Anda di halaman 1dari 25

EMERGENCY ON

ONCOLOGY
DEPARTMENT
Lalu Rizky Adipura
H1A320054
DEFINISI
 Kegawatdaruratan onkologi adalah suatu kondisi akut yang disebabkan
oleh kanker ataupun terapi kankernya sendiri, dimana diperlukan
tindakan penanganan yang segera untuk menghindari kerusakan
permanen yang berat ataupun kematian.
KLASIFIKASI
 Kegawatdaruratan pada pasien kanker dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok :
1. Kegawatdaruratan obstruksi atau struktural akibat kompresi oleh
tumor: Peningkatan tekanan intrakranial, Kompresi medula spinalis,
obstruksi saluran kemih, sindrom vena cava, dan obstruksi jalan
napas.
2. Hormonal atau Metabolik: Uric Acid Nephropathy, Hiperkalsemia,
Inappropriate secretion of antidiuretic hormone
3. Sekunder akibat komplikasi yang berasal dari efek – efek terapi :
Sistitis hemoragik, Reaksi anafilaktik karena agen kemoterapi, dan
Sindrom Lisis Tumor
NEUTROPENIC FEVER
 NF adalah merupakan kasus kegawatdaruratan yang paling umum
ditemukan pada pasien kanker, sekitar +/- 80% pasien yang
menjalani kemoterapi akan mengalami NF setidaknya satu kali
 Sekitar 10 – 50% pasien dengan tumor solid akan mengalami NF
selama program kemoterapi
 Hal ini dapat terjadi akibat infeksi oleh bakteri dan virus ke dalam
darah.
NEUTROPENIC FEVER
 Gejala dan tanda yang dapat muncul
berupa demam dengan suhu
pemeriksaan dibagian aksilla > 38,3
C selama lebih dari 1 Jam dengan
Hitung Neutofil Absolut /Absolute
Neutrophil Count (ANC) < 500/uL
 Titik terendah ANC biasanya tampak
dihari 7 – 10 pasca kemoterapi
 Pemeriksaan penunjang yang penting
untuk dilakukan adalah Ro Thorax, CRP,
lab darah lengkap, ureum-kreatinin,
SGOT-SGPT, elektrolit, dan kultur darah
NEUTROPENIC FEVER
 Tatalaksana darurat yang
diberikan adalah
- Ab Meropenem 1 gram
IV 3dd
NaCl 0,9% + O2
Monitor cairan dengan
kateter urin bila perlu
Skor > 21 = Rawat jalan
Skor < 21 = Observasi IGD
TUMOR LYSIS SYNDROME
 Tumor Lysis Syndrome (TLS) adalah keadaan dimana komponen
intraselular berupa kalium, fosfat, dan asam urat masuk ke
sistemik.
 TLS paling banyak dijumpai pada keganasan hematologi
(terutama leukimia akut), pasien dengan tumor solid jarang
didapatkan mengalami TLS
Kejadian TLS ini jarang terjadi, namun TLS ialah salah satu krisis
metabolik yang dapat menyebabkan kematian pasien dengan persentase
mortalitas +/- 28 – 79%.
TUMOR LYSIS SYNDROME
 Tanda dan gejala klinis yang dapat muncul dapat berupa lemas,
dehidrasi, kejang, disaritmia jantung, mual, dan muntah
 Pemeriksaan penunjang yang penting untuk dilakukan adalah
pemeriksaan lab darah lengkap, ureum kreatinin, elektrolit, dan
urinalisis apabila diperlukan, EKG (disaritmia jantung), dan Ro Thorax
(efusi pleura)
TUMOR LYSIS SYNDROME
NaCl 4-5 L/ hari untuk dewasa dan D5 1/2NS untuk anak
dengan BB > 10 kg dan D5 1/4NS 200 mL/kg/hari untuk
anak dengan BB < 10 kg
Hipokalsemia  Ca Glukonas 1g IV
Hiperurisemia Alopurinol 300 mg 2 tab
Dialisis (pada kasus berat peningkatan asam urat parah dan
gagal ginjal)
 Tatalaksana tidak tepat dapat menyebabkan pasien mengalami
gagal ginjal
 Kondisi ini dapat dicegah dengan memastikan pasien tetap terhidrasi dengan baik
sebelum dan sesudah kemoterapi
HYPERCALCEMIA OF
MALIGNANCY
 Terjadi pada 10 – 30% pasien onkologi, paling sering pada pasien
ca mammae, ca paru, multipel myeloma dan lymphoma non-
hodgkin
 20% kegananasan hiperkalsemia berhubungan dengan metastasis
tulang
 Terjadi karena Parathyroid-related protein (PTHrP) meningkatkan
resorbpsi kalsium di tubulus renal
HYPERCALCEMIA OF
MALIGNANCY
 Tatalaksana emergensi yang dapat diberikan adalah
NaCl 0,9% 1000 – 2000 ml untuk menghasilkan urin output 100 – 150
ml/jam
Monitoring cairan dengan kateter urin
Kalsitonin 4 - 8 IU/kgBB 2dd – 4dd
Asam Zoledronate 4 mg IV/80 cc per minggu
SINDROMA VENA CAVA
SUPERIOR
 SVCs (“Superior Vena Cava Syndrome”) => adanya keganasan pada
rongga mediastinum
 Tanda dan gejala yang muncul tergantung dari derajat keberatan
obstruksi pada vena cava superior, dan juga ada tidaknya obstruksi pada
organ organ vital
 Jika vena cava superior kongesti, maka kejadian yang sering terjadi
ialah efusi pleura, edema pada muka, kepala, extremitas bagian atas, dan
trakea.
 Diagnosa. Edema dari muka, adanya kongesti vena vena di leher, lengan
atas. Jika SVC terjadi secara perlahan-lahan,
 Kortikosteroid dosis tinggi dapat meminimalisir edema, dan reaksi
inflamasi akibatt tumor nekrosis ataupun lisis setelah pengobatan ->
dexametason
 Pada keganasan, umumnya prognosis dubia ad malam oleh karena
adanya SVC menunjukan keadaan stadium yang telah lanjut.
Suportif terapi
 Posisikan tinggi kepala-> mengurangi tekanan hidrostatik dan edema
 Dexametason 4 mg/ 6 jam -> untuk mengurangi inflamasi dan edema

