Anda di halaman 1dari 13

Artikel Tugas Metodelogi Penelitian

PERILAKU MAKAN DAN BERSARANG


BURUNG KUNTUL (Ardeidae)
DI ACEH BESAR DAN BANDA ACEH

Oleh :
Kelas Reguler A
Angkatan 2013

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2014

PERILAKU MAKAN DAN BERSARANG BURUNG KUNTUL (Ardeidae)


DI ACEH BESAR DAN BANDA ACEH

I. Pendahuluan
Keberadaan jenis burung pada suatu tempat sangat ditentukan oleh kondisi faktor
lingkungan baik biotik maupun abiotoik dari daerah yang ditempatinya tersebut. Burung-burung
jenis tertentu akan menetap dan berkembangan biak pada suatu daerah bila syarat minimal semua
aspek yang dibutuhkan tersedia cukup. Ketersediaan sumber makanan, tempat bersarang, tempat
bermain, bertengger dan berlindung dari hewan musuh merupakan faktor penting yang ikut
menentukan kehadiran jenis burung pada suatu habitat (Jarulis, 2008).
Burung kuntul termasuk salah satu jenis burung air yang berasal dari ordo Ciconiiformes
dan famili Ardeidae (J. Hancock, 1984). Burung air pada umumnya mencari makan pada
kawasan yang memiliki ekosistem gabungan dari tiga jenis perairan yaitu perairan tawar, payau
dan laut seperti daerah bakau (mangrove). Ada juga yang mencari makan di sungai, danau,
waduk, rawa pasang surut, dan teluk (Davies, 1996). Menurut Ismanto (1990) proses pencarian
makan yang dilakukan oleh sebagian besar burung air terjadi pada daerah perairan dangkal di
sekitar pantai. Hal ini berkaitan dengan keberadaan hewan-hewan air yang hidup di daerah
tersebut yang merupakan mangsa bagi burung-burung tersebut.
Permasalahan yang terdapat pada vegetasi dapat bersumber dari berbagai pressing yang
menyebabkan luas hutan mangrove maupun hutan lain yang dapat sebagai habitat burung kuntul
semakin berkurang antara lain oleh kegiatan pemukiman, tambak dan sering juga ditemui pada
hutan mangrove menjadi tempat pembuangan sampah anorganik sisa-sisa limbah rumah tangga
yang sangat merusak ekosistem. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan struktur vegetasi yang
berpengaruh terhadap keberadaan burung kuntul dan mengganggu keseimbangan ekosistem
mangrove.
Kawasan habitat burung kuntul yang berada di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar
merupakan kawasan yang memiliki tipe vegetasi dan jenis burung kuntul yang beragam antara
satu dengan lain. Perbedaan jenis burung kuntul tersebut diasumsikan terjadi karena perbedaan
tipe vegetasi sebagai penunjang baik dalam hal ketersediaan pakan maupun ketersediaan pohon
untuk sarang guna kelangsungan hidup burung kuntul tersebut.

II. Bahan dan Metode


Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu Aceh Besar dan Banda Aceh. Lokasi Aceh
Besar meliputi Gampong Gani, Peukan Bada dan LamNga. Sedangkan untuk lokasi Banda Aceh
meliputi Kawasan Alue Naga. Kedua lokasi ini dijadikan tempat penelitian karena ketesediaan
pakan yang tinggi dan ketersediaan pohon bahan dasar sarang. Lama penelitian adalah selama
satu hari dimulai dari pukul 07.00 s.d 10.00 wib dan dilanjutkan pada sore hari dari pukul 17.00
s.d 18.30 wib. Objek penelitian adalah burung kuntul dari family Ardeidae. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kamera digital, Teropong binokuler, Termometer, Salinometer,
Secchi disk, Global Position System (GPS), Meteran, dan cermin.
Metode pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Data yang dikumpulkan
meliputi pemilihan lokasi mencari makan dan lokasi bersarang oleh burung kuntul dari family
Ardeidae. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif, penampilan data dalam bentuk tabel, dan
gambar.

