Anda di halaman 1dari 3

PERFORASI COLON TUMOR CORPUS ALIENUM

Pengertian
Corpus alienum pada jalan nafas adalah benda asing yang berasal dari luar tubuh atau dari
dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada saluran nafas tersebut.

Etiologi
Gejala dari masuknya benda asing ke dalam saluran pernafasan ditunjukkan dengan
penderita batuk-batuk hebat secara tiba-tiba, rasa tersumbat di tenggorok, bicara gagap, dan
obstruksi jalan napas segera. Jika benda asing di laring dapat menimbulkan kematian akibat
penderita tak bisa bernapas.
Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada lokasi benda asing,
derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk dan ukuran benda asing. Benda asing yang
masuk melalui hidung dapat tersangkut di hidung, nasofaring, laring, trakea dan bronkus. Benda
yang masuk melalui mulut dapat tersangkut di orofaring, hipofaring, tonsil, dasar lidah, sinus
piriformis, esofagus atau dapat juga tersedak masuk ke dalam laring, trakea dan bronkus. Gejala
yang timbul bervariasi, dari tanpa gejala hingga kematian sebelum diberikan pertolongan akibat
sumbatan total.
Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing saluran napas akan mengalami 3
stadium, yaitu:
1.

Stadium pertama merupakan gejala permulaan yaitu batuk-batuk hebat secara tiba-tiba
(violent paroxysms of coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging) dan obstruksi jalan napas yang terjadi dengan segera.

2.

Stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh interval asimtomatis. Hal ini karena
benda asing tersebut tersangkut, refleks-refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut
menghilang. Stadium ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis atau
cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karena gejala dan tanda yang
tidak jelas.

3.

Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau infeksi sebagai
akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-batuk, hemoptisis, pneumonia dan
abses paru.

Benda asing di laring dapat menutup laring, tersangkut di antara pita suara atau berada di
subglotis. Gejala sumbatan laring tergantung pada besar, bentuk dan letak (posisi) benda asing.
Sumbatan total di laring akan menimbulkan keadaan yang gawat biasanya kematian mendadak
karena terjadi asfiksia dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan oleh timbulnya spasme laring
dengan gejala antara lain disfonia sampai afonia, apnea dan sianosis.
Sumbatan tidak total di laring dapat menyebabkan disfonia sampai afonia, batuk yang
disertai serak (croupy cough), odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis, dan rasa subjektif dari
benda asing (penderita akan menunjuk lehernya sesuai dengan letak benda asing tersebut
tersangkut) dan dispnea dengan derajat bervariasi. Gejala ini jelas bila benda asing masih
tersangkut di laring, dapat juga benda asing sudah turun ke trakea, tetapi masih menyisakan
reaksi laring oleh karena adanya edema.

Patofiologi
Sistem pernafasan manusia dimulai dari:
1. Hidung merupakan organ pertama yang dilalui oleh udara. Di dalam rongga hidung terdapat
rambut-rambut dan selaput lendir, yang berfungsi sebagai penyaring, penghangat dan pengatur
kelembaban udara yang akan masuk keparu-paru.
2. Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan tenggorokan. Terdapat
katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi sebagai pengatur jalan masuk ke
kerongkongan dan tenggorokan.
3. Trakea (Batang tenggorok) berupa pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan
luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan
lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan
kerongkongan.
4. Bronkus merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Struktur
bronkhus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan bronkhus kiri lebih
mendatar dibandingkan bronkhus kanan, sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang
penyakit.

5. Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih
tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan
membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh.
6. Alveolus berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara, dindingnya
tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah. Alveolus berfungsi sebagai
permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk
melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.
7. Paru-paru berjumlah sepasang terletak di dalam rongga dada kiri dan kanan. Paru-paru
kanan memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan paru-paru kiri memiliki 2 lobus (gelambir). Di
dalam paru-paru ini terdapat alveolus yang berjumlah 300 juta buah. Bagian luar paru-paru
dibungkus oleh selaput pleura untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas, berlapis
2 dan berisi cairan.

Daftar Pustaka

Price, Sylvia A. 2000. Patofisiologi. Jakarta; EGC


Smeltzer, Suzzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta; EGC

Anda mungkin juga menyukai