Definitif terapi
 Radiasi
 Kemoterapi
 SVC stent
OBSTRUKSI JALAN NAFAS
 Obstruksi trakea seringkali terjadi sebagai akibat kompresi akibat
keganasan yang berasal dari luar trakea. Sedangkan obstruksi dari
bronkus lebih sering terjadi sebagai akibat keganasan dari dalam
bronchus bronchogenic carcinoma
 Obstruksi jalan napas dapat juga terjadi oleh karena stenosis pasca
radioterapi, tracheomalacia,
Biasanya gejala dan tanda yang sering muncul adalah :
 Dyspnea
 Orthopnea
 batuk 
 Suara nafas berbunyi
 stridor 
 Suara serak
 Hemoptisis
TERAPI
 Pemberian oksigenasi
 Kortikosteroid  mengurangi edema saluran nafas
 Radioterapi pada daerah yang obstruksi
 Trakeostomy  Tindakan kegawatdaruratan
KOMPRESI MEDULA SPINALIS
 Penekanan pada medulla spinalis sering terjadi pada metastase caa
mamma, paru, prostat, mieloma multipel, dan limfoma.
 Metastase tersebut terdapat pada epidural, ataupun pada corpus
vertebrae  menekan pada medula spinalis, ataupun menimbulkan
fraktur kompresi, dan menekan medula spinalis
 Gejala Klinis dan diagnosa. sering kali gejala dan tanda yang
muncul, bukan sebagai akibat langsung dari kompresi medulla spinalis,
melainkan sebagaiakibat dari para - neoplastic syndrome gejala sebagai
akibat langsung kompresi biasanya
 Gejala awal yang muncul adalah rasa nyeri lokal pada daerah tumor /
metastase. Nyeri dirasakan semakin bertambah jika penderita batuk,
bersin, membungkuk dan sebagainya.
 Hal diatas diikuti dengan gangguan sensoris, seperti parestesia,
anestesia, dingin, dan sebagainya.
 Gangguan motorik, paraparese hingga paraplegia
Diagnosa ditegakkan dengan :
 Pemeriksaan foto polos x-ray, untuk melihat proses osteolitik, atau
osteoblastik, fraktur kompresi.
 CT Scan
 Myelografi
 Pemeriksaan dengan bahan radioisotop.
 MRI, dikatakan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
MANAJEMEN
 Manajemen nyeri dan tirah baring
 Imobilisasi vertebra hingga terbukti stabil
 Kortikosteroid -> emergensi / bersamaan radioterapi atau operasi ->
deksametason IV bolus 10 mg dilanjutkan 4-6 mg
 Operatif dengan indikasi
TAMPONADE JANTUNG DAN
EFUSI PLEURA

 Biasanya tamponade jantung lebih sering terjadi sebagai akibat invasi


langsung keganasan paru ataupun esophagus. Sedangkan metastase
hematogen biasanya berasal dari keganasan paru, payudara, limfoma,
leukemia, melanoma ataupun sarkoma
 Efusi pleura sering dijumpai pada keganasan payudara, ovarium, uterus
dan serviks.
GEJALA DAN TANDA KLINIS
 Effusi Pleura : Sesak napas, batuk, nyeri toraks merupakan gejala
utama. Takipnea, ekspansi toraks yang terbatas, redup pada perkusi,
turunnya fremitus suara, deviasi trakea dll, merupakan tanda yang dapat
dijumpai.
 Effusi Percardium : Batuk, sesak napas, nyeri toraks, ortopnea, palpitasi,
anxietas / gelisah, pusing, fatique, Distensi vena jugular (eksterna),
pembengkakan gambaran jantung, suara jantung terdengar lemah dan
jauh, aritmia, “pericardiac friction rubs”.
DIAGNOSA
Effusi Pleura :
 Radiologi : tumpulnya sinus phrenico-costalis (AP atau lateral foto),
perselubungan hemitoraks, atau bilateral, mediastinal shifting.
 Sitologi cairan pleura. Lab/ biokimia cairan pleura : CEA dll.
Torakosintesis : diagnostik dan terapeutik, biopsi pleura, thorakoskopi,
Thorakotomi diagnostik.
Effusi Percardium :
Radiologi : perubahan “contour” dari jantung, “water – bottle heart”.
 C.T scan,
 ekokardiografi,
 EKG,
 Pericardiosentesis : Sitologis, terapeutik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai