Anda di halaman 1dari 8

Perkembangan Teori Atom

Seorang filsuf Yunani yang bernama Democritus berpendapat bahwa jika suatu benda dibelah terus menerus,
maka pada saat tertentu akan didapat akan didapat bagian yang tidak dapat dibelah lagi. Bagian seperti ini oleh
Democritus disebut atom. Istilah atom berasal dari bahasa yunani a yang artinya tidak, sedangkan tomos
yang artinya dibagi. Jadi, atom artinya tidak dapat dibagi lagi. Pengertian ini kemudian disempurnakan
menjadi, atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibelah lagi namun namun masih
memiliki sifat kimia dan sifat fisika benda asalnya.
Teori Atom Dalton

Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di Inggris, melakukan perenungan tentang atom.
Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus. Bayangan Dalton dan Democritus adalah
bahwa atom berbentuk pejal. [2]. Dalam renungannya Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom:
1. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan dengan atom
2. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
3. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
4. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia, atom tidak
dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan
5. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
6. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap
Teori atom Dalton mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom. Namun, teori atom
Dalton memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik padahal listrik adalah elektron yang bergerak.
Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus listrik.
Teori Dalton
Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan
tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan
massa total zat-zat hasil reaksi. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa selalu tetap. Model atom Dalton Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti
pada tolak peluru.
Kenapa Dalton memilih bentuk bulat untuk model atomnya. Jawab : Tidak ada dasar yang pasti, hanya untuk
memudahkan perhitungan dalam matematika
Apakah atom Dalton mempunyai daya kelistrikan. (mengandung listrik atau tidak)
Jawab : Percobaan dan teori yang dikemukakan Dalton tidak menyingung tentang daya kelistrikan, yang merupakan
salah atau kelemahan teori Dalton
Unsur sejenis memiliki sifat yang sama. Sama seperti apa?
Jawab : Dalton emang belum meneliti sifat dari suatu atom kenapa memiliki sifat yang sama
Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda
untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri
atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Kelebihan dan Kekurangan
Teori Dalton
model atom Dalton
Kelemahan:
Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara
larutan senyawa dan daya hantar arus listrik.
Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom
(-) Kelemahan
(+)Kelebihan
- Menurut John Dalton atom merupakan bagian terkecil suatu materi yang tidak dapat dibagi lagi, sedangkan pada
kenyataannya atom masih dapat dibagi lagi menjadi sub-sub atom yang terdiri (proton, neutron, dan elektron)
kenyataan ini dapat dibuktikan oleh Thomson melalui percobaannya.
- Dalam teori John Dalton belum dapat menjelaskan gagasan tentang inti atom sesuai/seperti yang dinyatakan
Rutherford, dari hasil percobaannya dengan menggunakan sumber partikel Alfa.
Dalton seorang ilmuwan meteorologi, ia meneliti tentang gas di udara dan mencampurkan berbagai zat. Dari
percobaannya itu ia menemukan bahwa gas-gas yang telah dicampur itu memiliki partikel-partikel yang disebut atom
demokritos

400-an SM Democritus, yunani : materi tersusun atas partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi
lagi, yang disebut atom (a = tidak, tomos = terbagi) Democritus juga memberi ilustrasi struktur atom
tergantung pada sifat fisiknya. Ia berpendapat bahwa air terbentuk dari butiran-butiran kecil yang memiliki 20
sisi sehingga tidak menimbuklan rasa sakit ketika mengenai tubuh. Sedangkan api terbentuk dari piramidapiramida kecil sehingga terasa sakit ketika mengenai tubuh karena terkena ujung-ujung piramida tersebut.
Tanah tersusun atas kubus-kubus yang tersusun rapat sehingga sulit bergerak. Namun semua teori yang
diutarakan oleh Democritus hanyalah pemikiran filosofis tanpa bukti ilmiah dari eksperimen.

