13 Model Kesulitan Belajar
13 Model Kesulitan Belajar
TOPIK
UTAMA
Topik 1
Topik 2
Topik 3
Topik 4
Contoh-contoh Mindmap (Sudah Berisi)
MAKHLUK
HI DUP
H He ew wa an n
T Tu um mb bu uh ha an n
M Ma an nu us si ia a
C Ci ir ri i U Ut ta am ma a
Berkembang bi ak
Generatif
Vegetatif
Bertelur
Unggas
Reptil
Beranak
Mamalia
Bertelur
Beranak
Bbrp Reptil
Membelah
diri
Amuba
Generatif
Vegetatif
Penyerbukan
Tumbuhan
Berbunga
Alami
Spora Tunas
Rimpang
Buatan
Cangkok
Okulasi Enten
Beranak
Mamalia
Generatif
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 21
2. Pengembangan Kemampuan Menulis
Menulis Permulaan merupakan aktivitas menerjemahkan simbol bunyi menjadi
simbol visual (huruf). Sedangkan Menulis Komposisi adalah penuangan ide,
pikiran, dan perasaan secara tertulis.
Beberapa tahapan menulis antara lain:
Pra-Menulis meliputi kemampuan motorik halus, ketepatan posisi tubuh dan
tangan saat menulis, ketepatan pengaturan pensil-kertas, pengenalan pola-
bentuk huruf. Perkembangan pra-menulis ini juga dipengaruhi oleh
kemampuan persepsi visual dan auditoris.
Menulis-Permulaan meliputi pengenalan bentuk huruf, gerakan membuat
pola bentuk huruf, dan aktivitas mengaitkan simbol bunyi dengan simbol
visual-huruf.
Menulis-Komposisi (Mengarang) meliputi aktivitas menuangkan ide,
pikiran dan perasaan secara tertulis, sehingga dapat dipahami oleh orang
yang sebahasa (Hallahan, Kauffman, & Lloyd, 1985). Aktivitas ini meliputi
pemahaman dan penerapan akan penataan dan pengembangan pokok pikiran
dalam bentuk karangan.
Pendekatan kemampuan menulis dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan berikut ini:
a. Pendekatan Perkembangan
Pendekatan teori perkembangan memandang bahwa kemampuan menulis
dipengaruhi oleh kemampuan pra-menulis. Oleh karena itu, penanganan
kesulitan menulis lebih diarahkan pada penguatan kemampuan pra-
menulisnya. Beberapa latihan untuk mengembangkan kemampuan membaca
dapat pula digunakan untuk mengembangkan kemampuan menulis, misalnya:
Latihan konsep lateral yang mengembangkan konsep arah (atas-bawah,
depan-belakang, tengah-tepi, kiri-kanan.
Aktivitas membuat pola simbol/bentuk/pola garis lurus, garis lengkung,
atau pola geometris, dan pada akhirnya pola huruf dan angka. Proses
membuat garis bisa dilakukan dengan menyambungkan titik-titik,
menyambungkan 2 buah titik menelusuri lorong, dst.
Latihan mewarnai gambar tanpa melewati garis batas juga baik untuk
melatih koordinasi visual-motorik
Rekomendasi : Metode Fernald/Multisensori untuk menulis
permulaan dan Latihan-latihan Gravomotor dan Occupational Therapy
a) Metode FERNALD/MULTISENSORI
Metode Menulis Permulaan dengan Pendekatan Perkembangan
Prinsip
1. Metode nama lain dari metode multisensori
2. Bisa diterapkan pada huruf maupun kata
Langkah-langkah
1. Anak memilih kata yang akan dipelajari
2. Guru menuliskan kata dimaksud di kertas/papan tulis
3. Guru membacakan kata dengan lafal yang tepat, anak-anak mengikutinya
4. Anak menelusuri huruf-huruf, melafalkan kata itu bebrapa kali, lalu menuliskannya di
kertas dengan menyalin dari tulisan gurunya sambil tetap melafalkan bunyi katanya.
5. Kemudian anak disuruh menuliskan kata tersebut tanpa melihat kambali contoh tulisan
guru.
6. Kalau pada tahap ini anak melakukannya dengan benar, maka ulangi kembali langkah-
langkahnya dari langkah ke-4.
7. Bila anak sudah benar-benar menguasainya, simpanlah kata tersebut di tempat
khusus,sehingga nanti bisa digunakan untuk bahan mengingat dan bahan bercerita.
(Fernald, 1984 dalam Lerner, 2000)
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 22
b. Pendekatan Perilaku
Pendekatan teori perilaku memandang bahwa menulis merupakan bentuk
keterampilan yang perlu terus dilatih untuk semakin mengasah dan mening-
katkan taraf kemahirannya. Kesulitan dan hambatan dalam menulis mencer-
minkan kurang terampilnya anak melakukan aktivitas menulis. Oleh karena
itu, model pembelajaran yang ditawarkan pendekatan ini berupa aktivitas
yang diharapkan mengembangkan kemampuan koordinasi motorik (mata-
tangan), kemahiran mengasosiasikan bunyi dan bentuk hurufnya, dan
meningkatkan daya ingatnya. Bentuk latihan-latihannya antara lain:
Latihan menulis dengan huruf tegak bersambung dan huruf tak
bersambung
Aktivitas menjiplak, menyalin dan membuat bentuk huruf, kata atau
kalimat
Latihan dikte, baik itu dikte suku kata, kata maupun dikte kalimat
Latihan menemukan huruf/kata tertentu dalam teks lalu menuliskannya
Rekomendasi : Metode Dikte untuk aktivitas menulis, baik pada tahap
menulis permulaan maupun menulis lanjut dan Mengarang dengan
panduan gambar
a) METODE DIKTE
Metode Menulis Permulaan/Lanjut dengan Pendekatan Perilaku
Prinsip
1. Mendayagunakan kemampuan sensoris: Visual, Auditori, Taktil, dan
Kinestetik
2. Membiasakan anak mengasosiasikan bunyi (auditoris) dengan bentuk (visual)
huruf.
3. Membiasakan anak menuliskan (kinestetik) atas bunyi (auditoris) dalam
bentuk gambar huruf (visual)
4. Melatih proses menulis secara praktis
Langkah-langkah
1. Anak menyimak huruf/kata yang dilafalkan guru
2. Ulangi pelafalan bila perlu
3. Anak menulis sambil melafalkan huruf/kata
4. Guru menulis contoh huruf/kata di papan tulis
5. Anak menyalin contoh dari gurunya di bawah ulisannya sendiri.
6. Ulangi langkah-langkah tersebut 2 3 kali.
7. Koreksi secara bersama-sama
(Fernald, 1988 & Gillingham, 1976 dalam Lerner, 2000)
b) Latihan Mengarang dengan Panduan Gambar
Metode Menulis Lanjut dengan Pendekatan Perilaku
Prinsip
1. Mendayagunakan kemampuan sensoris: visual, auditori, taktil, dan kinestetik
2. Membiasakan anak memaknai gambar dengan kata-kata/kalimat
3. Melatih proses menulis secara praktis
Langkah-langkah
1. Berikan gambar tunggal, misalnya anak yang sedang menyapu
2. Di samping kanan gambar tersedia tullisan
a. Siapa? _____________
b. Sedang apa? _____________
c. Di mana? _____________
d. Kalimat _____________
3. Anak ditugaskan mengisi jawaban pertanyaan tersebut
4. Terakhir, anak disuruh merangkaikan jawaban pertanyaan tersebut dalambentuk
kalimat
5. Pola kalimat bisa diubah sesuai dengan kebutuhan. Begitu juga gambarnya.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 23
c. Pendekatan Kognitif
Pendekatan teori kognitif memandang bahwa menulis merupakan bentuk
kemampuan terpola dan terencana dalam aktivitas mengaitkan, menuangkan,
dan mengembangkan apa yang dipikirkan atau dirasakan dalam bentuk
tulisan.
Latihan menemukan kaitan antara bunyi, simbol, dan makna.
