Anda di halaman 1dari 40

GAPEKSINDO

GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA


halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
PENGANTAR
Buku saku PETUNJUK KERJA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK TUKANG BANGUNAN
Pembangunan, adalah sebuah upaya umat manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, dan
dalam parameter global, pembangunan infra struktur adalah sebuah variable positf yang berbanding lurus
terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk hal mana Indonesia sebagai salah satu negara besar di dunia yang
berpenduduk 240 juta jiwa menempatkan pembangunan infra struktur sebagai prioritas utama dalam upaya
meningkatkan perekonomian masyarakat yang bermuara pada perekonomian Negara.
Namun dibalik kegemerlapan pembangunan diseantero negeri, kita sadari bahwa dampak pembangunan
juga menyertakan secara bersamaan kerusakan lingkungan, sekaligus kontribusi terhadap pemanasan global
sebagai dampak dari akumulasi berbagai hal, di antaranya penggunaan material infrastruktur dan termasuk
di dalamnya inefsiensi berbagai aspek sebagai akibat kurangnya wawasan Pembangunan Ramah lingkungan
dikalangan pekerja konstruksi Indonesia yang secara umum terbatas dalam akses pengetahuan .
GAPEKSINDO, selaku assosiasi yang beranggotakan 22.000 badan usaha Konstruksi Indonesia, yang secara
langsung membawahi ratusan ribu pekerja konstruksi (dari sekitar 5,7 juta pekerja konstruksi Indonesia),
merasa perlu serta dalam program Nasional, bahkan Global, dalam bentuk pembinaan langsung terhadap
anggotanya, atau minimal mengawali sebuah knowledge perihal bagaimana sebuah Pembangunan Ramah
lingkungan dalam aspek implementasi terendah ditngkat pekerja tukang.
Untuk itu, sebuah langkah awal dengan menerbitkan buku saku, PETUNJUK KERJA RAMAH LINGKUNGAN
UNTUK TUKANG BANGUNAN jilid I, adalah sebuah atensi pembinaan Gapeksindo terhadap lahirnya tenaga
tukang Indonesia, yang peduli terhadap GREEN DEVELOPMENT, sekaligus langkah awal menuju tenaga
tukang Indonesia berkwalitas Internasional.
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
3
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
Buku saku ini amatlah sederhana dalam berbagai aspek, namun semoga kesederhanaan inilah justru yang
akan mampu menyadarkan kita, bahwa kita semua memiliki kontribusi langsung/tdak langsung terhadap
kerusakan sekaligus perbaikan lingkungan hidup sebagai pekerja Konstruksi Indonesia yang bertanggung
jawab.
Wassalam,
Irwan Kartwan
Ketum Gapeksindo
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 4
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
KATA SAMBUTAN
Buku saku Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan ini merupakan suatu bentuk
kreatvitas penyusun dan sekaligus mencerminkan kepedulian terhadap isu lingkungan dan upaya untuk
mendorong diterapkannya prinsip-prinsip efsiensi dalam setap tahapan pelaksanaan pembangunan guna
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Keunikan buku saku ini terletak pada penyajian materinya
yang mengarah pada prosedur pelaksanaan pekerjaan yang efsien, dan bukan semata-mata menyangkut
pemanfaatan bahan/material yang ramah lingkungan sebagaimana seringkali ditemukan pada buku-buku
lainnya. Oleh sebab itu, Badan Pembinaan Konstruksi sebagai suatu unit di Kementerian Pekerjaaan Umum
yang mempunyai tugas membina penyedia jasa dan tenaga kerja konstruksi tentunya sangat menyambut
gembira atas diterbitkannya buku saku ini karena niscaya akan bermanfaat untuk masyarakat dan dapat
digunakan sebagai acuan prakts para pekerja dan tukang bangunan yang bertugas di lapangan.
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 5
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
B A D A N P E M B I N A A N K O N S T R U K S I
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
Kehadiran buku saku bagi tukang bangunan yang menggunakan bahasa sederhana dan populer disertai
gambar-gambar yang cukup menarik ini dapat pula dikatakan sebagai wujud sumbangan terhadap
pembentukan karakter bangsa, karena buku ini tentunya lebih bisa menarik minat anak-anak usia sekolah
yang merupakan generasi penerus bangsa.
Mudah-mudahan dengan terbitnya Jilid 1 yang memuat tentang Jenis Pekerjaan Umum dan Cara Sederhana
akan segera disusul dengan penerbitan jilid-jilid selanjutnya dengan jangkauan materi yang lebih luas hingga
ke semua jenis pekerjaan dan tngkat pelaksana lapangan.
