Anda di halaman 1dari 15

Pendahuluan

Keperawatan sebagai salah satu profesi, memiliki peran spesifik dalam kegiatan
pencapaian kesehatan individu secara optimal, yaitu memiliki tanggung jawab dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manuisa yang terganggu sebagai akibat perubahan
status/derajad kesehatan, baik pada individu maupun pada masyarakat umum. Perawat
memiliki peran praktis untuk memberikan bantuan kepada klien menemukan masalah,
memilih dan melakukan tindakan baik secara mandiri maupun dengan bantuan untuk
mengatasi masalah kesehatan tertentu ( Kozier !""! #.
Klien yang mendapatkan tindakan amputasi organ tubuhnya, merupakan salah satu
bentuk masalah yang tersendiri yang juga menjadi objek penyelenggaraan asuhan
keperawatan. Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi
klien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
$asalah yang dihadapi oleh klien yang mengalami amputasi tidak hanya pada upaya
memnuhi kebutuhan fisik semata, tetapi lebih dari itu, perawat berusaha untuk
mempertahankan integritas diri klien secara utuh, sehingga tidak menibulkan komplikasi
fisik selama kegiatan intraoperatif, tidak mengakibatkan gangguan mental, klien dapat
menerima dirinya secara utuh dan diterima dalam masyarakat, yang akhirnya klien
mampu mencapai kesehatan yang optimal dalam pengertian klien produktif bagi diri,
keluarga dan masyarakat.
%alam prakteknya, perawat tentu saja tidak dapat terpisah dengan tim kesehatan lainnya
yang memberikan kontribusi yang berbeda untuk mencapai keadaan sehat optimal pada
klien. &ehingga perlu bagi perawat untuk memahami tanggungjawabnya secara pebuh
dalam penanganan klien yang mendapatkan tindakan amputasi sekaligus memahami
tugas dan peran dari anggota kesehatan lain untuk melakukan kegiatan kerjasama
dalam menciptakan kesehatan optimal klien yang diamputasi.
Pengertian Amputasi
'mputasi berasal dari kata (amputare) yang kurang lebih diartikan (pancung).
'mputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau
seluruh bagian ekstremitas. *indakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam
kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah
tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi
organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ
tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh seperti
sistem integumen, sistem persyarafan, sistem muskuloskeletal dan sisten
cardiovaskuler. +abih lanjut ia dapat menimbulkan madsalah psikologis bagi klien atau
keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan produktifitas.
Penyebab / faktor predisposisi terjadinya amputasi
*indakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi ,
!. -raktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki.
.. Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.
/. 0angguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.
1. 2nfeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya.
3. 'danya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif.
4. %eformitas organ.
Jenis Amputasi
5erdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi ,
!. amputasi selektif/terencana
'mputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan mendapat
penanganan yang baik serta terpantau secara terus6menerus. 'mputasi dilakukan
sebagai salah satu tindakan alternatif terakhir
.. amputasi akibat trauma
$erupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan tidak direncanakan.
Kegiatan tim kesehatan adalah memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta
memperbaiki kondisi umum klien.
/. amputasi darurat
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan. 5iasanya
merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti pada trauma dengan
patah tulang multiple dan kerusakan/kehilangan kulit yang luas.
7enis amputasi yang dikenal adalah ,
!. amputasi terbuka
.. amputasi tertutup.
'mputasi terbuka dilakukan pada kondisi infeksi yang berat dimana pemotongan pada
tulang dan otot pada tingkat yang sama. 'mputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang
lebih memungkinkan dimana dibuat skaif kulit untuk menutup luka yang dibuat dengan
memotong kurang lebih 3 sentimeter dibawah potongan otot dan tulang.
&etelah dilakukan tindakan pemotongan, maka kegiatan selanjutnya meliputi perawatan
luka operasi/mencegah terjadinya infeksi, menjaga kekuatan otot/mencegah kontraktur,
mempertahankan intaks jaringan, dan persiapan untuk penggunaan protese ( mungkin #.
5erdasarkan pada gambaran prosedur tindakan pada klien yang mengalami amputasi
maka perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien sesuai dengan
kompetensinya.
Manajemen Keperawatan
Kegiatan keperawatan yang dilakukan pada klien dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu
pada tahap preoperatif, tahap intraoperatif, dan pada tahap postoperatif.
a. Pre Operatif
Pada tahap praoperatif, tindakan keperawatan lebih ditekankan pada upaya untuk
mempersiapkan kondisi fisik dan psikolgis klien dalam menghadapi kegiatan operasi.
