Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

I.

Identitas Pasien

Nama
:
Ny. RUmur
:
50 tahunPekerjaan
:
Ibu Rumah TanggaAlamat
:
MakassarAgama
:
IslamStatus
:
MenikahNo Register
:
09 87 55
RS
:
Labuang BajiTgl MRS
:
01 Februari 2007
pukul 18.00 WITAHT
:
lupaGPA
:
PIIIA0
II.

Anamnesis

Keluhan Utama
:
Keluar darah dari jalan lahirAnamnesis Terpimpin
: dialami sejak kurang lebih 3,5 bulan yang lalu, awalnya sedikit, mulai
bertambah banyak sejak tadi malam jam 18.00, bergumpal sebanyak 3
pembalut, darah yang keluar berwarna merah segar. Riwayat perdarahan
post koitus (+), riwayat nyeri saat berhubungan (-), riwayat nyeri perut (-),
riwayat keputihan (-), riwayat KB (-), riwayat berobat di poli kandungan 2 bln
yll dengan keluhan yang sama tapi tidak teratur minum obat, riwayat HT (-),
DM ()
III.

Pemeriksaan Fisis

Status Generalis
:
sakit sedang, gizi cukup, sadarStatus
Vitalis
:TD :
130/80 mmHg
P :
20x/menitN :
88x/menit
S:
36,5oC
Status Regional :a.
Kepala : mesosefal, konjungtiva anemis (-),
sclera ikterus (-), sianosis (-)b.
Leher : massa tumor (-),
nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar (-)c.
Thoraks :
Inspeksi : simetris kiri-kananPalpasi : massa tumor (-), nyeri
tekan (-)Perkusi : sonor kiri-kanan, batas paru-hepar ICS VI
kanan depanAuskultasi : bunyi pernapasan vesikuler, ronchi -/-,
wheezing -/-d.
Jantung :Inspeksi : ictus cordis tidak
tampakPalpasi : ictus cordis tidak terabaPerkusi : pekak, batas
jantung kesan normalAuskultasi : bunyi jantung I/II murni,
regular, bunyi tambahan tidak adae.
Abdomen : status
ginekologikf.
Genitalia : status ginekologikg.
Ekstremitas : tidak ada kelainan
IV.

Status Ginekologi

a. Pemeriksaan LuarTFU
tidak adaNyeri tekan
:

:
tidak terabaMassa tumor
tidak adaFluksus :
darah (+)

b. Pemeriksaan Dalam Vagina


Vulva

tidak ada kelainan

Vagina

Portio

OUE/OUI

teraba massa di vagina yang keluar dari kanalis


servikalis dengan ukuran 2x3x3 cm, lunak, dapat
digerakkan
kenyal, tebal

terbuka, teraba tangkai di kanalis servikalis yang


berasal dari kavum uteri, lunak dan dapat
digerakkan, diameter 1 cm

Uterus

anteflexi, kesan normal

Adneksa

tidak ada kelainan

Cavum Douglasi:

tidak ada kelainan

Pelepasan

darah (+)

c. Pemeriksaan Inspekulo
Tampak massa keluar dari OUE berukuran 2x3x3 cm, berwarna pucat,
permukaan rata
V.

Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin Hb
Trombosit
:
:
200

:
9,3 gr/dlLeukosit
337.000/mm3CT
:

:
6.500/mm3
530BT

Kimia darah
GDS
:

106 mg/dlSGOT

5 U/l

Tes Kehamilan:

(-)

14 U/lSGPT

VI.

Diagnosis Kerja
Mioma Geburt

VII.

Perjalanan Penyakit

Tanggal
01/02/07

Pukul 18.30 WITA

TD :130/80 mmHg
P:

20x/menit

N:

88x/menit

S:

