Anda di halaman 1dari 2

Adrenalin

Hormon adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan pasokan
oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan meningkatkan denyut jantung), meningkatkan katalisis
dari glikogen dalam hati, kerusakan lipid dalam sel lemak, serta menekan sistem kekebalan.
Kekurangan hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing, kelelahan, penurunan berat badan.
Beberapa mengalami gangguan usus, peningkatan pigmentasi kulit, depresi, nyeri otot dan sakit
pinggang akut.
5. Dopamin
Hormon ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan denyut
jantung dan tekanan darah, menghambat pelepasan prolaktin dan TRH dari hipofisis anterior.
Kelebihan dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, sakit
dada, kesulitan bernapas, perubahan jumlah urin, perubahan warna kulit, sakit di kaki dan lengan.
Kekurangan hormon dopamin dapat menyebabkan tertekan, motivasi rendah, kesulitan memberikan
perhatian dan berkonsentrasi, berpikir lambat, rendah libido dan impotensi, mudah lelah, berat badan
cepat naik, dan mengalami gangguan tidur.
Serotonin
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Hormon ini berfungsi mengontrol mood atau
suasana hati, nafsu makan dan tidur.
Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut jantung,
pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual, muntah,
kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan hilangnya kesadaran.
Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis, gelisah,
tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur, PMS, sakit kepala dan sakit punggung.
Endorphin adalah sebuah hormon yang di hasilkan oleh tubuh manusia yang memberikan rangsangan
kepada otak dengan sensasi kebahagaian, kenyamanan dan cinta

Bebebrapa tahun terakhir, banyak riset yang menunjukkan cara-cara alternatif untuk mengatasi depresi.
Saran terbanyak adalah dengan melakukan olahraga. Di tahun 2007, beberapa penelitian menunjukan
pengaruh olahraga pada orang yang menderita depresi. Satu penelitianpada 202 orang yang depresi dan
memberikan satu kelompok terapi olahraga sementara kelompok lainnya diberikan obat antidepresan.
Para ilmuwan mencatat bahwa kedua kelompok tersebut berada pada tingkat yang sama. Bukti
tampaknya mendukung hipotesis bahwa olahraga memang membawa keajaiban untuk tubuh, bukan
hanya secara fisik tetapi juga emosional.

Memang, olahraga membantu seseorang mengatasi depresi. Hal ini berkaitan dengan zat yang
dihasilkan oleh otak ketika seseorang sedang melakukan suatu aktivitas fisik yang intens, salah satunya
adalah endorfin, suatu hormon yang dikenal sebagai "hormon bahagia" yang mengurangi stres yang
pastinya berguna bagi seseorang yang mengalamai depresi. Konsentrasi pada gerakan fisik juga dapat
mengalihkan perhatian individu dari apa pun pikiran yang mengganggu dia, dan juga membuat tidur
lebih nyenyak. Sebagian besar pasien depresi tidak bisa tidur nyenyak, dan olahraga dapat membuat
tubuh menjadi lebih rileks dan lebih mudah untuk tertidur, dan beristirahat

Anda mungkin juga menyukai