Pada tahap ini, perawat melakukan pengkajian yang erkaitan dengan kondisi fisik,
khususnya yang berkaitan erat dengan kesiapan tubuh untuk menjalani operasi.
Pengkajian Riwayat Kesehatan
Perawat memfokuskan pada riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat
mempengaruhi resiko pembedahan seperti adanya penyakit diabetes mellitus,
penyakit jantung, penyakit ginjal dan penyakit paru. Perawat juga mengkaji riwayat
penggunaan rokok dan obat6obatan.
Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik dilaksanakan untuk meninjau secara umum kondisi tubuh klien
secara utuh untuk kesiapan dilaksanakannya tindakan operasi manakala tindakan
amputasi merupakan tindakan terencana/selektif, dan untuk mempersiapkan kondisi
tubuh sebaik mungkin manakala merupakan trauma/ tindakan darurat.
Kondisi fisik yang harus dikaji meliputi ,
SISTM T!"!# K$IATA%
2ntegumen ,
Kulit secara umum.
+okasi amputasi
$engkaji kondisi umum kulit untuk meninjau tingkat
hidrasi.
+okasi amputasi mungkin mengalami keradangan akut
atau kondisi semakin buruk, perdarahan atau kerusakan
progesif. Kaji kondisi jaringan diatas lokasi amputasi
terhadap terjadinya stasis vena atau gangguan venus
return.
&istem 8ardiovaskuler ,
8ardiac reserve
Pembuluh darah
$engkaji tingkat aktivitas harian yang dapat dilakukan
pada klien sebelum operasi sebagai salah satu indikator
fungsi jantung.
$engkaji kemungkinan atherosklerosis melalui penilaian
terhadap elastisitas pembuluh darah.
&istem 9espirasi $engkaji kemampuan suplai oksigen dengan menilai
adanya sianosis, riwayat gangguan nafas.
&istem :rinari $engkaji jumlah urine .1 jam.
$enkaji adanya perubahan warna, 57 urine.
8airan dan elektrolit $engkaji tingkat hidrasi.
$emonitor intake dan output cairan.
&istem ;eurologis $engkaji tingkat kesadaran klien.
$engkaji sistem persyarafan, khususnya sistem motorik
dan sensorik daerah yang akan diamputasi.
&istem $ukuloskeletal $engkaji kemampuan otot kontralateral.
Pengkajian Psikologis, Sosial, Spiritual
%isamping pengkajian secara fisik perawat melakukan pengkajian pada kondisi
psikologis ( respon emosi # klien yaitu adanya kemungkinan terjadi kecemasan pada
klien melalui penilaian klien terhadap amputasi yang akan dilakukan, penerimaan
klien pada amputasi dan dampak amputasi terhadap gaya hidup. Kaji juga tingkat
kecemasan akibat operasi itu sendiri. %isamping itu juga dilakukan pengkajian yang
mengarah pada antisipasi terhadap nyeri yang mungkin timbul.
Perawat melakukan pengkajian pada gambaran diri klien dengan memperhatikan
tingkatr persepsi klien terhadap dirinya, menilai gambaran ideal diri klien dengan
meninjau persepsi klien terhadap perilaku yang telah dilaksanakan dan dibandingkan
dengan standar yang dibuat oleh klien sendiri, pandangan klien terhadap rendah diri
antisipasif, gangguan penampilan peran dan gangguan identitas.
'danya gangguan konsep diri antisipasif harus diperhatikan secara seksama dan
bersama6sama dengan klien melakukan pemilihan tujuan tindakan dan pemilihan
koping konstruktif.
'danya masalah kesehatan yang timbul secara umum seperti terjadinya gangguan
fungsi jantung dan sebagainya perlu didiskusikan dengan klien setelah klien benar6
benar siap untuk menjalani operasi amputasi itu sendiri. Kesadaran yang penuh
pada diri klien untuk berusaha berbuat yang terbaik bagi kesehatan dirinya, sehingga
memungkinkan bagi perawat untuk melakukan tindakan intervensi dalam mengatasi
masalah umum pada saat pre operatif. 'suhan keperawatan pada klien preoperatif
secara umum tidak dibahas pada makalah ini.
Laboratorik
*indakan pengkajian dilakukan juga dengan penilaian secara laboratorik atau melalui
pemeriksaan penunjang lain secara rutin dilakukan pada klien yang akan dioperasi
yang meliputi penilaian terhadap fungsi paru, fungsi ginjal, fungsi hepar dan fungsi
jantung.
Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan
%ari pengkajian yang telah dilakukan, maka diagnosa keperawatan yang dapat
timbul antara lain ,
!. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kegiatan
perioperatif.
Karakteristik penentu ,
- $engungkapkan rasa tajut akan pembedahan.