Membuat gambar tentang apa yang dipikirkan atau dirasakan dalam
bentuk skema atau grafik
Melakukan proses menulis yang terencana, sehingga dapat menampung
pikiran dan perasaan yang ingin dituangkannya serta hasilnya dapat
dipahami oleh orang lain
Rekomendasi : Metode Mind Mapping, bisa digunakan untuk aktivitas
menulis permulaan maupun menulis komposisi dan Metode 5W+1H
a) Metode MINDMAPPING untuk Menulis
Metode Menulis Lanjut/Komposisi dengan Pendekatan Kognitif
Prinsip
1. Diasumsikan selaras dengan proses berpikir manusia
2. Menuliskan kerangka berpikir dalam bentuk gambar
(visual)
3. Pikiran utama diletakkan di tengah gambar
4. Semakin jauh letaknya dari cabang semakin rinci
uraiannya
5. Bisa digunakan ketika membaca maupun merancang
sebuah tulisan
Langkah-langkah
1. Contoh berikut digunakan ketika membimbing anak
membuat karangan narasi
2. Anak disuruh membuat bulatan di tengah-tengah kertas
3. Anak menuliskan pokok pikiran di dalam bulatan tersebut
4. Anak disuruh membuat garis untuk cabang-cabang di
sekitar bulatan tersebut (Misalnya empat buah cabang)
5. Pada masing-masing garis dituliskan
- nama tokoh :
_______________________________
- tempat/waktu :
_______________________________
- masalah/konflik :
_______________________________
- akhir cerita :
_______________________________
6. Bila sudah selesai membuat mind-map, anak dapat
dilanjutkan dengan menuliskan ceritanya dengan panduan
kerangka tersebut
7. Bimbingan anak untuk selalu mengacu pada kerangka mind-
map yang dibuat.
(Hernowo, 2004, McGregor, 2004)
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 24
3. Pengembangan Kemampuan Berhitung
Berhitung merupakan salah satu bagian dari kemampuan matematis. Berhitung
adalah kegiatan memaknai dan memanipulasi bilangan dalam aktivitas
menjumlah, mengurang, mengali dan membagi (Naga, dalam Abdurahman,
1994).
Sesuai taraf kesulitannya, secara sederhana, keterampilan berhitung bisa dipilah
dalam beberapa tingkatan, yaitu:
a. Pra-Berhitung meliputi beragam kemampuan prasyarat matematis, yaitu ke-
mampuan melakukan mengelompokkan, membandingkan, mengurutkan,
menyimbolkan, dan konservasi.
b. Berhitung Sederhana meliputi aktivitas berhitung yang melibatkan kemam-
puan operasi hitung sederhana (menjumlah, mengurang, mengali, membagi).
c. Berhitung Kompleks meliputi aktivitas berhitung yang melibatkan
kombinasi kemampuan operasi hitung sederhana (menjumlah, mengurang,
mengali, membagi) secara bersamaan.
b) Metode 5-W + 1H [Pemrosesan Informasi]
Metode Menulis Lanjut/Komposisi dengan Pendekatan Kognitif
Prinsip
1. Biasa digunakan sebelum mengarang
2. Membimbing kerangka pikir yang teratur
3. Kerangka berpikir berupa pertanyaan
4. J awaban dari pertanyaan merupakan kerangka karangan
yang rinci
5. Secara sepintas mirip dengan latihan mengarang dengan
panduan gambar
Panduan
5 W What : Apa? (Peristiwa)
Who : Siapa (Pelaku)
When : Kapan? (Waktu)
Where : Di Mana? (Tempat)
Why : Mengapa (Alasan/Tujuan)
1 H How : Bagaimana? (Proses)
LANGKAH-LANGKAH
1. Tentukan topik utama yang akan ditulis
2. Ajukan 5 pertanyaan (apa, siapa, kapan, dimana, mengapa,
dan bilangan) terhadap topik utama tersebut
3. J awablah 6 pertanyaan terhadap topik utama tersebut,
paling tidak dalam bentuk 1 kalimat.
4. Berarti ada 6 kalimat yang sudah kita buat
5. Bila sudah terlatih, kembangkan 6 kalimat tersebut menjadi
sub-subtopik
6. Berarti ada 6 sub-topik yang sudah kita buat
7. Kembangkan masing-masing topik itu dalam bentuk satu
paragraf
8. Proses mengarang dengan pola ini harus benar-benar
terbimbing dan bertahap
(Hernowo, 2003)
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 25
Pengembangan kemampuan berhitung dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
a. Pendekatan Perkembangan
Pendekatan teori perkembangan memandang bahwa kemampuan berhitung
dipengaruhi oleh kemampuan pra-berhitung. Oleh karena itu, penanganan
kesulitan berhitung lebih diarahkan pada penguatan kemampuan pra-
berhitung. Berikut beberapa bentuk aktivitas yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran berhitung dengan pendekatan perkembangan:
Latihan-latihan yang mengembangkan kemampuan mengelompokkan
objek, sesuai bentuk, warna, maupun ukurannya
Latihan-latihan yang mengembangkan kemampuan membandingkan dua
buah objek, berdasarkan ukuran (panjang-pendek, besar-kecil) jumlah
(banyak-sedikit, ganjil-genap), posisi (tinggi-rendah, atas-bawah, depan-
belakang, kiri-kanan), dan seterusnya.
Latihan mengaitkan simbol angka dengan jumlahnya.
Misalnya simbol angka 5 memiliki nama lima
J umlah yang terkandung dari simbol itu [ ]
b. Pendekatan Perilaku
Pendekatan teori perilaku memandang bahwa berhitung merupakan bentuk
keterampilan yang perlu terus dilatih untuk semakin mengasah dan mening-
katkan taraf kemahirannya. Kesulitan dan hambatan dalam berhitung mencer-
minkan kurang terampilnya anak melakukan aktivitas berhitung. Oleh karena
itu, model pembelajaran yang ditawarkan pendekatan ini berupa aktivitas
yang mempercepat dan mempermahir proses berhitung.
Bentuk latihan-latihannya antara lain:
Membilang (mengurutkan nama bilangan)
Berhitung cepat dalam mencongak
Mengaitkan nama bilangan dengan jumlahnya
Latihan soal penjumlahan, dengan atau tanpateknik menyimpan
Latihan soal pengurangan, dengan atau tanpateknik meminjam
Latihan soal perkalian dan pembagian
Rekomendasi : Semua metode pengajaran dan latihan soal berhitung,
yang selain meningkatkan kemahiran berhitungnya sekaligus juga
mengembangkan daya ingat dan daya tahan belajar.
c. Pendekatan Kognitif
Pendekatan teori kognitif memandang bahwa berhitung merupakan bentuk
kemampuan memahami pola dalam aktivitas menjumlah, mengurang,
mengali, dan membagi. Pemahaman akan pola/rumus operasi hitung adalah
tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini. Beberapa bentuk latihannya
antara lain:
Melatih anak menemukan pola dan makna nilai tempat
Melatih anak menemukan cara mendayagunakan objek/benda untuk
memudahkan proses operasi hitungnya
Membimbing anak menemukan sifat operasi hitung, seperti sifat
komutatif, asosiatif dan distributif
Rekomendasi : Semua metode pengajaran aritmatika, yang
memampukan siswa menggunakan pola atau rumus operasi hitung
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 26
G. Penilaian
1. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil
belajar.
2. Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian adalah sebagai:
Alat untuk menetapkan penguasaan peserta didik terhadap kompetensi
Alat diagnosis
Alat prediksi
Grading/peringkat
Alat seleksi
Bimbingan
Alat untuk memberi motivasi belajar peserta didik
3. Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian adalah sebagai berikut:
Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu.
Menentukan arah tindak lanjut pembelajaran
Membantu dan mendorong peserta didik
Bahan evaluasi guru setelah mengajar
Menentukan strategi pembelajaran
Untuk mengambil keputusan
Untuk menentukan aturan (policy)
Akuntabilitas lembaga
Meningkatkan kualitas pendidikan
4. Pinsip-prinsip Penilaian
Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat
yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian
yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin
konsistensi.
Menyeluruh
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh domain yang
tertuang pada standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
maupun aspek intelektual, sikap dan tindakannya. Penilaian harus menggunakan
beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik.
Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk
memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu
tertentu
Obyektif
Penilaian harus dilakukan secara adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang
jelas dalam pemberian skor.
