Anda di halaman 1dari 29

Refrat

Gangguan Somatoform
Disusun oleh:
Aidyl Fitrisyah
Dosen Pembimbing:
dr. Bambang Eko Sunaryanto, Sp!
BAG"A# "$%& ESE'A(A# !")A
*&%A' SA"( !")A DAE*A' !A%B"
+,-,
HALAMAN PENGESAHAN
*efrat
!udul
Gangguan Somatoform
.leh:
Aidyl Fitrisyah
(elah diterima dan disetu/ui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
epaniteraan linik Senior di Bagian "lmu esehatan !i0a Fakultas edokteran
&ni1esitas Sri0i/aya *umah Sakit !i0a Daerah periode + 2 3, Agustus +,-,.
!ambi, 4 Agustus +,-,
dr. Bambang Eko Sunaryanto, Sp!
ii
KATA PENGANTAR
Segala pu/i dan syukur, penulis pan/atkan kehadirat Allah S)( yang telah
memberikan rahmat dan karunia2#ya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
refrat yang ber/udul gangguan somatoform, yang merupakan salah satu syarat
untuk menempuh kepaniteraan klinik senior bagian ilmu kesehatan /i0a *S!D
!ambi.
Di dalam penyusunan refrat ini penulis menyadari keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki, tetapi penulis mengu5apkan terima kasih kepada
dr. Bambang Ekon Sunaryanto, Sp!, berkat bantuan dan bimbingan dalam
penyusunan refrat ini. Penulis /uga mengu5apkan terima kasih atas bantuan dari
teman2teman di bagian ilmu kesehatan /i0a *S!D !ambi, sehingga penyusunan
refrat ini dapat diselesaikan 0alaupun masih /auh dari sempurna.
Palembang, 4 Agustus +,-,
Penulis
iii
DAFTAR ISI
'A$A%A# !&D&$ ........................................................................................ i
'A$A%A# PE#GESA'A#.......................................................................... ii
A(A PE#GA#(A* ..................................................................................... iii
DAF(A* "S" .................................................................................................... i1
BAB - PE#DA'&$&A#................................................................................ -
BAB + "S" ......................................................................................................... +
BAB 3 PE#&(&P ........................................................................................... +6
DAF(A* P&S(AA ...................................................................................... +7
iv
Bab I
Pendahuluan
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki
ge/ala fisik 8sebagai 5ontohnya, nyeri, mual, dan pusing9 di mana tidak dapat
ditemukan pen/elasan medis yang adekuat. Ge/ala dan keluhan somatik adalah
5ukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada
pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan
sosial atau peker/aan. Suatu diagnosis gangguan somatoform men5erminkan
penilaian klinisi bah0a faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk
onset, keparahan, dan durasi ge/ala. Gangguan somatoform adalah tidak
disebabkan oleh pura2pura yang disadari atau gangguan buatan 8Pardamean E,
+,,:9.
Gambaran yang penting dari gangguan somatoform adalah adanya ge/ala
fisik, dimana tidak ada kelainan organik atau mekanisme fisiologik. Dan untuk hal
tersebut terdapat bukti positif atau perkiraan yang kuat bah0a ge/ala tersebut
terkait dengan adanya faktor psikologis atau konflik. arena ge/ala tak spesifik
dari beberapa sistem organ dapat ter/adi pada penderita an;ietas maupun penderita
somatoform disorder, diagnosis an;ietas sering disalahdiagnosiskan men/adi
somatoform disorder, begitu pula sebaliknya. Adanya somatoform disorder, tidak
menyebabkan diagnosis an;ietas men/adi hilang. Pada DS%2"< ada 6 kategori
penting dari somatoform disorder, yaitu hipokhondriasis, gangguan somatisasi,
gangguan kon1ersi dan gangguan nyeri somatoform 8"skandar =, +,,49.
Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku men5ari perhatian
8histrionik9, terutama pada pasien yang kesal karena tidak berhasil membu/uk
dokternya untuk menerima bah0a keluhannya memang penyakit fisik dan bah0a
perlu adanya pemeriksaan fisik yang lebih lan/ut. 8PPDG! """, -4439.
1
Bab II
I!
Def!n!!
Gangguan somatoform 8somatoform disorder9 adalah suatu kelompok
gangguan, ditandai dengan keluhan tentang masalah atau simptom fisik yang tidak
dapat di/elaskan oleh penyebab kerusakan fisik 8#e1id, dkk, +,,79. Pada
gangguan somatoform, orang memiliki simptom fisik yang mengingatkan pada
gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat ditemukan
sebagai penyebabnya. Ge/ala dan keluhan somatik menyebabkan penderitaan
emosional>gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan
sosial atau peker/aan. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh pura2pura
yang disadari atau gangguan buatan.
Et!olog!
(erdapat faktor psikososial berupa konflik psikologis di ba0ah sadar yang
mempunyai tu/uan tertentu. Pada beberapa kasus ditemukan faktor genetik dalam
transmisi gangguan ini. Selain itu, dihubungkan pula dengan adanya penurunan
metabolisme 8hipometabolisme9 suatu ?at tertentu di lobus frontalis dan hemisfer
non dominan 8apita Selekta, +,,-9.
Se5ara garis besar, faktor2faktor penyebab dikelompokkan sebagai berikut 8#e1id,
dkk, +,,79:
a. Faktor2faktor Biologis
Faktor ini berhubungan dengan kemungkinan pengaruh genetis 8biasanya pada
gangguan somatisasi9.
b. Faktor $ingkungan Sosial
Sosialisasi terhadap 0anita pada peran yang lebih bergantung, seperti @peran
sakitA yang dapat diekspresikan dalam bentuk gangguan somatoform.