300-an SM pemikiran Aristoteles dari Staigera Yunani, dan gurunya, Plato menolak konsep atom Democritus.
Demikian pula beberapa pemikir semasanya. Umumnya mereka memandang materi merupakan satu kesatuan
yang utuh (kontinu) dapat dibagi terus-menerus menjadi bagian sekecil-kecilnya tanpa batas. Pemikiran ini
berdasar pula pada keyakinan mereka terhadap alam semesta yang terdiri dari 4 elemen,
yaitu tanah, api, udara dan air.
Pemikiran Aristoteles dan Plato sangat mudah diterima masyarakat pada masanya karena Ia dan gurunya
termasuk tokoh paling berpengaruh di belahan eropa saat itu, selain dengan kedekatannya dengan pemerintahan
yang cenderung Geosentris dan tidak bertentangan dengan ajaran agama (kristen ortodoks).
1808 John Dalton. Selama seribu tahun lebih melewati masa kegelapan peradaban sains, istilah atom
tenggelam, seperti semua orang sudah yakin bahwa apa yang dikatakan Pak Aristoteles adalah kebenaran yang
selama ini dicari tentangtersusun oleh materi apakah suatu zat?. Tetapi ternyata pada tahun 1808 ada
seorang guru SMA di Inggris yang masih penasaran tentang atom. Dengan mendasarkan pada teori Aristoteles,
pada sore hari yang cerah, Dalton pun menemukan bukti dan ide-ide mendasar tentang teorinya.
Ia mengemukakan pendapatnya mengenai teori atom yang berdasarkan atas dua hukum, yaitu hukum kekekalan
massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Detailnya nanti belajar di Fisika kelas IX
atau SMA yaa^^ I
ntinya Lavosier menyatakan bahwa Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total
zat-zat hasil reaksi. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa selalu tetap. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai
berikut:
atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi (sesuai dengan pendapat
Democritus)
Atom mempunyai ukuran, massa, dan sifat kimia yang khas (untuk setiap unsur). Atom yang sejenis
akan membentuk suatu unsur dan memiliki karakter yang berbeda dengan atom dari unsur lain.
Atom tidak dapat dimusnahkan, reaksi kimia hanya merupakan pemisahan dan penyusunan kembali
atom-atom.
Atom-atom dari unsur yang berbeda dapat bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana. Misalnya senyawa air terdiri dua atom hidrogen dan satu atom oksigen
Dalton memberikan ilustrasi struktur atom sebagai bola pejal dan masif yang sangat kecil, tidak punya
muatan, dan tidak dapat dibagi lagi (bayangkan bola kelereng yang padat dan keras).

Kelemahan Teori Atom Dalton adalah Dalton tidak bisa menjelaskan bagaimana materi seperti logam
melakukan penghantaran arus listrik jika materi tidak punya muatan.
Pemikiran tentang keberadaan atom kembali muncul di eropa pada abad ke 17, ketika para ilmuwan mencoba
menjelaskan tentang sifat-sifat gas. Teori atom dalton didasarkan pada 2 hukum yaitu hukum kekekalan
massa (hukum lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum proust). Lavoisier menyatakan bahwa massa total
zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi sedangkan Prouts
menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap. Dari kedua hukum
tersebut dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom yaitu :
1. Semua unsur terdiri atas partikel yang sudah tidak dapat dibagi lagi yang dinamakan atom.
2. Atom2 dari suatu unsur adalah identik. Atom2 dari unsur yang berbeda mempunyai sifat2 yang
berbeda, termasuk mempunyai massa yang berbeda.
3. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur yang lain, tidak dapat dirumuskan atau
diciptakan. Reaksi kimia hanyalah merupakan penataan ulang atom2.
4. Senyawa terbentuk ketika atom-atom dari 2 jenis unsur atau lebih bergabung dengan perbandingan
tertentu.

Hipotesa dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru. Namun
demikian kesahihan suatu teori terletak pada kemampuannya menjelaskan fakta2 yang ada. Teori atom dalton
dapat menjelaskan hukum kekekalan massa (lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (proust). Namun teori
ini juga memiliki beberapa kelemahan,yaitu :
1. Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain.
2. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi
3. Tidak dapat menjelaskan atom-atom saling berikatan.

Model Atom Dalton


Teori atom Dalton didasarkan pada pengukuran kuantitatif reaksireaksi kimia. Dalton menghasilkan beberapa
postulat sebagai berikut.
1. Materi tersusun atas partikel-partikel sangat padat dan kecil yang tidak dapat dipecah-pecah lagi. Partikel itu
dinamakan atom.
2. Atom-atom suatu unsur identik dalam segala hal, tetapi berbeda dengan atom-atom unsur lain.
3. Dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan dan penataan ulang atom-atom dari satu
komposisi ke komposisi lain.
4. Atom dapat bergabung dengan atom lain membentuk suatu molekul dengan perbandingan sederhana.
Kesimpulan dari model atom Dalton, yaitu unsur terdiri atas atom-atom yang sama dalam segala hal, baik
bentuk, ukuran, dan massanya, tetapi berbeda dengan atom-atom unsur lain. Dengan kata lain, atom adalah
partikel terkecil suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur itu.