Mendidik
Penilaian dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 27
5. Teknik/Cara Penilaian
Penilaian unjuk kerja (performance)
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Motivasi, rasa kompetitif,
kemampuan untuk bekerja sama dan menyatukan ide harus merupakan bagian
dari penilaian. Unjuk kerja peserta didik dapat dinilai melalui kriteria penilaian
yang terpadu dan menyeluruh dalam praktikum yang dilakukan dikelas, dan
penilaian objektif dari guru terhadap peserta didik dengan melihat usaha
peserta didik di kelas. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu
seperti praktik di laboratorium.
Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena yang
dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Penilaian sikap
Data penilaian sikap berasal dari hasil pengamatan guru terhadap sikap peserta
didik yang berkaitan dengan perilaku umum (di dalam maupun di luar kelas)
peserta didik yang menonjol baik positif maupun negatif. Penilaian sikap ini
bersifat non kognitif, sehingga diukur adalah seperti kedisiplinan, keaktifan,
tanggung jawab, kerajinan, kerapian, ketelitian.
Contoh penilaian sikap di dalam sains: penilaian sikap ilmiah peserta didik
dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan soal-soal dengan sains.
Penilaian tertulis
Penilaian tertulis dilakukan dengan tes secara tertulis. Tes tertulis merupakan
tes di mana soal yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan,
namun jawaban yang diberikan peserta didik bisa dalam bentuk tulisan,
mewarnai, menggambar, memberi tanda, melakukan sesuatu dan lain
sebagainya.
Bentuk penilaian tertulis dalam bidang sains misalnya: tes pilihan berganda,
menjodohkan, isian singkat, uraian,dan sebab-akibat.
Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berbentuk
suatu investigasi yang dimulai sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, pelaporan dan penyajian data.
Bentuk penilaian proyek dalam bidang sains misalnya: Penilaian proses
pengerjaan proyek ilmiah yang mewajibkan peserta didik untuk melaporkan
perkembangan proyeknya secara berkala dimulai dari tahap perencanaan,
pengumpulan data, melaksanakan serangkaian percobaan, pengolahan data
hasil percobaan, pelaporan dan penyajian hasil dalam bentuk demonstrasi dan
penyampaian secara lisan maupun tulisan
Penilaian produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses hasil dan kualitas suatu
produk.
Penilaian produk dalam fisika misalnya membuat mesin sederhana atau alat
pembelajaran selama program pengajaran berlangsung atau tidak, dan juga
laporan praktikum yang secara berkala dilakukan dikelas. Selain itu bentuk
karya ilmiah yang dihasilkan peserta didik juga suatu produk peserta didik
yang bisa menjadi bahan penilaian.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 28
Komunikasi (Presentasi)
Menilai kemampuan peserta didik menyalurkan ide, menyusun data,
menganalisa dan mengambil kesimpulan secara jelas dan lengkap dalam
laporan praktikum yang dilakukan secara berkala dikelas dan juga dalam karya
ilmiah yang mereka buat. Kemampuan komunikasi peserta didik juga dapat
dinilai selama kegiatan Strategi Belajar Terpadu (SBT) contohnya dalam
diskusi atau debat ilmiah di kelas.
Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta
didik secara individu dalam satu periode tertentu.
Penilaian portofolio dalam bidang sains misalnya: penilaian suatu bentuk
koleksi yang berkaitan dengan sains (serangga, daun, mineral, berita ilmiah,
dan lain-lain).
Sebagai tambahan dapat dilakukan penilaian diri (refleksi). Penilaian diri adalah
suatu teknik penilaian. Dalam penilaian diri peserta didik diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi
yang dipelajarinya.
Penerapan penilaian diri (self assessment) dalam bidang sains dapat dilakukan
dengan cara memberikan lembaran survei setelah peserta didik menuntaskan suatu
tugas / kegiatan (misalnya: proyek ilmiah, percobaan, presentasi, dan lain-lain)
6. Laporan Penilaian
Laporan penilaian terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Laporan Kuantitatif
Berisi laporan mengenai penilaian hasil belajar peserta didik dalam bentuk
angka Penilaian kuantitatif menggunakan dua pendekatan penilaian, yaitu:
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Mengacu pada patokan standar ketuntasan belajar (prestasi siswa,
dibandingkan patokan yang sudah ditetapkan sebelumnya). Hasil dari
pendekatan penilaian ini adalah nilai prestasi individu peserta didik.
Penilaian Acuan Norma (PAN)
Mengacu pada nilai rata-rata kelas (prestasi seorang peserta didik
dibandingkan dengan semua peserta didik di kelasnya).
b. Laporan Kualitatif
Berisi laporan mengenai penilaian hasil belajar peserta didik dalam bentuk
deskripsi atau uraian. Selain aspek kognitif, dalam laporan ini diuraikan pula
pengaruh aspek-aspek afektif dan psikomotor serta faktor-faktor eksternal
peserta didik terhadap proses dan hasil belajarnya.
Materi yang diuraikan dalam laporan kualitatif antara lain berupa:
(1) Uraian perkembangan yang menunjukkan keunggulan dan kelemahan
peserta didik pada aspek akademik maupun perilaku.
(2) Uraian mengenai perbandingan prestasi belajar seorang peserta didik
dengan peserta didik yang lain
(3) Menguraikan kendala yang terjadi, solusi, dan rekomendasi yang
ditawarkan.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 29
H. Program Pembelajaran Individual (PPI)
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa Program pembelajaran individual
dirancang dan dilaksanakan pada peserta didik secara individual.
Berikut ini tahapan-tahapan dalam membuat PPI.
1. Membuat deskripsi kasus
Guru membuat deskripsi mengenai kondisi peserta didik berkesulitan belajar, yang
berisi kemampuan peserta didik dalam akademik maupun non akademik serta
kesulitan peserta didik baik dalam pembelajaran yang berhubungan dengan
membaca, menulis, maupun berhitung.
2. Langkah-langkah penyusunan PPI
a. Menentukan kemampuan siswa saat ini. Dalam hal ini perlu dilihat kelebihan
dan kekurangan anak dalam membaca, menulis, dan berhitung.
b. Setelah itu menentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek yang ingin
dicapai untuk anak tersebut.
c. Memilih strategi dan setting pembelajaran yang paling sesuai dengan
kelebihan-kekurangan anak dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Merinci langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan demi mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
e. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk anak agar dapat mencapai tujuan
jangka pendeknya.
f. Menguraikan prosedur evaluasi sejalan dengan pencapaian tujuan.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 30
BAB V
PENUTUP
Pelayanan bagi peserta didik berkesulitan belajar sudah banyak dilakukan, tetapi
pelayanan tersebut belum teradministrasikan dengan baik. Pelayanan umumnya bersifat
insidental dan belum tertuang dalam dokumen kurikulum sekolah. Hal ini menyebabkan
layanan yang diberikan kepada peserta didik berkesulitan belajar belum optimal. Oleh
karena itu dengan dikembangkannya model kurikulum ini diharapkan peserta didik
berkesulitan belajar di sekolah dapat terlayani kebutuhan pendidikannya.
Model pengembangan kurikulum untuk peserta didik berkesulitan belajar ini bisa
dijadikan acuan untuk mengembangkan program pembelajaran bagi peserta didik
berkesulitan belajar di SD/MI. Sekolah dapat mengembangkan lebih lanjut model ini
sesuai dengan kondisi masing-masing. Model kurikulum ini bukanlah satu-satunya model
yang harus digunakan sekolah. Dalam hal ini sekolah memiliki keleluasaan untuk
mengembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Terlebih
dalam hal metode atau strategi pembelajaran. Karena tidak ada metode atau strategi yang
salah atau benar, yang ada adalah metode/strategi yang tepat atau tidak tepat.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 31
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, J akarta:
Depdikbud RI
Halahan, Daniel P. & Kaufman, J ames M. 1994.Exceptional Children - 9th Edition,
Massachuset: Allyn & Bacon
Hernowo. 2003. Melejitkan Diri dengan Mengarang, Bandung: Mizan
Harwell, J oan M. 2000. Information & Materials for LD, New York: The Center of
Applied Research in Education
Istiningrum, Maria (2005) Meningkatkan Keterampilan Mengarang pada Anak
Bekesulitan Belajar melalui Pendekatan Proses di SD Pantara Jakarta Selatan, Skripsi,
Tidak diterbitkan, J akarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri J akarta
Lerner, J anet.2000. Learning Disabilities - 9th Edition, Boston: Houghton Mifflin
Company
McGregor, Sandy. 2004. Piece of Mind, J akarta: Gramedia
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22, 23, 24 tahun 2006 tentang Standar Isi,
Standar Kompetensi Lulusan, dan Pelaksanaan.
