Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO III

BLOK BAHAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI II


SEMEN KEDOKTERAN GIGI

Di susun oleh:
Kelompok Tutorial V
1. Moh. Reza Abdillah

(101610101018)

2.

Karina Ardiny

(101610101022)

3. Rangga Diputra

(101610101023)

4. Cut Gusti Ayo Hoesin

(101610101036)

5. Wardatul Jannah

(101610101037)

6. Nirmala Maulida K

(101610101038)

7. Ardian Pradana

(101610101064)

8. Ade Ivin D.

(101610101065)

9. Elliza Wardhani

(101610101066)

10. Dinar Prafita

(101610101068)

11. Vivi Felicia

(101610101069)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSTAS JEMBER
2011

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tutorial skenario III Blok Bahan
dan Teknologi Kedokteran Gigi II dengan judul Semen Kedokteran Gigi
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. drg. Agus Sumono, M.Kes selaku dosen pembimbing tutorial yang
telah berkenan membimbing penulis sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu di sini.
Penulis juga menerima kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini dapat
bermanfaat.

Jember, 15 Desember 2011

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR . ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1. PENDAHULUAN .. 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .. 2
BAB 3. PEMBAHASAN . 6
BAB 4. PENUTUP .. 20
DAFTAR PUSTAKA . 21

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semen merupakan suatu bahan non logam yang digunakan secara luas di
bidang kedokteran gigi. Semen adalah bahan yang penting untuk keperluan
klinis karena aplikasi penggunaanya sebagai lutting (perekat) untuk
merekatkan denture dan orthodontic band pada gigi, sebagai cavity liner dan
basis untuk melindungi pulpa serta sebagai bahan restorasi. Untuk berbagai
aplikasi tersebut diperlukan berbagai jenis semen yang semakin berkembang
untuk memenuhi criteria bahan aplikasi yang akan digunakan. Berbagai jenis
semen yang digunakan adalah zinc oxide eugenol, zinc oxide phospat, silikat,
zinc polikarboksilat, glass ionomer semen, dan lain sebagainya.
Semen harus memiliki sifat dan syarat yang harus dipenuhi. Semen yang
digunakan untuk lutting dan restorative harus mempunyai perlekatan baik
mekanik ataupun kimia yang kuat pada gigi. Selain itu, semen yang digunakan
harus bersifat biocompatible. Berbagai factor dapat mempengaruhi waktu dan
reaksi setting dari semen yang dapat berpengaruh pada semen setelah setting.
Sebagian besar semen dipasok dalam bentuk bubuk dan cairan. Material
ini dapat dimanipulasi secara manual dengan menggunakan ratio bubuk dan
cairan yang tepat, maupun secara mekanik dalam bentuk kapsul. Selain bentuk
bubuk dan cairan, semen juga dapat ditemukan dalam bentuk system dua
pasta. Metode dan alat yang digunakan untuk manipulasi dari tiap semen
berbeda. Diperlukan manipulasi yang tepat untuk menghasilkan output yang
bagus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja jenis semen di kedokteran gigi?
2. Bagaimana sifat serta kekurangan dan kelebihan dari tiap jenis semen
tersebut?

3. Bagaimana teknik manipulasi dari tiap semen beserta instrument yang


digunakan?

1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi semen di kedokteran gigi
2. Mampu mengetahui dan menjelaskan sifat serta kekurangan dan kelebihan
dari tiap jenis semen
3. Mampu mengetahui dan menjelaskan tekhnik manipulasi dari setiap semen
beserta instrument yang digunakan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Syarat Semen Kedokteran Gigi


Syarat Semen Kedokteran Gigi
1. Tidak beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan yang lain
2. Tidak mudah larut dalam saliva
3. Sifat mekanis
4. Melindungi pulpa dari :
5. Sifat optis mempunyai warna serupa warna gigi
6. Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen, akrilik, alloy,
tetapi tidak lengket pada alat K.G.
7. Bakteriostatik
8. Tidak mengurangi sensitivitas dentin
9. Sifat rheological yaitu

Kekentalan yang rendah (sesuai denga

kebutuhan) dan ketebalan selapis tipis (Film thickness)

2.2 Klasifikasi Semen Kedoktera Gigi


1. Semen dengan Reaksi Asam
a. Bahan dasar Zinc Oxide
1. Semen Zinc Oxide Eugenol
2. Semen Zinc Phosphate
3. Semen Zinc Polycarboxylate
b. Dapat membentuk bahan kaca
1. Semen Silikat
2. Semen Glass Ionomer
2. Bahan yang Berpolimerisasi
1. Cyanoacrylates
2. Polimer Dymethacrylate
3. Composite polymer ceramic
3. Bahan lain

1. Kalsium Hidroksida
2. Gutta Percha
3. Varnish

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Klasifikasi Semen Kedokteran Gigi


1. Semen Seng Oksida Eugenol

Gambar 1. Contoh produk semen Seng Oksida Eugenol


Sumber: http://www.pspdentalco.com/cements.html

Fungsi:
1. Sebagai bahan perekat restorasi sementara dan permanen
2. Sebagai basis dan pelapik
3. Sebai bahan pengisi saluran akar (sealer) pada perawatan pulpotomi
Komposisi:
Bubuk semen ini terdiri atas oksida seng.Magnesium oksida dapat
dijumpai dalam jumlah yang kecil, zinc asetat dalam jumlah hingga 1%
dipergunakan sebagai akselerator untuk reaksi seting.
Cairannya terdiri dari eugenol yang merupakan konstitusi utama minyak
cengkeh.Minyak olive juga dapat ditemukan dalam jumlah hingga 15%,
kadang-kadang diberi asam asetat sebagai akselerator.
Klasifikasi :
1. Tipe1 digunakan untuk semen sementara.
2. Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang
dibuat di luar mulut.
3. Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.
4. Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas

Sifat :
1. Meminimalkan kebocoran mikro
2. Memberikan perlindungan terhadap pulpa
3. Daya antibakteri
4. PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental
yang paling mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan
5. Rasio bubuk cairan akan mempengaruhi kecepatan peng erasan
6. Kekuatannya berkisar 3 55 Mpa

2. Semen Zinc Phosphate

Gambar 2. Contoh produk semen Seng Phosphate


Sumber : http://tokosakura.com/index.php?act=viewProd&productId=1300
http://www.fuzing.com/vli/003015117261/Dental-Zinc-Phosphate-Cement

Fungsi:
1. Sebagai bahan tambalan sementara
Sebagai tambalan sementara, semen ini didasari oleh Seng okside yang
dicampur dengan cairan asam fosfat 50%. Bila menggunakan Seng
phosphate maka kavitas tidak terlalu besar dan kekuatan pengunyahan
yang dipusatkan pada daerah gigi tersebut tidak boleh terlalu besar. Untuk
menjamin kestabilan dan kekuatan tambalan sementara serta mencegah
fraktur dari sisa cups di sekeliling kavitas yang besar, bahan ini di gunakan
bersama dengan plat tembaga lembut yang dipotong dan dibentuk yan
gkemudian disemenkan di sekliling mahkota dan tambalan sementara
dengan menggunakan semen yang.

2. Sebagai Bahan Basis dan Pelapik


Sedangkan sebagai basis, digunakan dalam bentuk dempul dan bentuk
lapisan yang relative tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak
dan untuk melindungi pulpa dari iritasi kimia dan fisik serta menghasilkan
penyekat terhadap panas dan menahan tekanan yang diberikan selama
penempatan bahan restorative.
3. Sebagai Bahan Perekat Inlay, Jembatan dan Pasak Inti
Sebelum memulai penyemenan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan
dan pengeringan daerah kerja, semen fosfat dnegn slow setting dibuat
dengan menmbah bubuk dalam jumlah secukupnya dalam cairan sekitar 11,5 menit pada glass slab yang dingin, semen yang telah dicampur
dioleskan pada bahan resatoratif dan dimasukkan kedalam kavitas
kemudian ditekan secara intermitten sampai posisinya benar-benar baik.
Semen yang telah benar-benar mengeras, sangat penting untuk
membersihkan sisa-sisa semen di bagian proksimal dan servikal untuk
menghindari iritasi gingival.
Komposisi:
Komposisi terdiri dari powder seng oksida 90% dan Magnesium 10 % dan
asam phorporic, garam logam dan air sebagai liquid. Penggunaan sebagai
basis, konsistensi harus seperti dempul, campuran bubuk dan liquid
dengan ratio 6:1 atau sesuai kebutuhan, membentuk adonan yang tidak cair
tidak padat, aduk dengan putaran melawan jarum jam, tempatkan adonan
pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis. Waktu
pengerasan sekitar 5-9 menit dan kelebihan tumpatan dibuang.
Sifat :
1. Insolator panas yang baik
2. Daya larut relatif rendah di dalam air
3. Keasamanan semen cukup tinggi
4. Compressive strength yang tinggi
5. Iritatif terhadap pulpa

3. Semen Silikat
Semen Silikat dibuat dengan mencampur powder yang terbuat dari aluminoFluoro-Silikat glass dengan liquid 37% asam fosfat. Secara kimia asam
melarutkan dan menggabungkan sebagian kaca. Hal ini menciptakan suatu
matriks yang sangat keras dan rapuh. Campuran cairan semen ini sama dengan
semen Seng fosfat, bagaimanapun, penggunaan utama dalam kedokteran gigi
adalah sebagai material yang sewarna dengan gigi. Karena matriks sangat
keras, rapuh dan kurangnya ketahanannya terhadap abrasi membatasi
penggunaannya sebagai bahan basis restorative.
Sampai munculnya komposit resin, silikat adalah material gigi hanya
mengisi warna yang tersedia, dan satu-satunya alternatif untuk amalgam perak
sebagai (non emas) sederhana bahan pengisi permanen. Penggunaannya
terbatas pada gigi depan, atau daerah kerusakan tidak pada permukaan gigi
belakang yang mempunyai kekutan tekan besar.

Gambar 9. Contoh produk Semen Silikat


Sumber: http://www.indiamart.com/pls-sons/products.html

Keuntungan dari semen ini, selain warnanya, adalah terdapat fluoride dari
glass, (komponen dari bahan matriks karena reaksi kimia yang terlibat dalam
pencampuran bubuk dengan cairan), fluoride cenderung mencegah karies lebih
lanjut di sekitar margin, (kenyataannya, merupakan karakteristik dari semua
formulasi menggunakan Al-Fl-Si glass dan asam kombinasi). Masalah utama
dengan semen silikat sebagai bahan restoratif adalah tampilannya. Partikelpartikel kaca rentan terhadap tekanan, mudah berubah warna dan kasar.
Kesulitan lain adalah kerapuhan dari matriks estetik karena menyebabkan