2
5. Faktor Perilaku
Pada faktor perilaku ini, penyebab ganda yang terlibat adalah:
2 (erbebas dari tanggung /a0ab yang biasa atau lari atau menghindar dari
situasi yang tidak nyaman atau menyebabkan ke5emasan 8keuntungan
sekunder9.
2 Adanya perhatian untuk menampilkan @peran sakitA
2 Perilaku kompulsif yang diasosiasikan dengan hipokondriasis atau
gangguan dismorfik tubuh dapat se5ara sebagian membebaskan ke5emasan
yang diasosiasikan dengan keterpakuan pada kekha0atiran akan kesehatan
atau kerusakan fisik yang dipersepsikan.
d. Faktor Emosi dan ognitif
Pada faktor penyebab yang berhubungan dengan emosi dan kognitif, penyebab
ganda yang terlibat adalah sebagai berikut:
2 Salah interpretasi dari perubahan tubuh atau simptom fisik sebagai tanda
dari adanya penyakit serius 8hipokondriasis9.
2 Dalam teori Freudian tradisional, energi psikis yang terpotong dari
impuls2impuls yang tidak dapat diterima dikon1ersikan ke dalam simptom
fisik 8gangguan kon1ersi9.
2 %enyalahkan kiner/a buruk dari kesehatan yang menurun mungkin
merupakan suatu strategi self-handicaping 8hipokondriasis9.
Man!feta! Kl!n!
%anifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan2keluhan ge/ala
fisik yang berulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah
berkali2kali terbukti hasilnya negatif dan /uga telah di/elaskan dokternya bah0a
tidak ada kelainan yang mendasari keluhannya 8apita Selekta, +,,-9. Beberapa
orang biasanya mengeluhkan masalah dalam bernafas atau menelan, atau ada yang
@menekan di dalam tenggorokanA. %asalah2masalah seperti ini dapat
merefleksikan akti1itas yang berlebihan dari 5abang simpatis sistem saraf
otonomik, yang dapat dihubungkan dengan ke5emasan. adang kala, se/umlah
simptom mun5ul dalam bentuk yang lebih tidak biasa, seperti @kelumpuhanA pada
3
tangan atau kaki yang tidak konsisten dengan ker/a sistem saraf. Dalam kasus2
kasus lain, /uga dapat ditemukan manifestasi dimana seseorang berfokus pada
keyakinan bah0a mereka menderita penyakit yang serius, namun tidak ada bukti
abnormalitas fisik yang dapat ditemukan 8#e1id, dkk, +,,79.
Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku men5ari perhatian
8histrionik9, terutama pada pasien yang kesal karena tidak berhasil membu/uk
dokternya untuk menerima bah0a keluhannya memang penyakit fisik dan bah0a
perlu adanya pemeriksaan fisik yang lebih lan/ut 8PPDG! """, -4439. Dalam kasus2
kasus lain, orang berfokus pada keyakinan bah0a mereka menderita penyakit
serius, namun tidak ada bukti abnormalitas fisik yang dapat ditemukan.
Gambaran keluhan ge/ala somatoform:
#europsikiatri:
2 @edua bagian dari otak saya tidak dapat berfungsi dengan baikA B
2 @Saya tidak dapat menyebutkan benda di sekitar rumah ketika ditanyaA
ardiopulmonal:
2 @ !antung saya terasa berdebar debarC. Saya kira saya akan matiA
Gastrointestinal:
2 @Saya pernah dira0at karena sakit maag dan kandung empedu dan belum
ada dokter yang dapat menyembuhkannyaA
Genitourinaria:
2 @Saya mengalami kesulitan dalam mengontrol BA, sudah dilakukan
pemeriksaan namun tidak di temukan apa2apaA
%us5uloskeletal
2 @Saya telah bela/ar untuk hidup dalam kelemahan dan kelelahan
sepan/ang 0aktuA
Sensoris:
2 @Pandangan saya kabur seperti berkabut, tetapi dokter mengatakan
ka5amata tidak akan membantuA
Beberapa tipe utama dari gangguan somatoform adalah gangguan
kon1ersi, hipokondriasis, gangguan dismorfik tubuh, dan gangguan somatisasi.
4
Kla!f!"a! dan D!agno!
Gangguan Somatoform berdasarkan PPDG! """ dibagi men/adi :
F.67., gangguan somatisasi
F.67.- gangguan somatoform tak terperin5i
F.67.+ gangguan hipokondriasis
F.67.3 disfungsi otonomik somatoform
F.67.6 gangguan nyeri somatoform menetap
F.67.7 gangguan somatoform lainnya
F.67.D gangguan somayoform =((
DS%2"<, ada tu/uh kelompok, lima sama dengan klasifikasi a0al dari
PPDG! ditambah dengan gangguan kon1ersi, dan gangguan dismorfik tubuh.
Pada bagian psikiatri, gangguan yang sering ditemukan di klinik adalah
gangguan somatisasi dan hipokondriasis.
F# $%#& Gangguan Somat!a!
Def!n!!
Gangguan somatisasi 8somatization disorder9 di5irikan dengan keluhan
somatik yang beragam dan berulang yang bermula sebelum usia 3, tahun 8namun
biasanya pada usia rema/a9, bertahan paling tidak selama beberapa tahun, dan
berakibat antara menuntut perhatian medis atau mengalami hendaya yang berarti
dalam memenuhi peran sosial atau peker/aan.
eluhan2keluhan yang diutarakan biasanya men5akup sistim2sistim organ
yang berbeda seperti nyeri yang samar dan tidak dapat didefinisikan, problem
menstruasi>seksual, orgasme terhambat, penyakit2penyakit neurologik,
gastrointestinal, genitourinaria, kardiopulmonar, pergantian status kesadaran yang
sulit ditandai dan lain sebagainya. !arang dalam setahun berlalu tanpa mun5ulnya
beberapa keluhan fisik yang menga0ali kun/ungan ke dokter. .rang dengan
gangguan somatisasi adalah orang yang sangat sering memanfaatkan pelayanan
medis. eluhan2keluhannya tidak dapat di/elaskan oleh penyebab fisik atau
melebihi apa yang dapat diharapkan dari suatu masalah fisik yang diketahui.
5
eluhan tersebut /uga tampak meragukan atau dibesar2besarkan, dan orang itu
sering kali menerima pera0atan medis dari se/umlah dokter, terkadang pada saat
yang sama.
Et!olog!
Belum diketahui. (eori yang ada yaitu teori bela/ar, ter/adi karena indi1idu
bela/ar untuk mensomatisasikan dirinya untuk mengekspresikan keinginan dan
kebutuhan akan perhatian dari keluarga dan orang lain
E'!dem!olog!
2 )anita : pria E -, :-, bermula pada masa rema/a atau de0asa muda
2 *asio tertinggi usia +,2 3, tahun
2 Pasien dengan ri0ayat keluarga pernah menderita gangguan somatoform
8berisiko -,2+, kali lebih besar dibanding yang tidak ada ri0ayat9.
Kr!ter!a d!agnot!" untu" Gangguan Somat!a!
&ntuk gangguan somatisasi, diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut:
Adanya banyak keluhan2keluhan fisik yang berma5am2ma5am yang tidak
dapat di/elaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung
sedikitnya + tahun
(idak mau menerima nasehat atau pen/elasan dari beberapa dokter bah0a
tidak ada kelainan fisik yang dapat men/elaskan keluhan2keluhannya.
(erdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga, yang
berkaitan dengan sifat keluhan2keluhannya dan dampak dari perilakunya.
atau:
eluhan fisik dimulai sebelum usia 3, tahun, ter/adi selama periode
beberapa tahun
(iap kriteria berikut ini harus ditemukan,
2 6 ge/ala nyeri: sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan
8misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum,
selama menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi9
6
2 + ge/ala gastrointestinal: sekurangnya dua ge/ala selain nyeri 8misalnya
mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau intoleransi
terhadap beberapa /enis makanan9
2 - ge/ala seksual: sekurangnya satu ge/ala selain dari nyeri 8misalnya
indiferensi seksual, disfungsi erektil atau e/akulasi, menstruasi tidak teratur,
perdarahan menstruasi berlebihan, muntah sepan/ang kehamilan9.
2 - ge/ala pseudoneurologis: sekurangnya satu ge/ala atau defisit yang
mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri
8gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis, sulit menelan, retensi
urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan,
ketulian, ke/angB ge/ala disosiatif seperti amnesiaB atau hilangnya kesadaran
selain pingsan9.
Salah satu 8-9 atau 8+9:
2 Setelah penelitian yang diperlukan, tiap ge/ala dalam kriteria B tidak
dapat di/elaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal
atau efek langsung dan suatu ?at 8misalnya efek 5edera, medikasi, obat, atau
alkohol9
2 !ika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial
atau peker/aan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan
dari ri0ayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.
Ge/ala tidak ditimbulkan se5ara senga/a atau dibuat2buat 8seperti
gangguan buatan atau pura2pura9.
(ontoh Penul!an D!agno! mult!a"!al)
Aksis ": Gangguan somatoform, somatisasi
Aksis "": tidak ada diagnosis aksis ""
Aksis """: tidak ada diagnosis aksis """
Aksis "<: masalah dengan keluarga
Aksis <: GAF S5ale 7-2D,: ge/ala sedang, disabilitas sedang
7
Tatala"ana
Tu*uan 'engobatan
-. %en5egah adopsi dari rasa sakit, in1alidasi 8tidak membenarkan
pemikiran>meyakinkan bah0a ge/ala hanya ada dalam pikiran tidak untuk
kehidupan nyata
+. %eminimalisir biaya dan komplikasi dengan menghindari tes2tes
diagnosis, treatment, dan obat2obatan yang tidak perlu
3. %elakukan kontrol farmakologis terhadap sindrom komorbid
8memperparah kondisi9
Strateg! dan te"n!" '!"otera'! dan '!"oo!al
-. Pengobatan yang konsisten, ditangani oleh dokter yang sama
+. Buat /ad0al regular ddengan inter1al 0aktu kedatangan yang memadai
3. %emfokuskan terapi se5ara gradual dari ge/ala ke personal dan ke
masalah sosial
Strateg! dan te"n!" farma"olog!"al dan f!!"
-. Diberikan hanya bila indikasinya /elas
+. 'indari obat2obatan yang bersifat adiksi
3. Anti an;ietas dan antidepressan
Progno!
Dubia et malam. Pasien susah sembuh 0alau sudah mengikuti pedoman
pengobatan. Sering kali pada pasien 0anita berakhir pada per5obaan bunuh diri.

F#$%#+ Gangguan Somatoform Ta" Ter'er!n,!
Et!olog!
(idak diketahui
E'!dem!olog!
Ber1ariasi, di &SA -,F2-+F ter/adi pada usia de0asa dan +, F menyerang
0anita.
8
Kr!ter!a D!agnot!" untu" Gangguan Somatoform -ang ta" ter'er!n,!
eluhan2keluhan fisik bersifat multipel, ber1ariasi dan menetap, akan
tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi
tidak terpenuhi
emungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis belum /elas,
akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan2keluhannya.
atau :
2 Satu atau lebih keluhan fisik 8misalnya kelelahan, hilangnya nafsu
makan, keluhan gastrointestinal atau saluran kemih9
2 Salah satu 8-9 atau 8+9
G Setelah pemeriksaan yang tepat, ge/ala tidak dapat di/elaskan sepenuhnya
oleh kondisi medis umum yang diketahui atau oleh efek langsung dari suatu
?at 8misalnya efek 5edera, medikasi, obat, atau alkohol9
G !ika terdapat kondisi medis umum yang berhubungan, keluhan fisik atau
gangguan sosial atau peker/aan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa
yang diperkirakan menurut ri0ayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau
temuan laboratorium.
2 Ge/ala menyebabkan penderitaan yang bermakna se5ara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, peker/aan, atau fungsi penting lainnya.
Durasi gangguan sekurangnya enam bulan.
2 Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain
8misalnya gangguan somatoform, disfungsi seksual, gangguan mood,
gangguan ke5emasan, gangguan tidur, atau gangguan psikotik9.
2 Ge/ala tidak ditimbulkan dengan senga/a atau dibuat2buat 8seperti pada
gangguan buatan atau berpura2pura9
9
(ontoh Penul!an D!agno! mult!a"!al
Aksis ": Gangguan somatoform (ak (erperin5i
Aksis "": tidak ada diagnosis aksis ""
Aksis """: tidak ada diagnosis aksis """
Aksis "<:
Aksis <: GAF S5ale D-2:,
Tatala"ana
Tu*uan 'engobatan
-. %en5egah adopsi dari rasa sakit, in1alidasi 8tidak membenarkan
pemikiran>meyakinkan bah0a ge/ala hanya ada dalam pikiran tidak untuk
kehidupan nyata
+. %eminimalisir biaya dan komplikasi dengan menghindari tes2tes
diagnosis, treatment, dan obat2obatan yang tidak perlu
3. %elakukan kontrol farmakologis terhadap sindrom komorbid
8memperparah kondisi9
Strateg! dan te"n!" '!"otera'! dan '!"oo!al
-. Pengobatan yang konsisten, ditangani oleh dokter yang sama
+. Buat /ad0al regular dengan inter1al 0aktu kedatangan yang memadai
3. %emfokuskan terapi se5ara gradual dari ge/ala ke personal dan ke
masalah sosial
Strateg! dan te"n!" farma"olog!"al dan f!!"
-. Diberikan hanya bila indikasinya /elas
+. 'indari obat2obatan yang bersifat adiksi
3. Anti an;ietas dan antidepressant 8kalau perlu9
Progno!
Ber1ariasi, sulit diprediksi karena prognosisnya bergantung pada ge/ala
yang lebih dominan.
10
F#$%#. Gangguan H!'o"ondr!a!
Def!n!!
'ipokondriasis adalah keterpakuan 8preokupasi9 pada ketakutan
menderita, atau keyakinan bah0a seseorang memiliki penyakit medis yang serius,
meski tidak ada dasar medis untuk keluhan yang dapat ditemukan. Berbeda
dengan gangguan somatisasi dimana pasien biasanya meminta pengobatan
terhadap penyakitnya yang seringkali menyebabkan ter/adinya penyalahgunaan
obat, maka pada gangguan hipokondrik pasien malah takut untuk makan obat
karena dikira dapat menambah keparahan dari sakitnya.
Hiri utama dari hipokondriasis adalah fokus atau ketakutan bah0a
simptom fisik yang dialami seseorang merupakan akibat dari suatu penyakit serius
yang mendasarinya, seperti kanker atau masalah /antung. *asa takut tetap ada
meskipun telah diyakinkan se5ara medis bah0a ketakutan itu tidak berdasar.
Gangguan ini paling sering mun5ul antara usia +, dan 3, tahun, meski dapat
ter/adi di usia berapapun.
.rang dengan hipokondriasis tidak se5ara sadar berpura2pura akan
simptom fisiknya. %ereka umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik,
seringkali melibatkan sistem pen5ernaan atau 5ampuran antara rasa sakit dan
nyeri. Berbeda dengan gangguan kon1ersi yang biasanya ditemukan sikap
ketidakpedulian terhadap simptom yang mun5ul, orang dengan hipokondriasis
sangat peduli, bahkan benar2benar terlalu peduli pada simptom dan hal2hal yang
mungkin me0akili apa yang ia takutkan.
Pada gangguan ini, orang men/adi sangat sensitif terhadap perubahan
ringan dalam sensasi fisik, seperti sedikit perubahan dalam detak /antung dan
sedikit sakit serta nyeri. Padahal ke5emasan akan simptom fisik dapat
menimbulkan sensasi fisik itu sendiri, misalnya keringat berlebihan dan pusing,
bahkan pingsan. %ereka memiliki lebih lan/ut kekha0atiran akan kesehatan, lebih
banyak simptom psikiatrik, dan mempersepsikan kesehatan yang lebih buruk
daripada orang lain. Sebagian besar /uga memiliki gangguan psikologis lain,
terutama depresi mayor dan gangguan ke5emasan.
11
Et!olog!
%asih belum /elas
E'!dem!olog!
Biasanya ter/adi pada usia de0asa, rasio antara 0anita dan pria sama
Kr!ter!a D!agnot!" untu" H!'o"ondr!a!
&ntuk diagnosis pasti gangguan hipokondrik, kedua hal ini harus ada:
eyakinan yang menetap adanya sekurang2kurangnya satu penyakit fisik
yang serius yang melandasi keluhan2keluhannya, meskipun pemeriksaan
yang berulang2ulang tidak menun/ang adanya alasan fisik yang memadai,
ataupun adanya preokupasi yang menetap kemungkinan deformitas atau
perubahan bentuk penampakan fisiknya 8tidak sampai 0aham9
(idak mau menerima nasehat atau dukungan pen/elasan dari beberapa
dokter bah0a tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang
melandasi keluhan2keluhannya
(!r!/,!r! d!agnot!" dar! h!'o"ondr!a!)
2 Perokupasi 8keterpakuan9 dengan ketakutan menderita, ide bah0a ia
menderita suatu penyakit serius didasarkan pada interpretasi keliru orang
tersebut terhadap ge/ala2ge/ala tubuh.
2 Perokupasi menetap 0alaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang
tepat.
2 (idak disertai dengan 0aham dan tidak terbatas pada kekha0atiran
tentang penampilan 8seperti pada gangguan dismorfik tubuh9.
2 Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna se5ara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, peker/aan, atau fungsi penting lain. $ama
gangguan sekurangnya D bulan.
2 Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan ke5emasan
umum, gangguan obsesif2kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif
berat, 5emas perpisahan, atau gangguan somatoform lain.
12
(ontoh Penul!an D!agno! mult!a"!al
Aksis ": Gangguan somatoform, hipokondriasis
Aksis "": tidak ada diagnosis aksis ""
Aksis """: tidak ada diagnosis aksis """
Aksis "<:
Aksis <: GAF S5ale 7-2D, ge/ala sedang, disabilitas sedang
Tatala"ana
Tu*uan 'engobatan
-. %en5egah adopsi dari rasa sakit, in1alidasi 8tidak membenarkan
pemikiran>meyakinkan bah0a ge/ala hanya ada dalam pikiran tidak untuk
kehidupan nyata
+. %eminimalisir biaya dan komplikasi dengan menghindari tes2tes
diagnosis, treatment, dan obat2obatan yang tidak perlu
3. %elakukan kontrol farmakologis terhadap sindrom komorbid
8memperparah kondisi9
Strateg! dan te"n!" '!"otera'! dan '!"oo!al
-. Pengobatan yang konsisten, ditangani oleh dokter yang sama
+. Buat /ad0al regular dengan inter1al 0aktu kedatangan yang memadai
3. %emfokuskan terapi se5ara gradual dari ge/ala ke personal dan ke
masalah sosial
6. (herapi kognitif2beha1iour
Strateg! dan te"n!" farma"olog!"al dan f!!"
-. 'indari obat2obatan yang bersifat adiksi
+. &sahakan untuk mengurangi ge/ala hipokondriasis dengan SS*"
8Fluo;etine D,2I, mg> hari9 dibandingkan dengan obat lain.
Progno!
-, F pasien bisa sembuh, D7 F berlan/ut men/adi kronik dengan onset
yang berfluktuasi, +7 F prognosisnya buruk.
13
F#$%#0 Gangguan D!fung! 1tonom!" Somatoform
riteria diagnostik yang diperlukan :
2 Ada ge/ala bangkitan otonomik seperti palpitasi, berkeringat, tremor,
muka panas, yang sifatnya menetap dan mengganggu
2 Ge/ala sub/ektif tambahan menga5u pada sistem atau organ tertentu
8tidak khas9
2 Preokupasi dengan penderitaan mengenai kemungkinan adanya
gangguan yang serius yang menimpanya, yang tidak terpengaruh oleh hasil
pemeriksaan maupun pen/elasan dari dokter
2 (idak terbukti adanya gangguan yang 5ukup berarti pada struktur>fungsi
dari sistem>organ yang dimaksud
2 riteria ke 7, ditambahkan :
F.67.3, E !antung dan Sistem ardio1askular
F.67.3- E Saluran Pen5ernaan Bagian Atas
F.67.3+ E Saluran Pen5ernaan Bagian Ba0ah
F.67.33 E Sistem Pernapasan
F.67.36 E Sistem Genito2&rinaria
F.67.3I E Sistem atau .rgan $ainnya
F# $%#$ # Gangguan N-er! 2ang Meneta'
Def!n!!
Gangguan nyeri ditandai oleh ge/ala nyeri yang semata2mata berhubungan
dengan faktor psikologis atau se5ara bermakna dieksaserbasi oleh faktor
psikologis. Pasien sering 0anita yang merasa mengalami nyeri yang penyebabnya
tidak dapat ditemukan. %un5ulnya se5ara tiba2tiba, biasanya setelah suatu stres
dan dapat hilang dalam beberapa hari atau berlangsung bertahun2tahun. Biasanya
disertai penyakit organik yang 0alaupun demikian tidak dapat menerangkan
se5ara adekuat keparahan nyerinya 8(omb, +,,69.
"ndi1idu yang merasakan nyeri akibat gangguan fisik, menun/ukkan lokasi
rasa nyeri yang dialaminya dengan lebih spesifik, lebih detail dalam memberikan
gambaran sensoris dari rasa nyeri yang dialaminya, dan men/elaskan situasi
14
dimana rasa nyeri yang dirasakan men/adi lebih sakit atau lebih berkurang 8Adler
et al., dalam Da1idson, #eale, ring, +,,69. Sedangkan pada nyeri somatoform,
pasien malah bertindak sebaliknya.
Et!olog!
(idak diketahui
E'!dem!olog!
(er/adi pada semua tingkatan usia, di &SA -,2-7F pasien datang dengan keluhan
nyeri punggung.
Kr!ter!a D!agnot!" untu" Gangguan N-er!
2 #yeri pada satu atau lebih tempat anatomis
2 #yeri menyebabkan penderitaan yang bermakna se5ara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, peker/aan, atau fungsi penting lain.
2 Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset,
kemarahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri.
2 Ge/ala atau defisit tidak ditimbulkan se5ara senga/a atau dibuat2buat
8seperti pada gangguan buatan atau berpura2pura9.
2 #yeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood,
ke5emasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria
dispareunia.
(ontoh Penul!an D!agno! Mult!a"!al
Aksis ": gangguan somatoform, nyeri menetap
Aksis "": tidak ada diagnosis aksis ""
Aksis """: tidak ada
Aksis "<:
Aksis <: GAF S5ale 7-2D, ge/ala sedang, disabilitas sedang
15
Tatala"ana
Tu*uan 'engobatan
-. %en5egah adopsi dari rasa sakit, in1alidasi 8tidak membenarkan
pemikiran>meyakinkan bah0a ge/ala hanya ada dalam pikiran tidak untuk
kehidupan nyata
+. %eminimalisir biaya dan komplikasi dengan menghindari tes2tes
diagnosis, treatment, dan obat2obatan yang tidak perlu
3. %elakukan kontrol farmakologis terhadap sindrom komorbid
8memperparah kondisi9
6. !ika nyerinya akut 8J D bulan9, tambahkan obat simptomatik untuk ge/ala
yang timbul
7. !ika nyeri bersifat kronik 8KD bulan 9, fokus pada pertahankan fungsi dan
motilitas tubuh daripada fokus pada penyembuhan nyeri
Strateg! dan te"n!" '!"otera'! dan '!"oo!al
-. Pengobatan yang konsisten, ditangani oleh dokter yang sama
+. Buat /ad0al regular dengan inter1al 0aktu kedatangan yang memadai
3. %emfokuskan terapi se5ara gradual dari ge/ala ke personal dan ke
masalah sosial
6. #yeri kronik: pertimbangkan terapi fisik dan peker/aan, serta terapi
kognitif2beha1ioural
Strateg! dan te"n!" farma"olog!"al dan f!!"
-. Diberikan hanya bila indikasinya /elas
+. 'indari obat2obatan yang bersifat adiksi
3. Akut: a5etaminophen dan #SA"DS 8tidak di5ampur9 atau sebagai
tambahan pada opioid
6. ronik: (risiklik anti depresan, a5etaminophen dan #SA"D
7. Pertimbangkan akupunktur
Progno! )
!ika ge/ala ter/adi J D bulan, 5enderung baik, dan /ika ge/ala ter/adi K D
bulan, 5enderung buruk 85enderung men/adi kronik9.
16
F#$%#3 Gangguan Somatoform La!nn-a
Pedoman Diagnostik :
2 eluhan yang ada tidak melalui saraf otonom, terbatas se5ara spesifik
pada bagian tubuh>sistem tertentu
2 (idak ada kaitan dengan adanya kerusakan /aringan
2 (ermasuk didalamnya, pruritus psikogenik, Aglobus histeri5usA8perasaan
ada ben/olan di kerongkonganKKKdisfagia9 dan dismenore psikogenik
Tambahan DSM I4
Gangguan Kon5er!
Def!n!!
Adalah suatu tipe gangguan somatoform yang ditandai oleh kehilangan
atau kendala dalam fungsi fisik, namun tidak ada penyebab organis yang /elas.
Gangguan ini dinamakan kon1ersi karena adanya keyakinan psikodinamika
bah0a gangguan tersebut men5erminkan penyaluran, atau kon1ersi, dari energi
seksual atau agresif yang direpresikan ke simptom fisik. Simptom2simptom itu
tidak dibuat se5ara senga/a atau yang disebut malingering. Simptom fisik biasanya
mun5ul tiba2tiba dalam situasi yang penuh tekanan. (angan seorang tentara dapat
men/adi @lumpuhA saat pertempuran yang hebat, misalnya.
Dinamakan gangguan kon1ersi karena adanya keyakinan psikodinamika
bah0a gangguan tersebut men5erminkan penyaluran, atau kon1ersi, dari energi
seksual atau agresif yang direpresikan ke simptom fisik. Gangguan ini
sebelumnya disebut neurosis histerikal atau histeria dan memainkan peranan
penting dalam perkembangan psikoanalisis Freud.
%enurut DS%, simptom kon1ersi menyerupai kondisi neurologis atau
medis umum yang melibatkan masalah dengan fungsi motorik 8gerakan9 yang
1olunter atau fungsi sensoris. Beberapa pola simptom yang klasik melibatkan
kelumpuhan, epilepsi, masalah dalam koordinasi, kebutaan, dan tunnel 1ision
17
8hanya bisa melihat apa yang berada tepat di depan mata9, kehilangan indra
pendengaran atau pen5iuman, atau kehilangan rasa pada anggota badan 8anastesi9.
Simptom2simptom tubuh yang ditemukan dalam gangguan kon1ersi sering
kali tidak sesuai dengan kondisi medis yang menga5u. %isalnya kon1ersi epilepsi,
tidak seperti pasien epilepsi yang sebenarnya, dapat mempertahankan kontrol
pembuangan saat kambuhB kon1ersi kebutaan, orang yang penglihatannya
seharusnya mengalami hendaya dapat ber/alan ke kantor dokter tanpa membentur
mebelB orang yang men/adi @tidak mampuA berdiri atau ber/alan di lain pihak
dapat melakukan gerakan kaki lainnya se5ara normal.
Et!olog!
2 (eori psikoanalisis, 8-I47>-4I+9, Breuer dan freud: disebabkan ketika
seseorang mengalami peristi0a yang menimbulkan peningkatan emosi yang
besar, namun afeknya tidak dapat diekspresikan dan ingatan tentang
peristi0a tersebut dihilangkan dari kesadaran.
2 (eori beha1ioral, &llman L rasner 8dalam Da1idson, #eale, ring,
+,,69, ter/adi karena indi1idu mengadopsi simptom untuk men5apai suatu
tu/uan. "ndi1idu berusaha untuk berperilaku sesuai dengan pandangan
mereka mengenai bagaimana seseorang dengan penyakit yang
mempengaruhi kemampuan motorik atau sensorik, akan bereaksi.
E'!dem!olog!