Percobaan Lavosier

Mula-mula tinggi cairan merkuri dalam wadah yang berisi udara adalah A, tetapi setelah
beberapa hari merkuri naik ke B dan ketinggian ini tetap. Beda tinggi A dan B menyatakan
volume udara yang digunakan oleh merkuri dalam pembentukan bubuk merah (merkuri oksida).
Untuk menguji fakta ini, Lavoisier mengumpulkan merkuri oksida, kemudian dipanaskan lagi.
Bubuk merah ini akan terurai menjadi cairan merkuri dan sejumlah volume gas (oksigen) yang
jumlahnya sama dengan udara yang dibutuhkan dalam percobaan pertama

Percobaan Joseph Pruost


Pada tahun 1799 Proust menemukan bahwa senyawa tembaga karbonat baik yang dihasilkan
melalui sintesis di laboratorium maupun yang diperoleh di alam memiliki susunan yang tetap.
Sebelum
Setelah
Percobaan
Perbandingan
pemanasan (g pemanasan (g
keMg/MgO
Mg)
MgO)
1

0,62

1,02

0,62/1,02 = 0,61

0,48

0,79

0,48/0,79 = 0,60

0,36

0,60

0,36/0,60 = 0,60

1. John Dalton
John Dalton adalah pencetus teori atom. Ia terkenal karena teorinya yang membangkitkan kembali istilah
atom. Dalam buku karangannya yang berjudul New System of Chemical Philosophy ia berhasil merumuskan
hal tentang atom sekitar tahun 1803. John Dalton hidup pada masa 1766-1844. Ia menyatakan bahwa materi
terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi. Tiap-tiap unsur terdiri atas atom-atom dengan sifat dan massa
identik, dan senyawa terbentuk jika atom dari berbagai unsur bergabung dalam komposisi yang tetap. John

Dalton-lah ilmuwan Inggris yang di awal abad ke-19 mengedepankan hipotesa atom ke dalam kancah ilmu
pengetahuan. Dengan perbuatan ini, dia menyuguhkan ide kunci yang memungkinkan kemajuan besar di
bidang kimia sejak saat itu. Meskipun terminologinya agak sedikit berbeda dengan yang kita gunakan sekarang,
Dalton dengan jelas mengemukakan konsep tentang atom, molekul, elemen dan campuran kimia. Dia perjelas
itu bahwa meski jumlah total atom di dunia sangat banyak, tetapi jumlah dari pelbagai jenis yang berbeda agak
kecil. (Buku aslinya mencatat 20 elemen atau kelompok atom; kini sedikit di atas 100 elemen sudah diketahui).
Meskipun perbedaan tipe atom berlainan beratnya, Dalton tetap berpendapat bahwa tiap dua atom dari
kelompok serupa adalah sama dalam semua kualitasnya, termasuk mass (kuantitas material dalam suatu
benda diukur dari daya tahan terhadap perubahan gerak). Dalton memasukkan di dalam bukunya satu daftar
yang mencatat berat relatif dari pelbagai jenis atom yang berbeda-beda, daftar pertama yang pernah disiapkan
orang dan merupakan kunci tiap teori kuantitatif atom. Dalton juga menjelaskan dengan gamblang bahwa tiap
dua molekul dari gabungan kimiawi yang sama terdiri dari kombinasi atom serupa. (Misalnya, tiap molekul
nitrous oxide (N2O) terdiri dari dua atom nitrogen dan satu atom oxygen). Dari sini membentuk sesuatu
gabungan kimiawi tertentu tak peduli bagaimana bisa disiapkan atau di mana diperoleh senantiasa terdiri dari
elemen yang sama dalam proporsi berat yang sepenuhnya sama. Ini adalah hukum proporsi pasti, yang telah
diketemukan secara eksperimentil oleh Joseph Louis Proust beberapa tahun lebih dulu. Begitu meyakinkan cara
Dalton menyuguhkan teori ini, sehingga dalam tempo dua puluh tahun dia sudah diterima oleh mayoritas
ilmuwan. Lebih jauh dari itu, ahli-ahli kimia mengikuti program yang 4 diusulkan oleh bukunya: tentukan
secara persis berat relatif atom; analisa gabungan kimiawi dari beratnya; tentukan kombinasi yang tepat dari
atom yang membentuk tiap kelompok molekul yang punya kesamaan ciri. Keberhasilan dari program ini sudah
barang tentu luar biasa. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus. Bayangan Dalton
dan Democritus adalah bahwa benda itu berbentuk pejal. Dalam perenungannya Dalton mengemukakan
postulatnya tentang atom.
a) Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan dengan atom
b) Atom dari unsur yang sama ) Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
d) Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia, atom tidak dapat
dimusnahkan.
e) Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
f) Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap.
Teori atom Dalton mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom. Namun, teori atom
Dalton memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik padahal listrik adalah elektron yang bergerak.
Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus listrik.