- $enyatakan kurang pemahaman.
- $eminta informasi.
*ujuan , Kecemasan pada klien berkurang.
Kriteria evaluasi ,
- &edikit melaporkan tentang gugup atau cemas.
- $engungkapkan pemahaman tentang operasi.
I%T&'%SI &ASI(%A)
$emberikan bantuan secara fisik
dan psikologis, memberikan
dukungan moral.
$enerangkan prosedur operasi
dengan sebaik6baiknya.
$engatur waktu khusus dengan
klien untuk berdiskusi tentang
kecemasan klien.
&ecara psikologis meningkatkan rasa
aman dan meningkatkan rasa saling
percaya.
$eningkatkan/memperbaiki pengetahuan/
persepsi klien.
$eningkatkan rasa aman dan
memungkinkan klien melakukan
komunikasi secara lebih terbuka dan lebih
akurat.
.. 5erduka yang antisipasi (anticipated griefing# berhubungan dengan kehilangan
akibat amputasi.
Karakteristik penentu ,
- $engungkapkan rasa takut kehilangan kemandirian.
- *akut kecacatan.
- 9endah diri, menarik diri.
*ujuan , Klien mampu mendemontrasikan kesadaran akan dampak pembedahan
pada citra diri.
Kriteria evaluasi ,
- mengungkapkan perasaan bebas, tidak takut.
- $enyatakan perlunya membuat penilaian akan gaya hidup yangbaru.
I%T&'%SI &ASI(%A)
'njurkan klien untuk mengekspresikan
perasaan tentang dampak pembedahan
pada gaya hidup.
5erikan informasi yang adekuat dan
rasional tentang alasan pemilihan
tindakan pemilihan amputasi.
5erikan informasi bahwa amputasi
merupakan tindakan untuk memperbaiki
kondisi klien dan merupakan langkah
awal untuk menghindari
ketidakmampuan atau kondisi yang lebih
parah.
-asilitasi untuk bertemu dengan orang
dengan amputasi yang telah berhasil
dalam penerimaan terhadap situasi
amputasi.
$engurangi rasa tertekan dalam diri
klien, menghindarkan depresi,
meningkatkan dukungan mental.
$embantu klien mengapai
penerimaan terhadap kondisinya
melalui teknik rasionalisasi.
$eningkatkan dukungan mental.
&trategi untuk meningkatkan
adaptasi terhadap perubahan citra
diri.
&elain masalah diatas, maka terdapat beberapa tindakan keperawatan
preoperatif antara lain ,
$engatasi nyeri
- $enganjurkan klien untuk menggunakan teknik dalam mengatsi nyeri.
- $enginformasikan tersdianya obat untuk mengatasi nyeri.
- $enerangkan pada klien bahwa klien akan (merasakan) adanya kaki untuk
beberapa waktu lamanya, sensasi ini membantu dalam menggunakan kaki
protese atau ketika belajar mengenakan kaki protese.
$engupayakan pengubahan posisi tubuh efektif
- $enganjurkan klien untuk mengubah posisi sendiri setiap ! < . jam untuk
mencegah kontraktur.
- $embantu klien mempertahankan kekuatan otot kaki ( yang sehat #, perut
dan dada sebagai persiapan untuk penggunaan alat penyangga/kruk.
- $engajarkan klien untuk menggunakan alat bantu ambulasi preoperasi,
untuk membantu meningkatkan kemampuan mobilitas posoperasi,
memprtahankan fungsi dan kemampuan dari organ tubuh lain.
$empersiapkan kebutuhan untuk penyembuhan
- $engklarifikasi rencana pembedahan yang akan dilaksanakan kepada tim
bedah.
- $eyakinkan bahwa klien mendapatkan protese/alat bantu ( karena tidak
semua klien yang mengalami operasi amputasi mendapatkan protese
seperti pada penyakit %$, penyakit jantung, 8=', infeksi, dan penyakit
vaskuler perifer, luka yang terbuka #.
- &emangati klien dalam persiapan mental dan fisik dalam penggunaan
protese.
- 'jarkan tindakan6tindakan rutin postoperatif , batuk, nafas dalam.
b* Intra (peratif
Pada masa ini perawat berusaha untuk tetap mempertahankan kondisi terbaik klie.
*ujuan utama dari manajemen (asuhan# perawatan saat ini adalah untuk
menciptakan kondisi opyimal klien dan menghindari komplikasi pembedahan.
