Anda di halaman 1dari 15

07

Modul ke:

Fakultas

PSIKOLOGI
Program Studi

Psikologi

Filsafat Umum
Pengetahuan
Shely Cathrin, M.Phil

Cabang Cabang Filsafat

Abstract
Pengetahuan
Kompetensi
Mendapat pemahaman yang luas mengani
pengetahuan dan objek pembahasannya

Pengetahuan

Pengetahuan juga merupakan gejala khas


manusiawi. Persoalan-persoalan yang diangkat
disini adalah bagaimana pengetahuan menjadi
ungkapan kesadaran manusia? Apa yang
diandaikan oleh pengetahuan? Apa saja ciriciri umum pengetahuan? Manakah bentukbentuk pengetahuan manusia? Pertanyaanpertanyaan ini menjadi titi berangkat diskusi
dalam bab ini.

Pengetahuan sebagai cara berada


Kendati akal budi memiliki kemampuan luar biasa, namun pengetahuan
manusia tetap bersifat terbatas. Karena keterbatasannya manusia terus
mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tidak sekedar diajukan, melainkan
untuk direfleksikan dan dijawab. Setiap pertanyaan membutuhkan
jawaban. Tetapi setiap jawaban tidak pernah bersifat final. Karena itu
setiap jawaban melahirkan pertanyaan baru, yang menuntut jawaban yang
baru pula. Pada gilirannya jawaban yang baru menimbulkan pertanyaan
baru lagi. Begitu terjadi terus menerus. Pengetahuan berkembang dalam
dinamika seperti ini.

Syarat-syarat pengetahuan
Pertama adalah spontanitas. Spontanitas berasal dari bahasa latin, yakni
spontalis, artinya sukarela atau kehendak sendiri.

Kedua, keterbukaan. Kondisi ini merupakan syarat lain bagi kemungkinan


pengetahuan. Objek oada hakikatnya tidak membutuhkan subjek bagi
dirinya sendiri. Yang membutuhkan adalahsubjek. Daam logika berpikir
seperti ini, keterbukaan merupakan syarat yang penting bagi adanya
pengetahuan manusia.

Ketiga, kesadaran. Syarat ini bahkan sangat fundamental. Spontanitas dan


keterbukaan saja tidak cukup menjadi kondisi untuk berpengetahuan.
Keduanya harus diikuti dengan kesadaran. Secara tegas bahkan dapat
dikatakan, pengetahuan hanya ada kalau orang berkesadaran. Dengan
syarat ini, orang yang berpengetahuan adalah orang-orang yang sadar.

Keempat, peranan otak. Kesadaran terkait dengan otak. Karena itu peranan
otak sangat penting sebagai kondisi yang memungkinkan pengetahuan.
Tanpa otak manusia tidak bisa mengetahui apapun. Otak merupakan
instrumen bagi pikiran untuk menyatakan diri. Otak berfungsi seperti super
computer. Dia mempunyai kemampuan dan kapasitas visual, audio,
matematis, analitis dan psikis yang mengagumkan. Kemampuan daya cipta
otak sebagaimana diakui oleh para peneliti tanpa batas.

Ciri-ciri Umum Pengetahuan


Pengetahuan manusia memiliki empat ciri,
yakni imanen, intensional, dan relasional, serta
progresif.

Imanensi pengetahuan menunjukkan bahwa pengetahuan melekat di


dalam diri manusia serta digunakan sebagai sarana untuk
menyempurnakan diri. Jadi imanensi pengetahuan mengandung arti bahwa
pengetahuan bersumber dari diri manusia sebagai makhluk rational dan
digunakan sebagai sarana untuk menyempurnakan diri.

Ciri intensional pengetahuan terlihat dalam keterarahan kesadaran


manusia. Kesadaran manusia, sebagaimana ditegaskan oleh Edmund
Husserl, selalu terarah pada sesuatu di luar dirinya. Karena kesadaran
merupakan salah satu sumber dari pengetahuan, maka pengetahuan juga
memiliki keterarahan. Intensionalitas pengetahuan mengharuskan manusia
membuka diri terhadap sesuatu yang lain.