A. Teori atom ditinjau dari tiga aspek Filsafat


1. Memandang Teori Atom dari aspek Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tata dan struktur realitas dalam arti seluas mungkin,
dengan menggunakan kategori-kategori seperti: ada atau menjadi, aktualitas atau potensialitas, nyata atau
penampakan, esensi atau eksistensi, kesempurnaan, ruang dan waktu, perubahan, dan sebagainya. Aspek
ontologi menekankan pada hakikat Teori Atom yang menyangkut keberadaan dan eksistensinya dalam
khazanah keilmuan. Teori Atom lahir secara filosofis dari pemikiran para filsuf Yunani. Pertanyaan yang
mendasari lahirnya Teori Atom adalah, Apakah yang membentuk suatu benda?
Ini merupakan pertanyaan fundamental dalam filsafat alam. Suatu benda terdiri atas bagian-bagian
tertentu yang lebih kecil dan lebih kecil lagi. Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah ada suatu saat dimana
bagian tersebut tidak dapat dibagi lagi menjadi sesuatu yang lebih kecil?
Democritus menamakan bagian tertentu tersebut atom, yang berasal dari bahasa Yunani a-tomos
yang artinya tidak bisa dipotong. Atom menurut Democritus adalah bagaikan blok-blok kecil yang sangat
kecil hingga tak terlihat lagi, yang tidak bisa dibagi lagi dan bersifat abadi. Paham mengenai atom (atomisme)
merupakan teori filosofis dan ilmiah yang menyatakan bahwa kenyataan dibentuk oleh bagian-bagian
elementer yang tak dapat dibagi yang disebut atom.
Teori atom diawali oleh John Dalton (1766 1844) yang mengemukakan suatu hipotesa berdasarkan pada
hukum kekekalan massa (Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (Proust). Pokok-pokok pikiran yang
dipaparkan Dalton dalam tulisannya New System of Chemical Philosophy yang dipublikasikannya pada tahun
1808. itu adalah sebagai berikut :
1) Semua zat terdiri dari sejumlah partikel yang sangat kecil atau atom-atom materi yang terikat bersamasama melalui suatu gaya atraksi yang kekuatannya sesuai dengan keadaanya.
2) Atom-atom setiap zat murni adalah identik, artinya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Namun,
atom suatu zat murni berbeda sifat dan ukurannya dengan atom zat lain..
3) Analisis dan sintesis zat kimia atau suatu reaksi kimia merupakan suatu proses yang berlangsung tidak
lebih daripada penyusunan ulang atom-atom dari suatu senyawa yang akan menghasilkan senyawa baru
dengan sifat-sifat yang berlainan dengan asalnya.. Namun tidak ada penciptaan/kreasi partikel-partikel atau
atom-atom yang jenisnya baru ataupun proses pemusnahan yang terkait di dalamnya. (dikenal dengan
Hukum Kekekalan Materi). Oleh karena jumlah total atom tidak berubah, maka tidak akan terjadi
perubahan massa (pembenaran terhadap Hukum Kekekalan Massa Lavoisier).
4) Dalam reaksi kimia ada suatu keteraturan dalam segi kuantitatif, yaitu bila 2 unsur A dan B membentuk 2
senyawa atau lebih, dan salah satu unsur yang dikandung tiap senyawa beratnya sama, maka berat unsur
kedua pada tiap senyawa akan berbanding dengan bilangan bulat dan sederhana (Hukum Perbandingan
Berganda Dalton). Aturan-aturan ini selanjutnya diadopsi sebagai penuntun dalam semua penyelidikan
kimia sintesis.
Tentu saja ketika pertama kali kesimpulan-kesimpulan Dalton itu diumumkan mendapat serangan di
mana-mana, terutama bagi Berthollet. Namun kebanyakan ahli kimia lebih meyakini paradigma Dalton,
ketimbang Proust ataupun Berthollet , karena cakupannya jauh lebih luas. Bukan saja memberikan kriteria baru
untuk membedakan campuran dengan senyawa, namun dengan penelitian ulang data-data kimiawi, yang
ternyata dapat menyingkap contoh-contoh perbandingan penggabungan atom-atom secara kimiawi dalam
perbandingan berganda secara tetap dan berupa bilangan bulat sederhana.
Gagasan konsep atom yang dikemukakan Dalton dipandang sebagai kelanjutan pandangan filosof
atomik, meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam landasan berpikirnya. Beberapa gagasan yang
dituangkan Dalton dilandasi oleh fakta-fakta empiris berlandaskan eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan
lain sedangkan pandangan filosof tentang atom seluruhnya berupa refleksi kritis terhadap fenomena alam.
Revolusi pemikiran konsep atom, terjadi karena teori atom Dalton tidak dapat diverifikasi, banyak anomali
yang berkenaan dengan hal itu, sehingga menimbulkan serangkaian krisis, terutama akibat penemuanpenemuan di bidang kelistrikan dan gejala radioktivitas.
Penemuan gejala kelistrikan mengubah pandangan bahwa atom merupakan partikel bagian terkecil dari
materi, karena telah dapat dibuktikan adanya partikel sub atom seperti proton, elektron dan netron. Beberapa
studi yang intensif yang dilakukan membawa ke dalam suatu babak baru penyelidikan mengenai atom yang
membawa pemahaman yang sangat berbeda dengan pandangan filosofi Dalton.
Dari rangkaian penemuan gejala kelistrikan dan radioaktivitas, terdapat dua ilmuwan yang
mengemukakan model atom, yaitu model atom Thomson dan model atom Rutherford. Kedua model ini tidak
dapat diterima sebagai paradigma baru, karena secara internal konsepnya sendiri mengandung hal yang tidak
logis dipandang dari aturan-aturan fisika yang berlaku serta tidak dapat menerangkan fenomena-fenomena yang
diamati, seperti fenomena spektrum.
Adanya sinar yang bergerak berlawanan dengan sinar katoda ditemukan oleh Goldstein pada tahun
1886. Sinar ini diidentifikasikan bermuatan listrik positif. Goldstein menemukan sinar positif ini dengan cara
melubangi katoda tabung dan mengisinya dengan gas hidrogen yang bertekanan rendah. Dari bermacammacam gas yang dipergunakan, ternyata sinar positif yang paling ringan berasal dari gas hidrogen. Setelah

dilakukan penyelidikan oleh Rutherford (1914) barulah diketahui bahwa partikel sinar positif adalah bagian
dari atom (terdapat di dalam atom) atau partikel sub-atom yang kemudian diberi nama proton.
Sifat-sifat sinar katoda pertama kali dipelajari secara intensif, terutama oleh J.J. Thomson (1856-1940)
dan timnya pada laboratorium Cavendish di Cambridge-Britain pada tahun 1897 yang menyelidiki sifat-sifat
alami sinar katoda. Penyelidikan sifat-sifat sinar katoda yang dilakukan Thomson adalah dengan
mendekatkan medan listrik ke tabung kaca bermuatan. Ternyata sinar yang mulanya bergerak lurus menjadi
berbelok mendekati medan listrik yang bermuatan positif. Kenyataan ini membuatnya berkesimpulan bahwa
sinar katoda itu bermuatan listrik negatif. Ia juga menyimpulkan bahwa sinar katoda itu suatu materi setelah
mengamati sinar katoda dapat memutar baling-baling yang ditaruh di dalam tabung.
Berdasarkan rangkaian penemuannya itu Thomson mengkaji struktur atom dan menyimpulkan pada
tahun 1904 bahwaatom merupakan sebuah bola yang kompak yang bermuatan listrik positif dan elektron
tersebar di antara muatan positif tersebut dalam jumlah yang sama, seluruh massa atom ditentukan oleh
jumlah massa elektron. Konsep atom Thomson ini dinamakan juga Model Atom Roti Kismis. Namun Model
atom yang disarankan Thomson ini digugurkan oleh kajian tentang keradioaktifan pada tahun-tahun berikutnya
(Keenan, 1980)
Demikianlah, pada masa itu (sampai tahun 1913) para ilmuwan mempercayai bahwa atom mengandung
dua partikel dasar yaitu elektron dengan muatan listrik positif dan proton yang bermuatan listrik positif dan
massanya 1836 kali lebih besar dari pada elektron. Sedangkan partikel inti atom lainnya, yaitu neutron baru
ditemukan tahun 1932 oleh J.Chadwick. (Bruton ; 1966) berdasarkan percobaan penembakan unsur berilium
dengan partikel alfa. Dari percobaan itu dihasilkan suatau radiasi yang ternyata terdiri dari partikel netral.
Partikel ini mempunyai massa yang sedikit lebih besar dari massa proton (1839 kali massa elektron) dan
disebutnya sebagai neutron.
Dari berbagai penelitian, didapat dua ilmuwan yang mengemukakan model atom, yaitu Thomson dan
Rutherford. Kedua model atom tersebut sudah berbeda dari gagasan Dalton terutama dalam menyatakan
adanya partikel sub atom, yaitu proton dan elektron Namun keduanya masih mengikuti paradigma mekanika
klasik yang berlaku saat itu. Model atom Rutherford sudah lebih maju dari model atom Thomson. Dari model
ini diperoleh gambaran bahwa sebagian besar volume atom terdiri dari ruang kosong yang berisi elektron dan
massa bermuatan positif pada bagian intinya. (Petrucci, 1985 ; Keenan, 1980).
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pandangan Rutherford serta ilmuwan lain yang menemukan
gejala kelistrikan, partikel sub-atom dan keradioaktifan merupakan serangkaian fakta yang menyebabkan krisis
terhadap paradigma sebelumnya. Dikatakan krisis, karena paradigma sebelumnya (teori atom Dalton) tidak
mampu menerangkan gejala-gejala tersebut.
Berdasarkan pemaparan di atas, yang kemudian menjadi pertanyaan adalah ; apakah model atom
Thomson ataupun model atom Rutherford sudah merupakan revolusi yang menghasilkan paradigma
baru ?.Untuk menjawab hal ini ada dua hal yang harus dipertimbangkan;
1) Apa yang dikemukakan oleh Thomson dan Rutherford belum merupakan suatu paradigma yang berlaku
saat itu, karena banyak hal yang menjadi kelemahan dari pandangan itu dan pandangan mereka tampaknya
belum banyak diikuti oleh ilmuwan lain untuk menerangkan gejala-gejala fisik ataupun kimiawi. Antara lain
kegagalan dalam menerangkan gejala spektra atom hidrogen yang ditemukan Balmer, dan dalam model atom
itu sendiri melekat suatu cacat inheren.
2) Belum diterimanya konsep Rutherford juga sangat berkaitan erat dengan paradigma mekanika klasik
Newtonian dan teori gelombang elektromagnetiknya Maxwell yang masih bertahan hingga ahir abad-19.
Teori atom yang dikemukakan oleh Niels Bohr (1885-1962) pada tahun 1913 bertitik tolak pada
anggapan sebagai berikut : 1)Elektron tidak dapat bergerak mengelilingi inti atom dalam setiap setiap lintasan
atau orbit, akan tetapi hanya dalam lintasan yang memenuhi persyaratan tertentu menurut teori kuantum. Yang
diperbolehkan hanya lintasan di mana elektron mempunyai momentum sudut yang merupakan kelipatan dari
harga h/2p, sehingga lintasannya disebut lintasan kuantum ; 2) Bila elektron bergerak dalam salah satu lintasan
kuantumnya, maka elektron tidak akan memancarkan energi. Elektron dalam lintasan ini berada dalam keadaan
stasioner dan dalam tingkat energi tertentu. 3) Bila elektron pindah dari tingkat energi E1 ke tingkat energi
E2 yang energinya lebih kecil dari E1, maka akan terjadi radiasi energi dengan frekuensi yang dapat dihuitung
dengan teori kuantum : E1 E2 = E foton = h. n . Bila energi E2 lebih besar dari E1, maka elektron akan
mengabsorpsi energi radiasi.
Dengan meramu beberapa postulat dengan perhitungan mekanika klasik itu, Bohr akhirnya dengan mudah
dapat menghitung jari-jari lintasan dari kuantum pertama, kedua dan seterusnya serta masing-masing energi
total orbit dengan rumus mekanika klasik. Bohr masih menggunakan model tata surya untuk merumuskan
energi orbit tersebut. Kemudian dengan menggunakan cara perhitungan yang serupa, Bohr dapat
menginterpretasikan spektrum atom hidrogen dan dari partikel-partikel lainnya yang serupa dengan atom
hidrogen, yaitu yang hanya memiliki satu elektron, seperti ion Li2+ dan ion Be3+.
Perhitungan Bohr dengan memadukan pendekatan teori kuantum dengan mekanika klasik telah
menguak rahasia terjadinya berbagai deret spektrum sehingga diperoleh gambaran mengenai diagram tingkat
energi.

