Pharmacy Biology Department FKIK UNSOED Email: woko_har84@yahoo.com Outline (8) Produksi Simplisia Pulverisasi CPOTB CRUDE DRUG Crude drug is used for those natural products such as plant or parts of plants, extract, and exudates which are not pure compounds. Crude drug = simplisia / obat gubal. Simplisia (p)/ simpleks (s): bahan obat alam yang masih berada dalam wujud asli (belum diubah bentuknya), dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang sudah dikeringkan. Obat gubal: obat nabati/ hewani yang terdiri dari bahan2 alami tanpa mengalami proses lain, kecuali sekedar pengumpulan & pengeringan. Eksudat: isi sel yang keluar dari tanaman secara spontan/ sengaja dikeluarkan, yang berupa zat/ bahan nabati yang dipisahkan (diisolasi) dari tanaman dengan cara tertentu. minyak atsiri (Aetheroleum: essential oil, volatile oil). minyak lemak (Oleum: oil, fixed oil) tar (Pyroleum) resin (Resina) balsam (Balsamum)
TAHAP PEMBUATAN SIMPLISIA 1. Koleksi bahan baku 2. Sortasi basah 3. Pencucian 4. Perajangan 5. Pengeringan 6. Sortasi kering 7. Pengemasan & pelabelan 8. Penyimpanan 9. Pemeriksaan mutu R E V I E W
(1) BAHAN BAKU (Simplisia Nabati)
Tumbuhan Liar Tumbuh sendiri di hutan/ tempat lain, sengaja ditanam untuk tujuan lain (tanaman hias, tanaman pagar) Mutu simplisia tidak tetap, sebab: Umur tumbuhan/ bagian tumbuhan yang dipanen tidak tepat & berbeda. Umur kadar senyawa aktif mutu simplisia Jenis (spesies) tumbuhan yang dipanen kurang diperhatikan simplisianya tidak sama Genus sama morfologi mirip jangan sampai keliru ! Lingkungan tempat tumbuh berbeda (ketinggian, kondisi tanah, cuaca) perbedaan kadar senyawa aktif. Tanaman Budidaya sengaja ditanam untuk tujuan produksi simplisia, berupa: perkebunan, TOGA (Tanaman Obat keluarGA), lahan tumpang sari. Ideal sebagai sumber bahan baku OT mutu seragam & bisa ditingkatkan: memilih bibit unggul menerapkan GAP (Good Agricultural Practices)/ teknologi tepat guna dalam pegolahan tanah, pemeliharaan, pemupukan, dan perlindungan tanaman (gabungan budidaya & pemuliaan tanaman). Taxus brevifolia C. xanthorrhiza PASCA PANEN TUJUAN SORTASI BASAH memisahkan kotoran & bahan asing (tanah, kerikil, rumput, bagian tanaman yang rusak). PENCUCIAN PENGUPASAN jumlah mikroba awal # bakteri dalam air: Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, Enterobacter, dan Escherechia. PERAJANGAN mempercepat penguapan air (irisan tipis), namun zat aktif yang mudah menguap (minyak atsiri) bisa berkurang/ hilang. PENGERINGAN FAKTOR: Suhu 60C (minyak atsiri: 30-45C), Kelembaban & aliran udara, Waktu pengeringan, Luas permukaan bahan. SORTASI KERING memisahkan bagian tanaman yang tidak diinginkan dan beberapa pengotor. PENGEMASAN + PELABELAN mencegah kontaminasi & menjaga kestabilan tingkat kekeringan bahan PENYIMPANAN PRINSIP: FIFO (first in-first out). Simplisia sejenis catat tanggal penyimpanan.
(9) Pemeriksaan Mutu (Quality Control)
Tahapan Parameter QC Sortasi Mikroskopis & makroskopis % bahan organik asing Pencucian Angka cemaran mikroba & pestisida Perajangan Keseragaman bentuk & ukuran Mudah dikeringkan & dikemas Pengeringan Kadar air Stabilitas kandungan kimia Pengemasan Angka cemaran mikroba Kadar air/ Susut pengeringan
Laboratorium pemeriksaan mutu simplisia atau obat tradisional (GLP) yang terakreditasi
DEFINISI : Fragmentasi serbuk / simplisia secara mekanik yang mengubah solid (zat padat) menjadi partikel dengan ukuran yang lebih kecil. ISTILAH LAIN : - milling ; grinding ; comminution (English) - debitage ; broyage ; concassage (French) CARA LAIN UNTUK PENGECILAN PARTIKEL : presipitasi kristalisasi nebulisasi efek thermis ultrasonik reaksi kimia
Pembuatan Serbuk TUJUAN: untuk mendapatkan simplisia dengan derajat kehalusan tertentu. masing-masing simplisia perlu ditetapkan derajat halus yang paling tepat untuk memperoleh hasil penyarian yang baik. Contoh: - Kulit kayu manis (18/24) - Biji kola (24/34) - Herba timi (34/40) MAKSUD PULVERISASI : 1.MENAIKKAN KECEPATAN DAN EFEKTIVITAS EKSTRAKSI SIMPLISIA 2.MENAIKKAN EFEK TERAPI OBAT 3.MEMPERCEPAT WAKTU PENGERINGAN
MENAIKKAN KECEPATAN DAN EFEKTIVITAS EKSTRAKSI SIMPLISIA
Semakin kecil partikel - luas permukaan semakin besar kontak dengan penyari lebih baik difusi zat aktif ke penyari lebih baik penyarian lebih efektif (penting dalam industri obat herbal). Makin halus makin luas kontak efektif, namun pada proses filtrasi dapat menyumbat. Serbuk simplisia yang terlalu halus banyak sel yang pecah Pulverisasi interaksi dengan logam timbul panas dapat mempengaruhi kandungan kimia. Farmakope Indonesia: derajat kehalusan dinyatakan dengan nomor pengayak (nomor menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat). satu nomor semua serbuk dapat melalui pengayak dg nomor tsb. (misal no. 85). dua nomor semua serbuk dapat melalui pengayak dg nomor terendah dan tdk lebih dari 40% melalui pengayak dg nomor tertinggi (misal no. 44/85).
11 MENAIKKAN EFEK TERAPI OBAT Semakin kecil partikel Luas permukaan spesifik naik Kecepatan pelarutan meningkat Konsetrasi zat aktif dalam darah naik Efek terapi meningkat
MEMPERCEPAT WAKTU PENGERINGAN dW/dt = k. A. (Hs - Hg) keterangan : dW /dt : Kecepatan difusi air (g/h) k : Koefisien transfer massa A : Luas Permukaan Serbuk Hs : Kelembaban absolut pada permukaan serbuk tanpa aliran udara Hg : Kelembaban absolut pada permukaan serbuk dengan aliran udara PERALATAN FOOD GRINDER MACHINE BLENDER ALU & LUMPANG MORTAR & STAMPER AYAKAN Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) Dasar hukum : 1) Permenkes 659/MENKES/SK/X/1991 2) Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011 tentang PERSYARATAN TEKNIS CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK Menggantikan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.4.1380 Tahun 2005 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. CPOTB = GMP-nya (Good Manufacturing Practices) obat tradisional. Landasan umum (Permenkes Tahun 1991): Obat tradisional diperlukan masyarakat untuk memelihara kesehatan, mengobati gangguan kesehatan serta memulihkan kesehatan. Keamanan obat tradisional sangat tergantung pada bahan baku, bangunan, prosedur dan pelaksanaan proses pembuatan (SOP), peralatan, pengemas (packaging), serta personalia (SDM), dan kontrol kualitas (QC) yang terlibat dalam pembuatan obat tradisional.
Parameter kualitas obat: Aman (safety): tidak menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki pada pemberian dosis terapeutik Berkhasiat (efficacy): menimbulkan efek farmakologis pada hewan atau manusia Dapat diterima (acceptability) oleh pasien/ pengguna obat.
MUTU HARUS DIDESAIN Realisasinya: 1. Menetapkan metode pembuatan 2. Menetapkan proses pembuatan MUTU HARUS DIBANGUN Realisasinya: 1. mewujudkan apa yang direncanakan 2. mengerjakan apa yang tercatat 3. mencatat apa yang dikerjakan 4. melakukan kontrol sebelum, selama dan sesudah fabrikasi
QUALITY DOES NOT JUST HAPPEN
Quality has to be designed and built into a product during the entire manufacturing process
(1) Cara pembuatan obat tradisional dengan pengawasan menyeluruh atau terpadu dan bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yang selalu memenuhi persyaratan yang berlaku dan terjamin reprodusibilitasnya. (2) Seluruh aspek dalam praktek yang ditetapkan yang secara kolektif menghasilkan produk akhir atau layanan yang secara konsisten memenuhi spesifikasi yang sesuai serta mengikuti peraturan nasional dan internasional. CPOTB mencakup Produksi dan Pengawasan Mutu.