permukaan krasing dan marjinal chipping sebagai usia restorasi dan


menciptakan lebih banyak tempat potensial untuk noda untuk memperparah.
Fungsi:
1. Restorasi gigi anterior.
Komposisi :
Bubuk semennya adalah kaca yang terdiri atas silika (SiO2), alumina
(Al2O3), senyawa fluorida seperti NaF, CaF2, dan Na3AlF6, dan beberapa
garam kalsium seperti Ca(H2PO4)2.2H2O dan CaO. Bahan-bahan ini
dipanaskan sampai temperatur 1400C untuk membentuk kaca. Senyawa
fluorida digunakan untuk menurunkan temperatur pencampuran dari kaca.
Cairannya adalah larutan dari asam fosfor dengan garam-garam dapar.
Ketika bubuk dan cairan dicampur, permukaan partikel bubuk terpajan asam,
dan melepaskan ion-ion Ca2+, Al3+, dan F-. Ion-ion logam berpresipitasi
sebagai fosfat yang membentuk matriks semen dengan sisipan garam-garam
fluorida.
Sifat :
1. Warnanya sesuai dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi
gigi anterior
2. Tensil strenght kurang baik
3. Daya larut semen di dalam air memang rendah, namun mudah larut
terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat di atasnya
4. Terikat secara kimiawi dengan struktur gigi karena adanya fluoride
(kekuatan ikatan denngan email akan lebih besar daripada dengan dentin)

4. Semen Polikarboksilat

Gambar 11. Contoh produk Semen Polikarboksilat


Sumber: Phillips dalam Kadariani. 2001
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdf
http://www.fuzing.com/vli/003015f17253/Dental-Polycarboxylate-Cement
http://dentala2z.co.uk/Poly-Zinc-Plus-Zinc-Polycarboxylate-cement

Fungsi:
1. Cementation of crowns and bridges
2. Cementation of inlays and onlays
3. Orthodontic cementation of bands and brackets
4. Base or lining material under composite, amalgam or glass ionomer
5. Temporary filling material
Komposisi :
Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium.
Oksida stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Bismuth dan
aluminium juga dapat ditambahkan. Dapat juga mengandung sejumlah kecil
stanous fluorida, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat
manipulasinya. Bahan ini merupakan bahan penambah yang penting karena
juga meningkatkan kekuatan.
Cairannya adalah larutan air asam piliakrilat atau kopolimer dari asam
akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misalnya sam itakonik.
Berat molekul dari poliasam berkisar antara 30.000-50.000. konsentrasi asam
dapat bervariasi antara satu semen dengan semen lainnya tetapi biasanya
sekitar 40%.
Campuran bubuk dan liquid dengan ratio 1,5:1 atau sesuai kebutuhan,
sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat, aduk dengan putaran

melawan jarum jam, tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi
semen eugenol sebagai subbasis. waktu pengerasan sekitar 2,5-5 menit, buang
kelebihan tumpatan
Sifat:
1. Compressive strength besar
2. Insolator panas yang baik
3. Adhesif secara kimia dengan struktur gigi
4. Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat
5. Modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat
6. Daya larut rendah teradap asam namun mudah larut dalam saliva

5. Semen Ionomer Kaca (SIK)

Gambar 5. Contoh produk Semen Ionomer Kaca


Sumber: http://solutions.3mindia.co.in/wps/portal/3M/en_IN/3M-ESPEAsia/dental-professionals/products/category/cement/ketac-cem-easymix/

Semen Ionomer Kaca merupakan salah satu bahan restorasi plastis di bidang
kedokteran gigi yang perkembangannya paling menarik, bahan ini ditemukan
oleh Wilson dan kenk tahun 1972 sebagai bahan pertama yang paling praktis,
sewarna dengan gigi dan beradhesi secara kimiawi walaupun versi awalnya
tidak baik dan alaur dalam cairan mulut

Klasifikasi dan Kegunaan


a) Conventional Glass Ionomer Cements
Pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent tahun 1972, bahan yang
digunakan berasal dari campuran asam poliaklenoic seperti asam poliacrilic
dan komponen glass fluoroaliminosilicate.
b) Resin Modified Glass Ionomer Cements (Conventional with addition of
HEMA)
Campuran antara Conventional Glass Ionomer Cements dengan bahan
polymer HEMA (poly-hydroxyethylmethacrylate)

Gambar 14. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Resin Modified dan Struktur HEMA
Sumber:

Sutrisno, G. 2011. http://staff.ui.ac.id/internal/130536743/material/3-Glasshttp://staff.ui.ac.id/internal/130536743/material/3


ionomerCement.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/(Hydroxyethyl)methacrylate

c) Hybrid Ionomer Cements (Also known as Dual-cured


Dual cured Glass
Gla Ionomer
Cements)

Gambar 15. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Hybrid


Sumber: http://dentala2z.co.uk/RelyX-Luting-Cement/en
Cement/en

d) Tri-cure
cure Glass Ionomer Cements

Gambar 16. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Tri-Cure


Sumber: http://www.shopcreator.com/mall/productpage.cfm/dmi/_3M3303A3P/309979/Vitremer

e) Metal-reinforced Glass Ionomer Cements

Gambar 17. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Metal-reinforced


Sumber: (Craig dalam Lubis, F.L. 2004) dan
http://www.voco.com/en/products/_products/meron_plus/index.html

Semen glass ionomer kurang kuat, dikarenakan tidak dapat menahan


gaya mastikasi yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan
penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit
dan keramik. Ada 2 metode modifikasi yang telah dilakukan, metode I
adalah mencampur bubuk logam campur amalgam yang berpartikel sferis
dengan bubuk glass ionomer tipe II. Semen ini disebut gabungan logam
campur perak. Metode II adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel
perak dengan menggunakan pemenasan yang tinggi. Semen ini disebut
sebagai cermet. Mikrograf skening electron dari bubuk cermet
menunjukan partikel-partikel bubuk perak melekat ke permukaan dari
partikel-partikel bubuk semen.
Kegunaan Semen Ionomer Kaca
1. Tipe I

