Edema Laring Definisi Edema Laring Edema laring adalah pembengkakan yang dapat diamati dari akumulasi cairan yang terdapat di daerah laring. Pembengkakan adalah akibat dari akumulasi cairan yang berlebihan dibawah kulit dalam ruang-ruang didalam jaringan-jaringan. Edema merupakan manifestasi umum kelebihan volume cairan yang membutuhkan perhatian khusus.Pembentukan edema, sebagai akibat dari perluasan cairan dalam kompartemen cairan intertisial, dapat terlokalisir, contohnya pada pergelangan kaki;dapat berhubungan dengan rematoid arthritis; atau dapat menyeluruh, seperti pada gagal jantung atau ginjal, edema menyeluruh yang berat disebut anasarka(Brunner and Sudarth, 2001). Etiologi Edema Laring Penyebab lain yang mungkin edema laring meliputi peningkatan tekanan kapiler akibat sindrom vena kava superior, ligasi vena jugularis internal, kegagalan osmotik menurunkan plasma disebabkan oleh gagal ginjal, gangguan aliran limfatik, dan peningkatan permeabilitas kapiler terhadap protein. (From Paparella et al., Otolaryngology, 3d ed, p2253) (Dari Paparella dkk., THT, 3d ed, p2253).
Manifestasi Klinis Manifestasi klinis dari edema laring antara lain: Kesulitan untuk bernafas, bahkan bisa menyebabkan tidak bisa bernafas. Takikardia Peningkatan tekanan darah, tekanan nadi, dan tekanan vena sentral Peningkatan berat badan Nafas pendek dan Mengi Retensi Cairan Pemeriksaan Diagnostik Laboratorium: urinalisa, urem, creatinin, darah lengkap, elektrolit, protein (albumin), analisa gas darah, gula darah Radiology: foto laring Biopsy jaringan di sekitar laring Penatalaksanaan konservatif Meliputi pengaturan diet, cairan dan garam, memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, mengendalikan hiperensi, penanggulangan asidosis, pengobatan neuropati, deteksi dan mengatasi komplikasi. D. Benda Asing di Saluran Nafas Benda asing jalan nafas adalah benda asing yang secara tidak sengaja terhirup masuk ke jalan nafas ( laring, trakea dan bronkus ).Sering terjadi pada anak-anak dibawah 6 tahun yang pertumbuhan gerahamnya belum terbentuk sempuma. Jenis benda asing: kacang, kecik, sempritan mainan dll. Masuknya benda asing ke dalam laring, trakea/bronkus terjadi ketika benda berada di dalam mulut penderita, penderita menghirup nafas ( inspirasi ) dengan mulut terbuka (waktu tertawa atau menangis ), sehingga benda tersebut terhisap masuk ke dalam laring atau trakea / bronkus.
Diagnosis 1.Anamnesis: Pada awalnya timbul batuk mendadak, hebat, bertubi-tubi dan dapat sampai biru (sianosis).Kemudian diikuti dengan fase tenang, tidak batuk, sebab benda asing berhenti pada salah satu cabang bronkus. Bila "lepas", dapat timbul batuk -batuk lagi. Sesak nafas terjadi bila ada penyumbatan pada laring atau trakea. Anamnesis yang cermat,sangat penting dalam menegakkan diagnosis. 2.Pemeriksaan fisik: Kadang-kadang tidak dapat diternukan gejala yang jelas. Bila ada penyumbatan jalan napas atas, tampak gelisah, sesak dan stridor inspirasi Retraksi supraklavikuler, interkostal, epigastrial, supra steroal biru (sianosis) Bila benda asing berhenti pada salah satu cabang bronkus: Gerak nafas satu sisi berkurang Suara nafas satu sisi berkurang Pada fase tenang, mungkin gejala tersebut di atas tidak ada. 3.Pemeriksaan tambahan: X-foto toraks, hanya dikerjakan pada kasus-kasus tertentu, karena bila masih baru dan bendanya non radio opaqe, sering tidak tampak kelainan. Foto di ambil dengan tehnik antero lateral
Diagnosis banding 1. Asma bronkial: didapatkan stridor ekspiratoir. 2. Laringitis akut. 3. Trakeitis 4. Bronkitis 5. Pneumoni Penyulit Penyumbatan total laring/trakea meninggal Bronkitis Pneumoni Emfisema, terjadi bila timbul "check valve mechanism", di mana udara dapat masuk tetapi tak dapat keluar. Atelektasis, terjadi bila timbul penyumbatan total pada salah satu cabang bronkus. Terapi Ekstraksi benda asing melalui bronkoskopi Bila sesak dapat dilakukan trakeotomi. Bila penderita apatis dan tidak tersedia peralatan tersebut, dapat dilakukan "Heimlich manouvre". Cara-cara pengiriman penderita: Duduk, miring ke sisi obstruksi ( anak dipangku ibunya ). Jangan banyak bergerak atau menangis, sebab benda asing dapat cepat dibatukkan dan mungkin dapat terjepit pada rima glotis sehingga menimbulkan penyumbatan jalan nafas yang fatal Diberikan oksigen. Sebaiknya disertai paramedis yang dapat melakukan'Heimlich Penanggulangan Sumbatan laring Dalam penanggulangan sumbatan laring pada prinsipnya diusahakan supaya jalan nafas lancar kembali . Tindakan konservatif dengan pemberian anti inflamai, anti alergi,antibiotika, serta pemberian oksigen intermitten dilakukan pada sumbatan laring stadium 1 yang disebabkan peradangan.
Tindakan operatif atau resusitasi untuk membebaskan saluran nafas ini dapat dengan cara memasukkan pipa endotrakea melalui mulut (intubasi orotrakea) atau melalui hidung (intubasi nasotrakea), membuat trakeostomi atau melakukan krikotirotomi. Intubasi endotrakea dan trakeostomi dilakukan pada pasien dengan sumbatan laring stadium 2 dan 3, sedangkan krikotirotomi dlakukan pada sumbatan laring stadium 4.
Tindakan operatif atau resusitasi dapat dilakukan berdasarkan analisa gas darah (pemeriksaan astrup). Bila fasilias tersedia, maka intubasi endotrakea merupakan pilihan pertama, sedangkan jika ruangan perawatan intensif tidak tersedia, sebaiknya dilakukan trakeostomi. Indikasi intubasi endotrake adalah : 1. Untuk mengatasi sumbatan saluran nafas bagian atas 2. Membantu ventilasi 3. Memudahkan mengisap sekret dari traktus trakeo-bronkial 4. Mencegah aspirasi sekret yang ada di rongga mulut atau yang berasal dari lambung. Secara umum dapat dikatakan bahwa intubasi endotrakea jangan melebihi 6 hari dan untuk selanjutnya sebaiknya dilakukan trakeostomi. Komplikasi yang dapat timbul adalah stenosis laring atau trak