Oleh :
1. Dyah Chandra R.K.P
(01.210.6137)
2. Edy Hariyanto
(01.210.6138)
(01.210.6149)
4. Harlina Nurlita
(01.210.6174)
(01.210.6190)
6. M. Ulin Nuha
(01.210.6229)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Ngaliyan
9 Juni 27 Juni 2014
Telah Disahkan
Semarang,
Juni 2014
Mengetahui
Kepala Puskesmas Ngaliyan
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat
karunia dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
Rendahnya Kesadaran Tentang Perilaku Hidup Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita
di Puskesmas Ngaliyan.
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat data tentang kasus Hipertensi di Puskesmas
Ngaliyan, Kota Semarang.
Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk ini kami mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada yang terhormat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dr. Ophi Indria Desanti, MPH, kepala departemen IKM FK Unissula Semarang
Siti Thomas,SKM , Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula Semarang
dr. Kristanto Muliana, Selaku Pembimbing Bagian IKM Unissula Semarang.
dr. Wahidah Norfridalia, M.Kes, Kepala Puskesmas Ngaliyan Semarang.
dr. Joyce J. Maya M selaku pebimbing di Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang.
Seluruh Staf Puskesmas Ngaliyan Semarang
Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan kasus ini.
Kami menyadari bahwa hasil penulisan Laporan kasus ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan dan perbaikan laporan kasus ini agar lebih baik.
Akhir kata kami berharap semoga laporan kasus Kejadian Hipertensi di Puskesmas
Ngaliyan Kota Semarang ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang,
Juni 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................. iii
DAFTAR ISI ..........................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................
2.1. Diare.............................................................
2.1.2. Etiologi.............................................
STATUS PRESENT.................................................
20
21
24
BAB IV
ANALISA/PEMBAHASAN.......................................
28
BAB V
30
BAB VI
Penutup
.....................................
.....................................................................
33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................
34
LAMPIRAN ............................................................................
35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit diare adalah penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi
hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan bisa menyerang seluruh
kelompok usia baik laki laki maupun perempuan, tetapi penyakit diare
dengan tingkat dehidrasi berat dengan angka kematian paling tinggi banyak
terjadi pada bayi dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia
anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang
menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semuapenyebab kematian
(Depkes, 2010)
Menurut Riskesdas pada tahun 2013 period prevalen diare sebesar
3,5%, ini lebih kecil dari Riskesdas 2007 yakni sebesar 9,0%. Lima provinsi
dengan insiden dan period prevalen diare tertinggi adalah Papua (6,3% dan
14,7%), Sulawesi Selatan (5,2% dan 10,2%), Aceh (5,0% dan 9,3%),
Sulawesi Barat (4,7% dan 10,1%), dan Sulawesi Tengah (4,4% dan 8,8%).
Berdasarkan karakteristik penduduk, kelompok umur balita adalah
kelompok yang paling tinggi menderita diare. Untuk kelompok pekerjaan
Petani/nelayan/buruh mempunyai proporsi tertinggi (7,1%), sedangkan jenis
kelamin dan tempat tinggal menunjukkan proporsi yang tidak jauh berbeda.
Insiden diare balita di Indonesia adalah 6,7 persen. Karakteristik diare balita
tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%),
Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap Diare berdasarkan pendekatan HL Blum.
1.2.2
Tujuan Khusus
1.2.2.1 Untuk
memperoleh
informasi
mengenai
faktor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DIARE
2.1.1
Definisi
Diare adalah buang air besar lembek atau cair dapat berupa air saja
yang frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih dalam sehari)
(DEPKES RI, 2000). Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau
anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi
cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 2
minggu (Subagyo B dan Nurtjahjo BS, 2010).
Hingga kini diare masih menjadi child killer (pembunuh anak-anak)
peringat pertama di Indonesia. Semua kelompok usia diserang oleh diare,
baik balita, anak-anak dan orang dewasa. Tetapi penyakit diare berat
dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada baik dan anak balita
( Zubir, 2006 ).