36,5oC

Perjalanan Penyakit
PIIIA0

HT : lupa

Ibu MRS dengan KU Keluar darah dari


jalan lahir yang dialami sejak kurang
lebih 3,5 bulan yang lalu, awalnya
sedikit, mulai bertambah banyak sejak
tadi malam jam 18.00, bergumpal
sebanyak 3 pembalut, darah yang
keluar berwarna merah segar. Riwayat
perdarahan post koitus (+), riwayat
nyeri saat berhubungan (-), riwayat
nyeri perut (-), riwayat keputihan (-),
riwayat KB (-), riwayat berobat di poli
kandungan 2 bln yll dengan keluhan
yang sama tapi tidak teratur minum
obat, riwayat HT (-), DM ()

a.Pemeriksaan Luar
TFU

: tidak teraba

MT/NT

: -/-

Fluksus

: darah (+)

b. Pemeriksaan Dalam Vagina


Vulva

: tidak ada kelainan

Instruksi

IVFD RL : D5 = 2 : 1 28 tts

Lengkapi pemeriksaan DR, U

GDS, GOT,GPT, ureum


roentgen, USG gineko
smear, plano tes, EK
interna
Lapor dr. Putra Rimba, SpOG
Observasi

Injeksi transamin 1 amp


Antibiotik
Lengkapi pemeriksaan

Vagina

: teraba massa di vagina


yang keluar dari kanalis
servikalis dengan ukuran
2x3x3cm, lunak, dapat
digerakkan

Portio

: kenyal, tebal

OUE/OUI : terbuka, teraba tangkai di


kanalis servikalis yang
berasal dari kavum uteri,
lunak
dan
dapat
digerakkan, diameter 1
cm
Uterus
AD/CD

: anteflexi, kesan normal


: tidak ada kelainan

Pelepasan : darah (+)

c. Pemeriksaan Inspekulo
Tampak massa keluar dari OUE
berukuran 2x3x3 cm, berwarna pucat,
permukaan rata

D/ Mioma Geburt
02/02/07

Perawatan hari I

R/ IVFD RL:D5 = 2:1 28 tts/m

TD : 110/60 mmHg

KU : baik

Amoxicillin 3x500 mg

N : 72x/menit

Kel : -

Asam Mefenamat 3x500 mg

P : 20x/menit

TFU : tidak teraba

Viliron 2x1

S : 36,90C

MT/NT : -/-

Fluksus : darah + sedikit

USG Ginekologik

BAK : lancar

Foto thorax

BAB : belum pagi ini

Lengkapi pemeriksaan : DR,


darah tunggu hasil

03/02/07

Perawatan hari II

R/ IVFD RL:D5 = 2:1 28 tts/m

TD : 110/70 mmHg

KU : baik

Amoxicillin 3x500 mg

N : 80x/menit

Kel : nyeri perut kanan

Asam Mefenamat 3x500 mg

P : 20x.menit

TFU : tidak teraba

Viliron 2x1

S : 36,80C

MT/NT : -/Fluksus : darah + sedikit


BAK : lancar
BAB : belum pagi ini, kemarin sudah

Lengkapi pemeriksaan

04/02/07

Perawatan hari III

R/ IVFD RL:D5 = 2:1 28 tts/m

TD : 110/80 mmHg

KU : baik

Amoxicillin 3x500 mg

N : 72x/menit

Kel : -

Asam Mefenamat 3x500 mg

P : 20x.menit

TFU : tidak teraba

Viliron 2x1

S : 36,50C

MT/NT : -/Fluksus : darah (+) sedikit

Plano tes (-)

BAK : lancar

Lab. Urine rutin (02/02)

BAB : belum pagi ini

Blood

+10 RBC

Erith

2-3/lpb

Leuco 0-2/lpb
Epith cell

2-5/lpk Pap Smea

senin

Foto thorax (02/02) pulmo,


costophrenicus dam diaphragm

Pap smear (02/02) radang tidak


05/02/07

Perawatan hari IV

R/ IVFD RL:D5 = 2:1 28 tts/m

TD : 90/60 mmHg

KU : baik

Amoxicillin 3x500 mg

N : 80x/menit

Kel : -

Asam Mefenamat 3x500 mg

P : 20x.menit

TFU : tidak teraba

Viliron 2x1

S : 36,60C

MT/NT : -/Fluksus : -

Rencana operasi hari ini

BAK : lancar

Pasang infus

BAB : sudah

Pasang kateter

Laporan Operasi
Operator : dr. Marhamah
Ass. I

: dr. Indirawaty

Ass. II

: dr. Raz Fides Umi

Ahli Anestesi : dr. Ratnawaty, Sp.An


Jenis Anestesi : spinal
Mulai Operasi : 10.20 WITA 05 Februari 2007
Jalannya Operasi:
1.
2.
3.
4.

