Anda di halaman 1dari 4

PERBEDAAN PENDIDIKAN DENGAN PENGAJARAN

KATA pendidikan selalu dipakai dalam dua arti: pendidikan (education,


opvoeding) dan pengajaran (teaching, onderwijs).
Kita melihat, di TK masih pendidikan melulu, bahkan pengajaran dilarang. Di SD
sudah ada pengajaran, seperti berhitung, menulis, membaca, sampai di kelas
lima dan kelas enam sudah lebih banyak pengajaran daripada pendidikan. Di
sekolah menengah (SLTP, SMU, dan SMK) hampir seluruhnya lebih ditekankan
pada pengajaran. Pendidikan untuk menciptakan suasana belajar.
Pengajaran dan pendidikan atau dalam bahasa arabnya taalim dan tarbiah
adalah dua perkara penting di dalam membina manusia. Pengajaran dan
pendidikan adalah dua perkara yang berbeda tetapi banyak orang yang tidak
faham tentang kedua perkara ini.
Pengajaran khusus ditujukan pada akal. Oleh karena itu mudah dan straight
forward. Sedangkan pendidikan adalah pembinaan insan yang tidak saja
melibatkan perkara fisik dan mental tetapi juga hati dan nafsu karena
sesungguhnya yang dididik adalah hati dan nafsu. Oleh karena itu pendidikan
lebih rumit dan susah. Kedua perkara ini harus kita fahami benar dalam
membina insan. Keduanya diperlukan dalam pembinaan pribadi agar pandai
berbakti pada Tuhan dan pada sesama manusia.
Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut ilmu. Ada dosen, guru,
ustadz yang mengajar atau menyampaikan ilmu kepada murid yang belajar.
Hasilnya murid menjadi pandai, dan berilmu pengetahuan (alim). Pendidikan
adalah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai. Di dalam
pendidikan terdapat proses pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan
pengamalan. Ilmu yang telah diperoleh terutama ilmu agama dicoba untuk
difahami dan di hayati hingga tertanam dalam hati dan dapat diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain pendidikan menyangkut tentang akhlak.
Pendidikan antara lain adalah memperkenalkan Tuhan kepada manusia.
Membersihkan hati insan dari sifat-sifat keji (mazmumah) dan mengisinya
dengan sifat-sifat terpuji (mahmudah). Pendidikan juga adalah mengembalikan
hati nurani manusia kepada keadaan fitrah yang suci dan bersih. Nafsu perlu
dikendalikan supaya tidak cenderung kepada kejahatan dan maksiat tetapi
cenderung kepada kebaikan dan ibadah.
Namun, kita tidak bisa mendidik saja tanpa memberi ilmu, dan begitu juga
sebaliknya, kita tidak bisa memberi ilmu saja tanpa mendidik. Pengajaran tanpa
pendidikan akan menghasilkan masyarakat yang pandai tetapi rusak akhlaknya
atau jahat. Masyarakat akan maju di berbagai bidang dan kemewahan timbul
dimana-mana tetapi akan timbul hasad dengki dimana-mana karena jiwa tiap
insannya tidak hidup. Manusia menjadi individual, tidak berkasih sayang, dan
kemanusiaan musnah. Manusia berubah identitas. Fisiknya saja manusia tetapi
perangainya seperti setan dan hewan.
Sebaliknya mendidik saja tanpa memberi ilmu akan menghasilkan individu yang
baik tetapi tidak berguna di tengah masyarakat. Mendidik tanpa ilmu
menyebabkan insan mempunyai jiwa yang hidup tetapi tidak ada ilmu untuk
dijadikan panduan.
Tetapi perlu dipahami bahwa tidak semua orang mampu mendidik. Ada orang
yang berilmu banyak tetapi tidak mampu mendidik tetapi ada juga orang yang