Berdasarkan hal itu, Bohr menyatakan bahwa elektron bergerak mengelilingi inti atom dalam lintasan
yang berbentuk lingkaran. Energi elektron di dalam atom adalah terkuanta pada beberapa bilangan jumlah
energi saja, sehingga energi elektron dalam suatu lintasan ditentukan oleh bilangan kuantum, n. Bilangan ini
juga menentukan jari-jari lintasan. Lintasan elektron seringkali dinyatakan sebagai lintasan-K
(n=1), lintasan -L (n=2), lintasan-M (n=3) dan sebagainya. Elektron dapat loncat dari lintasan kedua ke
lintasan pertama sesuai dengan bilangan kuantumnya dengan memberikan satu garis spektrum (Keenan, 1980).
Pada tahun 1926, Erwin Schrodinger mengembangkan model atom mekanika kuantum. Sebelumnya,
seorang ahli dari Jerman, Werner Heissenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan
prinsip ketidakpastian yaitu, tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara
seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak
tertentu pada inti atom.
Ciri khas model atom mekanika kuantum antara lain:
1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner seperti
model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital.
2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya.
3. Posisi elektron sejauh 0,259 A dari inti H menurut Bohr bukanlah sesuatu yang pasti, tetapi boleh jadi
merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron pada jarak itu.
Kelemahan model atom modern adalah bahwa persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat
diterapkan secara eksak untuk atom berelektron tunggal.
Pada tahun 1964, seorang ahli fisika dari Amerika Serikat Murray Gell-Mann mengemukakan bahwa
proton dan neutron terdiri atas bagian yang lebih kecil lagi yang dinamakan quark. Pengertian bahwa quark
adalah bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi suatu saat mungkin saja akan ditumbangkan oleh teori
yang baru, dan sejarah mungkin akan terulang kembali. Pada hakikatnya, teori atom dapat disimpulkan sebagai
materi yang bersifat abstrak yang keberadaannya masih bersifat hipotesis.