III. Hasil dan Pembahasan


Dari hasil pengamatan di lokasi Aceh Besar dan Banda Aceh ditemukan tiga jenis burung
kuntul dari family Ardeidae yaitu Egretta garzetta, Egretta alba, Egretta sacra dan Bubulcus
ibis. Ketiga jenis burung kuntul dari family Ardeidae ditemukan pada wilayah ketersediaan
pakan yang tinggi dan juga beberapa faktor habitat dari burung kuntul yaitu tipe dan vegetasi,
penutupan tajuk, ketersediaan pohon sarang, jarak ke sarang, ketersediaan pohon bahan dasar,
ketinggian lahan, kemiringan lahan, jarak ke sumber air, tingkat gangguan, salinitas air, arus air,
dan kedalaman air tempat sumber pakan. Untuk hasil pengamatan faktor tersebut dapat dilihat
pada tabel 1 dibawah.
Lokasi Gampong Gani (Areal persawahan)/feeding site
Sawah adalah lahan basah buatan yang banyak terdapat di Indonesia (Gambar 1). Fungsi
utamanya adalah sebagai tempat menanam padi yang merupakan salah satu makanan pokok
rakyat Indonesia. Ketersediaan lahan basah yang berada pada lokasi Gampong Gani ini
menyediakan ketersediaan lahan pakan yang tinggi sehingga burung kuntul dari family Ardeidae
ditemukan.

Gambar 1. Burung Kuntul di Areal Persawahan (Data primer, 2014).

Keberadaan burung kuntul dipengaruhi oleh faktor tipe dan vegetasi pada kondisi
perkebunan dan semak/rumput ditemukan masing-masing sejumlah 4 dan 39 ekor pada plot 1
sedangkan pada plot 2 dengan kondisi yang sama ditemukan masing-masing sejumlah 6 dan 25
ekor.
Pada faktor penutupan tajuk dengan kondisi median (25 50%) dan penutupan tajuk
jarang (0 25%) ditemukan masing masing 5 dan 35 ekor pada plot 1 sedangkan pada plot 2
dengan kondisi yang sama ditemukan masing masing sejumlah 3 dan 29 ekor.
Pada faktor ketersediaan pakan yang banyak (51 75%) ditemukan sebanyak 44 ekor
pada plot 1 dan pada plot 2 ditemukan sebanyak 31 ekor.
Pada faktor ketersediaan pohon hinggap dengan kondisi jarang (<3 pohon) ditemukan
sebanyak 12 ekor pada plot 1 dan pada plot 2 ditemukan sebanyak 37 ekor.
Pada faktor jarak ke sarang dengan jarak >1500 m ditemukan sebanyak 37 ekor pada plot
1 dan pada plot 2 ditemukan sebanyak 20 ekor.
Pada faktor ketersediaan pohon bahan dasar sarang dengan kondisi median (2 3 pohon)
ditemukan sebanyak 10 ekor pada plot 1 dan pada plot 2 ditemukan sebanyak 3 ekor.
Pada faktor ketinggian lahan dengan kondisi 0 400 mdpl ditemukan sebanyak 37 ekor
pada plot 1 dan pada plot 2 ditemukan sebanyak 20 ekor.
Pada faktor kemiringan lahan dengan kondisi 0 200 ditemukan sebanyak 37 ekor pada
plot 1 dan pada plot 2 ditemukan sebanyak 20 ekor.

