dibuang
ke lingkungan. Pengendalian pencemaran lingkungan dengan cara pengolahan limbah
(pendekatan end of pipe) menjadi sangat mahal dan tidak dapat menyelesaikan permasalahan
ketika jumlah industri semakin banyak, daya dukung alam semakin terbatas, dan sumber daya
alam semakin menipis.
Terlepas dari berbagai keberhasilan pembangunan yang disumbangkan oleh teknologi
dan sektor indusri di Indonesia, sesungguhnya telah terjadi kemerosotan sumber daya alam dan
peningkatan pencemaran lingkungan, khususnya pada kota-kota yang sedang berkembang
seperti Gresik, Surabaya, Jakarta, bandung Lhoksumawe, Medan, dan sebagainya. Bahkan
hampir seluruh daerah di Jawa telah ikut mengalami peningkatan suhu udara, sehingga banyak
penduduk yang merasakan kegerahan walaupun di daerah tersebut tergolong berhawa sejuk
dan tidak pesat industrinya.
Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No. 4
Tahun 1982, yakni masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai peruntukannya.
Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat tiga unsur dalam pencemaran, yaitu:
sumber perubahan oleh kegiatan manusia atau proses alam, bentuk perubahannya adalah
berubahnya konsentrasi suatu bahan (hidup/mati) pada lingkungan, dan merosotnya fungsi
lingkungan dalam menunjang kehidupan.

Pencemaran dapat
diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya. Berkaitan
dengan itu, Amsyari (Sudjana dan Burhan (ed.), 1996: 102), mengelompokkan pecemaran alas
dasar:
a).bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan
budaya.
b). pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran
udara, air, tanah, makanan, dan social.
c). pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk
primer dan sekunder.
Gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect) akibat
menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya gurun, serta
melumernnya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan Bumi dapat dijadikan sebagai indikasi dari
terjadinya pencemaran lingkungan kerena penggunaan energi dan berbagai bahan kimia secara
tidak seimbang (Toruan, dalam Jakob Oetama, 1990: 16 - 20).
Perubahan Fungsi Lahan Dan Pencemaran Tanah
Pergeseran
fungsi lahan akibat industrialisasi, dengan merubah fungsi lahan pertanian telah menyebabkan
luas daerah resapan air dibanyak daerah di Indonesia. Disamping merubah fungsi lahan kegiatan
industri ini juga telah berdampak pada terjadinya pencemaran tanah dan badan air. Akibat
pencemaran ini antara lain juga dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk
pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.
Kegaiatan lain yang berdampak pada ikutan kerusakan dan pencemaran tanah,
sedimentasi, erosi serta kekeringan, adalah kegiatan pertambangan. Kerusakan akibat kegiatan
pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama
pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang
besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan
digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal
bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan
perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut
mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan
merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan
Terjadinya Perubahan Perilaku Masyrakat

Anda mungkin juga menyukai