PENDAHULUAN
Perubahan fisik dan hormonal pada
kehamilan, persalinan dan nifas
berhubungan dengan beberapa perubahan
kulit
Penyakit kulit yang bersamaan pada
kehamilan:
Sebagian tidak mempengaruhi kehamilan
dan tumbuh kembang janin secara murni
Sebagian dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas maternal dan neonatal
PENDAHULUAN
Kehamilan berhubungan dengan endokrinologi
kompleks, imunologi, metabolik, dan perubahan
vaskular dapat mempengaruhi kulit
Dalam kehamilan dapat mengalami penyakit
kulit tertentu
Merupakan penyakit kulit inflamasi pada kehamilan
yang bervariasi
Gejala yang sering dialami: pruritus
Kelangkaan penyakit, variabel morfologi klinis dari
penyakit tersebut dan kurangnya penunjang
diagnostik: terminologi penyakit kulit menjadi
membingungkan
PENDAHULUAN
Tujuan Penulisan:
Penulisan referat ini bertujuan untuk memahami dan
mengerti mengenai perubahan yang terjadi pada
kulit selama masa kehamilan serta untuk
mengetahui penyakit-penyakit kulit yang sering
terjadi pada kehamilan dan penatalaksanaannya.
PENDAHULUAN (LANJT)
Manfaat penulisan
Referat ini disusun dengan harapan kita sebagai
dokter umum dapat memahami dengan baik
mengenai patogenesis kelainan kulit pada wanita
hamil dan dapat mendiagnosis dengan benar serta
melakukan tatalaksana awal pada wanita hamil
yang disertai dengan kelainan kulit
Metode penulisan
Studi kepustakaan yang merujuk pada berbagai
literatur (buku teks dan jurnal)
HIPERPIGMENTASI
Terjadi pada hampir semua ibu hamil
Disebabkan karena peningkatan efek MelanocyteStimulating-Hormone (MSH) atau peningkatan
estrogen dan progesteron
Melasma adalah hiperpigmentasi makular yang
menyeluruh pada wajah, terutama di dahi, pipi,
dan hidung.
PERUBAHAN VASKULAR
Kehamilan menyebabkan dilatasi dan proliferasi
pembuluh-pembuluh darah
Diduga sebagai akibat peningkatan estrogen
mekanisme belum diketahui
Dapat terjadi:
1. Spider angioma
2. Eritema palmar
3. Pyogenik Granulare
4. Telangiectasis
LINEA NIGRA
PERUBAHAN
PERTUMBUHAN RAMBUT
Terdiri atas 3 fase yaitu anagen,
katagen, dan telogen.
Pada kehamilan tua, hormon
tampaknya meningkatkan jumlah
rambut yang anagen dan menurunkan
telogen. Akan tetapi, setelah ibu
melahirkan, telogen meningkat sampai
35 % sehingga rambut mengalami
kerontokan sampai 3 4 bulan setelah
melahirkan.
Dapat terjadi hirsutisme
Rambut:
Hirsutisme
Penebalan kulit kepala
Postpartum telogen effluvium
Postpartum androgenetic alopecia
Kuku:
Subungual hyperkeratosis
Distal onycholisis
Transverse grooving
Brittleness
Pertumbuhan yang dipercepat
Kelenjar:
Peningkatan fungsi kelenjar ekrin
Peningkatan aktivitas tiroid dengan adanya defisiensi
iodine relative
Peningkatan fungsi kelenjar sebasea
Penurunan fungsi apokrin
Perubahan struktur
Striae distense (striae gravidarum)
Molluscum fibrosum gravidarum (achrochorons)
Vaskular
Mukosa
Gingivitis
Jacquemier-Chadwick sign
Goodells sign
PENYAKIT KULIT YG
MEMBAHAYAKAN JANIN
Pemfigoid gestasionis
Impetigo herpetiformis
Cholestasis of Pregnancy
PEMFIGOID GESTASIONIS
Suatu penyakit kulit yang
terdiri atas bula, pruritus, dan
autoimun, terutama pada
multipara, terjadi pada
trimester kedua dan ketiga
PEMFIGOID GESTASIONIS
Gejala klinis timbul sebagai rasa yang
sangat gatal, ruam urtika selama akhir
kehamilan hingga periode postpartum, kemudian dengan cepat
berkembang menjadi bentuk seperti
pemfigoid, erupsi vesikobulosa.
PEMFIGOID GESTASIONIS
Disebabkan oleh antibodi
anti-membrana basalis
yang menginduksi deposisi
C3 di sepanjang dermalepidermal junction.
Autoantibodi pemfigoid
gestasionis dapat
ditemukan menggunakan
direct immunofluorescence
GEJALA KLINIS
Pemfigoid gestasionis secara eksklusif berhubungan
dengan kehamilan. Gejala klinis biasanya timbul
pada akhir kehamilan dengan onset mendadak
berupa lesi polimorf yang sangat gatal.
