A. Latar Belakang Kelemahan terbesar dari lembaga pendidikan di Indonesia adalah karena tidak mempunyai basis pengembangan budaya yang jelas. Lembaga pendidikan kita hanya dikembangkan berdasarkan model ekonomi untuk menghasilkan sumber daya manusia pekerja ( abdi dalam ) yang sudah dirancang menurut tata nilai ekonomi yang berlaku ( kapitalistik ) ( Mubiato, 2002 !" ). #engan demikian tidak mengherankan bila keluaran pendidikan hanya ingin menjadi manusia pencari kerja dan tidak berdaya, bukan manusia kreati$ pencipta keterkaitan kesejahteraan dalam siklus rangkai man$aat yang beraneka ragam. %ntuk mendorong terjadinya upaya pembudayaan di lembaga pendidikan ini adalah meletakkan basis budayana yang mengakar pada sumber nilai setempat yang utuh mencakup semua aspek kemanusiaan, sehingga membuka peluang pengembangannya sesuai dengan kreati$itas dan inisiati$ yang dikelola dalam lembaga pendidikan itu. Menjadi Kepala &ekolah 'ro$esional idealnya harus memahami secara komprehensi$ bagaimana kinerja dan kemampuan manajerialnya dalam memimpin sebuah sekolah sehingga sekolah itu bernuansa sekolah yang berbudaya. #engan demikian diharapkan alumni sekolah itu memilikibudaya yang jelas sesuai dengan perkembangan masyarakat. #engan demikian, Made 'idarta ( (!!) ()* ), mengatakan bah+a di lembaga pendidikan itu sis+a harus (() memahami sosiologi dan pendidikan, (2) Kebudayaan dan pendidikan, (,) Masyarakat dan sekolah , ()) Masyarakat Indonesia dan pendidikan, dan (*) #ampak konsep pendidikan. Kualitas &#M sangat dipengaruhi oleh pendidikan. #engan demikian bidang pendidikan adalah bidang yang menjadi tulang punggung pelaksanaan pembangunan nasional. -ujuan pendidikan, khususnya di Indonesia adalah membentuk manusia seutuhnya yang 'ancasilais ( %% &isdiknas .omor 20 tahun 200, ), dimotori oleh pengembangan a$eksi. -ujuan khusus ini hanya bias ditangani dengan ilmu pendidikan bercorak Indonesia sesuai dengan kondisi Indonesia dan dengan penyelenggaraan pendidikan yang memakai konsep sistem. ( /leh karena itu Kepala sekolah harus (a) memiliki +a+asan jauh kedepan (0isi) dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang akan ditempuh (strategi)1 (b) memiliki kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan seluruh sumberdaya terbatas yang ada untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan sekolah (yang umumnya tak terbatas)1 (c) memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan terampil (cepat, tepat, cekat, dan akurat)1 (d) memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan dan yang mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal2hal penting bagi tujuan sekolahnya1 (e) memiliki toleransi terhadap perbedaan pada setiap orang dan tidak mencari orang2orang yang mirip dengannya, akan tetapi sama sekali tidak toleran terhadap orang2orang yang meremehkan kualitas, prestasi, standar, dan nilai2nilai1 ($) memiliki kemampuan memerangi musuh2 musuh kepala sekolah, yaitu ketidakpedulian, kecurigaan, tidak membuat keputusan, mediokrasi, imitasi, arogansi, pemborosan, kaku, dan bermuka dua dalam bersikap dan bertindak. (.( 'erumusan Masalah &umberdaya meliputi sumberdaya manusia dan sumberdaya selebihnya. &umberdaya manusia terdiri dari sumberdaya manusia jenis manajer3pimpinan dan sumberdaya manusia jenis pelaksana. &edang sumberdaya selebihnya meliputi uang, peralatan, perlengkapan, bahan, bangunan, dsb. 4ang perlu digarisba+ahi, agar sekolah berjalan dengan baik, diperlukan kesiapan sumberdaya, terlebih2lebih sumberdaya manusia. Kesiapan sumberdaya manusia = kesiapan kemampuan + kesiapan kesanggupan. Kesiapan kemampuan menyangkut kuali$ikasi, sedang kesiapan kesanggupan menyangkut pemenuhan kepentingan sumberdaya manusia. 