: Luting Cement
Semen ini berguna untuk merekatkan gigi mahkota atau
jembatan, tumpatan tuang dan alat-alat ortodonti cekat.
Semen perekat ini mencegah kebocoran tepi restorasi dan

lapisan semen harus dibuat setipis-tipisnyaagar tidak


terlarutkan oleh cairan mulut.
2. Tipe II

: Restorative Cement
Guna semen ini sebagai tumpatan estetik sewarna dengan
gigi

3. Tipe III

: Liner and Basis Cement

4. Tipe IV

: Fissure sealants

5. Tipe V

: Orthodontic Cements

6. Tipe VI

: Core build up

7. Tipe VII

: Fluoride releasing

8. Tipe VIII

: ART(atraumatic restorative technique)

9. Type IX

: Deciduous teet

Komposisi
Semen ini adalah sisitem bubuk cairan, yang berbentuk karena reaksi antara
kaca alumino-silikat dengan asam poliakrilat yang sering disebut alumino
silikat poyacrilic acid (ASPA). (Williams dalam Lubis, F.L. 2004).
1. Komposisi Bubuk
Bubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca alumina-silikat. Walaupun
memiliki karakteristik yang sama dengan silikat tetapi perbandinagn
alumina-silikat lebih tinggi pada semen silikat.

Tabel 3. Komposisi bubuk Semen Ionomer Kaca


Sumber: Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8180/1/000600064.pdf

2. Komposisi Cairan
Cairan yang digunakan Semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam
poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental
cnederung membentuk gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar
semen, cairan asam poliakrilat dalah dalam bentuk kopolimer dengan asam
itikonik, maleic atau asam trikarbalik. Asam-asam ini cenderung
menambah reaktivitas dari cairan, mengurangi kekentalan dan mengurangi
kecenderungan membentuk gel.
Asam tartaric juga terdapat dalam cairan yang memperbaiki
karakteristik

manipulasi

dan

meningkatkan

waktu

kerja,

tetapi

memperpendek pengerasan. Terlihat peningktan yang berkesinambungan


secara perlahan pada kekentalan semen yang tidak mengandung asam
tartaric. Kekentalan semen yang mengandung asam tartaric tidak
menunjukkan kenaikan kekentalan yang

Tabel 4. Komposisi Cairan Semen Ionomer Kaca


Sumber: Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8180/1/000600064.pdf

.Reaksi Pengerasan
Ketika bubuk dan cairan Semen Ionomer Kaca dicampurkan, cairan asam
akan memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan
membentuk lapisan semen tipis yang akan mengikuti inti.
Selain cairan sam, kalsium, aluminium, sodium sebagai ion-ion fluoride
pada bubuk Semen Ionomer Kaca akan memasuki partikel kaca yang akan
membentuk ion kalsium (ca2+) kemudian ion aluminium (Al3+) dan garam

fluor yang dianggap dapat mencegah timbulnay karies sekunder. Selanjutnya


partikel-partikel kaca lapisan luar membentuk lapisan.

Gambar 21. Reaksi pengerasan Semen Ionomer Kaca


Sumber: Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8180/1/000600064.pdf

Sifat Semen Ionomer Kaca


Sifat Semen Ionomer Kaca adhesive yang mengikat enamel dan
dentin. Ikatan ini terjadi karean interaksi antara ion-ion golongan karboksil
dan semen dan ion-ion kalsium dari gigi, iakatan ke enamel lebih besar
daripda iktannya ke dentin. Pengikatan ini baik sebagai bahan penutupan
kavitas.
1. Sifat Fisis
a. Anti karies
Ion fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih
tahan terhadap karies.
b. Thermal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel
c. Tahan terhadap abrasi
ASPA tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada
penggunaan dalam restorasi dari groove yang abrasi servikalnya
2. Sifat Mekanis
a. Compressive strength
b. Tensile strength

: 150 MPa, lebih rendah dari silikat

: 6,6 MPa, lebih tinggi dari silikat

c. Hardness

: 49 KHN, lebih lunak dari silikat

d. Frakture toughness : Beban yang kuat dapat terjadi fraktur


3.

Sifat Kimia
Semen Ionomer Kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin,
perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan
gigi dan ion COOH dari Semen Ionomer Kaca. Ikatan dengan
enamel dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin.
Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan dapat dikurangi.
Semen Ionomer Kaca tahan terhadap suasana asam, oleh karena
adanya ikatan silang diantara rantai-rantai semen ionomer kaca.
Ikatan ini terjadi karena anya polyanion dengan berat molekul yang
tinggi (Phillips dalam Lubis, F.L. 2004).
Kemampuan Semen Ionomer Kaca untuk bertindak sebagai suatu
yang dapat mengisi cadangan ion fluor dapat mendorong melakukan
hal tersebut. Ion fluoride di dalam rongga mulut mempunyai
pengaruh yang menguntungkan apabila gigi terus menerus terkena
larutan rendah melalui air minum, pasta gigi atau cairan untuk
kumur-kumur. Ion fluroda dalam konsentrasi rendah akan membuat
ikatan hidroksiapatit. Pada reaksi ini terjadi pertukaran langsung
antara ion OH- dan ion F-. Jumlah fluorapatit yang ternemtuk tidak
banyak karena reaksi ini tergantung pada pH dan pH 4 reaksi ini
akan berlangsung kira-kira 100 kali lebih cepat dibandingkan pada
pH 7. Hal ini bukan disebabkkan pertukaran ion yang lebih cepat
tetapi karena pada pH rendah akan terbentuk hasil antara, yaitu
akatan kalsuim fosfat [Ca3(PO4)2] yang disebut dengan brushit, suatu
senyawa paling stabil pada lingkungan dengan pH rendah.
Ca HPO4 2H2O : Ca10 (PO4)6 (OH)2 + 8H+
(Hidroksiapatit)

6CaHPO4 2H2O + 4Ca2+


(Brushit)

Permukan enamel yang secara adekuat diperkuat dengan ion


fluoride, resistensinya terhadap asam akan meningkat ke titik dimana

demineralisasi tidak akan terjadi atau remineralisasi akan lebih cepat


sehingga proses karies terhenti pada sisi tersebut.

Gambar 25. Proses pertukaran ion [Ca3(PO4)2] membentuk brushit


Sumber: Galinggih, 2011
http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen
http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/
kaca/

4.

Sifat Biologi
Semen Ionomer Kaca memiliki sifat biokompabilitas yang
cukup baik artinya tidak mengiritasi
mengiritasi jaringan pulpa sejauh
ketebalan sisa dentin ke arah pulpa tidak kurang dari 0,5 mm.
kontaminasi saliva selama penumpatan dan sebelum semen
mengeras sempurna akan merugikan tumpatan karena semen akan
mudah larut dan daya adhesi akan menurun.
Kavitas harus
harus dijaga agar tetap kering dengan mngusahakan
isolasi yang efektif serta tumpatan ditutup dengan lapisan resin atau
pernis yang kedap air selama beberapa jam setelah penumpatan
untuk mencegah desikasi karena hilangnya cairan atau melarut
karena menyerap air

6. Semen Ionomer Kaca Dengan Modifikasi Resin


Kepekaan terhadap cairan dan kekuatan awal yang rendah dari semen
ionomer kaca merupakan akibat dari reaksi pengerasan asam-basa
asam basa yang lambat.
Beberapa gugus fungsional yang terpolimerisai ditambahkan dalam formula
f
semen untuk mempercepat proses curing sehingga semen dapat kedua

kekurangannya dan memungkinkan bahan yang tebal menjadi matang melalui


reaksi asam-basa. Produk ini disebut semen dengan pengerasan ganda jika
hanya digunakan satu mekanisme polimerisasi; jika kedua polimerisasi
digunakan

disebut

semen

dengan

pengerasan

triple.

Material

ini

diklasifikasikan sebagai ionomer kaca dengan modifikasi resin atau disebut


juga dengan ionomer hybrid.
Tergantung pada formulasi pengolahan dan rasio P/L, penerapan klinis dari
ionomer kaca modifikasi resin mencakup penggunaannya sebagai liners,
penutup fissure, basis, core buildups, restorasi, bahan adesif untuk bracket
orthodonty, memperbaiki bahan untuk kerusakan amalgam inti atau cups dan
menurunkan kualitas bahan pengisi akar. Untuk setiap penerapan tersebut,
kondisi permukaan struktur gigi dengan asam lemah tetap penting untuk
formasi pengikatan.
Sifat
1. Semen glass ionomer memberikan estetik yang baik, terutama sebagai
restorasi pada gigi anterior.
2. Semen glass ionomer memiliki compressive strength dan hardness lebih
kecil dari semen silikat. Compressive strength semen glass ionomer
sebesar 150 Mpa (22.000 psi), sedangkan semen silikat besarnya 180 Mpa
(26.000 psi). Tensile strength semen glass ionomer sebesar 6,6 Mpa (960
psi) sedangkan semen silikat sebesar 3,5 Mpa (500 psi). Besarnya hardness
semen glass ionomer adalah 48 KHN, sedangkan semen silikat sebesar 70
KHN.
3. Semen glass ionomer bersifat brittle sehingga tidak digunakan untuk
tambalan di bagian oklusal yang menahan daya kunyah besar.
4. Semen glass ionomer memiliki solubility (kelarutan) lebih rendah dari
semen silikat, yaitu sebesar 0,4% sedangkan semen silikat 0,7%.
Berdasarkan tes terhadap cavitas mulut, semen glass ionomer memiliki
resistensi tinggi terhadap degradasi dibandingkan dengan semen lainnya.
5. Semen glass ionomer berikatan kimia dengan enamel dan dentin, sehingga
dapat digunakan khusus sebagai bahan restorasi cavitas kelas lll dan kelas

V dan juga untuk restorasi erosi pada daerah gingival. Ikatan tersebut
bersifat adhesive dan memerlukan ikatan mekanik dengan cavitas yang
telah dipreparasi agar tidak terjadi karies.
6. Semen glass ionomer bersifat antikariogenik, yaitu dapat mencegah
terjadinya karies seperti halnya semen silikat. Hal ini dikarenakan terjadi
pembebasan flouride oleh semen. Demikian halnya dengan enamel yang
berkontak dengan restorasi semen tersebut, akan memperoleh flouride
sehingga dapat meningkatkan daya tahan terhadap asam
7. Berdasarkan struktur histologisnya, semen glass ionomer bersifat
biocompatible. Semn ini memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap reaksi
pulpa daripada zinc oxida-eugenol, tetapi lebih rendah daripada semen
zinc phospate. Sebagai pencegahannya, pada preparasi cavitas terlebih
dahulu harus ditempatkan sedikit calcium hydroxide sebelum dilakukan
restorasi dengan semen gass ionomer.

3.3 Manipulasi Semen Kedokteran Gigi


1.

