Kasus Hemofilia
Kasus Hemofilia
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Tutorial Kasus
HEMOFILIA A
Disusun oleh
Ayu Dwi Ratna Sari
0910015057
M. Rozaqy Ishaq
0910015056
Pembimbing
dr. William S. Tjeng, Sp. A
DAFTAR ISI
Contents
HEMOFILIA A ............................................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
1.1
Anamnesis ..................................................................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................................................ 15
Komplikasi .............................................................................................................................................. 20
BAB III....................................................................................................................................................... 21
Anamnesis ............................................................................................................................................... 21
Pemeriksaan Fisik ................................................................................................................................... 21
Laboratorium........................................................................................................................................... 22
Terapi ...................................................................................................................................................... 22
BAB IV .......................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Kesimpulan ................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Saran .......................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Daftar Pustaka .......................................................................................................................................... 23
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1 Anamnesis
: An. A
Umur
: 9 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Alamat
: Tanah Grogot
: 14 00 63 70
sejak 2010. Tanggal 11 januari pasien dirujuk ke RSUD AWS untuk pemeriksaan dan
penanganan lebih lanjut.
1.5. Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak usia 3 tahun pasien sering mengeluhkan gusi siring berdarah. Terkadang pasien
juga mengeluhkan lebam pada kulit dan mimisan. Pada tahun 2010 pasien MRS diperiksa
darah dan dinyatakan menderita hemofilia. Pasien juga memiliki riwayat sirkumsisi dengan
pemberian koate (antihemofilia faktorVIII).
1.6. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa.
1.7. Pemeliharaan Prenatal
Periksa di
: Bidan PKM
Penyakit Kehamilan
: tidak ada
: tidak ada
: rumah
Ditolong
: bidan
Usia Kehamilan
: 9 bulan 10 hari
Jenis partus
: spontan
: Puskesmas
Keadaan anak
: sehat
1.10.
Keluarga Berencana
Ya/Tidak
: ya
Memakai sistem
: percaya
: 3300 gr
Duduk
: lupa
: lupa
Merangkak
: lupa
: 25 kg
Berdiri
: 9 bulan
: 130 cm
Berjalan
: lupa
Gigi keluar
: lupa
: lupa
Tersenyum
: lupa
Masuk TK
:-
Miring
: lupa
Masuk SD
: 6 tahun
Tengkurap
: lupa
Sekarang Kelas
: 3 SD
1.12.
ASI
:-
Dihentikan
: sejak lahir
Buah
:-
Bubur susu
: 4 bulan
Tim saring
:-
1.13.
Imunisasi
Usia saat imunisasi
Imunisasi
I
II
III
IV
BCG
//////////
//////////
//////////
POLIO
CAMPAK
//////////
//////////
DPT
//////////
Hepatitis B
//////////
Tifoid
1.14.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan di ruang Melati RSUD.A.W.Sjahranie pada hari senin 18 Januari
2014.
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda-tanda Vital
: Tekanan Darah
Status Gizi
: mmHg
Nadi
Frekuensi Napas
: 20 x/menit, teratur
Temperatur
: 37.2oC
: Usia 9 tahun
BB = 25 Kg
TB = 130 cm
IMT = 14.79
6
Kepala/leher
Rambut merah
:-
Ubun-ubun cekung
:-
Mata
: konjungtiva anemis (-/-), skera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), mata
cowong (-/-), edem palpebra (-/-), wajah edem (-)
Hidung
Telinga
Mulut
: bibir lembab, lidah bersih, faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-),
perdarahan (-)
Leher
Thorax
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Cor