Pasien berbaring dengan posisi litotomi di bawah pengaruh anestesi spinal


Asepsis dan antisepsis daerah lapangan operasi dan sekitarnya dengan kassa betadine
Pasang doek steril di seluruh tubuh kecuali wajah dan lapangan operasi
Pasang speculum anterior dan posterior

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Tampak mioma geburt ukuran 3x2x2 cm


Jepit porsio dengan tenakulum arah jam 11
Sondase uterus, antefleksi ukuran 7 cm
Ekstirpasi mioma dengan cunam ovum, diputar berlawanan arah jarum jam
Lakukan kuretase endometrium
Jaringan PA (+)
Perdarahan (-)
Ekstirpasi dan kuretase selesai
Tampon betadine 1 buah (+)
D/ Pre Op : Mioma Geburt
D/ Post Op : Mioma Geburt
Instruksi Post Operasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Awasi tanda vital sampai pasien sadar penuh


Injeksi Cefotaxime 1 gr/12 jam/IV
Injeksi Tramadol 1 ampul/8 jam/IV
Injeksi Ulsikur 1 ampul/8 jam/IV
Balans cairan 24 jam post op
Cek Hb 2 jam post op, jika Hb < 8 gr/dl transfusi darah Whole Blood

06/02/07
TD : 110/70 mmHg
N : 88x/menit
P : 20x.menit
S : 36,50C

Perawatan hari
Kuretase Hr I
KU : baik

V-Post

Ekstirpasi- R/ injeksi cefotaxime 1 gr/12 jam

Injeksi tramadol 1 amp/8 jam/IV


Injeksi ulsikur 1 amp/8 jam/IV

Kel : TFU : tidak teraba


MT/NT : -/Luka Op : V. kering
Fluksus : +
Flatus : +
BAK : per kateter
BAB : belum

Balance cairan
I : 1500 cc
O : 1100 cc
IWL : 350 cc
+ 50 cc

07/02/07
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
P : 20x.menit
S : 36,60C

Perawatan hari VI-Post Ekstirpasi- R/ injeksi cefotaxime 1 gr/12 jam


Kuretase Hr II
Injeksi tramadol 1 amp/8 jam/IV
KU : baik
Injeksi ulsikur 1 amp/8 jam/IV
Kel : kembung
TFU : tidak teraba
MT/NT : -/Luka Op : V. kering
Fluksus : BAK : per kateter
BAB : sudah tadi malam

08/02/07
TD : 120/90 mmHg
N : 80x/menit
P : 20x.menit
S : 36,70C

PA 12/02 2007

Perawatan hari VII-Post Ekstirpasi- R/


Kuretase Hr III
Ciprofloxacin 3 x 500 mg
KU : baik
Metronidazole 3 x 500 mg
Kel : As mefenamat 3 x 500 mg
TFU : tidak teraba
MT/NT : -/Fluksus : BAK : lancar
BAB : biasa