Pada jarak ke sumber air, sekitar 0-250 m, ditemukan 39 burung kuntul dan pada jarak
251-500 m ke sumber air ditemukan 25 burung kuntul. Untuk tingkat gangguan, pada tingkat
gangguan yang tinggi hanya ditemukan 3 burung kuntul. Pada tingkat gangguan sedang, paling
banyak ditemukan burung kuntul. Pada plot 1 ditemukan 10 individu dan pada plot II ditemukan
18 individu. Namun pada tempat yang tidak ada gangguan hanya ditemukan 3 individu pada plot
I dan 2 individu pada plot II.
Pada tingkat salinitas air yang rendah di temukan 27 individu pada plot I dan 20 individu
pada plot II. Untuk arus air, burung kuntul paling banyak di temukan pada arus air yang tenang,
yaitu sebanyak 27 individu pada plot I dan 19 pada plot II. Untuk ke dalaman air tempat sumber
pakan yang dangkal (0-30 cm) ditemukan 24 individu pada plot I dan 12 individu pada plot II.
Dari hasil pengamatan di gampong Gani (daerah persawahan) diketahui bahwa burung
kuntul lebih banyak dijumpai pada lokasi yang banyak terdapat pakan. Pada kawasan ini
ditemukan 84 individu secara keseluruhan.
Lokasi kedua yang banyak terdapat kuntul adalah pada wilayah vegetasi rumput/semak.
Pada lokasi ini ditemukan sebanyak 74 individu. Kawasan gampong gani tidak terdapat hutan
primer dan hutan sekunder. Daerah ini hanya di dominasi oleh kawasan persawahan dan
perkebunan.
Pada lokasi penutupan tajuk yang jarang paling banyak dijumpai burung kuntul, yaitu
sebanyak 64 individu, karena burung kuntul menggunakan tajuk yang jarang sebagai tempat
istirahat. Sedangkan pada daerah penutupan tajuk yang median hanya terdapat 8 individu. Secara
keseluruhan ditemukan 72 individu pada daerah penutupan tajuk.
Kehadiran suatu jenis kuntul di daerah pada kondisi perairan dengan ketinggian air
tertentu berkaitan dengan panjang kaki yang dimiliki kuntul tersebut. Ketinggian air yang biasa
terdapat pada lokasi makan berkisar 0-40 cm (Powell, 1986). Demikian juga hasil penelitian
Custer dan Osborn (1978) yang menjelaskan bahwa habitat makan yang dipilih oleh burung
kuntul tergantung dari ketinggian air di daerah itu.

Lokasi Lamnga (Areal Mangrove)/Feeding site


Berdasarkan hasil pengamatan, Gampong Lamnga merupakan suatu kawasan yang
terletak di Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Lokasi pengamatan terletak di
sepanjang Jalan Laksamana Malahayati. Kawasan ini memiliki sejumlah area mangrove yang

ditumbuhi oleh tanaman bakau (Rhizopora sp). Kawasan ini merupakan daerah tambak warga
yang digunakan untuk budidaya ikan air payau ataupun udang. Namun sebagian tambaknya telah
terbengkalai karena terkena dampak bencana tsunami.
Berdasarkan tipe habitat dan vegetasi, lokasi ini termasuk semak/rumput. Di kawasan ini
ditemukan 28 individu burung kuntul pada plot 1 dan 8 individu burung kuntul pada plot 2.
Jumlah yang ditemukan pada plot 1 lebih banyak karena kondisi vegetasi pada plot 1 lebih baik
(Gambar 3). Berdasakan penutupan tajuk, lokasi penelitian ini termasuk penutupan tajuk median
sampai jarang. Pada penutupan tajuk median hanya ditemukan 7 individu pada plot 1 sedangkan
pada plot 2 tidak ditemukan. Pada penutupan tajuk jarang ditemukan 3 individu pada plot 1 dan 2
individu pada plot 2. Hal ini disebabkan karena burung ini lebih menyukai tipe penutupan tajuk
jarang.
Berdasarkan ketersediaan pakan, lokasi ini memiliki ketersediaan pakan yang sedang
bahkan kurang. Pada lokasi dengan ketersediaan pakan sedang jumlah burung yang ditemukan
adalah 12 spesies pada plot 1 dan 8 spesies pada plot 2. Sedangkan pada lokasi dengan
ketersediaan pakan kurang hanya ditemukan 3 individu pada plot 1 dan 2 individu pada plot 2.
Berdasarkan ketersediaan pohon sarang, lokasi ini memiliki jumlah pohon yang banyak
hingga jarang. Pada pohon yang banyak ditemukan 50 individu pada plot 2, sedangkan pada plot
2 tidak ditemukan. Pada pohon median tidak ditemukan burung di kedua plot. Sedangkan pada
kawasan pohon yang jarang ditemukan 15 individu pada plot 2, sedangkan pada plot 1 tidak
ditemukan. Hal ini mungkin disebabkan karena burung ini lebih menyukai lokasi dengan pohon
yang jarang.
Berdasarkan jarak ke sarang, pada jarang 0-500 m dari sarang ditemukan 8 individu,
jarak 501-1500 m dari sarang ditemukan 21 individu, sedangkan pada jarak lebih dari 1500 m
dari sarang ditemukan 3 individu.
Berdasarkan ketersediaan pohon bahan dasar sarang, pada lokasi dengan ketersediaan
pohon banyak ditemukan 9 individu, pada lokasi dengan ketersediaan pohon sedang ditemukan 3
individu, sedangkan pada lokasi dengan ketersediaan pohon jarang ditemukan 5 individu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa burung kuntul lebih menyukai dengan ketersediaan pohon
banyak.
Berdasarkan ketinggian lahan lokasi ini memiliki ketinggian 0-400 m dpl, dengan jumlah
individu yang ditemukan adalah 12 individu.