(er/adi pada --27,, per -,,.,,, penduduk. Biasanya ter/adi pada usia
anak2anak 8akhir9 hingga de0asa 8a0al9. !arang ter/adi sebelum usia -, tahun dan
setelah 37 tahun.
18
Kr!ter!a d!agnot!" untu" Gangguan Kon5er!
Hiri25iri diagnostik dari gangguan kon1ersi adalah sebagai berikut:
Paling tidak terdapat satu simptom atau defisit yang melibatkan fungsi
motorik 1olunternya atau fungsi sensoris yang menun/ukkan adanya
gangguan fisik.
Faktor psikologis dinilai berhubungan dengan gangguan tersebut karena
onset atau kambuhnya simptom fisik terkait dengan mun5ulnya
.rang tersebut tidak dengan senga/a men5iptakan simptom fisik tersebut
atau berpura2pura memilikinya dengan tu/uan tertentu.
Simptom tidak dapat di/elaskan sebagai suatu ritual budaya atau pola
respon, /uga tidak dapat di/elaskan dengan gangguan fisik apa pun melalui
landasan pengu/ian yang tepat.
Simptom menyebabkan distres emosional yang berarti, hendaya dalam
satu atau lebih area fungsi, seperti fungsi sosial atau peker/aan, atau 5ukup
untuk men/amin perhatian medis.
Simptom tidak terbatas pada keluhan nyeri atau masalah pada fungsi
seksual, /uga tidak dapat disebabkan oleh gangguan mental lain. Akan
tetapi, beberapa orang dengan gangguan kon1ersi menun/ukkan
ketidakpedulian yang menge/utkan terhadap simptom2simptom yang
mun5ul, suatu fenomena yang diistilahkan sebagai la belle indifferen5e
8@ketidakpedulian yang indahA9.
Tatala"ana
Tu*uan 'engobatan
-. %en5egah adopsi dari rasa sakit, in1alidasi 8tidak membenarkan
pemikiran>meyakinkan bah0a ge/ala hanya ada dalam pikiran tidak untuk
kehidupan nyata
+. %eminimalisir biaya dan komplikasi dengan menghindari tes2tes
diagnosis, treatment, dan obat2obatan yang tidak perlu
3. %elakukan kontrol farmakologis terhadap sindrom komorbid
8memperparah kondisi9
19
Strateg! dan te"n!" '!"otera'! dan '!"oo!al
-. Pengobatan yang konsisten, ditangani oleh dokter yang sama
+. Buat /ad0al regular dengan inter1al 0aktu kedatangan yang memadai
3. %emfokuskan terapi se5ara gradual dari ge/ala ke personal dan ke
masalah sosial
6. Akut: yakinkan, sugesti pasien untuk mengurangi ge/ala
7. Pertimbangkan nar5oanalisis 8sedatif hipnotik9, hipnoterapi, beha1ioural
terapi
D. ronik: Eksplorasi lebih lan/ut mengenai konflik yang bersifat
interpersonal pada pasien
Strateg! dan te"n!" farma"olog!"al dan f!!"
-. Diberikan hanya bila indikasinya /elas
+. 'indari obat2obatan yang bersifat adiksi
3. Pertimbangkan nar5oanalisis 8sedatif hipnotik9
Progno!
Baik, /ika onset a0al ada faktor presipitasi yang /elas, intelegensia masih baik,
segera dilakukan treatment. Prognosis buruk /ika ter/adi hal sebaliknya.
Gangguan D!morf!" Tubuh
Def!n!!
Gangguan dismorfik tubuh 8body dismorphic disorder9 ditandai oleh
keper5ayaan palsu atau persepsi yang berlebihan bah0a suatu bagian tubuh
mengalami 5a5at. .rang dengan gangguan ini terpaku pada kerusakan fisik yang
dibayangkan atau dibesar2besarkan dalam hal penampilan mereka. %ereka dapat
menghabiskan 0aktu ber/am2/am untuk memeriksakan diri di depan 5ermin dan
mengambil tindakan yang ekstrem untuk men5oba memperbaiki kerusakan yang
dipersepsikan, seperti men/alani operasi plastik yang tidak dibutuhkan, menarik
diri se5ara sosial atau bahkan diam di rumah sa/a, sampai pada pikiran2pikiran
untuk bunuh diri. .rang dengan gangguan dismorfik tubuh sering menun/ukkan
pola berdandan atau men5u5i, atau menata rambut se5ara kompulsif, dalam rangka
20
mengoreksi kerusakan yang dipersepsikan. Hontoh lain, seseorang merasa
0a/ahnya seperti piringan, terlalu rata, sehingga tidak mau difoto. %ereka dapat
melakukan apa sa/a untuk memperbaiki keadaan yang @rusakA tersebut.
Pada gangguan dismorfik tubuh, indi1idu diliputi dengan bayangan
mengenai kekurangan dalam penampilan fisik mereka. %embuatnya bisa
berlama2lama berka5a di depan 5ermin memandang bentuk tubuh yang
dianggapnya kurang, sering pasien mendatangi spesialis bedah dan ke5antikan.
Et!olog!
(idak Diketahui
E'!dem!olog!
%un5ul kebanyakan pada 0anita, biasanya dimulai pada akhir masa
rema/a, dan biasanya berkaitan dengan depresi, fobia sosial, gangguan
kepribadian 8Phillips L %5Elroy, +,,,B <eale et al.,-44D dalam Da1idson, #eale,
ring, +,,69.
Kr!ter!a D!agnot!" untu" Gangguan D!morf!" Tubuh
2 Preokupasi dengan bayangan 5a5at dalam penampilan. !ika ditemukan
sedikit anomali tubuh, kekha0atiran orang tersebut men/adi berlebihan.
2 Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna se5ara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, peker/aan, atau fungsi penting lainnya.
2 Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain
8misalnya, ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anore;ia
ner1osa9.
21
Tatala"ana
Tu*uan 'engobatan
-. %en5egah adopsi dari rasa sakit, in1alidasi 8tidak membenarkan
pemikiran>meyakinkan bah0a ge/ala hanya ada dalam pikiran tidak untuk
kehidupan nyata
+. %eminimalisir biaya dan komplikasi dengan menghindari tes2tes
diagnosis, treatment, dan obat2obatan yang tidak perlu
3. %elakukan kontrol farmakologis terhadap sindrom komorbid
8memperparah kondisi9
6. hususnya menghindari pembedahan
Strateg! dan te"n!" '!"otera'! dan '!"oo!al
-. Pengobatan yang konsisten, ditangani oleh dokter yang sama
+. Buat /ad0al regular dengan inter1al 0aktu kedatangan yang memadai
3. %emfokuskan terapi se5ara gradual dari ge/ala ke personal dan ke
masalah sosial
6. (erapi kognitif2beha1ioural
Strateg! dan te"n!" farma"olog!"al dan f!!"
-. Diberikan hanya bila indikasinya /elas
+. 'indari obat2obatan yang bersifat adiksi
3. &sahakan untuk mengurangi ge/ala hipokondria5al dengan SS*"
8Fluo;etine D,2I, mg> hari9 dibandingkan dengan obat lain
Progno!
Ber1ariasi
22
Pende"atan Penanganan
Beberapa pendekatan yang digunakan untuk menangani gangguan
somatoform adalah sebagai berikut:
2 Penanganan Biomedis
Pada penanganan biomedis dapat digunakan antidepresan yang terbatas
dalam menangani hipokondriasis yang biasanya disertai dengan depresi.
2 (erapi ognitif2Beha1ioral
(erapi ini dapat berfokus pada menghilangkan sumber2sumber
reinfor5ement sekunder 8keuntungan sekunder9, memperbaiki perkembangan
keterampilan 5oping untuk mengatasi stres, dan memperbaiki keyakinan yang
berlebihan atau terdistorsi mengenai kesehatan atau penampilan seseorang. (erapi
ini berusaha untuk mengintegrasikan teknik2teknik terapeutik yang berfokus untuk
membantu indi1idu melakukan perubahan2perubahan, tidak hanya pada perilaku
nyata tetapi /uga dalam pemikiran, keyakinan dan sikap yang mendasarinya.
(erapi kognitif2beha1ioural, untuk mengurangi pemikiran atau sifat
pesimis pada pasien. (eknik beha1ioral, terapis beker/a se5ara lebih langsung
dengan si penderita gangguan somatoform, membantu orang tersebut bela/ar
dalam menangani stress atau ke5emasan dengan 5ara yang lebih adaptif. (erapi
kognitif, terapis menantang keyakinan klien yang terdistorsi mengenai
penampilan fisiknya dengan 5ara meyemangati mereka untuk menge1aluasi
keyakinan mereka dengan bukti yang /elas.
23
Bab III
Penutu'
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki
ge/ala fisik 8sebagai 5ontohnya, nyeri, mual, dan pusing9 di mana tidak dapat
ditemukan pen/elasan medis yang adekuat. Gambaran yang penting dari gangguan
somatoform adalah adanya ge/ala fisik, dimana tidak ada kelainan organik atau
mekanisme fisiologik. Dan untuk hal tersebut terdapat bukti positif atau perkiraan
yang kuat bah0a ge/ala tersebut terkait dengan adanya faktor psikologis atau
konflik.
%anifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan2keluhan ge/ala
fisik yang berulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah
berkali2kali terbukti hasilnya negatif dan /uga telah di/elaskan dokternya bah0a
tidak ada kelainan yang mendasari keluhannya.
Gangguan Somatoform berdasarkan PPDG! """ dibagi men/adi: gangguan
somatisasi, gangguan somatoform tak terperin5i, gangguan hipokondriasis,
disfungsi otonomik somatoform, gangguan nyeri somatoform menetap, gangguan
somatoform lainnya, dan gangguan somayoform =((. Sedangkan pada DS%2"<,
ada tu/uh kelompok, lima sama dengan klasifikasi a0al dari PPDG! ditambah
dengan gangguan kon1ersi, dan gangguan dismorfik tubuh.
24
DAFTAR P6STAKA
-. aplan, '.l dan Saddo5k B.!. -443. Homprehensi1e (e;tbook of
Psy5hiatry 1ol.+ Dth edition. &SA: )illiams and )ilikins Baltimore.
+. )iguna, "made 8editor9. -44:. Sinopsis Psikiatri /ilid +. !akrta:
BinanupaAksara.
3. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. +,,-. %edia Aes5ulapi5us : Fakultas
edokteran &ni1ersitas (an/ungpura.
6. Departemen esehatan *.". -443.Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III cetakan pertama. Direktorat
!enderal Pelayanan %edik Departemen esehatan *" : !akarta
7. %aramis, ).F. +,,7. atatan Ilmu Kedokteran Jiwa cetakan
kesembilan. Airlangga &ni1ersity Press : Surabaya
D. #e1id, !.S., dkk. +,,7. Psikologi !bnormal Jilid I"Edisi 7.
PenerbitErlangga : !akarta
:. Pardamean E. +,,:. Simposium Sehari Kesehatan Jiwa Dalam #angka
$enyambut %ari Kesehatan Jiwa Sedunia & Gangguan Somatoform. "katan
Dokter "ndonesia Habang !akarta Barat.
I. (omb, D. A. +,,6.'uku Saku Psikiatri. Edisi D. EGH : !akarta
25

Anda mungkin juga menyukai