Aff infus
Aff kateter
PA 12/02 2007
Boleh pulang
Kontrol ke Poli Kandungan

VIII. Resume
Wanita, 50 tahun, PIIIA0, MRS dengan KU keluar darah dari jalan lahir yang

dialami sejak kurang lebih 3,5 bulan sebelumnya, awalnya sedikit, mulai
bertambah banyak sejak tadi malam jam 18.00, bergumpal sebanyak 3
pembalut, darah yang keluar berwarna merah segar. Riwayat perdarahan
post koitus (+), riwayat berobat di poli kandungan 2 bln yll dengan keluhan
yang sama tapi tidak teratur minum obat. Pada pemeriksaan fisis diperoleh
KU: sakit sedang, gizi cukup, sadar. Status Vitalis Tekanan Darah 130/80
mmHg, Pernapasan 20x/menit, Nadi 88x/menit, Suhu 36,5 oC. Pada
pemeriksaan luar ginekologik diperoleh Tinggi Fundus Uteri tidak teraba,
Fluksus berupa darah (+). Pada pemeriksaan dalam vagina didapatkan pada
OUE/OUI terbuka, teraba massa di kanalis servikalis dengan ukuran 2x3x3
cm, lunak, dapat digerakkan, bertangkai serta pelepasan berupa darah (+).
Pada Inspekulo tampak benjolan keluar dari OUE berukuran 2x3x3 cm,
berwarna pucat, permukaan rata. Dari Pemeriksaan Penunjang diperoleh
Hemoglobin 9,3 gr/dl, Leukosit 6.500/mm 3, Trombosit 337.000/mm3, CT 530,
BT 200, GDS 106 mg/dl, SGOT 14 U/l, SGPT 5 U/l, Tes Kehamilan (-). Dari
hasil anamnesis, pemeriksaan fisis ginekologik dan pemeriksaan penunjang
maka pasien ini didiagnosis dengan Mioma Geburt.
IX.

Pembahasan

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisis ginekologik serta pemeriksaan


penunjang berupa darah rutin dan kimia darah, maka pasien ini didiagnosis
dengan Mioma Geburt. Dari anamnesis diperoleh adanya perdarahan
pervaginam yang dialami sejak beberapa bulan sebelumnya dan bertambah
banyak sehari sebelum MRS tanpa disertai nyeri serta pembesaran perut.
Selain itu didapatkan riwayat perdarahan post koitus, namun tidak ada riwayat
penurunan berat badan ataupun penurunan keadaan umum pasien yang
signifikan sehingga menyingkirkan kemungkinan keganasan. Keadaan umum
dan status vital pasien tidak terganggu sehingga tampaknya perdarahan yang
terjadi tidak terlalu hebat, walaupun dari pemeriksaan laboratorium
didapatkan kadar hemoglobin yang kurang dari normal. Dari pemeriksaan fisis
ginekologik diperoleh adanya massa di kanalis servikalis dengan ukuran
2x3x3 cm yang berwarna pucat, lunak, dengan permukaan rata dapat
digerakkan serta bertangkai. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka
didiagnosis Mioma Geburt. Penanganan dari Mioma Geburt adalah ekstirpasi
dan kuretase. Hal ini sesuai dengan asal mioma geburt yang merupakan
mioma submukosa sehingga hanya perlu dilakukan ekstirpasi tumor serta
kuretase untuk membersihkan tangkai mioma yang menempel di
endometrium. Selain itu diberikan pula antibiotik dan analgetik. Hemostatik

diberikan sebelum operasi untuk mengurangi perdarahan yang terjadi.


Setelah operasi pemberian hemostatik tidak diperlukan lagi, karena jaringan
tumor yang menyebabkan perdarahan telah diangkat dan dibersihkan.

MIOMA GEBURT
Pendahuluan
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak
berkapsul, yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga
disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini
merupakan neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada traktus
genitalia wanita. Ukurannya bervariasi mulai dari sebesar kepala jarum
hingga sebesar melon, sedangkan beratnya pernah dilaporkan mencapai 20
pon. Walaupun tidak sering, disfungsi reproduksi yang dikaitkan dengan
mioma mencakup infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur, dan
malpresentasi.1,2,10
Epidemiologi
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25
tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan
lebih banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke,
sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih
bertumbuh. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua
penderita ginekologik yang dirawat. Selain itu dilaporkan juga ditemukan pada
kurang lebih 20-25% wanita usia reproduksi dan meningkat 40% pada usia
lebih dari 35 tahun.1,3,4
Etiologi
Etiologi pasti belum diketahui, tetapi terdapat korelasi antara
pertumbuhan tumor dengan peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada
jaringan mioma uteri, serta adanya faktor predisposisi yang bersifat herediter
dan faktor hormone pertumbuhan dan Human Placental Lactogen. Pada
ilmuwan telah mengidentifikasi kromosom yang membawa 145 gen yang
diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Beberapa ahli
mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan dari gen sisi paternal. Mioma
biasanya membesar pada saat kehamilan dan mengecil setelah menopause,