Zinc Phosphat
Manipulasi

1. Pada umumnya tidak dilakukan alat ukur untuk penimbangan


powder dan cairan, karena kekentalan yang diinginkan bisa
bervariasi menurut kebutuhan klinisnya, meskipun demikian harus
diusahakan agar diperoleh perbandingan powder dengan cairan
yang konsisten untuk tujuan pemakaian tertentu. Harus dihindari
adonan yang terlalu encer karena selain mempengaruhi kekuatan
semen juga mempunyai pH rendah serta lebih mudah larut.
2. Pencampuran dimulai dengan mencampur sedikit bubuk ke dalam
cairan dengan menggunakan alas aduk yang dingin, karena alas
aduk yang dingin akan memperpanjang waktu kerja dan
pengerasan. Powder ditambahkan ke cairan sedikit demi sedikit
dalam waktu 1 hinggan 1,5 menit.

3.

Kemudian diaduk dengan gerakan memutar menggunakan


spatel.

4. Hasil akhir semen yang telah set adalah heterogen terdiri dari inti
partikel zinc oksida yang tidak bereaksi dikelilingi oleh lapisan
zinc phosphat. Selama setting dapat terjadi :
a. pengeluaran panas, karena reaksi bersifat eksotermis. Dan
b. pengerutan / kontraksi
4. Semakin kental adonan semakin kuat hasil campuran. Maka untuk
keperluan cavity lining hendaknya digunakan adonan yang kental.
Untuk tujuan penyemenan dibutuhkan adonan yang encer sehingga
memungkinkan semen mengalir sewaktu restorasi dipasangkan.

2. Zinc Okside Eugenol


Manipulasi
Semen ini dicampur dengan cara menambahkan sejumlah
puder ke dalam cairan hingga diperoleh konsistensi yang kental.
Perbandingan jumlah puder dan liquidnya berkisar 4 : 1 atau 6 : 1
akan menghasilkan semen dengan sifat-sifat yang dikehendaki dan
agar didapat adonan berbentuk dempul. Pencampuran dapat dilakukan
pada glass slab tipis dan menggunakan spatula logam yang tahan
karat.

3. Zinc Polycarboxilat
Cara manipulasi untuk basis :

1. Perbandingan rasio puder dan cairan disesuaikan dengan petunjuk


pabrik atau 3:2 (P:L), semen harus dicampur pada permukaan yang
tidak menyerap cairan.
2. Cairan tidak boleh dikeluarkan sebelum pengadukan oleh karena
bila kontak dengan udara akan terjadi penguapan air sehingga
menaikkan viskositas
3. Bubuk dicampur cepat dalam waktu 30-40 detik dengan spatula
semen dan diaduk dengan putaran melawan jarum jam. Bahan
tersebut diaduk pada permukaan yang tidak menyerap air. Lebih
baik menggunakan glass plate daripada paper pad karena dapat
didinginkan guna memperlambat waktu setting
4. Setelah terbentuk adonan yang tidak cair, tidak padat, dan
mengkilap, tempatkan adonan menggunakan eksplorer pada
tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis. Untuk
mencegah semen melekat ke instrument diberi bubuk kering bukan
alcohol. Untuk membentuk semen pada kavitas digunakan stopper
semen
Cara manipulasi untuk penyemenan

1. Perbandingan P:L mengikuti instruksi pabrik atau perbandingan


P:L =1,5 :1 dalam berat

2. Pencampuran dilakukan secepat mungkin selama 30 detik sampai


homogen dan terlihat pasta cukup kental, campuran semen tampak
berkilau
3. Bila selama pencampuran terlihat buram berbenang benang oleh
karena terlalu cepat setting atau perbandingan puder dan cairan
yang tidak tepat
4.

Apilkasikan pada restorasi segera

5.

Tekan restorasi tersebut sampai kelebihan semen keluar

6.

Buang segera kelebihan semen

7.

Bersihkan segera instrument yang dipakai

8. Waktu pengerasan yang memadai adalah 2,5-5 menit, apabila ada


kelebihan tumpatan, buang kelebihan tumpatan

4. Glass Ionomer Cement (GIC)


Manipulasi
1. Struktur gigi yang dipreparasi harus dibersihkan dengan pasta pumis,
dibilas, dan dikeringkan, namun jangan sampai mengalami dehidrasi.
Perngeringan yang berlebihan akan membuka ujung-ujung tubulus dentin
dan meningkatkan penetrasi cairan asam.

2. Prosedur pengadukannya yairu bubuk dicampurkan dengan cairan dalam


jumlah yang besar dan diaduk dengan cepat selama 30-45 detik. Ratio
bubuk : cairan yang dianjurkan bervariasi tergantung mereknya, tetrapi
umumnya berkisar antara 1,25-1,5 gram bubuk per 1 ml cairan.
3. Penyemenan harus dilakukan sebelum semen kehilangan kilapnya.
Setelah mengeras kelebihan semen dapat dibuang dengan mencungkil
atau mematahkan semen menjauh dari tepi restorasi
Pada proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion hidrogen dari
cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk glass. Proses pengerasan dan
hidrasi berlanjut, semen membentuk ikatan silang dengan ion Ca2+ dan Al3+
sehingga terjadi polimerisasi. Ion Ca2+ berperan pada awal pengerasan dan ion
Al3+ berperan pada pengerasan selanjutnya. Secara garis besar terdapat tiga tahap
dalam reaksi pengerasan semen ionomer kaca, yaitu sebagai berikut.
1.

Dissolution
Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-ion dari
partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium) akibat dari serangan
polyacid (terbentuk cement sol).