5ika pemimpin, anak buah, sta$, kepala, ketua, ba+ahan, pembantu pimpinan dan apapun peran dan jabatan yang disandang seseorang, mampu melaksankan tugas, peran serta $ungsinya sesuai dengan tanggungja+abnya. #iyakini kasus2kasus yang berhubungan dengan lemahnya manajemen organisasi3kelembagaan akan dapat direduksi. &eseorang akan dihargai pro$esionalitasnya, kepribadiannya dan bahkan kinerjanya apabila ia mampu mengahsilkan produkti$itas kerja yang senantiasa berada dalam track record yang baik, mampu melaksanakan ke+ajibannya secara ajeg sesuai dengan track yang harus ia le+ati. 2 6ukankah apabila kita ingin ketahuan siapa diri kita sesungguhnya maka kita harus berbuat sebanyak2banyaknya berbuat . 7da beberapa kiat untuk menata sisrtem manajemen kelembagaan yang e$ekti$ (. 6angunlah manajemen kelembagaan berdasarkan komunikasi yang baik. Komunikasi yang interakti$, dialogis, tidak underpressure, tapi komunikasi yang dibangun atas dasar komitmen dan pengertian yang bisa diterima oleh semua pihak. Komunikasi jenis ini bisa dijalin melalui pengembangan sistem budaya kerja yang tidak mengutamakan kekuasaan tapi cenderung lebih mengutamakan kekeluargaan, silaturahmi dan rasa memiliki yang tinggi dari semua pihak terkait ( &take holders dan share holders ) 2. Membangun kondisi organisasi yang bisa menciptakan kepuasan (&atis$action) dari semua pihak. 5adilah pemimpin yang bijak, berlaku adil, $amiliar, terbuka, mau dikritik, jujur, demokrasi dan bertanggung ja+ab, sebaliknya jadilah ba+ahan yang sebaik2baiknya ba+ahan. ,. Memulai perubahan dari diri kita masingmasing. 5angan mengharapkan orang lain mangubah sesuat yang telah ada. Inisiati$ harus dari diri kita. 6ukankah jika inginmengubah dunia maka harus dimulai dari mengubah diri sendiri, dan yang terpenting ubahlah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. ). 6anyak berkarya dan berbuat. 'rodukti$itas dan kinerja kita akan diukur dari kuantitas dan kualitas dari apa yang telah kita lakukan. *. 6elajar dan belajar terus memahami dan mengerti orang lain. 5angan egois, jangann menganggap bah+a diri kita penting dimata orang lain, belum tentu orang lain butuh kita. 8. Menjaga hati dan mulut kita. Menjaga hati dari $ikiran2$ikiran negati$ terhadap orang lain, dan menjaga mulut agar senantiasa mencerminkan beapa bersihnya diri kita. 5agalah mulutmu, karena mulutmu adalah pedangmu dan bahkan harimaumu. 9. Memahami diri sendiri. , Memahami dan mengerti siapa diri kita seindiri melulaui analisiss diri, analisis posisi, bukankan musuh yang paling bersar di dunia ini adalah diri kita sendiri. ". Mau dikrtik oleh orang lain. #emi kemajuan kita harus senantiasa mau dikritik oleh orang lain, terbuka terhadap saran dan pendapat orang lain dan bahkan mampu memenej kritik itu menjadi sesuatu yang berman$aat bagi masa depan kita. 2. Defenisi Konset!al Men"a#i Keala Sekola$ Profesional 6erdasarkan semantiknya, 7nton Muliono ( (!"! 902 ), mengemukakan bah+a 'ro$esi, adalah bidang pekerjaan yang dilandasai pendidikan keahlian ( ketrampilan, kejuruan ) tertentu, 'ro$esional, adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, 'ro$esionalisme, adalah si$at pro$essional, dan pro$esionalisasi adalah proses membuat suatu badan menjadi pro$essional. &edangkan, proteksi, adalah perlindungan hukum secara juridis $ormal. &elanjutnya, 7.