Perkembangan yang cepat dengan erupsi
pemfigoid seperti umum, yang hanya mengenai
wajah, membran mukosa, telapak tangan, dan
telapak kaki adalah khasnya (meskipun di bagian
tubuh lain mungkin terlibat).
PEMFIGOID GESTASIONIS
HISTOLOGIK
Gambaran histologik :
edema subepidermal
dengan infiltrasi limfosit,
histiosit, dan eosinofil.
Teknik imunofluoresen
langsung pada biopsi kulit
didapatkan komplemen
C3 dan kadang-kadang
deposit IgG sepanjang
zona membrana basalis.
TERAPI
IMPETIGO HERPETIFORMIS
Nama ini diberikan pada
kondisi yang mirip psoriasis
pustular yang tampak pada
pasien hamil yang
sebelumnya tidak menderita
psoriasis.
Von Hebra pertama
menggunakan istilah
impetigo herpetiformis pada
tahun 1872 untuk
menggambarkan erupsi
pustular akut dengan onset
biasanya pada trimester
ketiga kehamilan.3,5
GEJALA KLINIS
Kondisi ini bermanifestasi sebagai
bercak eritematosa yang
pinggirannya dipenuhi dengan
pustula subcorneal.
Karakteristik lesi eritematosa dimulai
pada daerah lipatan dan selanjutnya
meluas ke perifer. Biasanya meliputi
membran mukosa.
GEJALA KLINIS
Timbulnya erupsi disertai dengan gejala
konstitusional seperti demam, menggigil, malaise,
diare, mual dan arthralgia.
Meskipun umumnya dianggap sebagai bentuk
pustular psoriasis, tidak adanya riwayat keluarga
yang positif, resolusi tiba-tiba gejala saat
melahirkan, dan kecenderungan untuk hanya
kambuh selama kehamilan berikutnya
membedakan penyakit ini dari psoriasis pustular
lainnya.
PERJALANAN PENYAKIT
Impetigo herpetiformis secara klasik timbul
selama trimester terakhir, tetapi ada laporan
kasus yang terjadi pada awal trimester pertama,
saat masa nifas, pada wanita hamil
menggunakan kontrasepsi oral, dan pada
wanita pasca-menopause.
Sebuah ciri utama dari penyakit ini adalah
resolusi cepat dari gejala setelah melahirkan.
Komplikasi paling ditakuti adalah insufisiensi
plasenta dan lahir mati akibat atau kematian
neonatal. Untuk alasan ini, induksi awal
persalinan sering dipertimbangkan. 5,6,7
TATALAKSANA
Dianjurkan pemberian prednison 15 30 mg per
oral/hari. Antibiotik diberikan jika disertai infeksi
sekunder. Dapat juga diberi pengobatan topikal
dengan kompres basah dengan atau tanpa
steroid. Cairan dan elektrolit, khususnya kalsium
harus dimonitor dan dinormalkan. Efek terhadap
janin yaitu tingginya insiden morbiditas dan
mortalitas janin.
CHOLESTASIS OF
PREGNANCY
Penggunaan istilah
cholestasis obstetric, intrahepatic cholestasis of
pregnancy, recurrent jaundice of pregnancy,
cholestatic jaundice of pregnancy, idiopatik
jaundice of pregnancy, prurigo gravidarum dan
ikterus gravidarum
semuanya mengacu ke gejala klinis yang sama,
yaitu cholestasis of pregnancy (CP)
ETIOLOGI
interaksi faktor hormonal, genetik, lingkungan dan
pencernaan diperkirakan menimbulkan kolestasis
biokimia pada individu yang rentan.
Peran hormonal sangat penting pada terjadinya
CP:
CP adalah penyakit pada akhir kehamilan (sesuai dengan
periode kadar hormon plasenta tertinggi)
CP spontan menghilang saat melahirkan ketika konsentrasi
hormon menjadi normal
kembar dan kehamilan triplet, ditandai dengan kenaikan
besar dalam konsentrasi hormon, telah dikaitkan dengan
CP
CP berulang pada kehamilan berikutnya di sekitar 45
persen sampai 70 persen dari pasien
GEJALA KLINIS
Gejala klinis pasien klasik timbul selama trimester
ketiga dengan pruritus sedang dan berat, yang
dapat terlokalisasi di telapak tangan dan telapak
kaki atau generalisata.
GEJALA KLINIS
Gejala konstitusional seperti
fatigue, mual, muntah bisa
menyertai gejala pruritus.
Berkembangnya ke arah
jaundice, urin yang
berwarna gelap, atau tinja
yang berwarna pucat timbul
pada satu dari lima pasien.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Peningkatan serum asam empedu merupakan
indikator yang paling sensitif dari cholestasis of
pregnancy. Histopatologi non-spesifik;
immunofluorescence langsung dan tidak langsung
negatif.
