240210140067
pektin adalah golongan substansi yang galakturonat yang terdapat dalam sari buah
yang membentuk koloidal dalam air dan berasal dari perubahan protopektin selama
pemasakan buah. Pektin dapat membentuk gel sehingga mampu menahan cairan.
Hal ini dapat menentukan konsistensi produk saus tomat (Luh, 1975)
Setelah pemanasan kemudian pasta disaring untuk memisahkan kulit dan
biji tomat. Pada tahap ini pulp siap untuk dilakukan pemasakan akhir dengan
penambahan bahan-bahan lain atau bumbu (Luh, 1975). Pemasakan tersebut
bertujuan untuk mengatur konsistensi produk dengan cara menguapkan air sehingga
diperoleh produk akhir dengan viskositas tertentu dan untuk mencampur berbagai
bahan yang ditambahkan (Cruess, 1958).
Penyaringan dilakukan dengan 2 perlakuan yaitu alat saring dan kain saring.
Bubur tomat diambil sari dan dibuang ampasnya untuk kemudian ditambahkan
bumbu lain dan dilakukan pemasakan kedua hingga bubur tomat menjadi benar-
benar kental, selain untuk mengentalkan, proses pemasakan ini juga berfungsi
membuat bumbu rempah yang dimasukkan lebih meresap ke dalam bahan, setelah
menjadi kental, diperoleh saos tomat.
Saus tomat selanjutnya dikemas dalam botol, untuk pengemasannya botol
perlu disterilisasi terlebih dahulu selama 30 menit. Sterilisasi bertujuan untuk
membunuh mikroorganisme yang tidak diinginkan yang dapat tumbuh dalam bahan
pangan (Muchtadi, 2013). Botol yang sudah disterilisasi, didinginkan untuk
kemudian diisi dengan saus tomat yang diperoleh. Hasil pengamatan pada
pembuatan saus tomat dapat dilihat pada Tabel 1.
Maizena aroma
1%, alat asam
saring
4B Khas
Maizena tomat Asam
Merah tua Kental ++++
2%, alat dan tomat
saring rempah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
dengan lingkugannya yang asam dan akhirnya dinding sel nya akan hancur. Proses
exhausting yang benar dan steril sangat mempengaruhi pada masa simpan saus
tomat.
Pada proses pengolahan saus tomat maka penggunaan suhu dan waktu
pemanasan menentukan saus yang dihasilkan. Menurut Desrosier ( 1999), suhu
yang digunakan dibawah titik didih, dilakukan pengadukan yang kontinu atau terus
menerus agar tidak terjadi karamel yang mempengaruhi warna saus yang
dihasilkan. Selama proses pemanasan dilakukan pengamatan terhadap keasaman
saus yanng dihasilkan, untuk memenuhi persyaratan keasaman saus maka dapat
ditambahkan asam organik atau asam sintetik yang diperbolehkan oleh Departemen
Kesehatan. Kerusakan saus tomat terjadi karena adanya aktivitas mikroba selama
penyimpanan yang disebabkan karena saus kurang asam atau pH masih tinggi,
kadar air relatif tinggi atau lebih dari 40 % yang ditunjukkan saus masih encer, atau
pengemasan kurang steril sehingga wadah dan saus terkontaminasi mikroba. Untuk
menghindari kerusakan selama penyimpanan tersebut maka pH saus dapat
diturunkan dengan menambahkan asam, kekentalan saus ditingkatkan dengan
menambahkan bahan pengisi dan kontaminasi mikroba dapat dihindari dengan
menggunakan wadah steril dan dituang ke dalam wadah saat masih panas ( > 80 0
C).
5.2 Saran
Sebelum praktikum, praktikan baiknya memahami prosedur yang harus
dilakukan.
Mempelajari prinsip-prinsip pengolahan dengan suhu tinggi terlebih dahulu
agar dapat diimplementasikan saat pratikum.
Annisa Puteri Widanti
240210140067
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Cruess, 1998. Commercial Fruit and Vegetable Product, Mc Graw Hill Book, Co,
Inc, New York.
Desrosier, 1999. Food Preservation, Mc Graw Hill Book, Co, Inc, New York.
Estiasih, Tati. Kgs Ahmadi. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta.
Luh, Bor, S., Woodroof, J.G., 1975. Commercial Vegetable Processing. The Avi
Publishing Company, Inc. Connecticut.
Muchtadi, Tien R. Sugiyono. 2013. Prinsip dan Proses Teknologi Pangan. Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Winarno, F. G. dan Aman, A. 1980. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta: Sastra. Hudaya
of Press Limited.
Annisa Puteri Widanti
240210140067
JAWABAN PERTANYAAN
2. Mengapa pada saat filling dengan larutan gula atau garam, botol tidak diisi
sampai penuh?
Jawab :
Pengisian bahan jangan terlalu penuh dan harus disisakan tempat kosong di
bagian atas wadah ( head space ). Gunanya head space adalah agar saat
proses sterilisasi masih ada tempat untuk pengembangan isi.
3. Mengapa botol untuk mengemas saos tomat harus disterilkan sebelum diisi,
sedangkan pada saus apel tidak perlu dilakukan?
Jawab :
Pada pengemasan saus tomat, botol yang digunakan harus disterilisasi
terlebih dahulu sebelum diisi, tetapi pada saus buah apel hal ini tidak perlu
dilakukan karena buah apel memiliki asam malat yang menyebabkan matinya
bakteri-bakteri pembusuk. Saus tomat tidak mengandung asam malat sehingga
botolnya perlu disterilisasi, agar tidak ditumbuhi jamur dalam penyimpanan.