2.

Memandang Teori Atom dari aspek Epistemologi


Memandang Teori Atom dari aspek Epistemologi berarti memandang Teori Atom dari cara
pemerolehan pengetahuan mengenai Atom. Democritus mencoba menumbuk beberapa material dengan mortar
dan alu hingga menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang ia sebut sebagai atom. Semua benda tersusun atas
bagian-bagian kecil yang tidak dapat dibagi lagi, atau atom, yang secara kualitatif mirip antara satu dengan
yang lainnya dalam hal ukuran, bentuk, posisi, dan massanya.
Atom menurut Democritus, terpisah oleh suatu kekosongan antara satu atom dengan atom yang lain.
Kekosongan ini menyebabkan atom-atom mampu bergerak (ini boleh jadi pelopor teori kinetika).
Apakah yang sebenarnya dimaksud Democritus dengan tidak dapat dibagi?. Jawaban dari pertanyaan ini
adalah salah satu dari dua interpretasi berikut:
a. Tidak mungkin secara fisika untuk membagi suatu atom.
b. Tidak mungkin secara logis dan konseptual untuk membagi suatu atom.
Perbedaan dari kedua pandangan ini adalah: pada (a), sebuah atom masih mungkin mempunyai bagian
yang lebih kecil, sedangkan pada (b) tidak ada artinya untuk berbicara tentang bagian dari suatu atom, karena
hal itu tidak ada sama sekali. Kalau seseorang bermaksud membagi atom menjadi bagian-bagiannya, dia akan
mendapatkan bahwa ketidakmapuannya bukan teknologi, tapi konseptual.
Democritus berpendapat bahwa atom bukan hanya sangat kecil, tetapi merupakan partikel yang terkecil,
bukan hanya terlalu kecil untuk dibagi secara fisis tetapi juga tidak bisa dibagi secara logis.
John Dalton mendasari hipotesanya mengenai atom berdasarkan hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)
dan Hukum Perbandingan Tetap (Proust).
J.J.Thomson melakukan sebuah eksperimen menggunakan tabung sinar katoda. Hasil eksperimennya
menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron.
Thomson menemukan bahwa atom terkadang dapat menolak partikel lebih kecil yang bermuatan
negatif, yang ia sebut sebagai elektron. Dari hasil pecobaan inilah Thomson mengusulkan model atom Plum
Pudding Model atau model atom Roti Kismis.
Rutherford melakukan percobaan lain untuk menjawab kelemahan yang dimiliki model atom
Thomson. Percobaannya adalah dengan menembakkan inti Helium (partikel alpha) ke suatu lapisan emas tipis
yang tebalnya hanya beberapa atom. Dia menemukan bahwa meskipun sebagian besar sinar helium tersebut
diteruskan, dan sebagian lagi di pantulkan.
Dari hasil percobaannya, Rutherford berpikir bahwa pastilah terdapat suatu struktur padat yang sangat
kecil yang memantulkan partikel sinar Alpha, yang dinamakannya inti. Ia juga berpikir bahwa inti ini memiliki
massa yang sangat besar namun ukurannya kecil. Banyaknya berkas sinar yang diteruskan membuat Rutherford
yakin bahwa sebagian besar atom adalah ruang hampa. Perkembangan teori atom terus berlanjut menyusul
ditemukannya neutron oleh James Chadwick. Selanjutnya, Niels Bohr menemukan adanya tingkatan energi
dalam atom yang kemudian menjadi awal lahirnya teori dan model atom mekanika kuantum.

3.