Sumarlis, Vitriani.(2005) Kontribusi Aspek Motorik, Persepsi, dan Bahasa Terhadap
Risiko Kesulitan Belajar (Identifikasi Dini yang Dilakukan Di Tingkat Prasekolah),
Thesis, Tidak Diterbitkan, Depok: Fak Psikologi UI
Sunardi, dkk.1997. Menangani Kesulitan Belajar Membaca, J akarta: Depdikbud RI
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Vallet, Robert E.1969. Programming Learning Disabilities, California: Fearon Publisher
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 32
Format 1 PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDU (PPI)
Nama : Kelas/Semester :
Tanggal Lahir : Tahun Pelajaran :
Usia : J enis Kesulitan :
Orang tua/Wali : Profesi Orang tua/Wali :
Tujuan Pelaksanaan Deskripsi
(Kondisi saat ini) Panjang Pendek
Strategi Media Evaluasi
Wkt Target
Penanggungjawab
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 33
Format 2 - PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDU (PPI)
A. Identitas Siswa
Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
Umur :
J enis kelamin :
Nama orang tua :
Alamat :
Kelas :
Tahun Pelajaran :
J enis Kesulitan :
B. Deskripsi (kondisi peserta didik saat ini)
A. Pelaksanaan
Tujuan Jangka Panjang
Tujuan Jangka Pendek
Strategi Pembelajaran Individu
Media
Evaluasi
Waktu Pelaksanaan
Target
Penanggungjawab
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 34
CONTOH
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
Untuk Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan
Belajar
(Kurikulum ini merupakan contoh KTSP yang dibuat oleh Tim Pengembang
Model dengan mengacu pada Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang
Mengalami Kesulitan Belajar)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT KURIKULUM
J AKARTA 2007
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 35
Daftar Isi
Daftar Isi ......... 1
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................................... 2
B. Landasan ........................................................................................................ 2
II. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
A. Visi .................... 3
B. Misi ................................................................................................................ 3
C. Tujuan ............................................................................................................ 3
III. Struktur dan Muatan Kurikulum
A. Struktur Kurikulum ............ 3
B. Muatan Kurikulum ............. 5
IV. Kalender Pendidikan ........................... 8
Lampiran
1. Silabus
2. RPP
3. PPI
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 36
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan yang layak dan bermutu merupakan usaha yang sangat penting dalam
menumbuhkan hidup menjadi utuh dan sempurna. Dimana melalui proses
pendidikan itulah kepribadian individu dimatangkan dan dikembangkan; sehingga
seorang peserta didik menjadi manusia yang dewasa, utuh, dan mandiri. Proses
atau langkah pengembangan tersebut sangat diperlukan bagi peserta didik,
termasuk bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran.
Harapan pemerintah untuk dapat melayani seluruh komponen masyarakat akan
pendidikan yang layak dan bermutu selama ini belum bisa terwujud dengan
adanya berbagai kendala di berbagai aspek.
Salah satu aspek sisi komponen pendidikan yang menjadi kendala tersebut adalah
belum adanya perangkat kurikulum yang secara khusus mengakomodasi dan
melayani kebutuhan spesifik dari peserta didik. Sementara menilik kondisi realita
di lapangan kita menyadari bahwa peserta didik memiliki kekhasan baik secara
fisik, mental, sosial, emosional, serta kecerdasan.
Peserta didik yang berkesulitan belajar merupakan peserta didik yang memerlukan
perhatian khusus. Mereka memiliki kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata. Di
sekolah reguler, peserta didik yang berkesulitan belajar umumnya tidak terdeteksi
secara baik oleh guru. Mereka biasanya mengalami kesenjangan antara prestasi
belajar dengan potensi yang dimilikinya. Diperlukan upaya-upaya tertentu agar
peserta didik-peserta didik berkesulitan belajar yang berada di sekolah-sekolah
reguler dapat tertangani.
B. Landasan
Perlunya menyediakan kurikulum khusus bagi peserta didik berkesulitan belajar
didasarkan pada:
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 32 ayat (1); Pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22, 23, dan 24 Tahun 2006
tentang Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Pelaksanaan Permen 22
dan 23.
II. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
1. Visi
Membentuk manusia yang berkualitas, bertaqwa, cerdas, terampil, dan mandiri
2. Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan lokal berasaskan
Standar Nasional yang ditetapkan.
b. Memberikan layanan yang proporsional bagi seluruh ragam kebutuhan peserta
sesuai dengan potensi masing-masing individu peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar.
c. Mengembangkan potensi, bakat, dan kompetensi masing-masing peserta didik
untuk mencapai kemandirian di dalam masyarakat
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 37
3. Tujuan
a. Meletakkan kemampuan dasar baca, tulis, dan hitung
b. Mengembangkan kematangan individu secara kognitif, inovasi, dan spiritual
c. Mengembangkan minat, bakat, dan keterampilan dalam rangka menyiapkan
masa depan.
III. Struktur dan Muatan Kurikulum
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan
standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
Cakupan kelompok mata pelajaran terbagi dalam lima kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan
dan teknologi; estetika; jasmani, olahraga dan kesehatan.
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas
VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan
dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri
2) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA Terpadu
dan IPS Terpadu.
3) Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata
pelajaran.
4) J am pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
5) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
6) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 36 minggu.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 38
Struktur Kurikulum SD/MI
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen
I II III IV, V, dan VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 3 4 4 5
4. Matematika 3 4 4 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 3 2 4 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 3 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 3 2 3 4
8. Pendidikan J asmani, Olahraga dan
Kesehatan
3 3 4 4
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Inggris 2 2 2 2
2. Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2 2 2 2
C. Pengembangan Diri*)
1. Sepak bola 2 2 2 2
2. Seni Musik 2 2 2 2
3. Pencak Silat 2 2 2 2
4. Melukis 2 2 2 2
5. Bermain Peran 2 2 2 2
D. Pembelajaran Remedial 2 2 2 2
J umlah 39 39 44 47
*) Untuk Pengembangan Diri, bidang yang dipilih berdasarkan kemampuan
siswa yang menonjol sehingga dapat lebih dikembangkan.
B. Muatan Kurikulum
1) Mata Pelajaran
meliputi Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pegetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan J asmani, Olahraga dan
Kesehatan yang dikembangkan ke dalam silabus berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
2) Muatan Lokal
Disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kekhasan daerah masing-masing.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 39
3) Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan yang dilakukan diluar jam belajar efektif yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi sekolah yang bertujuan mengembangkan potensi diri,
bakat, dan minat peserta didik agar mampu mengaktualisasikan diri, seperti:
a. Sepak Bola : Melatih koordinasi motorik, kerja sama, sosialisasi.
b. Seni Musik : Melatih koordinasi motorik.
c. Pencak Silat : Melatih pengendalian diri/emosi, melatih jiwa
kompetisi, motorik.
d. Melukis : Melatih motorik, ekspresi, kreatifitas.
e. Bermain Peran : Melatih motorik, memori, kerja sama, sosialisasi,
ekspresi.
4) Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan pada:
Alokasi waktu
Kalender pendidikan
J am belajar efektif (J BE)
5) Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar disepakati oleh pihak sekolah dan komite sekolah pada
awal tahun pelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi individu.
Ketuntasan setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
berkisar antara 0 s/d 100%.
STANDAR KETUNTASAN BELAJAR (SKB)
Komponen Target Ketuntasan Belajar
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 70 %
2. Pendidikan Kewarganegaraan 70 %
3. Bahasa Indonesia
65 %
4. Matematika
60 %
5. Ilmu Pengetahuan Alam
70 %
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
70 %
7. Seni Budaya dan Keterampilan
70 %
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 75 %
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Inggris
60 %
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi
70 %
C. Pengembangan Diri*)
1. Sepak bola
75 %
2. Seni Musik
75 %
3. Pencak Silat
75 %
4. Melukis
75 %
5. Bermain Peran
75 %
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 40
6) Kenaikan Kelas dan kelulusan
Kenaikan kelas berdasarkan ketuntasan belajar dan kompetensi yang dicapai
peserta didik.
Penentuan peserta didik yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu
rapat dewan guru dengan mempertimbangkan SKB sikap, penilaian, budi
pekerti, dan kehadiran peserta didik yang bersangkutan.
Standar Minimal Kelulusan Sekolah Dasar dibuat oleh BSNP untuk dijadikan
acuan penyusunan naskah soal Ujian Sekolah sesuai dengan ketentuan PP 19
Tahun 2005 Pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan pada pendidikan dasar setelah:
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Lulus Ujian Sekolah/Madrasah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ; dan
Lulus Ujian Nasional.
7) Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan keterampilan yang diberikan untuk
mengembangkan potensi, bakat, dan minat sebagai bekal hidup dimasa depan.
8) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Sekolah yang memiliki karakteristik dan keunggulan di bidang tertentu dapat
mengembangkan pendidikan berbasis keunggulan baik lokal maupun global
untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.
Misal: Sekolah memiliki keunggulan di bidang Bahasa Inggris maka dapat
mengembangkan pembelajaran bilingual.
IV. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan J uli setiap tahun dan berakhir pada bulan
J uni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak
untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen
Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah
daerah.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 41
SILABUS
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar Materi Ajar Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Alat/Bahan/Sumbe
r
5.2 Menjumlahkan
dan
mengurangkan
berbagai bentuk
pecahan
Penjumlahan
dan
pengurangan
pecahan
- Menjumlahkan
bentuk pecahan
biasa
- Mengurangkan
bentuk pecahan
biasa
Siswa mengamati penjelasan
guru tentang operasi
penjumlahan pecahan biasa
dengan gambar atau benda
konkrit
Siswa menyimak penjelasan
guru tentang operasi
penjumlahan pecahan biasa
tanpa menggunakan gambar
atau benda konkrit
Siswa mengamati penjelasan
guru tentang operasi
pengurangan pecahan biasa
dengan gambar atau benda
konkrit
Siswa menyimak penjelasan
guru tentang operasi
pengurangan pecahan biasa
tanpa menggunakan gambar
atau benda konkrit
Teknik tes:
- Tertulis
- Penugasan
Bentuk-
bentuk:
- Tes lisan
- Essay
Instrument:
- Daftar tugas
4 jam
pelajara
n
Sumber:
- Silabus
- Buku cetak
matematika
- Gambar
- Benda konkrit
(buah, kertas,
karton, dll)
- Gunting/pisau
untuk alat
potong
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 42
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Alokasi Waktu : 4 x pertemuan
I. Kompetensi Dasar
Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
II. Indikator
Menjumlahkan bentuk pecahan biasa
Mengurangkan bentuk pecahan biasa
III. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa
IV. Materi Ajar
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
V. Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Pemberian tugas
- Tanya jawab
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I:
A. Kegiatan Awal (Apersepsi) :
Siswa mengamati benda konkrit (seperti: semangka, apel, dan jeruk)
Siswa diminta menyebutkan nilai pecahan biasa berdasarkan benda yang
disajikan
Contoh:
sebuah apel, sebelah apel (
2
1
) sebelah kesemek (
2
1
)
Sebuah apel sebuah strawberi
B. Kegiatan Inti
1. Siswa membuat pecahan dari benda yang disediakan. Misalnya membagi
sebuah apel menjadi 4 bagian yang sama besar.
2. Siswa menentukan nilai dari suatu bagian apel. Misalnya 1 bagian, 2 bagian,
dsbnya.
3. Menentukan penjumlahan dengan bagian-bagian apel. Misalnya 1 bagian
apel digabungkan dengan 1 bagian apel lainnya.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 43
4. Siswa menghitung penjumlahan dengan bantuan gambar.
Contoh:
+ =
6
2
+
6
3
=
6
5
5. Siswa menghitung penjumlahan pecahan biasa yang penyebutnya sama tanpa
gambar
Contoh:
8
5
8
3
8
2
= +
6. Siswa menghitung pengurangan dengan bantuan gambar/benda
Contoh:
4
3
-
4
2
=
4
1
7. Siswa menghitung pengurangan pecahan biasa yang penyebutnya sama tanpa
bantuan benda konkrit atau gambar.
Contoh :
12
2
12
5
12
7
=
8. Siswa menyelesaikan operasi hitung campuran penjumlahan dan
pengurangan pecahan biasa yang penyebutnya sama.
Contoh:
8
1
8
4
8
2
8
3
= +
9. Siswa menyelesaikan soal-soal latihan penjumlahan, pengurangan, dan
campuran pecahan biasa yang penyebutnya sama.
C. Kegiatan Akhir
Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami
Guru memberikan tugas/PR.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 44
Pertemuan II:
A. Kegiatan Awal
Review pertemuan sebelumnya
B. Kegiatan Inti
1. Siswa menentukan pecahan senilai dengan bantuan gambar.
Contoh:
=
1 bagian
3
1
=
9
3
2. Siswa menghitung penjumlahan dengan pecahan yang satu penyebutnya
merupakan kelipatan yang lain
Contoh :
9
5
9
2
9
3
9
2
3
1
= + = +
3. Siswa menghitung pengurangan dengan pecahan yang satu penyebutnya
merupakan kelipatan yang lain
Contoh :
8
3
8
3
8
6
8
3
4
3
= =
4. Siswa menyelesaikan operasi hitung campuran penjumlahan dan
pengurangan dengan pecahan yang satu penyebutnya merupakan kelipatan
yang lain.
Contoh :
12
8
12
5
12
3
12
10
12
5
4
1
6
5
= + = +
5. Siswa mengerjakan soal latihan penjumlahan, pengurangan, dan soal
campuran pecahan biasa uang penyebutnya merupakan kelipatan yang
lainnya.
C. Kegiatan Akhir
o Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami
o Guru memberikan tugas/PR.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 45
Pertemuan III:
A. Kegiatan Awal
Review pertemuan sebelumnya
B. Kegiatan Inti
1. Siswa menghitung penjumlahan pecahan biasa yang berbeda penyebutnya.
Contoh :
18
7
18
3
18
4
6
1
9
2
= + = +
2. Siswa menghitung pengurangan pecahan biasa yang berbeda penyebutnya.
Contoh :
20
1
20
15
20
16
4
3
5
4
= =
3. Siswa mengerjakan soal latihan penjumlahan, pengurangan, dan soal
campuran pecahan biasa uang berbeda penyebutnya.
Contoh :
20
11
20
6
20
5
20
12
10
3
4
1
5
3
= + = +
4. Formatif
C. Kegiatan Akhir
o Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami
o Guru memberikan tugas/PR.
Pertemuan IV:
Tes Unit (Materi keseluruhan)
VII. Alat/Bahan/Sumber Belajar
1. KTSP Matematika
2. Beberapa buah-buahan
3. Pisau
4. Gunting
5. Kertas warna
VIII. Penilaian
1. Penilaian proses selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
2. Penilaian hasil dilaksanakan pada pertemuan terakhir
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 46
TES UNIT MATEMATIKA
KELAS / SEMESTER : V / 2
MATERI : PENJ UMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN
A. Pemahaman Gambar
1. Tentukanlah nilai dari gambar yang darsir berikut ini!
. . . .
2. Tentukanlah nilai dari gambar yang darsir berikut ini!
. . . .
3. Tentukanlah nilai dari gambar yang darsir berikut ini!
. . .
4. Tentukanlah nilai dari gambar yang darsir berikut ini!
. . .
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 47
5. Buatlah gambar dengan nilai pecahan di bawahnya!
..... ..... .....
8
5
12
7
20
9
B. Penjumlahan
Hitunglah penjumlahan berikut ini!
1)
9
4
+
9
2
= ....
2)
10
3
+
5
2
= ....
3)
15
14
+
10
7
= ....
4)
6
5
+
9
2
= ....
5)
5
3
+
4
3
= ....
C. Pengurangan
Hitunglah pengurangan berikut ini!
1)
10
9
-
10
3
= ....
2)
12
11
-
6
5
= ....
3)
15
14
-
10
3
= ....
4)
9
8
-
6
5
= ....
5)
4
3
-
5
2
= ....
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 48
SILABUS
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 6 (Enam) / I (Satu)
MENDENGARKAN
Standar Kompetensi: 1. Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1.2 Mengidentifikasi
tokoh, watak,
latar, tema atau
amanat dari
cerita anak yang
dibacakan
Menyebutkan tokoh-
tokoh dalam cerita.
Menjelaskan sifat-sifat
tokoh dalam cerita.
Menentukan latar
cerita
Menentukan tema
cerita
Menjelaskan amanat
cerita yang disimaknya
Menyimak
Cerita anak
Menyimak cerita anak yang
dibacakan dengan penuh
perhatian
mengidentifikasi tokoh-
tokoh dalam cerita
menemukan sifat-sifat tokoh
dalam cerita
membedakan sifat-sifat
tokoh dalam cerita.
Menentukan latar cerita
dengan mengutip kalimat
atau paragraf yang
mendukung
Menentukan tema cerita
yang disimaknya
menuliskan kembali isi cerita
dengan bahasa sendiri
mendeskripsikan amanat
cerita yang disimaknya
Teknik Tes:
Tulisan
Lisan
Perbuatan
Bentuk
Pilihan
Ganda
Isian/Essay
Instrumen
Daftar
Tugas
Daftar
Pertanyaan
2 x 35
menit
Standar Isi
2006
BinaBahasa
Indonesia
Kelas 6,
Erlangga
Buku-buku
yang relevan,
majalah,
koran
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VI / 1
Waktu : 2 X 35 Menit
MENYIMAK
I. Standar Kompetensi
Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan.
II. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi tokoh, watak, latar, tema atau amanat dari cerita anak yang
dibacakan
III. Indikator
1. Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita
2. Menjelaskan sifat-sifat tokoh dalam cerita dengan mengutip kalimat yang
mendukung.
3. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung
4. Menentukan tema cerita yang disimaknya
5. Mejelaskan amanat cerita yang disimaknya
6. Menuliskan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri
IV. Materi Pokok : Menyimak cerita Anak
V. Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
o Siswa menyimak penjelasan mengenai tabel yang berisi judul cerita, nama-
nama tokoh, watak, latar tempat dan waktu serta kalimat pendukungnya
o Siswa menyimak penjelasan penggunaan tabel sebagai panduan kegiatan
belajar untuk materi ini.
B. Kegiatan Inti
o Siswa menyimak pembacaan cerita dengan penuh perhatian.
o Siswa menuliskan nama-nama tokoh di kolom pada tabel yang disediakan.
o Siswa menuliskan watak masing-masing tokoh cerita sesuai isi cerita
o Siswa menjelaskan sifat tokoh-tokoh cerita dengan mengutip kalimat
pendukungnya.
o Siswa menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat yang mendukung
o Tanya jawab secara bergiliran antarsiswa mengenai jalinan cerita
o Beberapa siswa mempresentasikan isi cerita berdasarkan catatan tabulasi dan
diskusi sebagai bahan diskusi
o Masing-masing siswa menentukan tema cerita yang disimak berdasarkan
catatan tabulasinya.
o Siswa menjelaskan amanat cerita yang disimaknya.
o Menuliskan kembali isi cerita dengan menggunakan bahasa sendiri
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 50
C. Kegiatan Akhir
o Mengerjakan LKS
Mengisi tabulasi pemahaman menyimak cerita
Menuliskan ringkasan dari cerita yang didengarkan
Menjawab pertanyaan cerita yang disimak
Bersama-sama menyimpulkan isi cerita yang disimak
VI. Metode/Sumber Belajar
A. Metode
Tanya jawab, diskusi, penugasan
B. Sumber Belajar
Teks, Bina Bahasa Indonesia, SKKD
VII. Penilaian/ teknik tes:
Tulisan
Lisan
Perbuatan
J akarta, 2007
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 51
A. Teks Bacaan
Ayah Aldi saeorang pedagang es mambo. Ibunya seoran pembuat kue. Berberapa
bulan terakhir ini, ayah Aldi beralih menjadi penjual kue karena musim hujan mulai tiba.
Kue dijajakan dari satu kampung ke kampung lainnya dengan gerobak dorong.
Aldi dan kakaknya, Biko, bertugas membersihkan gerobak dan menata kue dalam
gerobak. Beberapa hari ini tugas Biko mulai ringan karena Aldi sudah mau membantu. Hal
itu tentu saja membuat Biko gembira.
Biko pun mulai bertingkah. Ia mengurangi tugasnya dengan berpura-pura sibuk di
belakang rumah. Sekarang gilranmu, Di. Sudah lama aku bekerja sendiri. Aku juga ingin
seperti kamu dulu, demikian alasan Biko.
Pagi itu ayah mereka ingin siap pergi berjualan lebih pagi. Akan tetapi, kue belum
selelai ditata. Tampak Aldi sedang bekerja sendirian.
Mana Biko? tanya ayahnya.
Aldi menunjuk ke arah belakang tanpa bicara. Ia takut terdengar kakaknya.
Biko, kemari! ayahnya memanggil.
Saya sedang menyelesaikan PR, Yah, katab Biko mengelak.
Nak, kamu jangan mau enaknya saja. Aldi belum begitu terampil menata kue ini.
Kredit kita di bank memang sudah lunas. Tapi kita tetap harus meningkatkan semangat
kerja. Karena biaya sekolahmu dari kue ini, Nak nasihat ayahnya.
Biko tampak tercenung. Segera kue-kue itu ditatanya. Bersamaan dengan itu sebuah
mobil bak terbuka berhenti. Seorang ibu turun dan berkata, Pak, kuenya tak perlu dibawa.
Saya mau borong semuanya. Sekarang hitunglah harganya!
Harga semuanya, seratus lima puluh ribu rupiah, Bu! kata ayah. Biko dan Aldi
mengangkut kue ke atas mobil.
Pembeli pergi. Wajah ayah, Biko dan Aldi tampak gembira. Ayah kembali memberi
nasihat bahwa kue buatan ibu mereka mulai dikenal orang. Pembeli harus dilayani dengan
baik, mutu kue harus ditingkatkan, dan kebersihannya harus dijaga.
Mendengar nasihat ayahnya, Biko dan Aldi sepakat akan membantu usaha orangtua
mereka.
L U N A S
Lampiran Materi
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 52
B. Tabel Nama Tokoh dan Watak Tokoh Cerita 1
No
Nama
Tokoh
Sifat/Watak Kalimat Pendukung
1
2
3
4
5
C. Tabel Latar Waktu/Tempat
Latar Waktu/Tempat Kalimat Pendukung
T
e
m
p
a
t
W
a
k
t
u
Lampiran Materi
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 53
SILABUS
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : IV / 2
Standar Kompetensi: 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Materi
Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Fasilitas
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
2.3 Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi,
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakan
nya
Menjelaskan
perkembangan alat
komunikasi secara
ringkas
Menjelaskan manfaat
alat komunikasi
Menyebutkan alat-alat
teknologi komunikasi
tradisional dan modern
Membedakan ciri-ciri
alat komunikasi
tradisional dan modern
Menjelaskan cara kerja
alat-alat komunikasi
tradisional dan modern
Alat
komunikasi
tradisioanl
dan
modern
Menjelaskan yang
dimaksud dengan alat
komunikasi tradisional
dan modern
Mendeskripsikan jenis-
jenis alat komunikasi
tradisional dan modern
Mendeskripsikan ciri-
ciri alat-alat teknologi
komunikasi tradisional
dan modern
Membandingkan 2 jenis
perbedaan alat-alat
teknologi komunikasi
tradisional dan modern.