Berdasarkan jarak ke sumber air, pada jarak 0-250 m dari sumber air ditemukan 47
individu, sedangkan pada jarak 251-500 m dari sumber air ditemukan 14 individu. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa burung kuntul lebih menyukai lokasi yang dekat dengan sumber air.
Berdasarkan tingkat gangguan, pada lokasi memiliki tingkat gangguan yang tinggi.
Karena lokasi ini berada tepat di tepi jalan besar yaitu Jalan Laksamana Malahayati.
Berdasarkan salinitas air lokasi ini memiliki salinitas air yang tinggi dan ditemukan 61
individu burung di lokasi tersebut. Sedangkan berdasarkan arus air, lokasi ini memiliki arus yang
tenang dan ditemukan 14 individu di lokasi penelitian.
Berdasarkan kedalaman air tempat sumber pakan, lokasi ini termasuk sedang dan
dangkal. Pada lokasi yang dangkal ditemukan 17 individu sedangkan pada lokasi dengan
kedalaman sedang ditemukan 9 individu.

Gambar. Foto lokasi penelitian

Gambar 2. Burung Kuntul di areal Mangrove (Gampong Lamnga) (Data Primer, 2014).

Lokasi Peukan Bada (Areal Mangrove)/Feeding site


Kawasan mangrove di Peukan Bada merupakan lokasi burung kuntul dalam mencari
pakan. Hal ini disebabkan ketersediaan pakan yang tinggi bagi burung kuntul. Keberadaan
burung kuntul ini dalam mencari pakan dikarenakan disekitar mangrove terdapat tambak
masyarakat (Gambar 3). Kawasan Mangrove di Peukan Bada merupakan kawasan pasang surut
sehingga ketersediaan pakan merata dan hampir diselurh area mangrove. Pakan berupa jenis ikan
ikan kecil dan kelomang yang menjadi makanan favorit bagi burung kuntul.
Namun, disekitar lokasi ini juga terdapat beberapa gangguan yang dapat merusak habitat
burung kuntul tersebut (Gambar 4). Gangguan ini berupa aktivitas msyarakat dalam pengelolaan
tambak dan bongkar muat boat perikanan. Arus air disekitar habitat burung kuntul relatif tenang
sehingga sangat mendukung untuk aktivitas mencari makan burung kuntul.

Gambar 3. Burung Egretta sacra di areal


Mangrove (Data Primer, 2014)

Gambar 4. Gangguan disekitar Areal Mangrove


(Data Primer, 2014)

Lokasi Alue Naga (Areal Mangrove)/Nesting site


Kawasan hutan mangrove merupakan habitat dari berbagai jenis satwa seperti primata,
reptilia dan burung. Jenis burung yang hidup di sekitar mangrove tidak selalu sama dengan jenisjenis burung yang hidup di daerah hutan sekitarnya karena sifat khas hutan mangrove (Qitiyah,
2013).
Alue Naga merupakan kawasan hutan mangrove yang memiliki jenis burung kuntul yang
tinggi. Disekitar hutan Mangrove terdapat tambak yang merupakan tempat mencari makanan dan

terdapat keberadaan burung kuntul dari family Ardeidae dikarenakan ketersediaan pakan yang
tinggi sehingga burung kuntul ini menetap dan bersarang disini. Ketersediaan bahan membuat
bahan dasar sarang berasal dari sekitar areal mangrove.
Tambak adalah kolam air payau yang digunakan untuk budidaya hewan-hewan air seperti
ikan dan udang (Gambar 5). Pada umumnya tambak dibuat di daerah pesisir dan terdapat di
dalam atau di belakang hutan bakau (Elfidasari, 2006). Tambak di Alue Naga dijadikan tempat
bernilai ekonomi tinggi sebagai penghasil ikan, udang, dan bandeng.
Areal Mangrove pada kawasan Alue Naga ini merupakan salah satu habitat dengan tidak
adanya tingkat gangguan manusia, sehingga burung kuntul dari family Ardeidae dapat
bertengger. Jenis vegetasi dan struktur yang beragam dapat dijadikan dalam pemilihan lokasi
yang tempat untuk sberarang. Burung kuntul lebih menyukai tipe dan vegetasi yang berupa hutan
sekunder. Dalam membuat sarang, burung kuntul lebih menyukai pohon dengan tinggi yang
sedang (3 m). Mangrove yang lebih disukai burung kuntul adalah pohon yang sedang.
Pada pagi hari, pukul 07.00 diamati burung kuntul keluar dari sarangnya untuk mencari
makan, ketika burung kuntul pergi mencari makan, maka dicari dan diamati sarang burung
kuntul dari family Ardeidae. Bahan dasar membuat sarang burung kuntul dari family Ardeidae
ini berasal dari ranting ranting pohon Mangrove, dan kayu kayu kering. Temperatur disekitar
sarang burung kuntul adalah 240C, sehingga memungkinkan burung kuntul dapat membuat
sarang dengan nyaman dan tanpa gangguan dari habitat manusia.

Gambar 5.Kawasan Mangrove (Alue Naga (Data Primer, 2014)

IV.

Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis burung yang ditemukan

dari lokasi penelitian yang dilakukan di Banda Aceh dan Aceh Besar adalah jenis dari family
Ardeidae yaitu Egretta garzetta, Egretta alba, Egretta sacra dan Bubulcus ibis. Faktor yang
diamati pada penelitian ini berupa nesting site (Tempat bersarang) dan feeding site (Tempat
makan). Faktor habitat atau sumber yang diteliti berupa dari burung kuntul yaitu tipe dan
vegetasi, penutupan tajuk, ketersediaan pohon sarang, jarak ke sarang, ketersediaan pohon bahan
dasar, ketinggian lahan, kemiringan lahan, jarak ke sumber air, tingkat gangguan, salinitas air,
arus air, dan kedalaman air tempat sumber pakan.
Keberadaan burung kuntul di kedua lokasi yang berbeda, yaitu Banda Aceh (nesting site
di daerah Mangrove) merupakan daerah yang tersedia pakan cukup tinggi dan bahan dasar
membuat sarang sehingga burung kuntul tersebut dapat menetap dan bersarang pada lokasi
tersebut. Pada lokasi lainnya yaitu Aceh Besar (Feeding site di daerah Mangrove dan
persawahan), keberadaan dari burung kuntul dilihat dari segi tingginya bahan pakan yang
tersedia pada lokasi tersebut.

V.

Daftar Pustaka

Bibby, C., M. Jones, dan S. Marsden. 2000. Teknik-teknik Ekspedisi Lapangan Survei Burung.
SMKG Mardi Yuana. Bogor.
Dewi, RS., Y. Mulyani dan Y. Santosa. 2007. Keanekaragaman Jenis Burung di Beberapa Tipe
Habitat Taman Nasional Gunung Ciremai. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Elfiandasari, Dewi. 2008. Kolerasi Ragam Aktifitas terhadap Keberhasilan Makan Tiga Jenis
Kuntul di Cagar Alam Pulau Dua Teluk Banten, Serang. Makara Sain. 12 (2): 75-76
Jarulis. 2008. Burung-Burung di Kawasan Taman Wisata Alam Pantai Panjang Kota Bengkulu.
Exacta. Vol. VI, No 1: 142-148.
Qiptiyah, Maryatul , Bayu Wisnu Broto dan Heru Setiawan. 2013. Keragaman Jenis Burung
Pada Kawasan Mangrove Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (Birds Diversity
in Mangrove Area of Rawa Aopa Watumohai National Park). Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallacea. Vol. 2 No. 1: 41 50

Lampiran
Gampong Gani (Areal
Persawahan)/Feeding site

Daerah
No
1

Faktor Habitat/Sumber
Tipe dan Vegetasi

PenutupanTajuk

Ketersedian Pakan

Ketersedian Pohon
Hinggap

Jarak ke sarang

Kondisi

Daerah Lam Nga (Areal


Mangrove)/Feeding site

Daerah Alue Naga (Areal


Mangrove)/Nesting site

Daerah, Peukan Bada


(Areal
Mangrove)/Feeding site

Jumlah Burung dalam Plot ke:


1

Hutan Primer

3
0

4
0

5
0

6
0

7
0

8
0

Hutan Sekunder

20

21

12

10

Perkebunan

Semak/Rumput

39

25

28

Jumlah

44

31

28

20

21

12

10

Sangat Rapat (75%)

Rapat (51-75%)

Median (25-50%)

20

22

Jarang (0-25%)

35

29

Jumlah

40

32

10

20

22

Sangat Banyak
(>75%)
Banyak (51-75%)

40

28

44

31

10

Sedang (25-50%)

12

Kurang (0-25%)

Jumlah

49

35

15

10

40

28

19

15

Banyak (> 3 phn)

50

Median (2-3 phn)

20

25

Jarang (< 3 phn)

12

37

15

Jumlah

15

39

65

20

25

0-500 m

501-1500 m

12

>1500 m

37

20

Jumlah

37

20

37

20

Ketersediaan Pohon
bahan dasar sarang

Ketinggian Lahan

Kemiringan Lahan

Banyak (> 3 phn)

Median (2-3 phn)

10

Jarang (< 3 phn)

Jumlah

10

17

0-400 mdpl

37

20

42

45

0
10

0
3

401-900 mdpl

> 900 mdpl

Jumlah

37

20

20

42

45

37

20

28

24

Jumlah

37

20

28

24

0-250 m

39

28

19

40

20

251-500 m

25

501-1000 m

> 1000 m

Jumlah

39

25

36

25

40

20

Tinggi (terdapat > 10


orang, suka
mengganggu)

Sedang

10

18

Tidak mengganggu

42

21

Jumlah

16

20

42

21

Tinggi

28

33

Sedang

Rendah

27

20

Jumlah

27

20

28

33

Deras

Sedang

0-20

21-40
> 40
9

10

11

12

Jarak ke Sumber Air

Tingkat gangguan

Salinitas Air

Arus Air

13

Kedalaman Air tempat


sumber pakan

Ketinggian membuat
sarang
14

27

19

Jumlah

27

19

Dalam (> 60 cm)

Sedang (30-60 cm)

Dangkal (0-30 cm)

24

12

15

Jumlah

24

12

18

0
0

0
0

Tinggi >5 m

10

25

25

sedang (3 m)

rendah (0-1 m)
Pohon yang lebih
disukai

15

Tenang

Jumlah

10

rimbun

sedang

42

27

gersang

42
Tingkat
Salinitas

27
0,08%

2
Tingkat Salinitas

1
28

Jumlah

0
Salinitas

:0

0
pH

pH

: 6,7

: 6,7

Suhu Udara : 28,5 oC

pH Air

Suhu Udara : 28,5 oC

Kelembaban: 48% (dry)

Temperatur

Kelembaban: 48% (dry)

Suhu Air

Suhu Air

: 26 oC

: 26 oC

pH Air
24C

Temperatur

23C

Anda mungkin juga menyukai