& :ornby ( (!*2 !"! ), said that pro$essionalism is -he mark or ;ualities o$ a pro$ession. #ari kutipan di atas, dapat disimpulkan bah+a pro$esionalisme mencakup, antara lain 1 budaya pro$esi, kuali$ikasi, kompetensi, ketrampilan, komitmen, konsitensi, etos kerja, kode etik dan dedikasi. 'ro$esi guru, adalah karya pro$esi. <ngkos+ara ( 200) 2! ) mengatakan bah+a karya pro$esi memerlukan kemampuan dasar, yakni 1 membaca dan belajar sepanjang hayat, etos dan etika kerja, dan ketrampilan nalar dan ketrampilan tangan. =uru sebagai tenaga kependidikan +ajib dan mutlak memiliki karya pro$esi tersebut, sehingga dengan memiliki ketrampilan dasar itu, maka seorang guru akan menjadi pro$essional. &eorang guru akan pro$essional , jika memiliki si$at pribadi manusia Indonesia. Lebih lanjut, <ngkos+ara ( 200) ,( ), mengatakan bah+a si$at dan budaya manusia Indonesia itu memiliki, yakni 1 (() 6udaya %tama ( sehat, baik dan jujur ), (2) 6udaya 'ro$esi ( cerdas, terampil, dan ahli, (,) 6udaya 'enyerta ( indah ), sedangkan si$at manusia Indonesia, ) adalah, (() si$at utama ( sehat, iman, ta;+a, berbudi pekerti luhur, patriorisme, tangguh dan penuh disiplin, (2) si$at pro$esi ( cerdas, produkti$, dan pro$essional ), dan (,) si$at penyerta ( kreati$ ). 'ro$esional dapat berkembang menjadi jabatan pro$essional, sejalan dengan itu Komarudin ( 2000 20* ), mengatakan bah+a pro$essional berasal dari bahasa Latin, yaitu > 'ro$esia > yang berarti 1 pekerjaan, keahlian, jabatan, jabatan guru besar. #emikian halnya kepala sekolah, adalah merupakan jabatan $ungsional yang diberi sebagai tugas tambahan sebagai kepala sekolah. #engan demikian muncullah terminology bagaimana menjadi kepala sekolah pro$essional. -erminologi pro$essional melahirkan teriminologi baru, yakni pro$esionalisme. ?reidson ( 2!90 2" ), mengemukakan bah+a pro$esionalisme adalah sebagai komitmen untuk ide2ide pro$essional dan karier. &ecara operati$, &yai$ul ( 2002 (!! ) menegaskan bah+a pro$esionalisme memiliki aturan dan komitmen jabatan keilmuan teknik dan jabatan yang akan diberikan kepada pelayan masyarakat agar secara khusus pandangan2pandangan jabatan dikoreksi secara keilmuan dan etika sebagai pengukuhan terhadap pro$esionalisme. 'ro$esionalisme tidak dapat dilakukan atas dasar perasaan, kemauan, pendapat atau semacamnya, tetapi benar2benar dilandasi oleh pengetahuan secara akademik. 6erdasarkan pendapat diatas, maka dapat dirumuskan bah+a yang disebut Kepala &ekolah pro$essional harus dapat membedakan mana ilmu yang esensial berkaitan dengan disiplin ilmunya dan tidak esensial sesuai dengan tuntutan pro$essional. &ehubungan dengan terminology itu, 'aure ( (!92 2* ), menegaskan bah+a pro$essional harus mereduksi lama pendidikan untuk memberikan kuali$ikasi bagus tanpa mengurangi standar dan metodologi pengajaran yang tepat, percepatan proses belajar, menyeleksi ilmu yang diberikan. %. Korelasi Profesional Dengan Sosial B!#a&a &ekolah harus memperhatikan pengembangan nilai2nilai pada diri peserta didik di sekolah. Karena salah satu $ungsi sekolah adalah untuk memperbaiki mental anak2anak, seperti harapan yang disampaikan oleh @oleman. &ekolah ber$ungsi sebagai alat kontrol social dan perubahan social. Menjadi kepala sekolah pro$essional harus memperhatikan banyak hal dalam diri si+a selama dalam lingkungan sekolah. Made ( (!!) (*8 ), mengemukakan bah+a sosiologi atau sosiologi pendidikan dapat dideskripsikan sebagai berikut 1 (() &osiologi * menunjukkan pentingnya kegiatan sosialisasi anak2anak dalam pendidikan, (2) Memberikan