Anda di halaman 1dari 29

BAB 5

SISTEM ENDOKRIN

A. Pengertian

Gambar 1 : Sistem Endokrin


https://seputarilmu.com/2020/01/kelenjar-endokrin.html

Sistem endokrin merupakan suatu sistem yang bekerja menggunakan


hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelenjar
buntu yang menghasilkan sekresi langsung yang masuk ke dalam darah dan cairan
limfe, kelenjar ini beredar dalam jaringan tanpa melalui duktus atau saluran dan
hasil sekresinya disebut hormone (Wulandari, 2018).

B. Hormon Sistem Endokrin

Hormon merupkan hasil dari organ tubuh yang memiliki efek regulatorik
spesifik terhadap aktivitas organ tertentu. Hormone bertindak sebagai transmitter
(pembawa pesan) yang dilepaskan ke aliran darah yang dibawa ke sel (responsif
sel) yang akan diterjemahkan sebagai suatu tindakan untuk mengatur metabolisme
oran tubuh (Wulandari, 2018).
C. Sifat Hormon Sistem Endokrin

Bekerja secara spesifik pada organ tubuh atau aktivitas tertentu.


Dihasilkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi memiliki pengaruh
besar. Bekerja lambat yang tidak spontan seperti saraf. Dihasilkan tidak setiap
waktu tetapi diproduksi hanya apabila diperlukan (Wulandari, 2018).

D. Hormon Endofrin

Gambar 2 : Hormon Endofrin


https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00234215/6.html

Hormon Endorfin adalah jenis hormon yang berada di tubuh. Fungsi dari
hormon endorphin adalah untuk mengendalikan luka dan stres. Endorfin biasanya
disebut dengan hormone kebahagiaan. Endorfin berasal dari kata “endogenous”
yang berarti di dalam tubuh, serta “morphine” adalah pereda nyeri opioid. Jadi
endorfin memang bertindak sebagai pereda nyeri alami di dalam tubuh. Hormon
ini dilepaskan oleh tubuh sebagai respons saat kita mengalami sakit atau stres.
Endorfin dilepaskan oleh sistem saraf pusat dan kelenjar hipofisis (Utari, 2020).
E. Fungsi Dan Manfaat Endorfin Untuk Tubuh

Fungsi hormon endorfin yang utama adalah untuk mengikis rasa sakit dan rasa
tidak nyaman, serta memberikan sensasi menyenangkan untuk tubuh. Endorfin
pun berperan untuk meredakan stres, sehingga penting untuk kesehatan
mental.Dengan fungsi utama di atas, endorfin pun mengantongi beberapa manfaat
dalam berbagai situasi, misalnya (Utari, 2020) :

1. Membantu mengikis depresi


Pernahkah Anda merasa lebih ‘gembira’ setelah berolahraga? Hal ini
terjadi karena tubuh merasakan euforia akibat pelepasan endorfin setelah kita
melakukan aktivitas fisik. Para ahli pun memperkirakan, olahraga dapat
bermanfaat untuk mengikis kondisi depresi karena dilepasnya endorfin
tersebut.
2. Mengurangi stres dan rasa cemas
Tak hanya depresi, endorfin pun memiliki potensi penting untuk
meredakan stres dan rasa cemas. Sebuah studi pada hewan di tahun 2008
menyebutkan, ada pengaruh langsung antara kadar endorfin di tubuh hewan
tersebut dengan perilaku cemasnya.
3. Meningkatkan harga diri atau self-esteem
Hati yang gembira tentu membuat kita merasa lebih percaya diri dan
optimis, sehingga harga diri (self-esteem) pun meningkat. Pakar pun telah
menghubungkan antara hormon endorfin dengan harga diri yang lebih tinggi.
4. Mengikis nyeri saat persalinan
Endorfin pun membantu seorang ibu menjalani proses persalinan, dengan
membantu mengikis rasa sakitnya. Sebuah studi yang dimuat
dalam Reproductive Sciences menemukan kadar beta-endorfin yang rendah
pada partisipan (ibu yang hendak melahirkan) dikaitkan dengan penanganan
nyeri tambahan di tengah proses persalinan.Hubungan beta-endorfin rendah
dengan nyeri tersebut belum jelas, sehingga riset lanjutan akan diperlukan.

5. Membantu mengurangi bobot


Manfaat endorfin dalam mengendalikan rasa lapar masih terbilang
kompleks. Sebab, seperti yang kita tahu, mengonsumsi makanan lezat
meningkatkan hormon endorfin. Walau begitu, studi pun menemukan bahwa
senyawa ini juga dapat mengontrol nafsu makan, sehingga berpotensi untuk
membantu menguruskan badan.

F. Gejala Jika Tubuh Kekurangan Hormon Endorfin

Berikut ini beberapa gejala yang dapat timbul jika tubuh tidak
memproduksi endorfin dengan cukup (Utari, 2020) :

1. Depresi
2. Gelisah
3. Murung
4. Timbulnya rasa sakit dan nyeri
5. Sulit tidur
6. Perilaku impulsif

G. Cara Meningkatkan Hormon Endorfin Secara Alami

Sains telah berusaha membuktikan bahwa endorfin dapat ditingkatkan


secara alami. Beberapa cara yang bisa Anda coba, yaitu (Utari, 2020) :

1. Berolahraga Teratur
Olahraga menjadi salah satu cara utama untuk meningkatkan endorfin.
Beberapa tips agar produksi endorfin naik adalah dengan berolahraga
berkelompok dan memilih olahraga dengan intensitas sedang.
2. Melakukan Yoga Dan Meditasi
Meditasi telah menjadi cara populer untuk merilekskan hati. Hal ini bisa
terjadi karena adanya endorfin yang dilepaskan.