sehingga diperkirakan dipengaruhi juga oleh hormon-hormon reproduksi


seperti estrogen dan progesteron. Selain itu, sangat jarang ditemukan
sebelum menarke, dapat tumbuh dengan cepat selama kehamilan dan
kadang mengecil setelah menopause.1,3,4,9,10
Patofisiologi
Meskipun mioma cukup umum ditemukan, tidak begitu banyak yang
bergejala. Timbulnya gejala tergantung terutama pada kombinasi ukuran,
jumlah dan letak mioma. Secara umum, pertumbuhan mioma merupakan
akibat stimulasi estrogen, yang ada hingga menopause. Seiring berjalannya
waktu, mioma yang awalnya asimtomatik dapat tumbuh dan menjadi
bergejala. Sebaliknya, banyak mioma yang menyusut seiring menopause
dimana stimulasi estrogen menghilang dan banyak gejala yang berkaitan
dengan mioma hilang segera setelah menopause. 5
Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori
genioblast. Percobaan Lipschultz yang memberikan estrogen kepada kelinci
percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan
maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat
dicegah dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron. Puukka
dan kawan-kawan menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih
banyak didapati daripada miometrium normal. Menurut Meyer asal mioma
adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur. Mioma merupakan
monoclonal dengan tiap tumor merupakan hasil dari penggandaan satu sel
otot. Etiologi yang diajukan termasuk di dalamnya perkembangan dari sel otot
uterus atau arteri pada uterus, dari transformasi metaplastik sel jaringan ikat,
dan dari sel-sel embrionik sisa yang persisten. 3,7
Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana
mereka tumbuh. Mioma memiliki pseudokapsul yang berasal dari sel otot
polos uterus yang terkompresi dan hanya memiliki beberapa permbuluh darah
dan pembuluh limfe. Mioma intramural merupakan mioma yang paling banyak
ditemukan. Jenis mioma ini seluruhnya atau sebagian besar tumbuh di antara
lapisan uterus yang paling tebal dan paling tengah yaitu miometrium. Mioma
subserosa tumbuh keluar dari lapisan tipis uterus yang paling luar yaitu
serosa. Jenis mioma ini dapat bertangkai (pedunculated) atau memiliki dasar
lebar. Jenis mioma ini perupakan kedua terbanyak ditemukan. Jenis mioma
ketiga yaitu mioma submukosa yang tumbuh dari dinding uterus paling dalam
sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat bertangkai atau

berdasar lebar. 2,3,5,7,8,9

Mioma submukosa dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian


dilahirkan melalui saluran serviks disebut mioma geburt. Hal ini dapaat
menyebabkan dismenore, namun ketika telah dikeluarkan dari serviks dan
menjadi nekrotik, akan memberikan gejala pelepasan darah yang tidak
regular dan dapat disalahartikan dengan kanker serviks. Peningkatan jumlah
perdarahan menstrual pada penderita mioma dihubungkan dengan:
-

Peningkatan luas permukaan endometrium

Produksi prostaglandin5,6

Gejala dan Tanda


Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang
timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada, besarnya
tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala yang mungkin timbul
yaitu:
-

Perdarahan abnormal yaitu dapat berupa hipermenore, menoragia


dan dapat juga terjadi metroragia merupakan yang paling banyak
terjadi. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini,
antara lain adalah:
o

Pengaruh

ovarium

sehingga

terjadilah

hyperplasia

endometrium sampai adenokarsinoma endometrium


o

Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa

Atrofi endometrium di atas mioma submukosum

Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya


sarang mioma di antara serabut miometrium, sehingga
tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya
dengan baik

Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah

pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan


peradangan. Pada mioma submukosum yang akan dilahirkan, pula
pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat
menyebabkan juga dismenore. Namun gejala-gejala tersebut
bukanlah gejala khas pada mioma uteri.
-

Gejala dan tanda penekanan yang tergantung pada besar dan


tempat mioma uteri. Gejala yang timbul dapat berupa poliuri,
retention urine, obstipasi serta edema tungkai dan nyeri
panggul.2,3,4,5,6,7

Pada Mioma Geburt gejala yang menonjol berupa perdarahan per


vaginam di antara siklus haid yang bervariasi mulai dari perdarahan bercak
hingga perdarahan masif. Darah yang keluar berupa darah segar dan kadang
disertai nyeri sehingga dapat diduga sebagai haid yang memanjang. Selain
itu, mioma submukosa juga dapat menyebabkan perdarahan intermenstrual,
perdarahan post coital, perdarahan vaginal terus-menerus atau dismenore. 6
Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian mioma yaitu:
-

Faktor yang meningkatkan angka kejadian: wanita afrika-karibia,


peningkatan usia, nuligravida, obesitas.