2.1.2 Etiologi
2.1.2.1 Infeksi
Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari
25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare
pada anak dan bayi. Penyebab infeksi utama timbulnya
diare umumnya adalah golongan virus, bakteri dan parasit
(Subagyo B dan Nurtjahjo BS, 2010).
Beberapa mikroorganisme penyebab diare akut yang
dapat menyebabkan diare pada manusia disajikan pada tabel
1.
Tabel 1. Mikroorganisme penyebab diare
Bakteri
Aeromonas
Bacillus cereus
Campylobacter
Virus
Astrovirus
Calcivirus
Enteric Adenovirus
Parasit
Balantidium coli
Blastocystis homonis
Cryptosporidium
jejuni
Clostridium
Coronavirus*
parvum
Entamoeba
perfringens
Clostridium defficile
Escherichia coli
Plesiomonas
Rotavirus
Norwalk virus
Herpes
simplex
histolytica
Giardia lambia
Isospora belli
Strongyloides
shigeloides
Salmonella
Shigella
Staphylococcus
virus*
Cytomegalovirus
stercoralis
Trichuris trichiura
aureus
Vibrio cholera
Yersinia
enterocolitica
*umumnya berhubungan dengan diare hanya pada
penderita imunocompromised Sumber : ( Nelson Textbook
of Pediatric dan Subagyo B dan Nurtjahjo BS, 2010).
2.1.2.2 Faktor malabsorbsi
1. Malabsorbsi kabohidrat: disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa dan sukrosa), monosakarida (intiloransi glukosa,
fruktosa dan galaktosa), pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
a. Faktor makanan seperti makanan basi, beracun,
b.
2.1.3
Epidemiologi
Menurut Depkes RI (2005), Epidemiologi penyakit diare
adalah sebagai berikut.
2.1.3.1 Penyebaran kuman yang menyebabkan diare :
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui
fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman yang
tercemar tinja dan atau kontak lansung dengan tinja
penderita.
Beberapa
perilaku
dapat
menyebabkan
kerentanan
terhadap diare
Beberapa faktor pada pejamu yang dapat meningkatkan
insidens, beberapa penyakit dan lamanya diare. Faktor
tersebut antara lain (DepKes, 2002) :
- Tidak memberikan ASI sampai 2 tahun. ASI
mengandung antibodi yang dapat melindungi kita terhadap
berbagai kuman penyebab diare
- Kurang Gizi. Beratnya penyakit, lama dan resiko
kematian karena diare meningkat pada anak-anak yang
kelas
sosial,
status
pekerjaan,
pendidikan,
tertentu.ada
berbagai
hal
yang
mungkin
sarana
sanitasi
yang
rendah,
sehingga
2.1.5
sampah
yang
memadai,
berantas
lalat
agar
tidak
satu
tanda
pada
dehidrasi
berat
atau
ringan.
dysrhythmias
akibat
hipokalemi
dan
hipokalsemi,
dengan dehidrasi
BAB III
STATUS PRESENT
3.1 CARA DAN WAKTU PENGAMATAN
Cara pengamatan dilakukan dengan pengumpulan data primer dari
wawancara dan data sekunder dengan menggunakan rekam medik.
Pengamatan dilakukan dalam dua tempat yaitu di Puskesmas saat penderita
berobat yaitu tanggal 14 Juni 2014 dan di rumah penderita (Home Visite)
untuk mencari faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan berobat yaitu
tanggal 17 Juni 2014.
3.2
HASIL PENGAMATAN
3.2.1
Nama
: An.N
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 1 tahun 5 bulan
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Pendidikan terakhir
:-
Pekerjaan
:-
Alamat
Kec.Ngaliyan
Mulai berobat
14
Juni
2014
Rawat
Inap
Puskesmas Ngaliyan
3.2.2
Anamnesis
3.2.2.1 Riwayat Penyakit Sekarang
Dari
hasil
alloanamnesa
dengan
ibu pasien,
Pemeriksaan Fisik
3.2.3.1 Keadaan umum
: tampak lemas
3.2.3.2 Kesadaran
: composmentis
:
: 90 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR
Temperatur
: 23 x/menit
: 37,5 C
3.2.3.4 Kepala
Rambut
UUB : cekung
Mata : konjungtiva palpebra anemis -/- , ikterik
-/-, edem palpebra -/-, cowong -/-, air mata sudah
tidak keluar.
Hidung
(-)
Selaput lendir : kering (-)
Lidah
Gigi
: karies (-)
3.2.3.5 Dada
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
suara dasar
paru
suara tambahan : ronkhi -/-, wheezing -/Jantung
Inspeksi
Palpasi
3.2.3.6 Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: normal
Palpasi
(-)
Hepar
: dbn
Lien
: dbn
-/-
Sianosis
-/-
-/-
-/-
Oedem
-/-
-/-
Capp. Refill
< 2
< 2
Gerakan
+N / +N
Kekuatan
5/5
Reflek fisiologis
+N / + N
Reflek patologis
Tonus
Klonus
3.2.4. Pemeriksaan Penunjang
3.3
Inferior
DATA PUSKESMAS
Identitas keluarga
Nama KK
: Tn.NF
Umur
: 26th
Pendidikan Terakhir
: SMA
-/-
+N/+N
-/-
+N / +N
5/5
+N / +N
-/+N/+N
-/-
Pekerjaan
: Karyawan
Nama Anak
: An.N
Umur
: 1 tahun 5 bulan
Pendidikan Terakhir
:-
Pekerjaan
:-
Data Lingkungan
a. Data Individu :
Pasien merupakan anak pertama. Pasien tinggal serumah dengan bapak, ibu,
kakek dan neneknya.
b. Ekonomi
Ibu pasien bekerja sebagai pegawai pabrik garmen, bapak pasien bekerja
sebagai distributor sebuah pabrik. Kesan ekonomi: cukup (rata-rata Rp.
2.400.000 per bulan).
c.
Masyarakat
Pasien tinggal di daerah padat penduduk dimana tidak ada jarak antara
rumah ke rumah, rumah saling berhadapan dengan jarak 2m.
Kebersihan lingkungan banyak berceceran kotoran ayam di halaman
maupun jalan depan rumah, got kurang bersih dan tempat sampah yang
kurang memadai.
d.
Lingkungan rumah
belakang
- Kamar di rumah bagian belakang tidak terdapat jendela dan ventilasi
- Banyak lalat di dalam rumah
Data Perilaku
Ibu dan nenek pasien jarang membersihkan rumah. Setiap pulang
kerja ibu jarang makan sehingga produksi ASI menurun dari biasanya. Ibu
tidak begitu memahami gejala-gejala diare dengan dehidrasi ringan sampai
berat. Pasien suka bermain di luar dan tanah tanpa alas kaki. Pasien suka
bermain dengan ayamnya dan suka pegang tanah. Dot untuk minum pasien
ditaruh sembarangan sehingga kebersihannya kurang.
Data pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas) berjarak lebih kurang 8
kilometer dari tempat tinggal. Awal gejala diare pernah dibawa ke putu tapi
ditolak karena alasan sudah tutup padahal jam kerjanya belum selesai.
Data genetika
Ayah
Ibu
(pasien)
An
ak
BAB IV
ANALISA HASIL
Berdasarkan kasus, seorang ibu datang membawanya bayinya dengan keluhan
bahwa bayinya mengalamai mencret lebih dari 5x sehari, muntah dan demam
sejak 2 hari yang lalu. Tinja berwarna kuning, ada ampas, berbau asam, encer, dan
nyemprot. Hanya diberikan obat penurun panas dan antibiotik sirup yaitu
amoxicillin.
Dalam kasus ini teradapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab
timbulnya diare, yaitu:
1. Lingkungan tempat tinggal pasien yang merupakan daerah padat penduduk
dan kebersihan lingkungan sekitar rumah masih kurang bersih dimana
banyak kotoran ayam dimana-dimana.
2. Orang tua jarang membersihkan rumah.
3. Kamar pada bagian belakang tidak memiliki jendela dan ventilasi
4. Jarak antara sumber air yang dikunsumsi dengan septik tank kurang dari
10 meter
5. Lantai rumah bagian belakang yang masih berupa tanah
6. Kebersihan tangan anak saat bermain di lantai maupun ditanah yang
sangat kurang, sehingga rentan terkena bakteri.