3. Menghirup Aromaterapi
Studi telah menemukan bahwa minyak aromaterapi dapat menenangkan
jiwa dan dikaitkan dengan produksi endorfin. Beberapa contoh minyak
aromaterapi untuk dihirup yaitu minyak lavender, rosemary, dan jeruk.
4. Berhubungan Seks
Merasa gembira setelah bercinta? Hal ini terjadi karena adanya produksi
endorfin, serta hormon lain seperti oksitosin.
5. Mengonsumsi Cokelat Hitam
Cokelat hitam dapat merangsang produksi endorfin. Begitu juga dengan
segelas wine, makanan pedas, dan makanan kesukaan Anda ternyata juga
dapat membantu kita lebih gembira.
6. Bercengkrama Dengan Sahabat
Banyak tertawa membuat kita lebih bahagia dan mengurangi rasa stres.
Produksi endorfin tentu meningkat dan menaikkan rasa gembira di hati.
7. Menonton Film
Saat mood begitu buruk, Anda bisa mengalokasikan waktu untuk
menikmati film dan series drama. Sebab, menonton drama dilaporkan dapat
merangsang pelepasan endorfin. Hal ini terjadi karena rasa sedih saat
menonton drama dibaca oleh otak sebagai rasa negatif yang sama saat kita
sakit. Seperti yang diungkapkan di atas, endorfin sering dilepaskan ke aliran
darah saat kita terluka atau sakit.
8. Berbuat Baik
Jika Anda merasa senang karena telah membantu orang lain, maka hal itu
menjadi bukti bahwa adanya produksi endorfin di tubuh. Walau perasaan
tersebut tak berlangsung lama, perasaan positif tersebut akan menjadi ‘candu’
bagi kita untuk terus membantu orang lain.
9. Mandi Air Hangat
Ternyata, mandi air hangat dapat membantu tubuh untuk memproduksi
hormon endorfin. Sebab, hangatnya air dapat menenangkan otot yang tegang
dan nyeri, serta memacu hormon endorfin agar bisa mengalir dalam darah.
10. Berjemur Di Bawah Sinar Matahari
Berjemur di bawah sinar matahari selama 15 menit ternyata dapat
membantu tubuh memproduksi lebih banyak hormon endorfin. Namun ingat,
berjemur di bawah sinar matahari terlalu lama bisa meningkatkan risiko
kanker kulit.Jadi ada baiknya Anda juga menggunakan sunscreen untuk
melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.

H. Fungsi Sistem Endokrin

Secara umum sistem endokrin bertanggung jawab untuk mengatur


berbagai fungsi tubuh melalui pelepasan hormon seperti metabolisme, tumbuh
kembang fungsi dan reproduksi seksual, tekan darah, nafsu makan, dan siklus
tidur. Selain itu dalam melakukan tugasnya, sistem endokrin berhubungan erat
dengan sistem saraf. Kedua sistem ini akan saling mengontrol serta memadukan
satu sama lain sekaligus menjaga homeostatis dalam tubuh manusia (Dewi, 2019).
I. Bagian – Bagian Sistem Endokrin

1. Kelenjar Hipofisis

Gambar 3 : Kelenjar Hipofisis


https://ilmudasar.id/pengertian-struktur-dan-fungsi-hipofisis/

Terletak di dasar otak besar, kelenjar satu ini adalah kelenjar yang terbesar
dan dapat mempengaruhi aktivitas kelenjar lainnya. Kelenjar hipofisis terbagi
menjadi tiga lobus dan masing – masingnya menghasilkan hormone yang
berbeda- beda yaitu (Gibson, 2017) :

a. Lobus Anterior
Terdiri dari jaringan epitel kelenjar sehingga disebut juga adenohipofisis.
Membentuk hormone sendiri yang kemudian akan disebabkan dalam darah.
Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormone peptide utama yaitu :
 Tiroksin (TSH)
Mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormone tiroksin yang
menstimulasi pemesaran tiroid dan menambah uptake yodium.
 Adenokortikotropin (ACTH)
Mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang
berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
 Focille Stimulating Hormon (FSH)
Merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan
pembentukan spermatozoa dalam testis, dan memamcu perkembangan
tubulus seminiferous dan spermatogenesis.
 Luteinizing Hormone (LH)
Mengendalikan sekresi esterogen dan progesterone dalam ovarium dan
testosterone dalam testis.
 Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH)
Menstimulasi testis dalam menghasilkan testosterone.
 Prolaktin (TH)
 Menstimulasi sekresi air susu.

b. Lobus Posterior
Terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofisis. Secara
fungsional dan anatomis, hipofisis posterior sebenarnya merupakan
perpanjangan dari hipotalamus. Hipofisis posterior tidak menghasilkan
hormone apapun hanya menyimpan dan setelah mendapat rangsangan yang
sesuai akan mengeluarkan dua hormone peptide kecil. Lobus posterior
mengeluarkan 2 hormon yaitu :
 Oksitosin
Merangsang dan menguatkan otot di uterus sewaktu melahirkan dan
mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.
 Antidiuretik Hormone (ADH)
Mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot
polos ADH disebut juga hormone pituitari, dan untuk mencegah
pembentukan urin dalam jumlah banyak.
c. Lobus Intermedia
Terletak diantara lobus anterior dan posterior yang menghasilkan
endorphin yang mengendalikan reseptor rasa nyeri. Lobus intermedia
mengeluarkan 2 hormon yaitu :
 Somatotrof (STH)
Merangsang tumbuhnya tulang.
 Melanosit Stimulating Hormone (MSH)
Mengatur penyuburan pigmen dalam perubahan warna kulit.

