240210120070
IV.
4.1
Pengeringan Rempah
Pengeringan pangan merupakan penerapan panas dalam kondisi terkendali
untuk mengeluarkan sebagian besar air dari dalam bahan pangan melalui proses
evaporasi dan sublimasi. Tujuan dari pengeringan adalah untuk menurunkan kadar
air dari bahan pangan agar kerusakan oleh mikroorganisme dan enzim menurun
sehingga umur simpan dari bahan pangan tersebut menjadi lebih lama (Tjahjadi,
C., dkk., 2011).
Pengeringan rempah erat kaitannya dengan tujuan pengeringan yaitu
menurunkan kadar air dan yang paling penting aktivitas air (a w) dapat ditekan
seminimal mungkin (menurunkan aktivitas air) untuk menghasilkan produk
olahan rempah yang tahan lama karena mikroorganisme tidak dapat tumbuh
padanya dan reaksi-reaksi kimia juga tidak dapat berlangsung di dalamnya.
Pegeringan juga memberikan keuntungan diantaranya Bobot pangan menjadi
ringan, kadar air dalam makanan umumnya sekitar 60%-90% karena hampir
semua air dalam makanan dapat dikeluarkan dengan dehidrasi dan yang tersisa
adalah padatan kering dengan kadar air yang rendah. Hal ini dapat menekan biaya
pengangkutan dan penyimpanan sehingga biaya produksi lebih rendah, selain itu
rempah yang dikeringkan juga dapat dibuat produk saji atau cepat saji berupa
produk-produk instant.
Pengeringan merupakan pengolahan dasar yang sering dilakukan terhadap
rempah. Pada kebanyakan jenis rempah, cara pengeringan dihadapkan pada faktor
pembatas tingginya suhu karena rempah mengandung aroma volatil yang sangat
mudah menguap. Oleh karena itu, harus dilakukan perlakuan tertentu sehingga
%rendemen
-
Perlakuan
Tanpa
Perlakuan
Blansing
dengan air
Blansing dgn
Coklat
Na++
(+++)
metabisulfit
Dimasak
Coklat
+
sampai lunak
(++++)
Dimasak dan
direndam Na- Coklat (+)
+++++
metabisulfit
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
Berat (g)
2,9868
3,1808
%rendemen
19,1618
18,8994
21,3375
Sangat
keras
1,8133
Sangat
keras
2,8622
Sangat
keras
2.7619
17,5893
17,7272
%rendemen
-
%rendemen
15,9353
21,16
18,13
19,59
19,01475
%rendemen
-
%rendemen
7.902
7.624
7.780
Dimasak
sampai lunak
(+)
Kecoklatan
(+3)
lengkuas
kering
(+4)
Khas
lengkuas
kering
(+2)
Khas
lengkuas
kering (+)
Dalam:
putih
Luar:
kecoklatan
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
Dimasak dan
direndam Nametabisulfit
Keras (+),
kasar
1.0656
4.984
Keras
(+4),
rapuh,
kering
2.8497
4.862
Warna
Kuning
pucat
Kuning
pucat
Putih
kekuningan
Kuning
pucat +
Kuning
pucat +
Sebelum Pengeringan
Aroma
Tekstur
Khas
Keras +
kencur
Khas
Keras +
kencur
Khas
Keras +
kencur ++
Khas
Kencur +
Khas
kencur ++
14,1614
12,8767
Keras +
28,8618
Keras +
12,3366
Setelah Pengeringan
Warna
Aroma
Tekstur
Kuning
Khas
Kering +5
kehijauan
kencur +1 Rapuh +
+1
Kuning
Khas
Kering,
kehijauan+4 kencur +4
rapuh
Kuning
Khas
Keras ++
kecoklatan
kencur +
Kuning
pucat +3
Khas
Kencur
+2
Khas
kencur +
Dimasak dan
Kuning
direndam Napucat +2
metabisulfit
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
2,4857
17,55
3,2419
25,18
Keras +4
6,7763
23,48
Keras +3
2,5972
21,05
6.2.
Berat Setelah
Digiling (g)
3,3566
3,0721
1,6213
Rendemen
(%)
96.86
96.52
95.17
3,0438
2,7953
93.71
71.29
Berat Setelah
Digiling (g)
Tanpa Perlakuan
5,2725
5,1651
Rendemen
(%)
97.96
5,1100
5,0204
98.24
6,4710
6,3092
5,1181
5,0258
3,4440
97.49
98.19
96.69
Tekstur
Kasar +
3
Halus +
2
Halus +
Berat(g)
W1=2,1171
W2=1,7908
W3=1,1655
W1=3,238
W2=3,6295
W3=3,525
W1=4,5912
Rendemen(%)
R1=89,31
R2=65,08
R1=92,49%
R2=89,78%
R1=98,71
W2=4,531
W3=3,7991
R2=82,75
Kasar +
2
W1=1,103
W2=1,0133
W3=0,7497
R1=91,3 %
R2=73,98
Kasar
+1
W1=2,8497
W2=2,8493
W3=2,0487
R1=99,98
R2=71,89
Berat(g)
W1=1,6051
W2=1,2942
W3=1,0387
W1=2,4857
W2=2,4682
W3=2,119
W1=3,2542
W2=2,7931
W3=1,7060
Rendemen(%)
R1=80,63
R2=64,712
W1=6,7763
W2=5,3633
W3=5,3407
R1=79,15
R2=78,81
W1=2,5972
W2=2,6504
W3=2,3265
R1=102,05
R2=89,58
R1=99,29
R2=85,00
R1=85,83
R2=52,42
5.1
Kesimpulan
1.
Nilai rendemen terbesar saat pengeringan yaitu jahe blansing dengan Nametabisulfit sebesar 21,3375%, kunyit blansing dengan air sebesar
21,16%, rendemen lengkuas tanpa perlakuan sebesar 7.902%, kencur
blansing dengan Na-metabisulfit sebesar 25,18%.
2.
Warna yang dihasilkan dari jahe kering adalah putih kecoklatan dari yang
awalnya kuning, sementara kunyit kering berwarna orange kecoklatan dari
yang awalnya orange.
3.
4.
Tekstur yang dihasilkan dari jahe dan kunyit kering adalah semakin keras
dan kering, namun mudah patah.
5.
6.
7.
5.2
1.
Saran
Proses penepungan atau penggilingan seharusnya menggunakan saringan
yang memiliki ukuran 80 mesh sehingga hasil yang dihasilkan dapat
berupa tepung
2.
Saat grinding setiap sampel harus benar-benar habis dan bersih sehingga
tidak terakumulasi pada sampel yang mendapat giliran terakhir dalam
proses grinding