Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN ANASTESI

PADA SINDROMA TURP


Dede Rosady Gustaman
Dian Rahmi Yenti
Stella Putri Wanda
Vini Aulia Putri
SINDROM TURP

 TURP merupakan sebuah operasi reseksi


kelenjar prostat yang dilakukan transurethral
dengan menggunakan cairan
irigan(pembilas)
 Operasi ini dilakukan pada  BPH
 BPH  dapat menyebabkan penekanan
pada urethra  penyumbatan 
hidronefrosis  gagal ginjal
 Reseksi prostat transurethral sering
membuka jaringan ekstensif sinus vena pada
prostat dan memungkinkan absorbsi sistemik
dari cairan irigasi. Absorbsi dari cairan dalam
jumlah yang besar (2 liter atau lebih)
menghasilkan konstelasi gejala dan tanda
yang disebut dengan sindrom TURP.
 Cairan elektrolit / ionik tidak bisa digunakan untuk
irigasi saat TURP karena cairan tersebut
mendispersi aliran elektrokauter dan
menyebabkan hantaran saat operasi.
 Syarat cairan yang dapat digunakan untuk TURP
adalah : isotonik, non-hemolitik, electrically inert,
non-toksik, transparan, mudah untuk disterilisasi
dan tidak mahal. Akan tetapi sayangnya cairan
yang memenuhi syarat seperti di atas belum
ditemukan5.
KLASIFIKASI BPH
INDIKASI DILAKUKAN TURP
 Meningkatnya  Perasaan tidak puas
frekuensi buang air di akhir DAK
kecil.  Nyeri selama BAK.
 Kesulitan memulai  Retensi urin.
buang air kecil.  Batu vesica urinaria.
 Aliran urin
melambat.
 Berhenti sebentar di
tengah aliran.
 Dribbling setelah
urination.
 Tiba-tiba ada
PERSIAPAN PRE OPERATIF

 Anamnesis AMPLE
 Pemeriksaan darah rutin
 Puasa 6 jam pre-op
 Henti merokok 1 minggu sebelum operasi
untuk menghindari gangguan proses
penyembuhan
MANAJEMEN ANASTESI SPINAL
PADA TURP
 Anestesi spinal digunakan pada operasi TURP
dengan sedasi
 Sebuah citoscope yang dimasukkan melalui
uretra sampai ke bladder, kemudian bladder diisi
dengan solution sehingga memudahkan operator
memeriksa bagian dari prostat yang membesar,
kemudian dimasukkan surgical loop melalui
citoscope untuk meremove bagian yang
membesar, dan kateter akan dibiarkan sampai
beberapa hari.
Pengawasan selama berlangsungnya
operasi

1. Pendarahan
Perdarahan pada TURP akan menimbulkan
hipovolemia, menyebabkan kehilangan
kemampuan mengangkut oksigen secara
signifikan sehingga bisa menuju iskemia
myokardial dan infark miokard
2. Sindrom TURP
Sindrom TURP adalah satu dari komplikasi
tersering pembedahan endoskopi urologi.
Insiden sindrom TURP mencapai 20% .
...

 Reseksi kelenjar prostate transuretra


dilakukan dengan mempergunakan cairan
irigasi agar daerah yang di irigasi tetap terang
dan tidak tertutup oleh darah.
 Syarat cairan yang dapat digunakan untuk
TURP adalah: isotonik, non-
hemolitik,electrically inert , non-toksik,
transparan, mudah untuk disterilisasi dan
tidak mahal (Glisin 1,5%(230 mOsm/L)
...

Manifestasi dari Sindrom TURP :

 Hiponatremia
 Hipoosmolaritas
 Overload cairan
 Gagal jantung kongestif 
 Edema paru
 Hipotensi
...

 Komplikasi Sindrom TURP :


1. Hipovolemi dan Hipotensi
- Tanda hemodinamika klasik dari
Sindrom TURP
2. Gangguan Penglihatan
- Salah satu komplikasi dari Sindrom
TURP adalah kebutaan sementara
- Penglihatan kembali normal 8-48
jam setelah pembedahan
...