Akhirnya, saya mengucapkan selamat kepada Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia,
GAPEKSINDO, yang telah memprakarsai diterbitkannya buku ini dengan harapan mudah-mudahan prakarsa
ini benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat luas dan bisa menjadi sumbangan nyata bagi dunia jasa
konstruksi kita.
Jakarta, November 2011
Ir. Bambang Goeritno, MSc, MPA

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 6
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
MENUJU PROSEDUR KONSTRUKSI HIJAU
Karakteristk bangunan ramah lingkungan umumnya berkaitan dengan perencanaan, proses pembangunan
dan pemanfaatan material bangunan yang mengarah pada aspek fsik konstruksi bangunan menuju
keseimbangan lingkungan hidup dan kelayakan kehidupan yang berkelanjutan. Demikian pula isu pemanasan
global juga sering dihubungkan dengan produk konstruksi bangunan. Hal ini disebabkan karena umumnya
pembuatan komponen-komponen bangunan banyak memanfaatkan material yang dalam proses produksinya
turut memberi kontribusi pada pemanasan global melalui emisi gas rumah kaca dalam bentuk gas karbon,
metana maupun jenis gas tertentu lainnya. Kondisi ini perlu dikendalikan untuk meminimalisir dampak
negatfnya terhadap efek pemanasan global di muka bumi.
Berdasarkan dokumen IPCC (Intergovernmental Panel and Climate Change), selama kurun waktu dari tahun
1861 sampai 2005 telah terjadi kenaikan suhu global rata-rata 0.6 0.7 derajat celcius, sedangkan prediksi
para ahli pada tahun 2100 peningkatan suhu bumi rata-rata sekitar 1.4 5.8 derajat celcius yang diakibatkan
oleh emisi gas rumah kaca. Peningkatan yang cukup drasts ini terutama disebabkan oleh pelepasan
karbondioksida dan gas-gas lainnya ke atmosfer bumi yang dikenal sebagai gas rumah kaca terutama akibat
pembakaran bahan bakar fosil, sepert batu bara, minyak bumi (yang diolah menjadi bensin, minyak tanah,
avtur, pelumnas oli) dan gas alam sejenis yang tdak dapat diperbaharui. Semakin atmosfr bumi banyak
mengandung gas-gas rumah kaca ini, maka atmosfr seakan berubah fungsi menjadi insulator yang akan
menahan lebih banyak pantulan radiasi panas matahari dari bumi ke atmosfr.
Pemanasan global akan terus meningkat sejalan dengan waktu. Harapan untuk menahan atau
mengendalikannya, lebih banyak tergantung pada perilaku umat manusia penghuni bumi. Upaya gerakan
pembangunan berwawasan hijau dan penghijauan nyata sambil menghambat laju deforestasi serta
gerakan lain untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi andalan dalam menghadapi bencana akibat
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 7
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
pemanasan global tersebut. Para perencana bangunan, arsitek dan konstruktor seyogyanya sudah memiliki
kepekaan dalam menerapkan konsep atau ide desain dan metode konstruksi bangunan yang berwawasan
lingkungan dengan orientasi pada konsep konstuksi hijau (Green constructon) ataupun bangunan hijau
(Green Building).
Dunia internasional melalui Protokol Kyoto 1997 (gambar 1) telah menetapkan enam jenis gas rumah kaca
yaitu CO
2
, NH
4
, N
2
O, HFC, PFC dan SF
6
yang kesemuanya diekivalensikan terhadap takaran produk masa
CO
2
. Ini berart, kandungan keseluruhan emisi gas rumah kaca di atmosfr disetarakan dengan kandungan
CO
2
diudara (ekivalen kg CO
2
). Kesepakatan internasional ini yang dijadikan standar ukuran besar kecilnya
pengaruh suatu produk terhadap lingkungan secara fsik dalam konteks pemanasan global.
Indonesia sendiri telah meratfkasi protokol Kyoto 1997 melalui UU no 17 Tahun 2004, sehingga sudah harus
menerapkan pola pembangunan berwawasan lingkungan untuk mengendalikan peningkatan pemanasan
global. Berbagai dokumen hasil kajian telah mengungkapkan bahwa bangunan dapat memproduksi emisi
gas karbon sampai lebih dari 40% di beberapa tempat di dunia. Oleh sebab itu, setap upaya mereduksi emisi
gas karbon melalui bangunan dengan klasifkasi bangunan komersial, bangunan rumah tnggal dan bangunan
utlitas atau bangunan industri menjadi langkah strategis untuk menahan laju pemanasan global.
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 8
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
UNITED NATION CONFERENCE on the HUMAN ENVIRONMENT, STOCKHOLM,1972
KONPERENSI BUMI RIO de JENEIRO, 1992
PROTOKOL KYOTO (UNFCCC), 1997
KONPERENSI BUMI JOHANNESBURG, 2007
KONPERENSI PERUBAHAN IKLIM BALI, 2007 (gambar 2)
WORLD OCEAN CONFERENCE, MANADO 2009
KONPERENSI PERUBAHAN IKLIM KOPENHAGEN, 2009
20 tahun
25 tahun
5 tahun
15 tahun
10 tahun
10 tahun
3 bulan
2 tahun
2 tahun
2 tahun
7 bulan
Gambar 1 : Komitmen Kepedulian Lingkungan
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 9
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
Gambar 2 : Peta Iklim
htp://en.wikipedia.org/wiki/File:ClimateMap_Word.png#fle
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 10
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism) yang merupakan produk dari protokol Kyoto,
sebagaimana dijelaskan dalam UU No 17 Tahun 2004, adalah prosedur penurunan emisi gas rumah kaca dalam
rangka kerjasama negara industri dan negara berkembang. Negara industri melakukan investasi dinegara berkembang
untuk mencapai target penurunan emisinya. Sementara itu negara berkembang berkepentngan mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Annex A protokol Kyoto menyebutkan sektor utama yang menjadi perhatan pokok
sebagai sumber emisi gas rumah kaca meliput: enerji, proses industri, bahan pelarut, pertanian dan limbah. Pengukuran
pengurangan emisi karbon yang terkait langsung dengan bidang konstruksi yaitu sektor-sektor enerji, proses industri
dan limbah. Ketga sektor tersebut menjadi tolok ukur utama baik dalam desain dan mekanisme atau proses konstruksi
suatu bangunan maupun dalam pekerjaan-pekerjaan sipil lainnya yang kesemuanya mengarah pada tata cara serta
prosedur konstruksi ramah lingkungan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa, lingkup desain, konstruksi hemat
enerji, penggunaan produk industri ramah lingkungan, serta tdak memproduksi limbah berlebihan merupakan intsari
jiwa konstruksi hijau. Sehubungan dengan konstruksi hijau, pemahaman bangunan hijau (Green Building) yang telah
disepakat secara internasional antara lain berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan/ekosistem dan memenuhi
kinerja yang diantaranya menyangkut perihal:
- bijak guna lahan,
- hemat air,
- hemat energi,
- hemat bahan / kurangi limbah,
- kualitas udara ruangan.
Kinerja tersebut menjadi tolok ukur dalam penilaian atau pemeringkatan suatu bangunan tergolong sebagai bangunan
hijau atau tdak. Hal yang senada juga perlu dilakukan dalam proses pelaksanaan konstruksi menuju konstruksi hijau,
yang akan berkontribusi besar pada pemenuhan standar bangunan hijau. Jadi dalam proses pelaksanaan konstruksi
juga perlu menerapkan pola bijak guna lahan, hemat air, hemat energi, kurangi limbah/hemat bahan serta menjaga
kualitas udara bersih dan segar.
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 11
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
Pelaku pelaksana konstruksi dalam hal ini berperan signifkan dalam upaya mereduksi emisi gas rumah kaca melalui
penerapan prosedur atau manajemen konstruksi berbasis hijau. Para pelaku tersebut di antaranya meliput para
pekerja, tukang, sampai tenaga ahli manajemen konstruksi. Upaya penghematan air, energi (listrik, BBM), bahan
bangunan (semen, batu bata, dll), serta meminimalisir limbah menjadi tndakan prioritas dalam kontribusinya
mengurangi emisi gas rumah kaca.
Jumlah tukang dan pekerja bangunan di Indonesia yang kini mencapai sekitar 5,7 juta orang dalam berbagai bidang
bila diequivalensikan dapat mengurangi ceceran semen sekitar 2 kg dalam sehari misalnya, maka secara keseluruhan
dapat mengeliminasi emisi CO
2
sebesar sekitar 3 juta ton CO
2
per tahun. Belum lagi apabila mereka mampu menghemat
pemanfaatan air, energi listrik, bahan bakar minyak, kayu, material alam lainnya dan energi manusia seraya dapat
mengurangi limbah dalam pelaksanaan pekerjaannya, maka total dampak kontribusinya (termasuk semen) terhadap
pengurangan emisi CO
2
per tahun sekitar 10 juta ton CO
2
yang setara dengan penyerapan CO
2
oleh 500 ribu pohon besar
dalam setahun (asumsi 1 pohon besar rata-rata dapat menyerap 20 ton CO
2
/tahun).
Perlu disadari, jumlah tersebut hanya diperoleh dari optmalisasi proses pelaksanaan pekerjaan yang tdak lebih dari
10% bila ditnjau terhadap keseluruhan pemanfaatan material dan energi dalam pekerjaan pembangunan. Oleh sebab
itu, berdirinya suatu bangunan hijau tdak berlebihan bila dikatakan sebenarnya berawal dari peran para pekerja
bidang konstruksi.
Di sisi lain, melalui optmalisasi pemanfaatan material dan energi sebesar 10% yang terbuang sia-sia tersebut, seakan
industri jasa konstruksi telah melakukan penghijauan dengan menumbuhkan 500 ribu pohon besar yang sekaligus
berdampak positf terhadap peningkatan pendapatan dan perekonomian industri jasa konstruksi itu sendiri seraya ikut
mengurangi bencana akibat pemanasan global.
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 12
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
Untuk mencapai kondisi positf tersebut maka, kiranya perlu mengembangkan suatu standar operasional prosedur (SOP)
yang berkaitan dengan cita-cita konstruksi hijau yang secara khusus berlaku bagi para pekerja konstruksi. Kriteria-
kriteria tersebut menjadi fokus bahasan dalam buku saku ini yang direfeksikan dengan kata BETA Hemat.
Dengan demikian, maka berbagai manual atau pedoman teknis bagi pekerja atau tukang bangunan yang sudah ada
saat ini perlu kiranya diadaptasikan pada upaya cita-cita menuju konstruksi hijau. Namun demikian, bahwa upaya
pengembangan SOP konstruksi hijau perlu dilakukan secara kolektf sampai pada tngkatan tenaga ahli maupun bagi
supplier bahan bangunan dan sektor terkait lainnya, karena pada hakekatnya tndakan para pekerja untuk melaksanakan
kegiatan berorientasi konstruksi hijau tdaklah berdiri sendiri namun merupakan satu mata rantai kegiatan manajemen
konstruksi yang didalamnya meliput peran tenaga ahli.
Sebagai penutup sekali lagi perlu ditekankan bahwa peran pelaku konstruksi cukup signifkan dalam mewujudkan clean
development mechanism yang menjadi jiwa UU No 17 tahun 2004. Apresiasi perlu diberikan kepada para pekerja
konstruksi yang senantasa melaksanakan kegiatannya berbasis pada konstruksi hijau yang berart mereka juga
berperan aktf dalam mengurangi emisi karbon, menghambat laju pemanasan global demi mewujudkan pembangunan
berkesinambungan.
Jakarta, November 2011
Penyusun
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 13
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan halaman 14
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan halaman 15
HEMAT BAHAN
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan halaman 16
HEMAT ENERGI
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan halaman 17
HEMAT TEMPAT
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan halaman 18
HEMAT AIR
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 19 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan halaman 19
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 20
PEKERJAAN PERSIAPAN
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 21
PEKERJAAN BOUWPLANK / PENENTU TAPAK
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 22 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN GALIAN
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 23 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN PASANG BATU KALI
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 24 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN KAYU
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 25 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN PEMBUATAN MAL
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
PEKERJAAN PERANCAH
26 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 27 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN PERANCAH
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
28 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN PEMBESIAN
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
29 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN BETON
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 30 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN COR SLOOF
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 31 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN COR KOLAM
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 32 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN MERENDAM DAN MEMBASAHI BATA/UBIN
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 33 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN PASANG BATA/BATAKO
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
34 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN PEMASANGAN UBIN
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 35 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN PLESTER
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman 36 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan
PEKERJAAN CAT
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
halaman
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Jl. Minangkabau No. 35 F Pasar Manggis Jakarta-Selatan 12970
Telp : (021) 837 87 219 Fax : (021) 837 87 218
http : //www.gapeksindo.co.id E-mail : info@gapeksindo.co.id
ISBN 978-602-97495-1-9

Anda mungkin juga menyukai