Perawat berperan untuk tetap mempertahankan kondisi hidrasi cairan, pemasukan
oksigen yang adekuat dan mempertahankan kepatenan jalan nafas, pencegahan
injuri selama operasi dan dimasa pemulihan kesadaran. Khusus untuktindakan
perawatan luka, perawat membuat catatan tentang prosedur operasi yang dilakukan
dan kondisi luka, posisi jahitan dan pemasangan drainage. >al ini berguna untuk
perawatan luka selanjutnya dimasa postoperatif.
$akalah ini tidak membahas secara detail kegiatan intraoperasi.
+* Post (peratif
Pada masa post operatif, perawat harus berusaha untuk mempertahankan tanda6
tanda vital, karena pada amputasi, khususnya amputasi ekstremitas bawah diatas
lutut merupakan tindakan yang mengancam jiwa.
Perawat melakukan pengkajian tanda6tanda vital selama klien belum sadar secara
rutin dan tetap mempertahankan kepatenan jalas nafas, mempertahankan
oksigenisasi jaringan, memenuhi kebutuhan cairan darah yang hilang selama operasi
dan mencegah injuri.
%aerah luka diperhatikan secara khusus untuk mengidentifikasi adanya perdarahan
masif atau kemungkinan balutan yang basah, terlepas atau terlalu ketat. &elang
drainase benar6benar tertutup. Kaji kemungkinan saluran drain tersumbat oleh clot
darah.
'wal masa postoperatif, perawat lebih memfokuskan tindakan perawatan secara
umum yaitu menstabilkan kondisi klien dan mempertahankan kondisi optimum klien.
Perawat bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien, khususnya
yang dapat menyebabkan gangguan atau mengancam kehidupan klien.
5erikutnya fokus perawatan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan klien
untuk membentuk pola hidup yang baru serta mempercepat penyembuhan luka.
*indakan keperawatan yang lain adalah mengatasi adanya nyeri yang dapat timbul
pada klien seperti nyeri Panthom +imb dimana klien merasakan seolah6olah nyeri
terjadi pada daerah yang sudah hilang akibat amputasi. Kondisi ini dapat
menimbulkan adanya depresi pada klien karena membuat klien seolah6olah merasa
?tidak sehat akal@ karena merasakan nyeri pada daerah yang sudah hilang. %alam
masalah ini perawat harus membantu klien mengidentifikasi nyeri dan menyatakan
bahwa apa yang dirasakan oleh klien benar adanya.
%iagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan antara lain adalah ,
!. 0angguan rasa nyaman , ;yeri berhubungan dengan insisi bedah sekunder
terhadap amputasi
Karakteristik penentu ,
- $enyatakan nyeri.
- $erintih, meringis.
*ujuan , nyeri hilang / berkurang.
Kriteria evaluasi ,
- $enyatakan nyeri hilang.
- Akspresi wajah rileks.
I%T&'%SI &ASI(%A)
Avaluasi nyeri , berasal dari sensasi
panthom limb atau dari luka insisi.
5ila terjadi nyeri panthom limb
5eri analgesik ( kolaboratif #.
'jarkan klien memberikan tekanan
lembut dengan menempatkan
puntung pada handuk dan menarik
handuk dengan berlahan.
&ensasi panthom limb memerlukan waktu
yang lama untuk sembuh daripada nyeri
akibat insisi.
Klien sering bingung membedakan nyeri
insisi dengan nyeri panthom limb.
:ntuk menghilangkan nyeri
$engurangi nyeri akibat nyeri panthom
limb
.. 0angguan konsep diri berhubungan dengan perubahan citra tubuh sekunder
terhadap amputasi
Karakteristik penentu ,
- $enyatakan berduka tentang kehilangan bagian tubuh.
- $engungkapkan negatif tentang tubuhnya.
- %epresi.
*ujuan , $endemontrasikan penerimaan diri pada situasi yang baru.
Kriteria evaluasi ,
- $enyatakan penerimaan terhadap penerimaan diri.
- $embuat rencana untuk melanjutkan gaya hidup.
I%T&'%SI &ASI(%A)
=alidasi masalah yang dialami klien.
+ibatkan klien dalam melakukan
perawatan diri yang langsung
menggunakan putung ,
- Perawatan luka.
- $andi.
- $enggunakan pakaian.
5erikan dukungan moral.
>adirkan orang yang pernah
amputasi yang telah menerima diri.
$eninjau perkembangan klien.
$endorong antisipasi meningkatkan
adaptasi pada perubahan citra tubuh.
$eningkatkan status mental klien.
$emfasilitasi penerimaan terhadap diri.
/. 9esiko tinggi terhadap komplikasi , 2nfeksi, hemorragi, kontraktur, emboli lemak
berhubungan dengan amputasi
Karakteristik penentu ,
- *erdapat tanda resiko infeksi, perdarahan berlebih, atau emboli lemak.