Memandang Teori Atom dari aspek Aksiologi


Aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas teori tentang nilai, mencakup nilai-nilai sebagai dasar
normatif dalam penggunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak dapat disangkal bahwa
ilmu pengetahuan telah banyak memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, apakah ilmu
selalu memberi manfaat bagi manusia?
Kenyataannya, ilmu pun bisa memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia. Sebagai contohnya
adalah ilmu tentang nuklir, kita telah melihat manfaatnya dalam pengembangan pembangkit listrik yang
dikenal dengan sebutan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir).
Namun, jika kita melihat kembali kejadian yang baru-baru ini melanda Jepang. Bagaimana Tsunami
mengakibatkan kerusakan parah pada reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Fukushima.
Kerusakan ini menimbulkan dampak lanjutan yaitu adanya radiasi nuklir ke daerah sekitar lokasi PLTN
tersebut. Ini adalah salah satu bukti bahwa ilmu pengetahuan bisa merugikan bahkan membahayakan hidup
manusia.
Bukti lainnya adalah ketika Einstein menemukan teori relativitasnya yang terkenal, yaitu E = mc2,
dimana dunia mulai mengetahui bahwa massa dapat berubah menjadi energi. Penemuan ini membuka lebar
mata manusia pada kenyataan benda yang sangat kecil seperti atom dapat dijadikan sumber energi yang dapat
menyokong kelangsungan hidup manusia.
Namun disisi lain, ada pihak yang memanfaatkan penemuan Einstein ini untuk kepentingan perang
mengakibatkan hancurnya kehidupan di dua kota besar di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki. Hancurnya
kedua kota tersebut bukanlah satu-satunya dampak akibat penemuan ilmu tersebut, selama berpuluh tahun
setelah pengeboman itu terjadi, penduduk disekitar daerah yang hancur harus menjalani pengobatan untuk
menetralkan radiasi nuklir dalam tubuh mereka.
Kedua fenomena di atas menunjukkan betapa penemuan suatu ilmu pengetahuan dapat diibaratkan
dengan dua sisi koin, dapat memberi manfaat dan kerugian bagi manusia. Jika melihat secara seksama,
kerugian dari nuklir yang dijelaskan di atas bisa merupakan kerugian yang tidak disengaja (bencana alam;
human error) dan bisa pula merupakan kerugian yang sudah direncanakan.
Maka dari itu, kajian aksiologi terhadap suatu ilmu perlu dilakukan. Bagaimana pemanfaatan dan
penggunaan ilmu pengetahuan tersebut berdasarkan nilai-nilai normatif, seperti etika dan estetika. Menurut
kajian aksiologi, hubungan antara ilmu, teknologi, dan moral haruslah:
a. Ilmu pengetahuan harus difungsikan memberikan kemudahan bagi manusia. Sebagai contoh dalam
teori atom, bagaimana unsur radiaktif dalam bidang industri perminyakan digunakan sebagai pencacah
dalam pipa, dalam bidang medis radioaktif dapat digunakan untuk rontgen, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
b. Ilmu pengetahuan jangan sampai mempersulit. Sebagai contoh dalam teori atom, bagaimana teori atom
ini tidak sampai membuat kita menjadi sulit dalam memahami fenomena-fenomena dalam reaksi kimia.
Dengan memahami teori atom, maka kita akan bisa mengetahui bagaimana proses terbentuknya ikatan
dalam reaksi kimia.
c. Ilmu pengetahuan harus mendukung tujuan hidup manusia, jangan untuk sekedar hedonisme
(kesenangan belaka). Sebagai contoh dalam teori atom, banyaknya pemanfaatan atom yang digunakan
dalam kehidupan baik dalam medis maupun industri, dapat mendukung kelangsungan hidup manusia.
d. Pendidikan keilmuan tidak boleh semata-mata menghasilkan ilmuan terampil saja, tetapi juga harus
menghasilkan ilmuan yang bermoral tinggi. Dengan belajar teori atom, manusia akan semakin yakin
akan keberadaan Sang Pencipta. Karena dengan belajar teori atom, akan semakin menunjukkan
keterbatasan manusia dalam melihat obyek atom itu sendiri walaupun dapat dirasakan manfaat dan
keberadaannya. Sehingga manusia harus sudah sepantasnya menjadi ilmuwan yang bermoral tinggi.
e. Ilmu pengetahuan harus kita jaga, jangan disalah artikan. Sebagai contohnya llmu teori atom mengenai
nuklir jangan sampai disalah artikan untuk melakukan hal-hal yang akan merugikan atau berdampak
negatif pada manusia, seperti tragedi Hirosima dan Nagasaki. Dan ilmu ini haru dijaga untuk
kelangsungan hidup manusia yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai