Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3
Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3
PENDAHULUAN
Profesi dokter mempunyai tugas lain yang tidak kalah penting dari sekedar
memberikan pelayanan medis klinis kepada masyarakat, yaitu memberikan bantuan
terhadap penegakan hukum dan keadilan (medical for law). Seperti juga hak
kehidupan, kesehatan, kesembuhan maka keadilan dan perlindungan hukum
merupakan hak asasi manusia yang wajib dipenuhi dan dilindungi oleh negara.
Kata Forensik berasal dari Forum yang berarti pasar. Pada zaman
Romawi kuno pasar digunakan sebagai tempat pengadilan. Dari istilah ini kemudian
berkembang pengertian bahwa ilmu kedokteran forensik merupakan cabang ilmu
kedokteran yang mempergunakan ilmu pengetahuan dan teknologinya untuk
membantu penegakan hukum dan keadilan.2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Prof.Dr.Budi
Sampurna,Sp.F
(2009)
mendefinisikan
Ilmu
Kedokteran Forensik adalah salah satu cabang spesialistik ilmu kedokteran yang
memanfaatkan ilmu kedokteran untuk membantu penegakan hukum, keadilan dan
memecahkan masalah-masalah di bidang hukum.1
2.2
Lingkup Pelayanan
Pelayanan di bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal dalam
beberapa kasus masih diperlukan disiplin ilmu lain. Di bidang kesehatan bantuan
tersebut dapat mencakup Patologi Forensik, Psikiatri Forensik, Toksikologi Forensik,
Antopologi Forensik, Odontologi Forensik dan Radiologi Forensik.
Kedokteran forensik sebenarnya suatu ilmu yang dimiliki oleh setiap dokter
karena tanpa terkecuali semua dokter pernah mendapatkan pengetahuan ilmu
kedokteran forensik diwaktu perkuliahan. Pasal 224 Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP): Barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang menjadi saksi
ahli atau juru bahasa dengan sengaja atau tidak menjalankan suatu kewajiban menurut
undang-undang yang harus dijalankannya dalam kedudukan tersebut di atas, dalam
perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan dan untuk
perkara lain dihukum dengan hukuman selama-lamanya 6 bulan.3,4
2.3
2.4
Prosedur Medikolegal
dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain
badan mayat.
Menurut pasal 133 KUHAP permintaan visum et repertum merupakan
wewenang penyidik, resmi dan harus tertulis, visum et repertum dilakukan terhadap
korban bukan tersangka dan ada indikasi dugaan akibat peristiwa pidana. Bila
pemeriksaan terhadap mayat maka permintaan visum disertai identitas label pada
bagian badan mayat, harus jelas pemeriksaan yang diminta, dan visum tersebut
ditujukan kepada ahli kedokteran forensik atau kepada dokter di rumah sakit.
dengan
sengaja
mencegah,
menghalang-halangi
atau
dengan
sengaja
mencegah,
menghalang-halangi
atau
Pasal 53 UU Kesehatan
Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan tindakan
medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan
yang bersangkutan.
10
Keterangan Ahli
Pasal 1 Butir 28 KUHAP
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan seorang yang memiliki
keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu
perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan. (pengertian keterangan ahli
saecara umum) Agar dapat diajukan ke sidang pengadilan sebagai upaya
pembuktian, keterangan ahli harus dikemas dalam betuk alat bukti sah.
Alat Bukti Sah
Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila
dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti sah ia memperoleh keyakinan
bahwa suatu tindakan pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang
bersalah melakukannya.
Pasal 184 KUHAP
Alat bukti yang sah adalah:
1. keterangan saksi,
2. keterangan ahli,
3. Surat,
4. petunjuk,
5. keterangan terdakwa
11
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu.6,7
Elemen-elemen kompetensi terdiri dari :
a. Landasan kepribadian
b. Penguasaan ilmu dan keterampilan
c. Kemampuan berkarya
d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu
dan keterampilan yang dikuasai
e. Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam
berkarya.
12
13
2.6
verbal dan non verbal dengan pasien (korban hidup) pada semua usia, anggota
keluarga (pada korban meninggal), masyarakat, kolega dan profesi lain.
Komunikasi antara dokter dan korban/pasien atau dengan keluarganya harus
dilakukan seefektif mungkin oleh dokter agar pasien atau keluarga pasien bersedia
dilakukan pemeriksaan walaupun secara hukum untuk pemeriksaan forensik dokter
tidak perlu izin keluarga melainkan kewajiban penyidik untuk memberitahu korban
atau keluarga korban (meninggal). Hal ini sesuai pasal 134 KUHAP.
Pasal 134 KUHAP
1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian
bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.
2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menjelaskan dengan
sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan dilakukan pembedahan
tersebut.
3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari
keluarga atau pihak yang perlu diberi tahu tidak ditemukan, penyidik
segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
133 ayat (3) undang-undang.
Ditinjau dari area komunikasi efektif di bidang kedokteran forensik,seorang
lulusan dokter harus mampu:
1. Berkomunikasi efektif dengan Korban atau dengan keluarga korban
Berkomunikasi dengan korban serta anggota keluarganya, dengan cara
memberi penjelasan apa tujuan dilakukan pemeriksaan, cara dan prosedur
14
Memberikan situasi yang nyaman bagi korban dengan menjaga privasi pasien,
Aktif dan mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi waktu yang cukup
pada pasien untuk menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahan pasien
serta kronologis kejadiaan.
dokter
umum.
Misalnya,
identifikasi
tulang,
identifikasi
gigi
15
16
2.2
17
didemonstrasikan
ketrampilan
ini,
dan
pernah
pengalaman
untuk
menggunakan
dan
menerapkan
tubuh.
18
19
20
21
22
5. Kompetensi V
Berperan sebagai pengajar dan pembimbing dalam bidang Forensik, etik dan
medikolegal sesuai dengan ketentuan perundang2an yang berlaku.\
6. Kompetensi VI
Berperan aktif dalam mengembangkan ilmu kedokteran khususnya dalam
bidang Forensik, etika dan medikolegal melalui penulisan karya ilmiah yang
dipresentasikan atau dipublikasikan dari hasil penelitian.
Ditinjau dari standar profesi, seorang dokter Spesialis Forensik mempunyai
kompetensi yaitu sebagai berikut:
1. Mampu melakukan pemeriksaan jenazah atau bagian dari jenazah dan
menginterpretasikannya untuk kepentingan identifikasi.
2. Mampu melakukan penggalian kuburan tunggal
dan melakukan
23
melakukan
pemeriksaan
laboratorium
forensik
untuk
24
BAB III
PENUTUP
25
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran
Pemahaman
Dari
Segi
Penuntun
Kepaniteraan
Klinik
Kedokteran
Forensik
dan
26
9.Istandyarie, Anny, Tanggung jawab Hukum dan Sanksi Hukum bagi dokter,
Prestasi Pustaka, Jakarta,2006.
10. Dahlan, Sofwan, Ilmu Kedokteran Forensik pedoman bagi dokter dan penegak
hukum, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.2000.
27