2.

Gelation/ hardening
Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada polianion pada
grup polikarboksilat.

a. 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai


kalsium (fragile & highly soluble in water).
b. 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat
pada matriks semen dan membetuk rantai alumnium (strong &
insoluble).
3.

Hydration of salts
Terjadi proses hidrasi yang progresive dari garam matriks yang akan
meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca.
Retensi semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi berupa
ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan
kimianya berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi
dengan gugus COOH (karboksil) multipel dari semen ionomer kaca.

Secara fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah
dengan membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan
kavitas yang bersih dan halus dapat menambah ikatan semen ionomer
kaca. Air memegang peranan penting selama proses pengerasan dan
apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik SIK.
Saliva merupakan cairan di dalam rongga mulut yang dapat
mengkontaminasi SIK selama proses pengerasan dimana dalam periode
24 jam ini SIK sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan
perlindungan agar tidak terkontaminasi.
Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami
pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun. SIK juga
rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan. Jika
tidak dilindungi dan terekspos oleh udara, maka permukaannya akan
retak akibat desikasi. Baik desikasi maupun kontaminasi air dapat
merubah struktur SIK selama beberapa minggu setelah penumpatan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka selama proses
pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi
kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan cara mengunakan
bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan pelindung yang biasa
digunakan adalah varnis yang terbuat dari isopropil asetat, aseton,
kopolimer dari vinil klorida, dan vinil asetat yang akan larut dengan
mudah dalam beberapa jam atau pada proses pengunyahan.
Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan
saja bermaksud menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk
mencegah dehidrasi saat tambalan tersebut masih dalam proses
pengerasan. Varnish kadang-kadang juga digunakan sebagai bahan
pembatas antara glass ionomer dengan jaringan gigi terutama pulpa
karena pada beberapa kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi
terhadap pulpa.
Pemberian

dentin

conditioner

(surface

pretreatment)

adalah

menambah daya adhesif dentin. Persiapan ini membantu aksi


pembersihan dan pembuangan smear layer, tetapi proses ini akan
menyebabkan tubuli dentin tertutup. Smear layer adalah lapisan yang

mengandung serpihan kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks


organik.
Bahan dentin conditioner berperan untuk mengangkat smear layer
bagian luar untuk membantu ikatan bahan restorasi adhesif seperti bahan
bonding

dentin.

mikroorganisme

Hal
atau

ini

berperan

bahan-bahan

dalam

mencegah

kedokteran

gigi

penetrasi

yang

dapat

mengiritasi jaringan pulpa sehingga dapat menghalangai daya adhesi.


Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan asam poliakrilik
10%.Waktu standart yang diperlukan untuk satu kali aplikasi adalah 20
detik, tetapi menurut pengalaman untuk mendapatkan perlekatan yang
baik pengulasan dentin conditioner pada dinding kavitas dapat dilakukan
selama 10-30 detik. Kemudian pembilasan dilakukan selama 30 detik
pembilasan merupakan hal penting untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan, setelah itu kavitas dikeringkan.

5. Semen Silikat
Manipulasi
1. Pencampuran bubuk dengan cairan harus dicampur dengan cepat dan
dibuat sekental mungkin dengan menggunakan glass slab yg dingin &
spatula logam dan plastic, dengan tujuan dapat memperlambat waktu
setting. Ratio yang digunakan 1,6g/0,4 ml

2. Kemudian bubuk dimasukkan kecairan dalam waktu 1 menit, diaduk


sampai konsistensinya seperti dempul.
3. Setelah pencampuran akan terjadi reaksi setting:
a.

terbentuk gel siliko hidrat

b.

terjadi reaksi asam basa, pengerasan 24 jam

4. Waktu setting tergantung komposisi bahan, untuk partikel puder,


partikel yang lebih halus maka setting timenya lebih cepat. Apabila
waktu pencampuran lama, suhu rendah, hilangnya air dari cairan,
dan ratio p/c rendah, maka akan terjadi setting yang lambat.
6. Semen Silikofosfat
Manipulasi

Proses pemanipulasian semen silikofosfat sama dengan semen silika dan


semen seng fosfat, dimana ada dua metode pemanipulasian semen ini yaitu
dengan metode pemanipulasian manual dan metode pemanipulasian
mekanis.
a.

Pemanipulasian manual
1.
2.

Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml.


Tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan
glass slab yang tebal dan dingin, juga menggunakan spatula
dari bahan plastik atau cobalt chromium.

3.

Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar (circular)


selama 1 menit.

4.

Kemudian bubuk di campurkan ke dalam cairan sedikit


demi

sedikit

untuk

mendapatkan

konsistensi

yang

diinginkan dan baik.


b.

Pemanipulasian mekanis
1.

Dengan menggunakan alat amalgamator.

2.

Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan cairan


dalam satu wadah dan terpisah dengan sekat.

3.

Sekat ini dapat hancur denag adanya tekanan dari


amalgamator.

4.

Waktu pencampuran dapat di sesuaikan dengan keinginan


dan juga pada proses pencampuran terjadi panas yang
mengakibatkan waktu kerja berkurang.

Keuntungan dari sistem ini adalah :

1.

Bahan tidak di pegang sampai selesai pengadonan sehingga


kemungkinan terkontaminasi berkurang.

2.

Diperoleh perbandingan yang tepat antara bubuk dengan


cairan tanpa perlu menimbangdan sekaligus menghemat
waktu.

3.

Hasil pencampuran dapat diperoleh dalam waktu yang lebih


cepat, misalnya 10 sampai 15 detik.