Faktor yang menurunkan angka kejadian: merokok, penggunaan pil


kombinasi kontrasepsi oral, kehamilan aterm.6,7

Diagnosis
Diagnosis Mioma Geburt ditegakkan atas beberapa hal, yaitu:
1. Anamnesis, teraba massa menonjol keluar dari jalan lahir yang dirasakan
bertambah panjang serta adanya riwayat perdarahan per vaginam
terutama pada perempuan di usia 40an, kadang dikeluhkan juga
perdarahan kontak.9
2. Pemeriksaan Fisis
a.
Pada pemeriksaan abdomen luar kemungkinan tidak didapatkan
kelainan, namun dapat juga ditemukan pada palpasi bimanual
uterus yang bentuknya tidak regular, tidak lunak atau penonjolan
yang berbenjol-benjol yang keras pada palpasi. 7,8
b.
Pada pemeriksaan Ginekologik (PDV) teraba massa yang keluar dari
OUE (kanalis servikalis), lunak, mudah digerakkan, bertangkai

serta mudah berdarah. Melalui pemeriksaan inspekulo terlihat


massa keluar OUE (kanalis servikalis) berwarna pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
a.
USG Ginekologik untuk menentukan jenis tumor dalam rongga pelvis
b.
Histerografi untuk menilai pasien mioma submukosa dengan
infertilitas
c.
Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, tes kehamilan
Diagnosis Banding

Mioma Geburt dapat didiagnosis banding dengan polip serviks. Polip


serviks merupakan suatu adenoma ataupun adenofibroma yang berasal dari
mukosa endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari OUE.
Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endoserviks yang dapat juga
mengalami metaplasia menjadi semakin kompleks. Bagian ujung polip dapat
mengalami nekrosis sehingga membuatnya mudah berdarah. Hal inilah yang
membedakannya dari Mioma Geburt dimana bagian yang mudah berdarah
bukan merupakan ujung mioma tapi merupakan endometrium yang
mengalami hyperplasia akibat pengaruh ovarium, selain itu juga terjadi atropi
endometrium di atas mioma submukosa.3
Penatalaksanaan
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas,
paritas, lokasi dan ukuran tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani
yaitu yang membesar secara cepat dan bergejala serta mioma yang diduga
menyebabkan fertilitas. Secara umum, penanganan mioma uteri terbagi atas
penanganan konservatif dan operatif. 6
Penanganan konservatif bila mioma berukuran kecil pada pra dan
post menopause tanpa gejala. Cara penanganan konservatif sebagai berikut:
-

Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6


bulan

Bila anemi (Hb < 8gr/dl) transfusi PRC

Pemberian zat besi

Pemberian agonis hormon pelepas gonadotropin (GnRHa) yaitu


Leuprolid asetat 3,75 mg intramuscular pada hari 1-3 menstruasi

setiap minggu sebanyak 3 kali


Manajemen simtomatik mioma uteri biasanya diberikan demi
kenyamanan pasien dan menunda pengobatan bisa dimengerti pada pasien
yang tidak bergejala atau dengan gejala ringan yang dapat ditoleransi.
Meskipun pengobatan non-operatif biasanya tidak memberikan kesembuhan
permanen, namun terapi dengan obat-obatan seperti NSAID, pil kontrasepsi
oral, progestin, androgen dan analog GnRH biasanya diberikan. 5
Analog GnRH menyebabkan keadaan hipogonadotropikhipogonadal; jadi obat-obatan ini menghasilkan menopause kimiawi yang
temporer dan reversibel yang dapat mengecilkan volume mioma hingga 50%
dengan cara menurunkan konsentrasi estrogen yang beredar dalam darah
dengan hasil maksimal setelah tiga bulan terapi. Analog GnRH juga memiliki
beberapa kegunaan sebelum tindakan operatif dilakukan:
-