 Kelainan Akibat Gangguan Kelenjar Hipofisis

Beberapa kelainan yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada kelenjar


hipofisis yaitu (Wulandari, 2018) :

a. Panhipopituitarisme adalah penurunan sekresi seluruh hormone hipofisis


anterior yang dapat bersifat kongenital atau timbul secara mendadak. Jika
timbul secara mendadak, kelainan ini disebabkan oleh kerusakan hipofisis
anterior, misalnya oleh tumor atau pecahnya pembuluh darah. Kelainan ini
ditandai dengan adanya keterlambatan metabolisme, sensitivitas yang ekstrim
terhadap stress, kelemahan, kulit pucat, penururnan menstruasi da kehilangan
karakteristik seksual.
b. Dwarfisme, yaitu kelainan yang disebabkan oleh karena defisiensi sekresi
seluruh kelenjar hipofisis anterior selama masa anak-anak, sehingga
menyebabkan keepatan pertumbuhannya yang lambat.
c. Gigantisme, yaitu kelainan yang disebabkan oleh karena produksi hormone
pertumbuhan yang berlebihan selama masa anak-anak atau remaja akibat
hiperektivitas dari sel-sel asidofilik. Kelainan ini terjadi sebelum penyatuan
epifisis dengan korpus tulang, sehingga pertumbuhan masih mungkin terjadi.
d. Akromegali, yaitu kelainan yang disebabkan oleh tumor asidofilik yang timbul
sesudah epifisis tulang panjang Bersatu dengan tulang, sehingga pertumbuhan
lebih tinggi tidak mungkin terjadi, tetapi jaringan longgarnya masih terus
mengalami pertumbuhan.

e. Diabetes insipidus, yaitu kelainan yang diakibatkan oleh karena kegagalan


sekresi antidiuretic. Kegagalan ini menyebabkan air tidak direabsorbsi oleh
tubulus distalis ginja dan penderita mengeluarkan urin dalam jumlah besar,
sehingga sangat memungkinkan terjadinya dehidrasi.

2. Kelenjar Tiroid ( Gondok )


Terletak di dalam leher bagian depan bawah dekat jakun, kelenjar ini
adalah yang paling kaya pembuluh darah. Kelenjar tiroid ini dapat memproduksi
hormone tiroksin. Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormone yaitu (Nunu &
Sinaga, 2019) :
a. Tiroksin yaitu membantu dalam proses metabolisme, pertumbuhan fisik,
perkembangan mental, dan kematangan seks.
b. Triidotironin yaitu untuk mengatur distribusi air dan garam dalam tubuh.
c. Kalsitonin yaitu untuk menjaga keseimbangan kalsium darah.

 Fungsi Kelenjar Tiroid (Syaifuddin, 2014) :


 Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
 Mengatur penggunaan oksidasi.
 Mengatur pengeluaran karbondioksida.
 Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
 Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

3. Kelenjar Paratiroid (Anak Gondok)


Terletak di daerah kelenjar gondok (Tiroid), kelenjar ini dapat
mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Kelenjar paratiroid memiliki 1
hormone yaitu : Parathormon yang berfungsi untuk mengendalikan kadar kalsium
dalam darah. Adapun fungsi kelenjar paratiroid yaitu mengatur metabolisme
fospor dan mengatur kadar kalsium darah (Syaifuddin, 2014).

 Cara kelenjar paratiroid bekerja

PTH bekerja langsung pada tulang untuk mengingkatkan resorpsi tulang


dan memobilisasi Ca2+ ,selain meningkatkan Ca2+ plsma dan menurunkan fosfat
plasma,PTH meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini
diseabkan oleh penurunan reabsorpsi fosfat ditubulus proksimal.PTH juga
meningkatkan reabsorpsi Ca2+ ditubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya
meningkat pada hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlah yang
dilfitrasi yang melebihi efek reabsorpsi.

PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol,


metabolit vitamin D yang secara fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan
absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini tampaknya disebabkan hanya akibat
stimulasi pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol (Pendidikan, 2021).

4. Kelenjar Adrenal ( Suprarenalis )


Terletak dikutub atas gijal sehingga disebut juga suprarenal. Kelejar
suprarenalis ini terbagi menjadi dua bagian yaitu (Syaifuddin, 2014) :
 Bagian luar yang berwarna kekuning-kuningan yang menghasilkan
kortisol yang disebut korteks.
 Bagian medulla yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan Non
Adrenalin (Non epinefrin).

Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan


simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut
serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah yaitu
menaikkan tekanan darah guna melawan shok. Adrenalin menaikkan tekanan
darah dengan jalan perangsangan serabut otot didalam dinding pembuluh darah
untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan
menambah pengeluaran glukosa dari hati (Syaifuddin, 2014)..