*ujuan , tidak terjadi komplikasi.
Kriteria evaluasi , tidak ada infeksi, hemorragi dan emboli lemak.
I%T&'%SI &ASI(%A)
Infeksi
+akukan perawatan luka adekuat. $encegah terjadinya infeksi.
Perdarahan
Pantau ,
6$asukan dan pengeluaran
cairan.
6 *anda6tanda vital tiap 1 jam.
6 Kondisi balutan tiap 16B jam.
-
$enghindari resiko kehilangan cairan dan
resiko terjadinya perdarahan pada daerah
amputasi.
&ebagai monitor status hemodinamik
2ndikator adanya perdaraham masif
mboli lemak
$onitor pernafasan.
Persiapkan oksigen
Pertahankan posisi flower atau
tetap tirah baring selama
beberapa waktu
$emantau tanda emboli lemak sedini
mungkin
:ntuk mempercepat tindakan bila sewaktu6
waktu dperlukan untuk tindakan yang cepat.
$engurangi kebutuhan oksigen jaringan
atau memudahkan pernafasan.
5eberapa kegiatan keperawatan lain yang dilakukan adalah ,
$elakukan perawatan luka postoperasi
- $engganti balutan dan melakukan inspeksi luka.
- *erangkan bahwa balutan mungkin akan digunakan hingga protese yang
digunakan telah tepat dengan kondisi daerah amputasi (4 bulan <! tahun#.
$embantu klien beradaptasi dengan perubahan citra diri
- $emberi dukungan psikologis.
- $emulai melakukan perawatan diri atau aktivitas dengan kondisi saat ini.
$encegah kontraktur
- $enganjurkan klien untuk melakukan gerakan aktif pada daerah amputasi
segera setelah pembatasan gerak tidak diberlakukan lagi.
- $enerangkan bahwa gerakan pada organ yang diamputasi berguna untuk
meningkatkan kekuatan untuk penggunaan protese, menghindari
terjadinya kontraktur.
'ktivitas perawatan diri
- %iskusikan ketersediaan protese ( dengan terapis fisik, ortotis #.
- $engajari klien cara menggunakan dan melepas protese.
- $enyatakan bahwa klien idealnya mencari bantuan/superfisi dari tim
rehabilitasi kesehatan selama penggunaan protese.
- $endemontrasikan alat6alat bantu khusus.
- $engajarkan cara mengkaji adanya gangguan kulit akibat penggunaan
protese.
Kesimpulan
'suhan keperawatan pada klien yang mengalami amputasi merupakan bentuk asuhan
kompleks yang melibatkan aspek biologis, spiritual dan sosial dalam proporsi yang
cukup besar ke seluruh aspek tersebut perlu benar6benar diperhatikan sebaik6baiknya.
*indakan amputasi merupakan bentuk operasi dengan resiko yang cukup besar bagi
klien sehingga asuhan keperawatan perioperatif harus benar6benar adekuat untuk
memcapai tingkat homeostatis maksimal tubuh. $anajemen keperawatan harus benar6
benar ditegagkkan untuk membantu klien mencapai tingkat optimal dalam menghadapi
perubahan fisik dan psikologis akibat amputasi.(anas)
&,&%SI
Angram, 5arbara ( !""" #, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal !edah, edisi
2ndonesia, A08, 7akarta.
5runner, +illian & &uddarth, %oris & ( !"B4 #, Manual o" #ursing Practice, 1th edition,
7.5. +ippincott 8o. Philadelphia.
Kozier, erb Cliveri ( !""! #, Funda$entals o" #ursing, %oncepts, Process and Practice,
'ddison6Desley 8o. 8alifornia.
9eksoprodjo, & dkk ( !""3 #, Ku$pulan Kuliah &l$u !edah, 5ina 9upa 'ksara, 7akarta.
AS!#A% KP&A-ATA% PA.A AMP!TASI/
DISUSUN OLEH :
K)(MP(K I
Akh. Hariyanto NIM : 019930004 B
Anas Tamsuri NIM : 019930006 B
Eni Irianti NIM : 019930024 B
us!anto NIM : 019930042 B
"u#i $ahayu NIM : 0199300%2 B
&iti A'(iah NIM : 0199300%) B
&iti Ma*ai+ah NIM : 019930064 B
&umiani NIM : 01993006, B
Tri A+ma+i NIM : 0199300)) B
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SURABAYA
2000
*) disusun daa! "an#$a !%!%nu&i 'u#as Ma'a Kuia& K%(%"a)a'an M%di$a B%da& I

Anda mungkin juga menyukai