Menyimpulkan manfaat
penggunaan alat
komunikasi
Modelling
Prompting
Teknik Tes:
Tulisan
Lisan
Kinerja
Bentuk
Pilihan
Ganda
Isian/Essay
Instrumen
Daftar
Tugas
Daftar
Pertanyaan
2 x 35
menit
Standar Isi
BinaBahasa
Indonesia
Kelas 6,
Erlangga
Buku-buku
yang relevan,
majalah,
koran
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(untuk setting klasikal-inklusif)
Mata Pelajaran : IPS
Kelas / Semester : IV / 2
Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta
pengalaman menggunakannya
III. Indikator
Menjelaskan perkembangan alat komunikasi secara ringkas
Menjelaskan manfaat alat komunikasi
Menyebutkan alat-alat teknologi komunikasi tradisional dan modern
Membedakan ciri-ciri alat komunikasi tradisional dan modern
Menjelaskan cara kerja alat-alat komunikasi tradisional dan modern
IV. Materi Pokok
Alat komunikasi tradisional dan modern
V. Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Beberapa siswa mencoba berkomunikasi jarak jauh dengan tanpa
menggunakan alat
2. Siswa berkomunikasi dengan menggunakan alat
B. Kegiatan Inti
1. Siswa dan guru mendiskusikan tentang kegiatan yang dilakukan saat kegiatan
awal
2. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan manfaat penggunaan alat
komunikasi
3. Siswa menyimak dan mencatat penjelasan guru mengenai jenis-jenis alat
komunikasi tradisional dan modern
4. Siswa mendeskripsikan mengenai jenis-jenis alat komunikasi tradisional dan
modern pada format mind map yang disediakan
5. Siswa mengamati tayangan tentang perkembangan alat komunikasi dari taraf
tradisional sampai modern
6. Siswa menyimak penjelasan tambahan dari guru mengenai perkembangan
alat komunikasi tradisional sampai modern
7. Siswa menuliskan/mengisi jenis alat komunikasi modern atau tradisional ke
dalam format mind map yang disediakan
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 55
8. Siswa berdiskusi tentang cara kerja masing-masing alat komunikasi
9. Siswa menuliskan cara kerja masing-masing alat komunikasi dalam tabel
yang disediakan
10. Siswa berdiskusi tentang ciri-ciri alat komunikasi tradisional/modern
11. Siswa menuliskan ciri-ciri masing-masing alat komunikasi tradisional dan
modern dalam table yang disediakan
12. Siswa menampilkan hasil diskusi dan catatannya mengenai perbedaan jenis
alat komunikasi tradisional/modern (ciri, manfaat).
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran tentang alat komunikasi
tradisional dan modern
2. Siswa menyimak tambahan penjelasan guru tentang jenis, ciri, manfaat alat
komunikasi.
VI. Fasilitasi Pembelajaran bagi Peserta Didik yang Berkesulitan Belajar
1. Modelling
2. Prompt ing
VII. Metode/Sumber
A. Metode
Tanya jawab, diskusi, penugasan tabulasi, mindmapping
B. Sumber Belajar
Teks, gambar, contoh alat komunikasi, CD tentang perkembangan alat
komunikasi, LKS
VIII. Penilaian
Kinerja
Tertulis
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 56
MIND MAP
TABULASI
Jenis/Ciri/Manfaat
Jenis Ciri/Bentuk Manfaat
Surat Tertulis
Kentongan Bambu
..
Tradisional
..
Telegraf Tertulis/elektronik
Surat kabar Tertulis/non elektronik
Radio Suara/elektronik
Telepon Suara/elektronik
Televisi Gambar/gerak/suara/elektronik
Modern
..
Alat
Komunikasi
J enis
Tradisional
Modern
Arti
Manfaat
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 57
Kasus I:
Langkah penyusunan Program Pembelajaran Individu (PPI):
DESKRIPSI KASUS
Iwan adalah anak laki-laki berusia 7 tahun 7 bulan yang duduk di kelas 1 SD. Di kelasnya
ada 43 siswa dengan satu orang guru. Saat ini Iwan telah mengenal beberapa huruf yang
sering digunakan sehari-hari. Sementara untuk huruf-huruf yang jarang digunakan seperti
X, V, F, Iwan masih mengalami kesulitan untuk menggunakannya.
Ketika diminta membaca, Iwan dapat membaca kata-kata yang terdiri dari dua suku kata,
dengan pola KV-KV. Untuk pola-pola yang lain, apalagi yang menggunakan huruf
sengau, Iwan mengalami kesulitan. Ketika menemukan huruf konsonan rangkap, Iwan
juga mengalami kesulitan. Biasanya ia menghilangkan salah satu hurufnya. Misalnya,
empat jadi epat, tanda jadi tada.
Secara umum Iwan masih bisa bercakap-cakap dengan orang lain. Hanya saja apabila
diperhatikan secara lebih seksama, struktur bahasa yang digunakannya kurang baik karena
tidak mengikuti kaidah bahasa yang seharusnya.
Dengan kondisi Iwan saat ini, tampaknya ia perlu pembelajaran yang individual. Oleh
karena itu perlu disusun Program Pembelajaran Individual. Program ini dapat dilihat pada
bagian selanjutnya.
13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 58
PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDU (PPI)
Nama : Iwan Kelas/Semester : I / 1
Tanggal Lahir : Bandung, 10 April 2000 Tahun Pembelajaran : 2006-2007
Usia : 7 Tahun 7 bulan J enis Kesulitan : Kesulitan Menulis
Orang tua/Wali : __________________
Profesi Orang tua/Wali :
Tujuan Pelaksana
Deskripsi
(Kondisi saat ini) Pendek Panjang
Strategi Media Evaluasi
Wkt
Target
PJ
Kemampuan :
1. mengenal huruf
2. memahami penjelasan lisan
3. bisa melafalkan dan
menuliskan kata yang
mempunyai 2 suku kata
Kesulitan:
1. bicara yang tidak terstrukutur
2. melafalkan kata-kata dalam
kalimat
3. kekurangan dalam menuliskan
huruf di tengah dan akhir
seperti huruf empat (epat),
tujuh (tuju)
4. sulit untuk menuliskan yang
mengandung konsonan
rangkap
1. dapat
melafalkan
kata yang
mengandung
konsonan
rangkap
2.
ampu
menuliskan
kata yang
diucapkan
1. dapat
melafalkan
kata dengan
benar dalam
kalimat
sederhan
2. dapat
menuliskan
kata-kata
serta
merangkaika
nnya dalam
dalam suatu
kalimat baik
tulisan
maupun lisan
1. mengenalkan beberapa
benda/gambar
2. suruh anak untuk
mengulangi ucapan guru
3. menuliskan nama benda
tersebut
4. menyuruh anak untuk
melihat huruf-huruf yang
ada dalam tulisan
5. menyuruh anak untuk
menuliskannya dengan
sistem suku kata
6. menyuruh anak untuk
mengucapkan sebelum
menuliskannya
7. apabila ada kesalahan
anak disuruh untuk tetap
mengucapkan/
membunyikan kata/suku
kata
1. gambar
2. benda
nyata
3. kartu
huruf
1. anak
disuruh
mengucap
kan nama
gambar
2 X
seming
gu
2
Bula
n
- guru
- orang
Tua
- terapi
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 59
Kasus II:
Langkah penyusunan Program Pembelajaran Individu (PPI):
DESKRIPSI KASUS
Hani adalah anak perempuan berusia 11 tahun yang duduk di kelas 5 SD. Di kelasnya ada
40 siswa dengan satu orang guru. Saat ini Hani sudah dapat menjumlah dan mengurang
bilangan bulat positif. Hani juga dapat menjumlah bilangan negatif dengan negatif.
Hani dapat menjumlah bilangan negatif dengan negatif, tetapi Hani menemui kesulitan
ketika diminta menjumlah bilangan bulat yang berbeda, yaitu pada saat menjumlah
bilangan bulat positif dengan negatif dan menjumlah bilangan bulat negatif dengan positif.
Bulat negatif dengan positif, dan mengurang bilangan negatif dengan negatif, Hani
mengalami kendala.
Dengan kondisi Hani saat ini, tampaknya ia perlu pembelajaran yang individual. Oleh
karena itu perlu disusun Program Pembelajaran Individual. Program ini dapat dilihat pada
bagian selanjutnya.