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Edema
MMT
Sde
Genu
S
Superior
Inferior
Ekstremitas hangat
Ekstremitas hangat
Edem (-)
Sianosis (-)
Nilai Normal
Darah lengkap
Leukosit
7.200
4000-10.000
Hemoglobin
9.0
11-16
Hematokrit
28.1
37-54
Trombosit
200.000
150.000-450.000
Elektrolit
Natrium
135
135-155
Kalium
4.4
3,6-5,5
Chloride
107
95-108
Ureum
20.1
10-40
Kreatinin
0.6
0,5-1,5
GDS
98
60-150
Kimia darah
Nilai Normal
Darah lengkap
Leukosit
4.650
4000-10.000
Hemoglobin
10.2
11-16
Hematokrit
29.5
37-54
10
Trombosit
167.000
150.000-450.000
Bleeding Time
1-6
Clotting Time
10
1-15
APTT
48.3 detik
28-34 detik
PT
14.1 detik
76 detik
Nilai Normal
Kontrol 33 detik
Faktor VIII
Kontrol 109
Faktor IX
65
Kontrol 73
Kesan Hemofilia A
1.16 Diagnosis
Hemofilia A
1.17 Penatalaksanaan
IGD
Konsul dr. Sp.A :
11
Tanggal
Hari 4 perawatan
Perjalanan Penyakit
S:
Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+),
demam (-), batuk-pilek (-)
O:
11 januari 2014
Akral hangat
Hari 5 perawatan
A:
S:
Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+),
demam (-), batuk-pilek (-)
O:
12 januari 2014
Akral hangat
A:
12
Hari 6 perawatan
S:
Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+),
demam (-), batuk-pilek (-)
O:
13 januari 2014
Hari 7 perawatan
A:
S:
Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+),
demam (-), batuk-pilek (-)
O:
14 januari 2014
Hari 8 perawatan
A:
S:
Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+),
demam (-), batuk-pilek (-)
O:
15 januari 2014
koate 1250 IU H2
(3 ampul 500 IU)
inj. ketorolac 5 mg extra
pct 3 x 250 mg
Transamin 3 x 250 cc
co. fisioterapi
13
Hari 9 perawatan
S:
16 januari 2014
O:
Hari 10 perawatan
A:
S:
17 januari 2014
O:
Hari 11 perawatan
A:
S:
18 januari 2014
O:
A:
koate 1250 IU H3
(3 ampul 500 IU)
inj. ketorolac 5 mg extra
pct 3 x 250 mg
Transamin 3 x 250 cc
Hasil co. fisioterapi :
koate 1250 IU H4
(3 ampul 500 IU)
inj antrain 250 mg prn
pct 3 x 250 mg
Transamin 3 x 250 cc
koate 1250 IU H5
(3 ampul 500 IU)
inj. ketorolac 5 mg extra
pct 3 x 250 mg
Transamin 3 x 250 cc
Prognosis:
Dubia ad bonam
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Hemofilia adalah penyakit kongenital herediter yang disebabkan karena gangguan sintesis
faktor pembekuan darah. Faktor-faktor pembekuan berjumlah 13 dan diberi nomor dengan
angka Romawi (I-XIII).
Ada 3 jenis Hemofilia :
1. Hemofilia A : defek pada faktor VIII (AHF)
2. Hemofilia B : defek pada faktor IX (pravelensi hemofilia A : B = (5-8) : 1 )
3. Hemofilia C : defek pada faktor XI (jarang)
2.2. Epidemiologi
Hemofilia, terutama hemophilia A, tersebar di seluruh dunia dan umumnya tidak
mengenai ras tertentu. Angka kejadiannya diperkirakan 1 diantara 5 ribu-10 ribu kelahiran
bayi laki-laki. Sedangkan hemofilia B, sekitar 1 diantara 25 ribu-30 ribu kelahiran bayi lakilaki. Sebagian besar (sekitar 80%) merupakan hemofilia A (Gatot, 2006).
2.3. Etio-patogenesis
Hemofilia diturunkan oleh ibu sebagai pembawa sifat yang mempunyai 1 kromosom
X normal dan 1 kromosom X hemofilia. Penderita hemofilia, mempunyai kromosom Y
dan 1 kromosom X hemofilia. Seorang wanita diduga membawa sifat jika:
1. Ayahnya pengidap hemophilia
2. Mempunyai saudara laki-laki dan 1 anak laki-laki hemofilia, dan
3. Mempunyai lebih dari 1 anak laki-laki hemophilia
15
Ayah normal
Ibu carier
sehat
sakit
Ayah Hemofilia
Ibu carier
Ayah Hemofilia
Ibu normal
carier
sehat
carier
sehat
carier
sehat
sakit
sakit
carier
Karena sifatnya menurun, gejala klinis hemofilia A atau B dapat timbul sejak bayi,
tergantung beratnya penyakit. Hemofilia A atau B dibagi tiga kelompok:
1. Berat (kadar faktor VIII atau IX kurang dari 1%)
2. Sedang (faktor VIII/IX antara 1%-5%) dan
3. Ringan (faktor VIII/X antara 5%-30%).
Proses pembekuan darah diperankan oleh pembuluh darah, trombosit dan faktor
pembekuan darah. Berikut ini bagan kaskade pembekuan darah yang apabila salah
satu faktornya hilang/isufisiensi atau tidak berfungsi maka kasakade pembekuan
darah akan terganggu sehingga proses koagulasi darah menjadi memanjang.