bantuan dalam upaya menganalisis proses sosialisasi anak2anak. &eperti konsep tentang interaksi social, kontak social, komunikasi, bentuk social, dan sebagainya, (,) Kelompok social dan lembaga masyarakat dengan berbagai bentuknya, termasuk sekolah, ()) #inamika kelompok, yang sudah tentu berlaku juga dalam dunia pendidikan, (*) Konsep2konsep untuk mengembangkan kelompok social dan lembaga2lembaga masyarakat, (8) .ilai2nilai yang ada di masyarakat serta keharusan sekolah untuk mengembangkan aspek itu pada diri sis+a, (9) 'eranan pendidikan dalam masyarakat, dan (") #ukungan masyarakat terhadap pendidikan. Memahami akan hal itu, para pendidik ( guru ) dan kepala sekolah pro$essional hendaklah menantang diri agar proses pendidikan di sekolah tidak ketinggalan Aaman, agar dapat membantu sis+a berpacu antarteman sekelas atau dengan yang lainnya. #engan demikian guru dan kepala sekolah harus meningkatkan pro$esinya agar memiliki kualitas yang sejajar dengan para pendidik di negara2negara maju. Misalnya di 7merika, 5epang dan negara maju lainnya. ,.2 Korelasi 'ro$esi #engan 6udaya <ngkos+ara ( 200) ,( ), mengatakan bah+a si$at dan budaya manusia Indonesia itu memiliki, yakni 1 (() 6udaya %tama ( sehat, baik dan jujur ), (2) 6udaya 'ro$esi ( cerdas, terampil, dan ahli, (,) 6udaya 'enyerta ( indah ), sedangkan si$at manusia Indonesia, adalah, (() si$at utama ( sehat, iman, ta;+a, berbudi pekerti luhur, patriorisme, tangguh dan penuh disiplin, (2) si$at pro$esi ( cerdas, produkti$, dan pro$essional ), dan (,) si$at penyerta ( kreati$ ). %ntuk merealisasikan si$at dan budaya tersebut di kalangan pendidikan, tenaga kependidikan mutlak memilikinya dan mampu menatanya dengan harmonis di dalam kehidupan sehari2hari. #emikian juga halnya bagi guru dalam menjalankan rutinitasnya, bah+a si$at dan budaya manusia Indonesia itu harus tercermin dalam keseharian guru baik di sekolah maupun di luar sekolah ( di rumah ). <ngkos+ara ( 200) 8, ), mengemukakan dalam menegakkan budaya harmoni ada tiga nilai praksis ( aktual ) yang harus ditata secara harmoni, yakni (() 6udaya %tama, adalah budaya atau nilai yang berlaku bagi kita 8 semua orang sebagai mahluk -uhan 4ang Mahaesa yang mempunyai cirri uni0ersal, yang mempunyai hak dan ke+ajiban yang relati$ bersamaan, (2) 6udaya pro$esi, adalah nilai yang berlaku bagi manusia sebagai mahluk sosial yang mempunyai karakteristik yang bersamaan dalam kelompok2kelompok tertentu, dan (,) 6udaya penyerta, adalah nilai yang berlaku bagi manusia sebagi mahluk pribadi yang bersi$at unik dan hakiki. -ahapan perkembangan yang harus ditempuh dalam suatu proses pro$esionalisasi adalah terkait dengan sejumlah pelayanan. Kepala sekolah pro$essional harus dapat mengkomunikasikan segala tugas pokok dan $ungsinya dalam manajemen sekolah. ?ungsi manajemen sekolah harus dapat diberdayakan seoptimal mungkin sesuai dengan standar kompetensi yang dimiliki sebagi pimpinan ( manajer ). 'endidikan adalah enkultusasi. Manan ( (!"! 9! ), mengemukakan bah+a pendidikan adalah suatu proses membuat orang kemasukan budaya, membuat orang berperilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. <nkulturasi ini terjadi di mana2mana, disetiap tempat hidup seseorang dan setiap +aktu. #alam hal inilah akan muncul pengenalan kurikulum yang sangat luas, yaitu semua lingkungan tempat hidup manusia. &uatu budaya sesungguhnya merupakan bahan masukan atau pertimbangan bagi anak dalam mengembangkan dirinya. 7da kalanya bagioan budaya akan dipakai terus, ada kalanya diperbaiki dan ada kalanya dibuang atau diganti dengan yang baru. :al ini tergantung bagaimana pembinaan pendidik, pengaruh lingkungan, dan hasil penilaian anak itu sendiri. Kepala sekolah pro$essional harus cerdas dan intelek serta bijaksana. &ebagai kepala sekolah dengan $ungsinya sebagai manajer di sekolah harus memperhatikan cirri2 ciri pro$esionalisasi. Bobert C. Bihe ( (!9) "9 ), mengemukakan bah+a cirri2ciri pro$esionalisasi jabatan $ungsional ada 9, antara lain 1 (() Kepala sekolah bekerja sama dan tidak semata2mata hanya memberikan pelayanan kemanusiaan bukan usaha untuk kepentingan pribadi, (2) Memiliki pemahaman serta ketrampilan yang tinggi, (,) Memiliki 9 lisensi hokum dalam memimpin sekolah, ()) Memiliki publikasi yang dapat melayani para guru sehingga tidak ketinggalan Aaman, (*) Mengikuti aneka kegiatan seminar pendidikan ( +orkshop ), (8) 5abatannya sebagai suatu karier hidup, dan (9) Meiliki nilai dan etika yang ber$ungsi secara nasional maupun local. Kinerja dan produkti$itas kepala sekolah pro$essional harus dapat diukur dengan para meter yang ada, yakni standar pelayanan minimal. &tandar pelayanan minimal mengacu kepada konteks sisial budaya pendidikan yang ada di sekolah. Misalnya, sekolah berbasis budaya lingkungan. &ekolah bernuansa basis lingkungan budaya dapat tampak dalam pengelolaan lingkungan sekolah. Misalnya dengan penanaman aneka tanaman rindang atau pembuatan apotek dan +arung hidup di lingkungan sekolah. &ekolah akan tampak rindang dan sejuk sehingga +arga sekolah dapat menikmati lingkungan dengan nyaman dan teduh sehingga +arga sekolah akan merasa betah di sekolah dalam berbagai situasi yang ada. Kegiatan manajerial sekolah yang biasanya mencakup dalam lingkup manajemen pendidikan. Komponen manajemen pendidikan meliputi *2M, yakni 1 &umber daya manusia ( Man ), $inasial ( Money ), substansi ( Material ), metode ( Method ), dan ?asilitas ( Machine ). Kepala sekolah sebagai sumber daya manusia yang pro$essional harus mampu mengelola sekolah sesuai dengan $ungsi sekolah sebagai +iyata mandala. Kepala sekolah sebagai manajer harus mampu mengelola keuangan sebagai pembiayaan pendidikan di sekolah baik pembiayaan langsung maupun pembiayaan tidak langsung . Kepala sekolah sebagai guru harus mampu memerikan bimbingan kepada semua +arga sekolah sesuai dengan tugas pokok dan $ungsinya. Kepala sekolah $ungsinya sebagai pimpinan harus mampu metode kepemimpinan atau model kepemimpinannya yang layak dan pantas diterapkan sesuai dengan norma, dan demikian juga kepala sekolah sebagai " pimpinan harus mampu memberdayakan semua $asilitas yang ada dalam menunjang kemajuan pendidikan di sekolah. Korelasi trugas pokok dan $ungsi kepala sekolah dalam tatanan manajerial sekolah, idealnya mampu mengimplementasikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan budaya sekolah. Kepala sekolah pro$essional harus mampu mendorong semua +arga sekolah untuk melestarikan budaya sekolah sehingga tercermin dalam setiap perilaku atau sikap +arga sekolah dalam kehidupan sehari2harinya. Moti0asi intrinsic akan mendorong kepala sekolah untuk terus berpacu dalam menggalakkan budaya sekolah. #emikian halnya moti0asi ekstrinsik akan mendukung kepemimpinan kepala sekolah demi terciptanya budaya sekolah dengan sistem social yang ada pada komunitas sekolah dan masyarakat ( orang tua ). Kesi'!lan Menjadi Kepala &ekolah pro$essional harus memelihara budaya sekolah dengan sistem social yang ada dalam +arga sekolah dalam konteks social budaya pendidikan di masyarakat. &osial budaya pendidikan. &osial budaya dan pendidikan dapat dideskripsikan, sebagai berikut (. Kebudayaan adalah cara hidup dan kehidupan manusia yang diciptakan manusia itu sendiri sebagai +arga masyarakat. 2. ?ungsi kebudayaan dalam kehidupan manusia, adalah penerus keturunan dan pengasuh anak, pengembang kehidupan berekonomi, transmisi budaya, meningkatkan iman dan ta;+a kepada -uhan 4ang Mahakuasa, pengendalian social dan rekreasi ,. Isi kebudayaan, antara lain 1 gagasan, ideology, norma, teknologi, ilmu, kesenian, kepandaian, dan benda ! ). Kepala sekolah pro$essional adalah kepala sekolah yang memegang teguh nilai dan etika serta budaya pro$esi sesuai dengan konteks social budaya pendidikan di masyarakat *. &i$at dan budaya manusia Indonesia itu memiliki, yakni 1 (() 6udaya %tama ( sehat, baik dan jujur ), (2) 6udaya 'ro$esi ( cerdas, terampil, dan ahli, (,) 6udaya 'enyerta ( indah ), sedangkan si$at manusia Indonesia, adalah, (() si$at utama ( sehat, iman, ta;+a, berbudi pekerti luhur, patriorisme, tangguh dan penuh disiplin, (2) si$at pro$esi ( cerdas, produkti$, dan pro$essional ), dan (,) si$at penyerta ( kreati$ ). 8. #i kalangan pendidikan, tenaga kependidikan mutlak memilikinya dan mampu menatanya dengan harmonis di dalam kehidupan sehari2hari. #emikian juga halnya bagi guru dalam menjalankan rutinitasnya, bah+a si$at dan budaya manusia Indonesia itu harus tercermin dalam keseharian guru baik di sekolah maupun di luar sekolah ( di rumah ). 9. #alam menegakkan budaya harmoni ada tiga nilai praksis ( aktual ) yang harus ditata secara harmoni, yakni (() 6udaya %tama, adalah budaya atau nilai yang berlaku bagi kita semua orang sebagai mahluk -uhan 4ang Mahaesa yang mempunyai cirri uni0ersal, yang mempunyai hak dan ke+ajiban yang relati$ bersamaan, (2) 6udaya pro$esi, adalah nilai yang berlaku bagi manusia sebagai mahluk sosial yang mempunyai karakteristik yang bersamaan dalam kelompok2 kelompok tertentu, dan (,) 6udaya penyerta, adalah nilai yang berlaku bagi manusia sebagi mahluk pribadi yang bersi$at unik dan hakiki. Saran Menjadi Kepala &ekolah pro$essional idealnya menjunjung tinggi budaya pro$esi. #engan budaya pro$esi, kepala sekolah tersebut sudah memiliki ke29 ciri2ciri jabatan (0 $ungsional yang tertuang dalam pro$esionalisasi. 'ro$esionalisme +ajib ditingkatkan agar kuali$ikasi yang dimilikinya dapat tercermin dalam manajerial serta gaya kepemimpinan yang dimilikinya. #engan demikian, Kepala &ekolah pro$essional akan lebih tampil percaya diri dalam mengelola sekolah secara pro$essional sesuai dengan sistem social budaya pendidikan yang ada dalam komunitas pendidikan $ormal. (( 6I6LI/=B7?I @oleman, (!!9. Strategic Learning. -hird <dition, -he %ni0ersity @hicago 'ress, %&7.'rentice :all <ngkos+ara. 200). Iman Ilmu Amaliah Indah.Bandung 4ayasan 7mal Keluarga. :ornby, 7.&. (!*". The Advanced Leaners Dictinary ! "urent English. London /D$ord %ni0ersity 'ress., 7men :ouse. IkeAa+a, -atsuo. ((!!,). Effective TQC : H! t "ake Qua#ity $ssurance "re t%an a S#gan. -okyo ':' Institute, I.@. Made, (!!). Landasan Kependidikan. 6andung Bineka @ipta Muliono, 7nton,. (!"!. #amus $mum Bahasa Indnesia. 5akarta. 6alai 'ustaka. .asution. (!"!. Metdlgi Pem%ela&aran Tuntas. 5akarta. 5udhistira, 5ilid I. 'iyami, 6ull. (!"9. Becming An Educatr. .e+ 4ork %ni0ersity o$ .orth @arolina -ilaar, :.7.B., (!!2. Mana&emen Pendidi'an (asinal. 6andung Bosda Karya. %ndang2%ndang BI .0. 2 tahun (!"! -entang &istem 'endidikan nasional %ndang2%ndang BI .omor 20 -ahun 200, Tentang )istem Pendidi'an (asinal.