Setting time
Waktu setting tidak boleh terlalu panjang karena bila waktu yang panjang
akan mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi akan lama. Waktu setting yang
sesuai pada suhu mulut bagi semen silikofosfat adalah 5-7 menit pada
temperatur 37C.
Faktor faktor berikut ini bersifat memperpanjang waktu setting, yaitu :

1. Mengurangi perbandingan bubuk dan cairan dengan menambah


jumlah cairan.
2. Suhu yang lebih rendah dengan menggunakan glass slab yang
dingin.
3. Waktu pencampuran yang lebih lama dengan mengurangi
kecepatan dalam hal mencampur bubuk ke dalam cairan dan tiaptiap penambahan. Penghentian sesaat setelah pencampuran awal
sejumlah bubuk ke dalam cairan juga akan menambah waktu
setting dari semen silikofosfat. Semakin lama bubuk di tambahkan
ke cairan maka akan memperpanjang setting time.
7. Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin
Manipulasi
Reaksi pengerasan awal dari bahan ini ditimbulkan oleh polimerisasi
gugus-gugus metakrilat. Untuki mengakomodasi bahan-bahan yang mampu
berpolimerisasi, kandungan air dari jenis bahn ini lebih sedikit.

3.3

Kelebihan dan Kekurangan Semen Kedokteran Gigi


1. Seng Fosfat
Kelebihan:
a. Manipulasi mudah
b. Kuat
Kekurangan:
a. Iritasi pulpa
b. Tidak bersifat bakteriostatik

c. Rapuh
d. Adhesinya terhadap struktur kurang 2. Seng Oksida Eugenol
Kekurangan :
mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan, kurang kuat dan kurang tahan
abrasi, mudah larut dalam cairan rongga mulut
Kelebihan :
a. daya antibakteri
b. kemampuan semen untuk meminimalkan kebocoran micro
c.

memberikan perlindungan terhadap pulpa

3. Polikarboksilat
Kelebihan :
Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat
Kekurangan :
a. tidak sekaku semen fosfat
b. modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat
4. Silikat
Kelebihan :
Warnanya sesuai ngan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi
gigi anterior
Kekurangan :
a. kekuatan tensilnya kurang baik
b. mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat di
atasnya
5. Ionomer Kaca
Kelebihan :
a. Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air
b.

Kemampuan berikatan dengan email dan dentin

c.

Memiliki angka retensi gigi

d.

Biokompabilitas

e. Estetika (penambahan radio opak untuk penyamaan warna dengan


gigi)
f. Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi.
g. Bersifat adhesi.
h. Tidak iritatif.
i. Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk
mencegah karies lebih lanjut.
j. Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit.
k. Daya larut yang rendah.
l. Bersifat translusent atau tembus cahaya.
m. Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin
dan email.
n. Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat bikompabilitas,
yaitu menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan
gigi dan pulpa. Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass
ionomer mempunyai sifat anti bakteri, terutama terhadap koloni
streptococcus mutant (mount, 1995).

Kekurangan :
a. Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar
b. Tidak tahan terhadap keausan
c.

Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentin

d. Setelah restorasi butuh proteksi


e. Kekerasan kurang baik
f. Rapuh dan sensitive terhadap air pada waktu pengerasan
g. Dapat larut dalam asam dan air

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Syarat semen kedokteran gigi
4. Tidak beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan yang lain
5. Tidak mudah larut dalam saliva
6. Sifat mekanis
5. Melindungi pulpa dari :
10. Sifat optis mempunyai warna serupa warna gigi
11. Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen, akrilik, alloy,
tetapi tidak lengket pada alat K.G.
12. Bakteriostatik
13. Tidak mengurangi sensitivitas dentin
14. Sifat rheological yaitu

Kekentalan yang rendah (sesuai denga

kebutuhan) dan ketebalan selapis tipis (Film thickness)


2. Klasifikasi semen kedokteran gigi
2. Semen dengan Reaksi Asam
a. Bahan dasar Zinc Oxide
4. Semen Zinc Oxide Eugenol
5. Semen Zinc Phosphate
6. Semen Zinc Polycarboxylate
b. Dapat membentuk bahan kaca
3. Semen Silikat
4. Semen Glass Ionomer
4. Bahan yang Berpolimerisasi
4. Cyanoacrylates
5. Polimer Dymethacrylate
6. Composite polymer ceramic
5. Bahan lain
4. Kalsium Hidroksida
5. Gutta Percha

6. Varnish

DAFTAR PUSTAKA

Brantley, William A. dan Theodore Eliades. 2001. Orthodontic Materials. New


York: Thieme
Craig, Robert G. dan John M. Powers. 2002. Restorative Dental Materials 11th Ed.
Missouri: Mosby Inc
Gladwin, Marcia dan Michael Bagby. 2009. Clinical Aspect of Dental Materials,
Theory, Practice and Case 3rd Ed. Lippincott Williams & Wilkins
Joon B. Park and Joseph D. Bronzino. 2003. Biomaterials: Principles and
Applications. Florida: CRC Press
Mc. Cabe, John F dan Angus W.G. Walls. 2008. Applied Dental Materials 9th Ed.
Oxford: Blackwell Publising
O'Brien, William J. 2002. Dental Materials And Their Selection - 3rd Ed.
Quintessence Publishing Co, Inc
Schmallz, Gottfried dan Dorthe Arenholt-Bindslev. 2009. Biocompability of
Dental Materials. London: Springer
Theodore M. Roberson, Harald O. Heymann, dan Edward J. Swift, Jr. 2002. Art
and Science of Operative Dentistry. Missouri: Mosby Inc

Anda mungkin juga menyukai