- Kebutaan TURP disebabkan oleh disfungsi


retina yang kemungkinan karena keracunan
glisin. Karena itu persepsi dari cahaya dan
refleks mengedipkan mata dipertahankan
dan respon pupil terhdap cahaya dan
akomodasi hilang pada kebutaan TURP, tidak
seperti kebutaan yang disebabkan karena
disfungsi Kortikal serebri
...

3. Koagulopati
- DIC ( Disseminated Intravasculer Coagulation) bisa
terjadi berkaitan dengan pelepasan partikel prostat
yang kaya akan jaringan thrombopalstin menuju
sirkulasi yang menyebabkan fibrinolisis sekunder.

- Dilutional trombositopenia bisa memperburuk


situasi. DIC bisa dideteksi pada darahdengan
timbulnya penurunan jumlah platelet, FDP ( Fibrin
Degradation Products) yang tinggi(FDP > 150 mg/dl)
dan plasma fibrinogen yang rendah (400 mg/dl)
...

4. Bakteremia, septikemia, toksemia.


Sekitar 30% dari semua pasien TURP
memiliki urin yang terinfeksi saat
preoperatif. Ketika prostat sinus vena
terbuka dan digunakan irigasi dengan
tekanan tinggi, maka bakteri akanmasuk
menuju sirkualsi.
...

5. Hipotermia
Hipotermia merupakan observasi yang
selalu dilakukan pada pasien yang akan
dilakukan TURP. Penurunan dari suhu tubuh
akan mengubah situasi hemodinamika, yang
mengakibatkan pasien menggigil dan
peningkatan konsumsi oksigen.
Tatalaksana Sindrom TURP

Ketika Sindrom TURP didiagnosa,


prosedur pembedahansebaiknya diakhiri
secepatnya.
Pasien bisa dimanajemen dengan restriksi
cairan dan diuretic loop.
 Hiponatremia yang terjadi sebelum operasi
harus dikoreksi terutama pada pasien yang
menggunakan obat-obatan diuretic dan diet
rendah garam.
 Antibiotic profilaksis memiliki peran dalam
pensegahan bakterimia danseptisemia.
 Central Venous Pressure (CVP) monitoring
atau kateterisasi arteri pulmonalisdiperlukan
untuk pasien dengan penyakit jantung.
 Untuk mengurangi timbulnya sindroma TURP
operator harus membatasi diri untuk
tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam
 Untuk kasus dengan operasi lebih dari 1
jam staging TURP harus dilakukan
 Koreksi hiponatremia sebaiknya dilakukan
dengan diuresis dan pemberian salinhipertonis 3-
5% secara lambat dan tidak lebih dari 0,5 meq/per
1 jam atau tidak lebih cepat dari100 ml/jam.
 Oksigen harus diberikan dengan penggunaan
nasal kanul. Edema paru sebaiknya
dimanajemen dengan intubasi dan ventilasi
dengan penggunaan 100% oksigen

 Kehilangan darah diterapi dengan transfusi


PRC.
 Pada kasus dengan DIC, maka fibrinogen 3-
4gram sebaiknya diberikan secara intravena
diikuti dengan infus heparin 2000 unit secara
bolus( dan kemudian diberikan 500 unit tiap
jam)
 
 Hipotermi dapat dihindari dengan
meningkatkan suhu ruang operasi,
penggunaan selimut hangat dan
menggunakan cairan irigasidan intravena
yang telah dihangatkan sampai suhu 37 C
...

Untuk mengurangi timbulnya sindroma


TURP operator harus membatasi diri untuk
tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam.
Koreksi hiponatremia sebaiknya dilakukan
dengan diuresis dan pemberian salin
hipertonis 3-5% secara lambat dan tidak lebih
dari 0,5 meq/per 1 jam atau tidak lebih cepat
dari100 ml/jam.
...

Gejala hiponatremia yang bisa berakibat seizure


bisa dihubungkandengan dosis kecil dari
midazolam (2-4mg), diazepam (3-5
mg),thiopental (50-100 mg).
 Phenytoin yang diberikan secara intravena (10-20
mg/kg) juga harus dipertimbangkan untuk
memperoleh aktivitas antikonvulsan
Intubasi endotrakeal secara umum disarankan
untuk mencegah aspirasi sampai status mental
pasien menjadi normal.

Anda mungkin juga menyukai