Anda di halaman 1dari 3

MUHAMMAD YUDHA

1102011149
PATOFISIOLOGI ATEROSKLEROSIS

Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.
Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient
oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan
menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan alirandarah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar,akan cenderung
terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya
koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan
komplikasi tersering aterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosisterjadi telah diajukan,tetapi
tidak satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah
pembentukan thrombus pada permukaan plak; dan penimbunan lipid terus
menerus.Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut
dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak yang
pecah.
Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme
aterosklerosis. Arteri tersebut terpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung,
menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.

Lipoprotein plasma tertentu memainkan peranan penting dalam aterogenesis.
Lipoprotein plasma yang mengandung apolipoprotein (apo) B 100 telah
diidentifikasi sebagai kenderaan yang mentranspor kolesterol ke dalam dinding
arteri. Mereka adalah lipoprotein berdensitas rendah (LDL), berdensitas menengah
(IDL), berdensitas sangat rendah (VLDL) dan lipoprotein Lp(a).(1)
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan kecil
yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit, dan
makrofag di seluruh kedalaman tunika intima dan akhirnya ke tunika media. Arteri
yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta, dan-arteri serebral.(2)
Di dalam darah kita temukan tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserid, dan
fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larut dalam air, maka perlu dibuat
bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat terlarut yaitu suatu protein
yang dikenal dengan nama apolipoprotein atau apoprotein. Senyawa lipid dengan
apoprotein ini dikenal dengan nama lipoprotein. Dengan menggunakan
ultrasentrifugasi, pada manusia dapat dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu high-
density lipoprotein (HDL), low-density lipoprotein (LDL), intermediate-density
MUHAMMAD YUDHA
1102011149
lipoprotein (IDL), very low density lipoprotein (VLDL), kilomikron dan
lipoprotein a kecil (Lp(a).(3)
LDL adalah lipoprotein utama pengangkut kolesterol dalam darah yang
terlibat dalam proses terjadinya penyakit jantung koroner. Oksidasi LDL (ox-LDL)
memainkan peranan penting pada patogenesis aterosklerosis. Ox-LDL dapat
ditangkap oleh makrofag melalui reseptor scavenger pada makrofag menyebabkan
terbentuknya sel busa (foam cells). Penimbunan sel busa ini di ruang subendotel
pembuluh darah merupakan bukti paling awal adanya pertumbuhan plak
aterosklerotik yang dikenal sebagai fatty streak.(4,5,6)
Glikasi lipoprotein pada diabetes yang tidak terkontrol baik, juga memberi
kontribusi terhadap pembentukan sel busa.(1)
Proses yang menyebabkan oksidasi LDL melibatkan radikal superoksida, oksida
nitrat, hydrogen peroksida, dan oksidan lain. Anti oksidan, misalnya vitamin E,
asam askorbat (vitamin C), dan karotenoid, mungkin berperan melindungi LDL
dari oksidasi.(5).

PATOFISIOLOGI
Akibat langsung aterosklerosis pada arteri meliputi penyempitan (stenosis)
lumen,obstruksi oleh trombosis, aneurisma (dilatasi abnormal pembuluh darah),
ulkus dan ruptur. Akibat tidak langsungnya adalah malnutrisi dan fibrosis organ
yang disuplai oleh arteri yang sklerotik tersebut.
Semua sel yang berfungsi aktif memerlukan suplai darah yang kaya akan nutrisi
dan oksigen dan peka terhadap setiap penurunan suplai nutrisi tersebut. Bila
penurunan tersebut berat dan permanen, sel-sel tersebut akan mengalami nekrosis
(kematian sel akibat kekurangan aliran darah) dan diganti oleh jaringan fibrosa
yang tidak memerlukan banyak nutrisi.
Aterosklerosis terutama mengenai arteri utama sepanjang percabangan arteri
biasanya berbentuk bercak-bercak. Cabang arteri yang terkena biasanya pada
bagian bifurkasio. Banyak teori berusaha menjelaskan mengapa dan bagaimana
ateroma terbentuk. Lesi utama yaitu ateroma merupakan plak lemak dengan
penutup jaringan fibrosa perlahan-lahan menutup lumen pembuluh darah.
MUHAMMAD YUDHA
1102011149
Tidak satupun teori yang secara lengkap menjelaskan patogenesisnya, namun
beberapa bagian dari berbagai teori tersebut dapat dikombinasikan menjadi teori
Reaksi terhadap Cedera.
Menurut teori ini cedera sel endotelial pembuluh darah diakibatkan oleh gaya
hemodinamika berkepanjangan seperti gaya-gaya robekan dan aliran turbulensi,
radiasi, bahan kimia, atau hiperlipidemia kronis terjadi pada system arteri. Cedera
pada endotelium meningkatkan agregasi trombosit dan monosit pada tempat
cedera. Sel otot polos akan bermigrasi dan berploriferasi sehingga terbentuklah
matriks kolagen dan serabut elastis.
Mungkin tidak ada penyebab atau mekanisme tunggal dalam pembentukan
aterosklerosis melainkan melibatkan berbagai proses. Secara morfologis lesi
aterosklerosis terdiri atas dua jenis : bercak lemak dan plak fibrosa. Bercak lemak
berwarna kuning dan halus, sedikit menonjol kedalam lumen arteri dan tersusun
atas lemak dan sel-sel otot polos yang memanjang.
Lesi seperti ini dapat dijumpai pada semua kelompok umur termasuk anak-anak.
Belum jelas apakah bercak lemak tersebut merupakan predisposisi pembentukan
plak fibrosa atau dapat menghilang lagi. Biasanya tidak menimbulkan gejala klinis.
Plak fibrosa merupakan ciri khas aterosklerosis, tersusun oleh sel otot polos,
serabut kolagen, komponen plasma dan lemak. Berwarna putih sampai kuning
keputihan dan menonjol dalam berbagai derajat ke lumen, sampai suatu saat
tonjolan tersebut menyumbat.
Plak ini terutama ditemukan di aorta abdominal, arteri koroner, poplitea dan karotis
interna. Plak ini dianggap tidak reversible. Penyempitan bertahap lumen arteri saat
proses penyakit berkembang, menstimulasi perkembangan sirkulasi kolateral.
jalan pintas pembuluh darah tersebut memungkinkan perfusi berlanjut ke
jaringan di bagian atas sumbatan arteri, tetapi biasanya tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan metabolismenya dan terjadilah iskemia.

Anda mungkin juga menyukai