7. Dot untuk minum pasien diletakkan sembarangan sehingga menjadi
kurang bersih.
8. Produksi ASI yang menurun, sehingga lebih sering diberi susu formula.
9. Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pencegahan penyakit diare
pada anak.
10. Banyaknya lalat di dalam rumah.
Jarak antara tempat tinggal dengan puskesmas jauh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Banyak faktor yang dapat membuat seseorang terserang penyakit diare.
Pada waktu-waktu tertentu misalnya musim hujan penyakit diare masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Diare lebih dominan menyerang balita
karena daya tahan tubuh balita yang masih lemah sehingga balita sangat rentan
terhadap penyebaran bateri penyebab diare. Balita merupakan kelompok umur
yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi yaitu diare
(Notoatmodjo S, 2004). Faktor lainnya adalah tingkat pendidikan orang tua atau
pengasuh yang masih rendah (Sinthamurniwaty, 2005).
Berdasarkan hasil analisa laporan, maka dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang berpengaruh terhadap terjadinya diare pada kasus ini berdasarkan
pendekatan HL Blum adalah :
5.1 Perilaku
Produksi ASI menurun karena ibu jabang makan tiap habis kerja
Pasien suka main di lantai yang masih kotor dan di teras rumah
5.2 Lingkungan
Saran
BAB VI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2010. Indikator PHBS Rumah Tangga.
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2012, Profil Kesehatan Kota Semarang.
Nabila, 2011, Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Diare Pada
Bayi 0-6 Bulan Hal.1-5.
Departemen Kesehatan RI, 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan P2 Diare. Ditjen
P2M & PL Jakarta
Subagyo, B. dan Nurtjahjo,S., 2010, Diare Akut Di Dalam Buku Ajar
Gastroenterlogi-hepatologi Jilid I, Balai Penerbit IDAI: Jakarta.
Zubir. 2006. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Diaer Akut Pada Anak 0-35 bulan
(Kejadian Diare Akut pada Anak 0-35 Bulan (BATITA) di Kabupaten
Bantul. Sains Kesehatan. Vol 19. No 3. Juli 2006. ISSN 1411-6197 : 319332
Nelson Textbook of Pediatric dan Subagyo B dan Nurtjahjo BS, 2010
Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2, EGC: Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2005. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare.
Jakarta: Ditjen PPM dan PL
Departemen Kesehatan RI, 2002. Keputusan Menteri Kesehatan
RI.No.125/Mencret/Sk/XI/2001. Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakt
Diare. JakartaMauser, 1985
Sunoto, 1997. Penatalaksanaan Diare Secara Nasional, Majalah, Kesehatan
Masyarakat Indonesia. Tahun XVI.
Departemen Kesehatan RI, 1990. Buku Ajar Diare. Ditjen P2m & PL Jakarta
Murtaqi, 2009, Diare cara pengobatan dan pencegahannya.
SatyaNegara, S., Widjaja A.C., 2005. Perawatan untuk bayi dan balita. Jakarta :
Arcan
Alimul Hidayat,A.Aziz.(2005). Pengantar ilmu keperawatan anak 1., Jakarta:
Salemba Medika.
Suriyadi & Yuliani. (2006). Buku pegangan praktik asuhan keperawatan pada
anak,edisi 2.Jakarta: CV. Agung Seto
Suryana. (2005). Berbagai masalah kesehatan anak dan balita. Jakarta: Dani Jaya
Abadi.
LAMPIRAN
KUISIONER DIARE
A. Faktor Sosiodemografi
1. Apakah pendidikan terakhir Ibu ?
a. Tidak Sekolah/tidak tamat SD
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
e. Perguruan Tinggi/Akademi
2. Apakah pekerjaan Ibu ?
a. Ibu Rumah Tangga
b. Petani
c. Buruh
d. Pedagang/Wiraswasta
e. PNS
B. Diare
1. Apakah anak balita Ibu menderita diare dalam kurun waktu tiga bulan
terakhir ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apa yang ibu lakukan bila balita anda terkena diare ?
a. Dibiarkan saja
b. Diobati sendiri
c. Di bawa ke Puskesmas/Dokter/Bidan