Keterarahan pengetahuan mengimplikasikan bahwa pengetahuan selalu


berkaitan dengan sesuatu hal. Karena itu pengetahuan bersifat relasional.
Melalui pengetahuan manusia masuk dalam hubungan dengan sesuatu di
luar dirinya. Dengan ciri ini, pengetahuan manusia berfungsi sebagai transsubjektif. Di sini subjek dibuat keluar dari keterbatasan-keterbatasannya
dan mentransendensikan subjektifitasnya. Akan tetapi sekaligus
pengetahuan bisa dikualifikasikan sebagai sesuatu yang mengobjekkan
karena melaluinya sesuatu menjadi objek di hadapan subjek. Jadi,
pengetahuan merupakan hasil relasi dari subjek dan objek.

Pengetahuan manusia tidak bersifat statis, melainkan bersifat dinamis.


Karena itu pengetahuan berkembang terus menerus. Ini melahirkan ciri
progresif dari pengetahuan.

Dua Bentuk Pengetahuan

Pengetahuan indrawi
Pengetahuan indrawi merupakan hasil pencerapan kelima indra manusia,
yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung),
peraba (kulit), dan perasa (lidah). Objek-objek yang konkret atau segala hal
yang didapatkan dan ditangkap oleh kelima indra ini melahirkan
pengetahuan yang bersifat indrawi. Prosesnya sangat sederhana, yakni apa
yang dilihat, apa yang dirasakan, apa yang didengar, dan disentuh serta
dicium masuk ke dalam otak, kemudian menghasilkan pengetahuan.
Pengetahuan ini belum tersistematisasi dan terstruktur, melainkan hanya
ditangkap begitu saja oleh indra dan akal budi.

Pengetahuan indrawi memiliki dua sifat, yakni singular dan langsung.


Dikatakan bersifat singular karena mengacu kepada objek tertentu.
Misalnya, ketika seseorang melihat pohon, ia melihat pohon tertentu,
bukan pohon secara umum.

Pengetahuan Intelektif
Arti pengetahuan intelektif
Bentuk pengetahuan kedua adalah pengetehuan intelektif. Pengetahuan ini
merupakan pembeda utama antara manusia dengan binatang. Artinya, dari
segi indra ada kesamaan antara pengetahuan manusia dengan
pengetahuan binatang. Yang membedakan adalah intelegensi. Binatang
memang bisa menangkap pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan
indranya, tetapi penangkapan itu bersifat estimative. Ia tidak mampu
menangkap arti dasar dari pengalaman.

Berbeda dengan binatang, manusia justru mampu menangkap arti


fundamental dari apa yang masuk dalam indranya. Ia melampaui tahap
generalisasi stimulus untuk mencapai pembentukan konsep-konsep abstrak
dan meresapkannya pada situasi yang baru. Dasarnya adalah intelegensi.
Melihat perbedaan itu, Thomas Aquinas sangat beralasan ketika
menempatkan pengetahuan intelektif sebagai pembeda utama manusia
dengan binatang.

Kesimpulan
Dari semua uraian di atas jelaslah bahwa pengetahuan merupakan bagian
dari eksistensi manusia. Kegiatan mengetahui adalah cara manusia
mengungkapkan
keberadaanya.
Melalui
pengetahuan
manusia
berhubungan dengan dunia dan orang lain. Dengan pengetahuan pula
benda-benda dapat dimanifestasikan dan orang-orang dikenal serta setiap
orang dihargai. Melalui pengetahuan manusia bisa berada secara lebih
tinggi dan sekaligus mengatasi batas-batas badannya. Karena alas an ini
pengetahuan bernilai bagi manusia.

Terima Kasih
Shely Cathrin, M.Phil

Anda mungkin juga menyukai