 Fungsi Kelenjar Adrenal (Suprarenalis) (Syaifuddin, 2014).


 Mengatur keseimbangan air,elektrolit dan garam-garam
 Mengatur atau mempengaruhi metabolisme lemak, dan protein
 Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid

Beberapa hormone terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal


adalah Hidrokortison, Aldosteron, dan Kortikosteron. Pada insufisiensi adrenal
(penyakit Addison) pasien menjadi kurus dan Nampak sakit paling lemah,terutma
karena tidak adanya hormone ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium
dalam jumlah terlampau besar, penyakit ini diobati dengan kortison. Korteks
adnernal dibagi menjadi 3 bagian (Wulandari, 2018) :

a. Zona glomerulosa (Lapisan Luar)


Menghasilkan aldosterone (mineralokortikoid) yang berfungsi untuk
meningkatkan ekskresi ion kalium (K) d ginjal, meningkatkan retensi natrium
(Na) di kelenjar keringat dan saluran pencernaan.
b. Zona Fasiculate (Lapisan Tengah)
Menghasilkan kortikosteroid yang berfungsi meningkatkan kegiatan
metabolisme, meningkatkan ambang neuron SSP, meningkatkan sekresi asam
lambun menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, menghambat
pelepasan histamin dalam reaksi alergi (mengatasi syok anafilatik dalam
pemberian adrenalin).
c. Zona Rekitularis
Menghasilkan androgen (tidak mempunyai efek maskulinisasi yang
berarti) dan esterogen (tidak mempunyai efek feminisasi yang berarti).
5. Kelenjar Pankreas

Gambar 4 : Kelenjar Pankreas


https://www.sekolahan.co.id/pengertian-letak-fungsi-struktur-
bagian-dan-penyakit-pada-pankreas/

Kelenjar ini berbentuk lonjong berwarna keputihan terletak dalam simpul


yang terbentuk dari duodenum dan permukaan bawah lambung. Panjang kira-kira
15 sentimeter mulai dari duodenum sampai limpa, dan terdiri atas tiga bagian
yaitu Kepala pancreas yang strukturnya paling lebar dan terletak di sebelah kanan
rongga abdomen, Badan pancreas merupakan bagian utama pada oryan itu,
terletak di belakang lambung dan didepan vertebrae lumbalis pertama dan Ekor
pancreas adalah bagian yang runcing, terletak di sebelah kiri rongga abdomen dan
menyentuh limfa (Ningsih, 2004).

Kelenjar pancreas Terletak di retriperitonel rongga abdomen bagian atas


termentang hiorosontal dari duodenum ke lien atau organ limfatik. Jaringan utama
pancreas terdiri atas sel asini yang menghasilkan enzim pencernaan dan pulau
Langerhans yang terdiri dari sel alfa,beta dan delta (Ningsih, 2004).
 Jaringan Utama Pancreas (Wulandari, 2018)
a. Sel Limfa
Menghasilkan glucagon yang berfungsi meningkatkan kadar glukosa
dalam darah dengan cara memobilisasi glukosa, asam lemak, dan asam amino
dari tempat cadangannya ke dalam darah.

b. Sel Beta
Mensekresi insulin yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
dengan cara meningkatkan simpanan glukosa hati.
c. Sel Gama
Mensekresi somatotastin yang berpengaruh menekan GH, pengosongan
lambung, sekresi asam lambung dan kontraksi bleder.
 Fungsi kelenjar pancreas
Pankreas memiliki dua fungsi yaitu, fungsi eksorin dan fungsi endokrin.
Fungsi eksorin diperankan oleh sel sekretoria lobulnya, yang membentuk getah
pancreas dan berisi enzim dan elektrolit. Getah pankeas itu kemudian akan
melalui saluran pankreatik masuk ke dalam duodenum. Getah pancreas
mengandung zat-zat yaitu sebagai berikut (Ningsih, 2004) :
 Natrium Bikarbonat yang berfungsi untuk menetralkan keasaman isi usus
dengan menaikkan pH menjadi 8. Netralisasi asam ini penting untuk dapat
memfungsikan enzim-enzim pencernaan, karena enzim pencernaan tidak
dapat berfungsi pada suasana asam.
 Amilase yang berfungsi untuk menghidrolisis menjadi maltose dan
glukosa
 Lipase yang berfungsi untuk menghidrolisis lemak menjadi asam lemak
dan monogliserida, dengan cara mengkatalisis pemecahan asam lemak
yang melekat pada asam karbon dari gliserol.

6. Kelenjar Testis & Ovarium


Kelenjar testis terletak dibagian interstital testis. Kelenjar ini dibentuk
oleh sel-sel Leydig dan menghasilkan hormone Ralaksin dan Testosteron.
Hormon Ralaksin ini yaitu hormone yang dihasilkan oleh plasenta yang berfungsi
untuk merangsang relaksasi ligament pelvis pada proses kelahiran, dan berperan
dalam mengatur relaksasi otot-otot yang berkaitan dengan sifat kelamin. Hormone
Testoteron ini yaitu hormone yang diproduksi secara alami oleh tubuh. Testoteron
dikenal sebagai hormone pria, namun tubuh wanita juga sebenarnya memproduksi
hormone ini meski dalam jumlah sedikit. Hormone Testoteron berperan penting
dalam pengaturan pembentukan sperma dan ciri kelamin sekunder pria.fungsi dari
hormone testoteron ini menentukan sifat kejantanan. Misalnya adanya
jengot,kumis,jakun,dan lain-lain. Menghasilkan spermatozoid serta mengontrol
pekerjaan seks sekunder pada laki-laki (Wulandari, 2018).
Kelenjar ovarium terletak pada wanita, yang terdapat di ovarium
disamping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ovarium menghasilkan dua hormone
yaitu hormone progesterone dan hormone esterogen. Hormon progesterone yaitu
hormone seks wanita yang diproduksi oleh indung telur (ovarium) dan kelenjar
adrenal. Selain berfungsi menjaga kehamilan dan tumbuh kembang embrio,
progesterone berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi dengan mengendalikan
pertumbuhan jaringan dinding Rahim (endometrium),Mengatur siklus menstruasi,
Mempersiapkan implantasi, Mengentalkan secret vagina, Menghambat kontraksi
uterus, menurunkan gairah seksual, Persiapan ASI. Pada wanita hamil,
progesterone juga diproduksi oleh plasenta. Kadar progesterone yang sangat
rendah pada wanita dapat menyebabkan salah satu atau beberapa konsekuensi
seperti kemandulan, keguguran, meningkatnya gairah seksual, bertambahnya berat
badan yang tidak normal (Wulandari, 2018).
Hormone esterogen yaitu salah satu hormone yang berpern penting dalam
tubuh wanita karena dapat memelihara Kesehatan sistem reproduksi dan
membantu perkembangan organ-organ, seperti pertumbuhan payudara. Esterogen
diproduksi oleh berbagai bagagian, seperti sel telur, kelenjar adrenal, dan jaringan
lemak. Hormone ni sebenarnya juga diproduksi di tubuh pria, namun jumlahnya
jauh lebih sedikit.fungsi hormone esterogen dalam tubuh yaitu berperan dalam
perkembangan organ seksual, mengendalikan siklus menstruasi, menunjang
perkembangan tulang, menjaga kesehatan jantung, mengontrol suasana hati.
Kelebihan hormone esterogen bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya
akibat konsumsi obat-obatan tertentu yang dilakukan sebagai terapi hormone.
Kelebihan esterogen juga dapat membuatseseorang mengalami kanker payudara,
kanker ovarium, dan kanker endometrium (lapisan dinding Rahim) (Syaifuddin,
2014).
Kekurangan hormone esterogen dapat diakibatkan oleh aktivitas fisik yang
terlalu berat. Gangguan pada kelenjar pituitary yang memproduksi esterogen,
sehingga penyakit seperti penyakit sindrom turner dan gangguan ginjal kronis.
Kekurangan esterogen bisa juga memicu depresi, keaikan berat badan hingga
obesitas.berat badan berlebih dapat memicu berbagai penyakit, seperti diabetes
dan penyakit jantung. Esterogen merupakan hormone penting dalam berbagai
fungsi tubuh, terutam reproduksi hormone ini perlu dijaga keseimbanganya
dengan hidup sehat dan menerapkan pola makan seimbang (Syaifuddin, 2014).

7. Kelenjar Timus (Kacangan)

Gambar 5 : Kelenjar Timus


https://www.pelajaran.co.id/2018/06/pengertian-kelenjar-timus-fungsi-
struktur-bagian-dan-mekanisme-kerja-kelenjar-timus-lengkap.html

Suatu organ limfoid simetris bilateral yang terdiri atas dua lobus berentuk
pyramid, yang terletak di bagian anterior mediastinum superior. Organ ini
mencapai perkembangan puncaknya semasa usia muda. Timus berfungsi sebagai
limfopoiesis yang terutama terjadi selama masa fetal dan awal masa pasca lahiran.
Timus juga menghasilkan hubungan dengan sel retikuler epithelial untuk
mengetahui antigen asing dan bila antigen ini berhubungan dengan membrane
glikoprotein pada permukaan sel yang ditandai dalam "Major
Histocakompatibility Complex" (M.H.C). Glikoprotein MHC bekerja sebagai
reseptor pengikat antigen yang mengaktifkan respon sel T yang tepat terhadap
antigen asing yang khusus dan sel T tersebut menghasilkan sel yang mempunyai
kemampuan imunologi atau kekebalan tubuh. Timus berbentuk seperti kupu-kupu
berwarna abu-abu yang didalamnya berwarna merah muda (Setiawan, 2021).

Kelenjar terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, kelenjar


timus hanya dijumpai pada anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di
dalam thoraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea. Kelenjar timus menghasilkan
dua hormone yang berfungsi sebagai berikut (Setiawan, 2021) :

 Mengaktifkan pertubuhan badan


 Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin

Timus dipengaruhi oleh kelenjar kelamin, kelenjar adrenal dan kelenjar


tiroid. Hormone kelamin menyebabkan involusi dan tiroidektomi mempercepat
involusi. Miastenia gravis adalah salah satu penyakit gangguan autoimun yang
mengganggu sistem sambungan saraf (synaps). Pada penderita miastenia gravis,
sel antibody tubuh atau kekebalan akan menyerang sambungan saraf yang
mengandung acetylcholine (ACh), yaitu neurotransmitter yang mengantarkan
rangsangan dari saraf sat uke saraf lainnya. Penyebab pasti reaksi autoimun atau
sel antibody yang menyerang reseptor acetylcholine belum diketahui. Tapi pada
sebagian besar pasien, kerusakan kelenjar thymus menjadi penyebabnya. Maka
kebanyakan penderita akan menjalani operasi thymus. Tapi setelah thymus
diangkat juga belum ada jaminan penyakit autoimun ini akan sembuh (Setiawan,
2021).
Thymus adalah organ khusus dalam sistem kekebalan yang memproduksi
antibody. Organ ini terus tumbuh pada saat kelahiran hingga pubertas, dan akan
menghilang seiring bertambahnya usia. Taoi pada orang-orang tertentu, kelenjar
thymus terus tumbuh dan membesar, bahkan bisa menjadi ganas dan
menyebabkan tumor pada kelenjar thymus (thymoma). Kelenjar timus juga berisi
sel otot (myocytes) dengan reseptor acetylcholine.

 Funsi Kelenjar Timus (Setiawan, 2021) :

a. Produksi Sel Limfosit T


Kelenjar timus akan memproduksi hormone tymosin, hormone ini
berfungsi sebagai pemicu pembentukan sel limfosit T dalam tubuh. Sel
lifosit T sendiri merupakan kelompok sel darah putih yang sangat penting
dalam sistem kekebalan tubuh, terutama sistem kekebalan tubuh seluler.
b. Sedikit Berperan Dalam Pertumbuhan Sampai Masa Pubertas
Selain sistem imun, kelenjar timus juga memiliki sedikit peran
untuk pertumbuhan seseorang karena pada kelenjar timus terdapat
penumpukan hormone pertumbuhan yaitu hormone somatotroph.
 Struktur Kelenjar Timus

Kelenjar timus merupakan organ lembut yang terletak di atas jantung tepat
setelah leher pada rongga dada bagian atas. Kelenjar timus dibagi menjad dua
lobus yang dikelilingi oleh kapsul fibrosa. Ketika manusia dilahirkan kelenjar ini
memiliki panjang sekitar 5 mm, lebar 4 mm dan tebal 6 mm. masing-masing lobul
disusun oleh lobus-lobus yang dipisahkan oleh jaringan areolar. Kelenjar timus
terdiri dari dua bagian utama yaitu (Setiawan, 2021) :

a. Korteks
Korteks kelenjar timus merupakan bagian luar yang disusun oleh limfosit
dan sel reticular yang akan berhubungan dengan bagian medulla. Koreks
merupakan tempat awal terbentuknya sel T.
b. Medulla
Pada bagian medulla sel epitel retikularnya lebih kasar, sedangkan sel
limfositnya lebih sedikit. Pada bagian medulla juga ditemukan hassall’s
corpus yaitu struktur seperti sarang yang merupakan tempat berkumpulnya
sel epitel reticular. Medulla merupakan pembentukan sel T lanjutan.
c. Makroskopis Kelenjar Timus
Thymus yang terletak di atas jantung dibelakang tulang dada. Berbentuk
seperti kupu-kupu berwarna abu-abu yang didalamnya berwarna merah
muda. Terletak di bagian anterior mediastinum superior. Arteri pada
kelenjar timus adalah arteri medulla. Arteri tersebut memasuki timus
melalui simpai kemudian bercabang memasuki organ bagian dalam, yang
mengikuti serta jaringan ikat. Anteriol keluar untuk memasuki parenkim
disepanjang perbatasan antara kortex dan medulla. Aretriol ini bercabang
menjadi kapiler yang memasuki kortex dengan jalan melengkung dan
akhirnya sampai di medulla kemudian mencurahkan isinya kedalam
venula. Timus tidak memiliki pembuluh limfe aferen dan tidak
membentuk saringan bagi cairan limfe seperti kelenjar getah bening.
Pembuluh limfe terdapat pada dinding pembuluh darah dan jaringan ikat
septa.

 Kelainan Pada Kelenjar Timus

Myasthenia gravis adalah kondisi yang mempenaruhi otot dan


menyebabkan otot melemah dalam jangka panjang, terutama oto-otot yang
mengontrol mata, kelopak mata, ekspresi wajah mengunyah, menelan, berbicara
dan lain-lain. Penyakit ini basanya menyerang laki-laki berusia 60 tahun keatas
dan wanita usia kurang dari 40 tahun. Selain itu Myasthenia gravis juga dapat
mengahancurkan sinyal atau komunikasi antar saraf dan otot sehingga otot-otot
menjadi lemah dan mudah lelah. Salah satu penyebab mengapa kelejar timus
menyerang sel yang sehat yaitu karena ukuran kelenjar timus yang tidk mengecil
setelah masa pubertas (Setiawan, 2021).
 Cara Kerja Kelenjar Timus
Satu kegiatan timus yang diketahui adalah lomfopoiesis (pertumbuhan dan
pematangan lomfosit) yang terutama terjadi selama masa fetal dan awal masa
pasca lahir, sel-sel plasma dan meilosit juga dibentuk dalam jumlah kecil. Tumus
juga menghasilkan hubungan dengan sel retikuler epithelial untuk mengetahui
antigen asing dan bila antigen ini berhubungan dengan membrane glikoprotein
pada permukaan sel yang ditandai dalam “ Major Histocakompatibility Complex “
(M.H.C).
Glikoprotein MHC bekerja sebagai reseptor pengikat antigen yang
mengaktikan respon sel T yang tepat terhadap antigen asing yang khusus dan sel
T tesebut menghasilkan sel yang mempunyai kemampuan imunologi atau
kekebalan tubuh. Dlam organ limfoid sel T menempati zona “thymus dependent”
termasuk zona parakortikal limfonodus. Pada orang dewasa timus tetap
merupakan sumber limfosit kecil yang penting, terutama bila seseorang telah
mengalami berkurangya organ limfoid karena radiasi.
Substansi yang berefek humoral tampaknya menembus melali saringan
kedap-sel dan bekerja sebagai pengganti timus yang paling dikenal dengan
timosin. Timosin dihasilkan oleh sel retikuler epitel dan dapat diraikan menjadi 2
fraksi glikoprotein dengan B.M. rendah. Substansi yang mematangkan sel T
adalah “timoprotein”. Timus dipengruhi oleh kelenjar kelamin, kelenjar adrenal,
dan kelenjar tiroid. Hormone kelamin menyebabkan involusi dan tiroidektomi
mempercepat involusi.
Miastenia gravis adalah salah satu penyakit gangguan autoimun yang
menggang sistem sambungan saraf (synaps). Pada penderita miasteia gravis, sel
antibody tubuh atau kekebalan akan menyerang sambugan saraf yang
mengandung acetylcholine (ACh), yaitu neurotransmitter yang mengantarkan
rangsangan dari saraf sat uke saraf lainnya. Jika reseptor mengalami gangguan
maka akan menyebabkan defisiensi, sehingga komunikasi antara sel saraf dan otot
terganggu dan menyebabkan kelemahan otot.
Penyebab pasti reaksi autoimun atau sel antibody yang menyerang
reseptor acetylcholine belum diketahui. Tapi pada sebagian besar pasien,
kerusakan kelenjar timus menjadi penyebabnya. Maka itu kebanyakan si oenderita
akan menajalani operasi thymus. Tapi setelah thymus diangkat juga belum ada
penyakit autoimun ini akan sembuh.

Thymus adalah organ khusus dalam sistem kekebalan yang memproduksi


antibody. Organ ini terus tumbuh pada saat kelahiran hingga pubertas. Dan akan
menghilang sering bertabahnya usia. Tapi pada orang-orang tertentu, kelenjar
thymus terus tumbuh dan membesar, bahkan bis amenjadi ganas dan
menyebabkan tumor pada kelenjar thymus (thymoma). Pada kelenjar thymus, sel
tertentu pada sistem kekebalan belajar membedakan antara tubuh dan zatasing
(Setiawan, 2021).

J. Gangguan Sistem Endokrin

1. Pengertian Gangguan Sistem Endokrin


Gangguan Endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar
endokrin dalam tubuh .Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang
menghasilkan hormon yang merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan melalui
aliran darah (Halodoc, 2019).
2. Faktor Risiko Gangguan Sistem Endokrin
Ada banyak faktor yang membuat seseorang mengalami gangguan
endokrin ,yaitu (Halodoc, 2019) :
 Meningkatkan kadar kolesterol
 Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin
 Inaktivitas
 Riwayat penytakit terhadap gangguan autoimun
 Pola makan yang tidak baik
 Kehamilan (pada kasus seperti hipotiroidisme)
 Operasi ,trauma,infeksi ,atau cedera serius yang baru saja terjadi.

3. Penyebab Gangguan Sistem Endokrin


Gangguan endokrin biasanya dikelompokan dalam dua kategori ,meliputi
(Halodoc, 2019):
 kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau teralu sedikit hormon endokrin
yang disebut ketidakseimbangan hormon .
 pembentukan luka (seperti bintil atau tumor ) pada sistem endokrin yang
dapat atau tidak mempengaruhi kadar hormon.

4. Gejala Gangguan Sistem Endokrin


a. Diabetes
Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes militus yang
terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh
tidak dapat menggunkaan insulin yang tersedia dengan optimal .Gejala
diabetes dapat meliputi (Halodoc, 2019) :
 Haus atau lapar yang berlebihan
 Kelelahan
 Sering buang air kecil
 Mual dan muntah
 Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan
 Perubahan pada penglihatan
b. Akromegali
Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar pituari menghasilkan hormon
pertumbuhan yang berlebihan .Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan
,terutama pada tangan dan kaki. Gejala akromegali biasanya meliputi
(Halodoc, 2019):
 Ukuran bibir , hidung, atau lidah yang terlalu besar
 Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak
 Perubahan struktur tulang muka
 Nyeri pada tubuh dan sendi
 Suara yang dalam
 Kekelahan dan kelemahan
 Sakit kepala
 Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebihan serta penebalan kulit
 Disfungsi seksual ,termasuk penurunan libido
 Sleep apnea
 Gangguan pada penglihatan

c. Penyakit Addison

Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan


aldosteron akibat kerusakan kelenjar adrenal.Gejala penyakit Addison
biasanya meliputi (Halodoc, 2019) :

 Depresi

 Diare

 Kelelahan

 Sakit kepala

 Hiperpigmentasi pada kulit

 Hipoglikemia

 Nafsu makan rendah

 Tekanan darah rendah

 Periode menstruasi yang terlewat

 Mual dengan atau tanpa muntah

 Ingin mengonsumsi garam

 Penurunan berat badan

d. Sidrom Cushing
Sindrom Cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol yang dihasilkan oleh
kelenjar adrenal.Gejala dari sindrom cushing biasanya ,meliputi (Halodoc,
2019) :

 Buffalo hump (lemak diantara bahu ,seperti punuk )


 Diskolorasi kulit seperti memar
 Kelelahan
 Merasa sangat haus
 Penipisan dan melemahkan tulang (osteoporosis)
 Sering buang air kecil
 Gula darah tinggi (hiperglikemia )
 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Mudah marah dan perubahan mood
 Obesitas pada bagian atas tubuh
 Wajah bundar
 Kelemahan

e. Penyakit Graves

Salah satu jenis hipertiroidisme yang mengakibatkan produksi hormon


tiroid.Gejala Graves biasanya meliputi (Halodoc, 2019) :

 Mata menonjol

 Diare

 Kesulitan tidur

 Kelelahan dsn kelemahan

 Goiter (pemebsaran kelenjar tiroid )

 Intoleransi terhadap panas

 Detak jantung yang tidak teratur

 Kulit yang tebal atau merah pada betis


 Tremor

 Penuirunan berat badan

f. Hashimoto’s Thyroiditis

Suatu kondisi ketika tiroid diserang oleh sistem imun yang menyebabkan
hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah.Gejalanya meliputi
(Halodoc, 2019):

 Intoleransi terhadap dingin

 Konstipasi

 Rambut kering dan rontok

 Kelelahan

 Goiter (pembasaran kelenjar tiroid)

 Periode menstruasi yang terlewat

 Detak jantung yang melambat

 Pertambahan berat badan

g. Hipertiroidisme

Kondisi yangh ditandai dengan kelenjar tiroid yang overaktif.Gejala


umum dari hipertiroidisme meliputi (Halodoc, 2019):

 Diare

 Kesulitan tidur

 Kelelahan

 Goiter

 Intoleransi terhadap panas

 Mudah marah dan perubahan mood

 Detak jantuk yang cepat (taikikardia)

 Tremor
 Penurunan berat badan tanpa penyebab

 Kelemahan

h. Hipotiroidisme

Kondisi ketika tiroid underaktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon


tiroid. Gejala yang meliputi (Halodoc, 2019):

 Intoleranmsi terhadap dingin

 Sembelit

 Menurunnya produksi keringat

 Rambut kering

 Kelelahan

 Goiter

 Nyeri pada sendi dan otot

 Periode menstruasi yang terlewat

 Detak jantung yang melambat

 Muka membengkak

 Kenaikan berat badan

i. Prolaktinoma

Muncul apabila kelenjar pituari yang disfungsional mengahsilkan hormon


prolaktin berlebihyang berguna dalam produksi ASI.Prolaktin berlebihan
dapat menyebabkan berbagai gejala seperti (Halodoc, 2019) :

 Disfungsi ereksi

 Kemandulan

 Kehilangan libido
 Periode menstruasi yang terlewat

 Produksi ASI tanpa penyebab

5. Diagnosis Gangguan Sistem Endokrin

Tes darah dan urine untuk memeriksa kadar hormon dapat membantu
dokter untuk menentukan apakah seseorang memiliki gangguan endokrin. Tes
imaging juga dapat dilakukan untuk membantu menunjukan lokasi bintil atau
tumor (Halodoc, 2019).

6. Komplikasi Gangguan Sistem Endokrin

Terdapat beberapa komplikasi gangguan endokrin,meliputi (Halodoc,


2019) :

 Kegelisahan atau insomnia ( pada banyak kondisi tiroid)

 Koma (pada hipotiroidisme )

 Depresi (pada banyak kondisi tiroid)

 Penyakit jantung

 Kerusakan saraf

 Kerusakan atau gagal pada organ

 Kualitas hidup yang tidak baik

7. Pencegahan Gangguan Sistem Endokrin

Beberapa cara untuk mencegah munculnya gangguan sistem endokrin


(Halodoc, 2019):

 Tetap menjaga berat badan yang sehat ,mengonsumsi makanan sehat dan
banyak berolahraga
 Sertakan yodium dalam diet, ini dapat membantu mencegah masalah
tiroid.

REFENSI

Gibson, J. (2017). Kelenjar Hipofisis, 139–144.

Nunu, N., & Sinaga, P. (2019). Pengertian Tiroid. Kesehatan. Retrieved From
Http://Repository.Uki.Ac.Id/2233/1/Bkkpblok10tiroid.Pdf

Wulandari, M. (2018). Sistem Endokrin. KESEHATAN. Retrieved From


Http://Www.Ucarecdn.Com/6f4e3e6b-E2d1-46c4-80f3-E8d7a17bfc91/

Dewi, S. (2019). Fungsi Endokrin, 11–44. Retrieved From


Http://Repositori.Unsil.Ac.Id/794/6/7. BAB II.Pdf

Syaifuddin. (2014). Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC

Gangguan Sistem Endokrin, Diakses Pada Tanggal 07 April 2021 Di


Https://Www.Halodoc.Com/Kesehatan/Gangguan-Sistem-Endokrin
Setiawan. (2021) Kelenjar Tymus. Diakses Pada Tanggal 07 April 2021 Di
Https://Www.Gurupendidikan.Co.Id/Kelenjar-Timus/

Anda mungkin juga menyukai