Pada hemophilia defisiensi faktor VIII, IX dan XI akan menyebabkan uji APTT
memanjang karena kurangnya faktor pembekuan intrinsik.
16
2.4. Diagnosis
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan riwayat perdarahan, gejala klinik yang
ditemukan, dan pemeriksaan laboratorium secara khusus.
1. Anamnesis :
a. keluhan yang muncul saat lahir yaitu perdarahan tali pusat.
b. anak yang lebih besar : perdarahan sendi akibat jatuh dapa saan belajar
berjalan.
c. ada riwayat lebam-lebam apabila terbentur.
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Hematom pada kepala atau extremitas
b. Hamarthrosis
c. Dijumpainya perdarahan interstitial yang menyebabkan atrofi otot, pergerakan
terganggu, dan kontraktur sendi. Sendi yang sering terkena adalah sendi siku,
lutut, pergelangan kaki, paha dan sendi bahu.
2.5. Pemeriksaan Penunjang
APTT memanjang
17
PPT normal
Protrombin Time (PT) merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur
waktu yang diperlukan untuk membentuk bekuan fibrin dalam sample plasma yang
telah dicampur dengan sitrat yang menggambarkan fungsi dari faktor pembekuan jalur
ekstrinsik (faktor V, VII, X, protrombin dan fibrinogen). Nilai normal 10 14 detik
(Williams; Wilkins;, 2010).
SPT memendek
Defisiensi vitamin K
2.7. Penatalaksanaan
Apabila terjadi perdarahan, misalnya perdarahan sendi, tindakan sementara
yang dapat segera dilakukan ialah RICE.
R (Rest)
I (Ice)
: dikompres es
C (Compression)
: ditekan/dibebat
E (Elevation)
: ditinggikan
18
faktor yang
diinginkan dalam IU/dl. Waktu paruh konsentrat faktor IX adalah 18-24 jam.
Sediaan yang ada dalam satu vial mengandung konsentrat faktor sebanyak 250-2000
IU.
19
2.8 Komplikasi
a. Perdarahan
b. Hamarhrosis
c. Atrofi otot
d. Deformitas sendi
e. Kontraktur
2.9 Prognosis
Harapan hidup penderita hemofilia berat pada usia 35, 55 dan 75 tahun adalah 89%,
68% dan 23%, dengan rata-rata usia harapan hidup 63 tahun. Untuk penderita hemofilia
sedang harapan hidup untuk kategori usia yang sama adalah 96%, 88% dan 49% dengan ratarata usia harapan hidup 75 tahun. Sebagai perbandingan harapan hidup rerata pria di Inggris
adalah 97%, 92% dan 59% dengan rata-rata usia harapan hidup 78 tahun. Meskipun angka
harapan hidupnya cukup baik namun cacat sendi sering kali muncul sebagai morbiditas utama
pada hemophilia.
20
BAB III
PEMBAHASAN
Anamnesis
TEORI
FAKTA
1. Anamnesis :
beberapakali
terbentur.
terjatuh,
bengkak
Pemeriksaan Fisik
TEORI
FAKTA
Terdapat :
menyebabkan
atrofi
otot,
a. Hamarthrosis
pada
genu
sinistra
21
Laboratorium
TEORI
FAKTA
a. APTT
a. APTT memanjang
b. PPT normal
c. SPT memendek
b. PT
memanjang, pasien
faktor
normal
14.1 detik,
pembekuan
kontrol 109
Terapi
TEORI
FAKTA
Terapi simptomatis
Fisioterapi (RICE)
Pemberian Konsentrat faktor VIII
fisioterapi RICE
koate 1250 IU
(3 ampul 500 IU)
22
Daftar Pustaka
FK
USU.
(n.d.).
Hemofilia.
Retrieved
2014,
from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35611/4/Chapter%20II.pdf
Gatot,
D.
(2006).
Hemofilia.
Retrieved
Januari
20,
2014,
from
IDAI:
http://www.hemofilia.or.id/file_upload/IDAI_Ikatan_Dokter_Anak_Indonesia.pdf
Williams; Wilkins;. (2010). Buku Pegangan Uji Diagnostik Edisi 3. Jakarta: EGC.
23