KONSEP DASAR: UNTUK MENCAPAI ZERO DEFECT FAKTUAL: 1. Proses fabrikasi terdiri dari beberapa tahapan yang saling terkait 2. Obat dibuat oleh manusia
If anything can go wrong - it will, at the worst possible moment !
M a t e r i a l s Raw materials Packaging materials Printed materials M e t h o d s Procedures Processes Analyses M a c h i n e s Equipment M i l i e u Premises Areas Rooms M e n People CPOTB aim for the optimum of the 5 Ms 1. KETENTUAN UMUM 2. PERSONALIA 3. BANGUNAN 4. PERALATAN 5. SANITASI dan HYGIENE 6. PENGOLAHAN dan PENGEMASAN 7. PENGAWASAN MUTU 8. INSPEKSI DIRI 9. DOKUMENTASI 10. PENANGANAN TERHADAP HASIL PENGAMATAN, KELUHAN dan PENARIKAN KEMBALI OBAT TRADISIONAL
Permenkes Thn. 1991 PREMISES (BANGUNAN) Prinsip: Bangunan harus memiliki ukuran yang cocok, desain, konstruksi dan lokasi yang tepat untuk memfasilitasi operasional, pembersihan dan pemeliharaan. Wilayah kerja tiap personel harus memadai agar tidak terjadi kebingungan dan terhindar dari kontaminasi silang atau kesalahan lainnya. 1. terhindar dari pencemaran dan tidak mencemari lingkungan 2. memiliki rancangan, yang dihasilkan ukuran dan konstruksi yang memadai sesuai dengan jenis obat tradisional 3. urutan ruangan sesuai dengan proses yang dilakukan 4. harus dicegah ruang pembuatan untuk lalu lintas umum dan penyimpanan yang tidak diproses 5. mempunyai saluran limbah yang cukup PENGENDALIAN RUANGAN 1. Udara : Pertukaran udara dilengkapi dengan pengatur suhu & kelembaban 2. Permukaan ruangan : Tidak melepaskan partikel Dapat tahan terhadap bahan pembersih 3. Pekerja di dalam ruangan Bagian tubuh dilindungi pakaian bersih Hygienis perorangan dipelihara
1. Tidak terdapat sambungan 2. Mudah dibersihkan 3. Tidak merupakan media pertumbuhan bakteri 4. Diantara dinding lantai dan dinding langit-langit dibuat melengkung
KONTAMINASI dapat terjadi karena: 1. PARTIKEL UDARA 2. MIKRO ORGANISME 3. BAHAN BAKU lain (CROSS CONTAMINATION)
PENGATASAN : 1. Dinding, lantai, atap harus licin dan rapat 2. Instalasi pipa dan perlengkapan lain harus mudah dibersihkan 3. Ruang produksi tertutup rapat 4. Ada sistem aliran udara yang baik 5. Ruang dilengkapi dengan sistem filtrasi udara (HEPA filter/ High-efficiency particulate air) 6. Untuk bahan-bahan tertentu produksi harus dikerjakan dengan alat dan ruang tersendiri
MACAM RUANGAN DI INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
1. RUANG ADMINISTRASI 2. RUANG PENYIMPANAN / KARANTINA SIMPLISIA 3. TEMPAT SORTASI 4. TEMPAT PENCUCIAN 5. RUANG PENGERINGAN 6. RUANG PENIMBANGAN 7. RUANG PEMBUATAN 8. RUANG PENGOLAHAN 9. GUDANG PRODUK RUAHAN 10. RUANG PENGEMASAN 11. RUANG LABORATORIUM 12. GUDANG PRODUK JADI
Sarana pengolahan obat tradisional harus dilengkapi dengan peralatan pokok dan peralatan khusus sesuai dengan bentuk sediaan yang dibuat.
PERALATAN POKOK tempat / alat pengering alat pembuat serbuk (penggiling) mesin pengaduk (mikser) mesin pengayak neraca/ timbangan
1. mesin perajang 2. mesin pengisi/ penakar serbuk 3. mesin pembuat adonan pil 4. mesin pemotong pil 5. ekstraktor 6. alat pembuat dan pencetak parem, mangir, pilis, lulur, dll. Rangkuman Peraturan Menteri Kesehatan RI ttg OT bagus Implementasi: sulit/ tidak?? produsen tidak melaksanakannya dengan baik produk tidak seperti yang diinginkan & CPOTB tidak dapat diaplikasikan secara lengkap. Dibutuhkan solusi yang tepat dan cepat. Pemeriksaan mutu OT secara mikroskopi, kromatografi lapis tipis, dan HPLC merupakan cara baku yang digunakan di Amerika Serikat dan Eropa (MEE) highly recommended.