Mengurangi jumlah darah yang terbuang pada saat operasi dan


perlunya transfusi darah

Meningkatkan kemungkinan operasi dengan cara insisi suprapubik


transversal dibandingkan insisi midline

Mengurangi resiko histerektomi ketika miomektomi direncanakan 6,7


Penanganan operatif bila:

Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus pada kehamilan 12-14
minggu

Pertumbuhan tumor cepat

Mioma subserosa bertangkai dan torsi

Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya

Hipermenorea pada mioma submukosa

Penekanan pada organ sekitarnya

Jenis operasi yang dilakukan berupa:6,7,8,9


1. Miomektomi, dilakukan pada penderita infertil atau yang masih
menginginkan anak. Pendekatan pada tumor dilakukan melalui dinding

uterus dimana mioma dibuka dengan diseksi tajam dan tumpul,


pseudokapsul dapat mengakibatkan diseksi sulit untuk dilakukan.
Mioma diangkat dengan bantuan obeng mioma, rongga yang terbentuk
akibat mioma kemudian dijahit dan dinding uterus dilipat untuk
membawa garis jahitan serendah mungkin sehingga mengurangi
resiko perlekatan dengan vesika urinaria.
2. Histerektomi, dilakukan pada pasien yang tidak menginginkan anak lagi,
terbagi atas 2 macam, yaitu:
a.
Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama mioma
intraligamenter, torsi dan akan dilakukan ooforektomi
b.
Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus
gravid 12 minggu) atau disertai dengan kelainan di vagina
misalnya rektokel, sistokel atau enterokel
Embolisasi arteri uterus kini emakin banyak digunakan untuk
menangani mioma dengan pendekatan yang kurang invasif. Tujuannya
adalah untuk mengurangi suplai darah ke mioma sehingga menyebabkan
degenerasi dan nekrosis.8
Komplikasi3
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,320,6% dari seluruh mioma; serta merupakan 50-75% dari semua
sarcoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada
pemeriksaan histopatologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan
akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan
apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
1. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul
gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan
demikian terjadi sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahanlahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan
dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma
dalam rongga peritoneum. Sarang mioma dapat mengalami nekrosis
dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah
padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang dilahirkan hingga
perdarahan berupa metroragia atau menoragia disertai leukore dan

gangguan-gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus


sendiri.
Prognosis
Terapi bedah bersifat kuratif. Kehamilan di masa yang akan datang
tidak akan dibahayakan oleh miomektomi, walaupun seksio sesarea akan
diperlukan setelah diseksi lebar untuk masuk ke dalam rongga uterus. 6

DAFTAR PUSTAKA
1.

Karim A, IMS Murah Manoe, SpOG, Mioma Uteri, dalam : Pedoman


Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi, Ujung Pandang,
Bagian/SMF OBstetri dan Ginekologi FK Unhas RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo, 1999.

2.

Anonymous, Uterine Fibroids and Hysterectomy, available from


www.wallgreens.com. Accessed on February 15 2007.

3.

Sutoto, MS Joedosepoetro, Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, dalam:


Ilmu Kandungan Edisi Kedua Cetakan Ketiga, Jakarta, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999.

4.

Anonymous, Uterine Fibroids and Hysterectomy, available from


www.mercy.org. Accessed on February 15 2007.

5.

Chelmow MD, David, Gynecologic Myomectomy, available from


www.emedicine.com. Accessed on February 15 2007.

6.

Anonymous, Leiomyoma of the Uteri, available from www.health.am.


Accessed on February 15 2007.

7.

Panay BSc MRCOG MFFP, Nick et al, Fibroids in Obstetrics and


Gynaecology, London, Mosby, 2004.

8.

Callahan MD MPP, Tamara L, Benign Disorders of the Upper Genital


Tract in Blueprints Obstetrics & Gynecology, Boston, Blackwell
Publishing, 2005.

9.

Hart MD FRCS FRCOG, David McKay, Fibroids in Gynaecology


Illustrated, London, Churchill Livingstone, 2000.

10.
Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD, Tumors of the Myometrium in
Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology, Boston, Elsevier Saunders, 2003.

Anda mungkin juga menyukai