berilmu sedikit tetapi dapat mendidik. Karena peranan pengajaran ilmu hanya
sedikit saja sedangkan selebihnya adalah peranan pendidikan.
Manusia menjadi jahat bukan karena tidak tahu ilmu. Jumlah orang bodoh yang
jahat hampir sama dengan jumlah orang pandai yang jahat juga. Bahkan orang
pandai yang jahat lebih jahat dari pada orang bodoh yang jahat, karena orang
yang pandai menggunakan kelebihan akal atau ilmunya untuk kejahatan.
Manusia menjadi jahat adalah karena proses pendidikannya tidak tepat sehingga
jiwanya tidak hidup.
Dalam mencari ilmu, seseorang bisa belajar dari beberapa guru karena hanya
ilmu yang kita pelajari. Tetapi, dalam mendidik atau mencari pendidik, tidak bisa
ada lebih dari seorang pendidik. Pendidik yang sesungguhnya adalah pemimpin,
model, sekaligus contoh untuk diikuti. Kalau ada banyak pendidik maka ibarat
seperti masakan yang dimasak oleh beberapa koki. Dia akan jadi rusak. Too
many cooks spoil the brook.
Kemudian dilihat dari segi ilmunya, tidak semua ilmu mempunyai nilai
pendidikan. Ilmu agama khususnya ilmu fardlu ain seperti ilmu mengenal Tuhan
memang untuk mendidik. Sedangkan kebanyakan ilmu akademik seperti
matematika, perdagangan, sejarah, ilmu alam dan lain-lain tidak dapat untuk
mendidik dan sekedar untuk mengajar saja. Meskipun begitu, jika proses
pendidikan berjalan dengan benar sehingga jiwa Tauhid hadir pada diri
seseorang maka ilmu-ilmu akademik akan menambah keyakinannya dan akan
menjadikannya semakin melihat betapa berkuasa dan Maha Hebatnya Tuhan..
Sebaliknya, bagi pelajar-pelajar yang kosong jiwanya dari mengenal Tuhan, ilmu-
ilmu tersebut hanya akan melalaikan mereka karena mereka tidak mampu
mengaitkan apa yang mereka pelajari dengan Tuhan.
Dalam suatu proses membangun dan membina manusia, pengajaran dan
pendidikan adalah perkara wajib. Namun pendidikanlah yang lebih diutamakan
karena jika pendidikan tidak diutamakan maka akan terbangun masyarakat yang
rusak dan merusakkan. Manusia akan menjadi musuh kepada manusia yang lain
dan kepada Tuhannya.Didiklah manusia lebih dahulu sebelum mengajar mereka
hingga pandai. Jadikan mereka berakhlak sebelum menjadikan mereka berilmu.
Kenalkan Tuhan lebih dahulu sebelum mengenalkan alam semesta beserta
ciptaanNya yang lain. Jadikan mereka sebagai hamba-hamba ALLAH lebih
dahulu sebelum menjadikan mereka sebagai khalifahNya. Salahnya kita di dalam
membina anak-anak dan muda-mudi kita ialah kita terlalu banyak mengajar
terutama ilmu-ilmu akademik atau ilmu-ilmu dunia tetapi tidak cukup mendidik.
Kita mesti berbuat sesuatu sebelum semuanya menjadi punah-ranah.
Kesimpulan:
Pengajaran:
Pengajaran khusus ditujukan pada akal.
Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut ilmu
Pengajaran tanpa pendidikan akan menghasilkan masyarakat yang pandai tetapi
rusak akhlaknya atau jahat
Pendidikan:
Sedangkan pendidikan adalah pembinaan insan yang tidak saja melibatkan
perkara fisik dan mental tetapi juga hati dan nafsu karena sesungguhnya yang
dididik adalah hati dan nafsu,
Pendidikan adalah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai,
Mendidik tanpa ilmu menyebabkan insan mempunyai jiwa yang hidup tetapi tidak
ada ilmu untuk dijadikan panduan.

Anda mungkin juga menyukai