Anda di halaman 1dari 1

Ibu, mengapa engkau menutup telingamu?

Apakah engkau
sudah tak sudi mendengar tangisan bayi mungilmu.
Ibu, mengapa engkau menutup matamu? Apakah engkau
tak sudi melihat bayi mungilmu terlahir dari rahimmu.
Ibu, mengapa engkau menutup mulutmu? Apakah engkau
tak sudi memanggil bayi mungilmu.
Telinga, mata, mulut dan hatimu telah tertutup dan berlari
dari kenyataan ini.
Engkau tak mau mengakui dan bertanggung jawab atas
perbuataanmu ini.
Rasa takut dan malu akan selalu menghantui hidupmu.
Ibu, mengapa engkau juga menutup hatimu? Apakah
engkau tak sudi mengakui bahwa aku ini bayi mungilmu.
Ibu, sungguh kejam dan buas dirimu. Apa yang kau sebut
bukti cinta ternyata racun!
Engkau telah menghapus semua mimpi indahku.
Engkau telah merengut kebahagiaanku.

Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
uuuuuuuuuuuuu
Ada denyut lain tertulis di rahimmu.namun yang kaufikir,
hanyalah bagaimana cara menghapusnya.
Saat malam kembali berjuntai, jaring-jaring mautmu telah
serupa algojo.
Begitu buas! Kau hukum satu nafas suci.
Sebelum denyut lain itu sempat membuka mata
sebelum kau bubuhi makna terindah baginya.
Kau jadikan rahimmu sebagai ruang eksekusi.
Kejam…!!! Betapa kejamnya dirimu.

Anda mungkin juga menyukai