Indikator yang paling sensitif untuk diagnosis CP
adalah peningkatan kadar asam empedu serum,
sedangkan tes fungsi hati rutin (termasuk
transaminases) mungkin normal dalam sampai
30%.
PERJALANAN PENYAKIT
Sebuah tanda dari CP adalah bahwa gejala dan
kelainan biokimia terkait biasanya sembuh dalam 2
sampai 4 minggu setelah persalinan.
TATALAKSANA
Tujuan pengobatan adalah pengurangan kadar
asam empedu serum untuk memperpanjang
kehamilan dan mengurangi risiko janin baik dan
gejala ibu. Asam Ursodeoxycholic (UDCA) adalah
satu-satunya pengobatan yang telah terbukti tidak
hanya untuk mengurangi pruritus ibu tetapi juga
meningkatkan prognosis janin.
TATALAKSANA
Dalam CP, dosis 15 mg / kg / hari atau,
independen dari berat badan, 1 g / hari diberikan
baik sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 2-3
dosis sampai melahirkan, ketika biasanya dapat
dihentikan.
Obat lain, termasuk antihistamin, S adenosyl-Lmethionine, deksametason, dan Ramine cholesty-,
tidak memperbaiki prognosis janin.
DERMATOSIS YG TDK
MEMBAHAYAKAN JANIN
PUPPP
Prurigo of Pregnancy
Pruritic folliculitis of Pregnancy
PRURITIC URTICARIAL
PLAQUES AND PAPULE OF
PREGNANCY
Merupakan penyakit kulit
pruritus yang paling
sering ditemukan pada
kehamilan. Ditandai
dengan papul
eritematosa, plak, dan
lesi urtikaria.
Sering juga disebut
Polimorphic Eruption of
Pregnancy (PEP).erupsi ini
disebut juga Toxaemic
rash of pregnancy.3,9
GEJALA KLINIS
Muncul pertama kali pada daerah abdomen,
biasanya pada daerah regangan striae, menyebar
ke paha, jarang ke bokong dan lengan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dengan perwanaan imunofluoresen kulit tidak
didapatkan adanya imunoglobulin atau deposisi
komplemen
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang penting
untuk PUPPP.
TATALAKSANA
Terapi dengan memakai steroid topikal secara
umum berhasil pada kebanyakan perempuan.
Obat-obat antipruritus seperti hidroksizin atau
difenhidramin cukup membantu untuk mengatasi
rasa gatal.
Tujuan utama adalah untuk mengatasi rasa gatal.9
PRURIGO OF PREGNANCY
GEJALA KLINIS
PP timbul dengan diskret, pruritus,
excoriated papula dengan onset
selama trimester kedua. Lesi berukuran
5 sampai 10 mm dan memiliki predileksi
pada permukaan ekstensor.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes serologi mengungkapkan tidak ada kelainan.
Gambaran histopatologis tidak spesifik,
mengungkapkan sel inflamasi kronis superfisial
infiltrat dengan keterlibatan epidermal sesekali.
Studi imunofluoresensi direk dan indirek adalah
negatif.5,6
TATALAKSANA
Rasa gatal diatasi dengan pemberi antihistamin
dan krem steroid topikal.
PRURITIC FOLLICULITIS OF
PREGNANCY
GEJALA KLINIS
PFP ditandai dengan adanya pruritic (gatal-gatal),
follicular, monomorphous, erupsi papular dengan
awitan (waktu timbul) selama kehamilan trimester
kedua dan ketiga.
Lesi individual biasanya kecil, erythematous papules
(kulit keangkat dlm bentuk kerucut, kecil dan solid)
dan pustules (kulit keangkat berbentuk melingkar,
kecil terdiri dari pus dan bengkak), dengan
predileksi badan dimana erupsi dapat menyebar
(generalized).5,6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan histopatologik
mengungkapkan folliculitis
steril dengan
pembentukan pustule
intraluminal mengandung
neutrofil, limfosit,
makrofagus dan eosinofil
yang bervariatif.
PERJALANAN PENYAKIT
TERAPI
Pengobatan simtomatik seringkali dapat dilakukan
dengan pemberian agen topikal yang
mengandung 10 persen benzoyl peroxide, steroid
topikal yang rendah potensi, atau keduanya
KESIMPULAN
Pruritus pada kehamilan tidak boleh diabaikan dan
harus selalu mengarah pada kerja- yng tepat dari
pasien. Ini bisa menjadi gejala terkemuka dari
penyakit kulit dari kehamilan, tetapi juga dapat
dikaitkan dengan dermatosis lainnya bertepatan
secara kebetulan dengan kehamilan.
Ini termasuk skabiasis, pitiriasis rosea, ruam obat,
dan infeksi kulit yang, sebagai langkah pertama,
harus disingkirkan.
DAFTAR PUSTAKA