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 60
PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDU (PPI)
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
Nama : Hani Kelas/Semester : V/1
Tanggal Lahir : Tahun Pembelajaran : 2006/2007
Usia : 11 Tahun J enis Kesulitan : Kesulitan Berhitung (Penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat)
Orang tua/Wali : Sri Profesi Orang tua/Wali : Karyawan
Tujuan Pelaksana
No.
Deskripsi
(Kondisi saat ini) Pendek Panjang
Strategi Media Evaluasi
Wkt Target PJ
A.
B.
Kemampuan :
1. Menjumlah dan
mengurang
bilangan bulat
positif
2. Menjumlah
bilangan bulat
negatif dengan
negatif
Kesulitan
1. Menjumlah
bilangan bulat
positif dengan
negatif
2. Menjumlah
bilangan bulat
negatif dengan
positif
3. Mengurang
bilangan bulat
positif dengan
1. Dapat menjumlah
bilangan bulat
negatif dengan
positif dan negatif
dengan positif
yang masih
sederhana dengan
bantuan kempyeng
2. Dapat mengurang
bilangan bulat
negatif dengan
positif, negatif
dengan positif, dan
negative dengan
negative yang
masih sederhana
dengan bantuan
kempyeng.
1. Dapat
menjumlah
bilangan bulat
dengan bantuan
alat
2. Dapat
mengurang
bilangan bulat
dengan bantuan
alat
3. Dapat
menjumlah dan
mengurang
bilangan bulat
tanpa bantuan
alat
Pembukaan
1. Guru memperlihatkan
remout control AC dan
tanya jawab
kegunaannya.
2. Guru memperlihatkan
buku tabungan dan
pinjaman dari koperasi
kemudian tanya jawab
makna menabung dan
meminjam.
Kegiatan inti
3. Guru membuat garis
bilangan yang memuat
bilangan negatif dan
positif secara horizontal
atau vertikal.
4. Tanya jawab makna
bilangan pada garis
bilangan tersebut
5. Memperkenalkan
1. Remote
Control AC
2. Buku
Tabungan &
pinjaman
3. Garis
bilangan
4. Kempyeng,
tutup botol yg
sdh ditulis
+ atau -
1. Anak disuruh
menjumlah
atau
mengurang
dg bantuan
kempyeng
2. Anak disuruh
menjumlah
atau
mengurang
tanpa
bantuan
kempyeng
2 x
seminggu
2 x
semingg
u
1. Guru
2. Orang
Tua
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 61
negatif
4. Mengurang
bilangan bulat
negatif dengan
positif
5. Mengurang
bilangan bulat
negatif dengan
negatif
kempyeng, yakni bekas
tutup botol yang sudah
ditulisi tanda +/ -
sebagai alat bantu
menghitung
penjumlahan.
6. Guru memberikan contoh
menjumlah bilangan
positif dengan potitif,
negatif dengan negative
yang sederhana dengan
bantuan kempyeng.
7. Siswa menjumlah
bilangan spt contoh guru.
8. Guru memberikan contoh
menjumlah bilangan
positif dengan negatif,
negatif dengan positif
yang sederhana dengan
bantuan kempyeng
9. Siswa menjumlah
bilangan spt contoh guru.
10. Guru memberikan
contoh mengurang
bilangan positif dengan
positif, negatif dengan
negative yang sederhana
dengan bantuan
kempyeng.
11. Siswa mengurang
bilangan spt contoh
guru.
12. Guru memberikan
contoh mengurang
bilangan positif dengan
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 62
negatif, negatif dengan
positif yang sederhana
dengan bantuan
kempyeng
13. Siswa mengurang
bilangan spt contoh
guru.
14. Menjumlah bilangan
bulat sederhana tanpa
bantuan kempyeng.
15. Mengurang bilangan
bulat sederhana tanpa
bantuan kempyeng.
Mengetahui
Kepala SD
NIP. ...........
J akarta, ..
Guru Bidang Studi Matematika
.
NIP.
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 63
LEMBAR KERJA SISWA
PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN KEMPYENG
KELAS V-1
SEKOLAH DASAR
Konsep yang ditanamkan:
Terdapat 2 jenis model, yang satu mewakili bilangan positif dan yang lain bilangan negatif.
Bila bilangan positif dipasangkan dengan bilangan negatif, berapapun jumlahnya pasangan itu, maka nilainya nol.
=0
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 64
A. LATIHAN DASAR
=4
` =(-3)
=0
=?
Siswa diarahkan untuk diskusi hingga menemukan jawaban sebagai berikut:
Sama dengan :
=(-1 ), karena yang berpasangan nilainya nol.
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 65
B. PENJUMLAHAN
3 + 2 = =5
-3 + (-4) = =-7
4 + (-5) = =-1
-4 + 6 = =2
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 66
C. PENGURANGAN
4 - 3 = =1
-5 - (-3) = =-2
D. PENGURANGAN (Jika yang diambil kurang atau tidak ada)
3 - (-4) = =7
-4 - 2 = =-6
3 - 5 = =-2
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 67
E. LATIHAN
Latihan 1
Selesaikalah soal-soal penjumlahan berikut ini dengan bantuan kempyeng!
Gambarkan hasilnya dibawah ini!
a) 3 +6 = f) 9 +(-7) =
b) 5 +6 = g) 10 +(-6) =
c) -4 +(-3) = h) -7 +10 =
d) -3 +(-5) = i) -10 +8 =
e) 5 +(-9) = j) -9 +6 =
Latihan 2
Selesaikalah soal-soal pengurangan berikut ini dengan bantuan kempyeng!
Gambarkan hasilnya dibawah ini!
a) 8 - 3 = f) 8 - (-9) =
b) 3 - 7 = g) 9 - (-6) =
c) -8 - (-6) = h) -10 - 10 =
d) -3 - (-10) = i) -10 - 7 =
e) -9 - (-9) = j) -9 - 5 =
Latihan 3
Selesaikalah soal-soal penjumlahan berikut ini tanpa bantaun kempyeng!
a) 4 +7 = f) 10 +(-3) =
b) 3 +7 = g) 9 +(-6) =
c) -5 +(-4) = h) -8 +9 =
d) -7 +(-4) = i) -10 +8 =
e) 5 +(-10) = j) -9 +7 =
Latihan 4
Selesaikalah soal-soal pengurangan berikut ini tanpa bantuan kempyeng!
a) 4 - 7 = f) 5 - (-7) =
b) 10 - 5 = g) 10 - (-4) =
c) -7 - (-4) = h) -9 - 9 =
d) -4 - (-9) = i) -9 - 5 =
e) -10 - (-8) = j) -10 - 4 =
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 68
KUNCI JAWABAN LATIHAN
Jawaban latihan 1
a) 3 +6 = =9
b) 5 +6 = =11
c) -4 +(-3) = =-7
d) -3 +(-5) = =-8
e) 5 +(-9) = =-4
f) 9 +(-7) = =2
g) 10 +(-6) = =4
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 69
h) -7 +10 = =3
i) -10 +8 = =-2
j) -9 +6 = =-3
Jawaban Latihan 2
a) 8 - 3 = =5
b) 3 - 7 = =6
c) -8 - (-6) = =-2
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 70
d) -3 - (-10) = =7
e) -9 - (-9) = =0
f) 8 - (-9) = =17
g) 9 - (-6) = =15
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 71
h) -10 - 10 = =-20
i) -10 - 7 = =-17
j) -9 - 5 = =-14
Model Kurikulum bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar-2007 72
Jawaban Latihan 3
a) 4 +7 =11
b) 3 +7 = 10
c) -5 +(-4) =-9
d) -7 +(-4) =-11
e) 5 +(-10) =-5
f) 10 +(-3) =7
g) 9 +(-6) =3
h) -8 +9 =1
i) -10 +8 =-2
j) -9 +7 =-2
Jawaban Latihan 4
a) 4 - 7 =-3
b) 10 - 5 = 5
c) -7 - (-4) =-3
d) -4 - (-9) =5
e) -10 - (-8) =-2
f) 5 - (-7) =12
g) 10 - (-4) =14
h) -9 - 9 =-18
i) -9 - 5 =-14
j) -10 - 4 =-14