Pencegahan Dan Pengendalian Zoonosis DRH Sunu
Pencegahan Dan Pengendalian Zoonosis DRH Sunu
Ardilasunu Wicaksono
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
demikian,
penyakit
zoonotik
harus
dapat
dicegah
dan
Pembahasan
Tindakan pencegahan zoonosis merupakan upaya secara dini untuk
menghalau masuknya penyakit sehingga terhindar dari kerugian dari zoonosis
tersebut baik pada hewan maupun manusia. Tindakan pengendalian zoonosis
merupakan upaya mengatur melalui manajemen kesehatan terhadap penyakit
yang sudah ada sehingga penyakit tersebut dapat dikurangi intensitasnya dan
dicegah penyebarannya.
Prinsip pencegahan dan pengendalian zoonosis sama halnya dengan
prinsip pencegahan dan pengendalian penyakit. Prinsip tersebut berkaitan erat
dengan
konsep
ecosystem
health
yaitu
adanya
keseimbangan
antara
merupakan
upaya
untuk
melindungi,
memelihara,
dan
kesehatan.
Contoh
tindakan
higiene
personal
adalah
membersihkan diri dengan mandi atau mencuci tangan sehingga terhindar dari
mikroorganisme. Sanitasi lebih ditujukan pada pengawasan terhadap faktor
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia. Tindakan sanitasi bertujuan
untuk mencegah atau menurunkan jumlah mikroorganisme.
Tindakan higiene dan sanitasi merupakan upaya dekontaminasi terhadap
mikroorganisme. Dekontaminasi menghancurkan virus dan organisme penyakit,
mengurangi risiko penularan antara hewan dengan hewan atau hewan ke
manusia. Dekontaminasi adalah unsur utama dari biosekuriti yang efektif.
Sanitasi didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam
rantai perpindahan penyakit tersebut. Penerapan dari prinsip-prinsip sanitasi
adalah untuk memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan
yang baik pada manusia. Dalam industri pangan, sanitasi meliputi berbagai
kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan dan pengemasan produk
makanan, pembersihan dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik dan
kesehatan pekerja.
Dalam industri perunggasan, prinsip-prinsip sanitasi dilakukan pada
berbagai tahapan. Tahap tersebut dimulai dari usaha pembibitan ayam, usaha
pembesaran ayam, rumah pemotongan unggas dan atau tempat pemrosesan
daging sampai pada penanganan pasca panen, pengolahan dan penyimpanan
daging.
Kegiatan sanitasi dengan desinfeksi dilakukan dengan membersihkan
seluruh benda atau bahan yang berpotensi dalam menyebarkan agen penyakit.
Kelompok desinfektan seperti komponen ammonium kuartener diketahui efektif
untuk membunuh virus. Desinfektan menjadi tidak efektif jika terdapat materi
organik yang menutui permukaan, sehingga sebelum dilakukan desinfeksi, materi
organik seperti feses harus terlebih dahulu dibersihkan.
dan
kontaminasi
penyakit,
pengolahan,
penyimpanan
dan
adalah
pemberian
antigen
untuk
merangsang
sistem
kebal
meliputi
manajemen
terhadap
risiko
biologis
secara
lingkungan
dan
meningkatkan
produksi
yang
berkelanjutan.
Dalam bidang peternakan, biosekuriti adalah praktek yang dirancang untuk
mencegah penyebaran penyakit ke dalam suatu peternakan. Biosekuriti dalam
peternakan unggas sebagai serangkaian tahapan manajemen yang diambil untuk
melindungi masuknya agen infeksius ke dalam suatu kelompok atau flok ternak
hewan.
Biosekuriti dapat digambarkan sebagai satu perangkat program kerja dan
prosedur yang akan mencegah atau membatasi hidup dan menyebarnya hama
pada
manusia,
ternak, hewan
lain,
bahan, dan
peralatan.
strategi
yang
dilakukan
untuk
pencegahan
masuknya
dan
tersebarnya suatu penyakit menular dengan cara melakukan uji secara individu
pada ternak, dan jika uji positif maka ternak tersebut akan disembelih untuk
menghindari penularan agen penyakit pada ternak lainnya. Test and slaughter
biasanya dilakukan pada ternak besar seperti sapi dan kerbau
Peran pemerintah dalam pengendalian zoonosis
Peran dan fungsi pemerintah dalam pengendalian zoonosis yaitu
Meningkatkan pengetahuan ekologi dan epidemiologi untuk mendeteksi
penyakit dan memonitor program pengawasan zoonosis.
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat
(public awareness) terhadap penyakit-penyakit zoonotik strategis sebagai
upaya pencegahan zoonosis.
Mengoptimalkan risk management dan risk communication hasil risk
analysis importasi (lalu lintas) ternak dan produk asal hewan.
Mengintesifkan koordinasi pengawasan antara Dinas dengan seluruh
stake holder terkait.
Peran dan fungsi tersebut harus dikerjakan bersama dengan komponen
masyarakat agar terjadi optimalisasi dari tujuan pengendalian zoonosis yang
ingin dicapai.
Pengendalian zoonosis terkait dengan keamanan pangan juga perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya foodborne zoonosis. Program keamanan
pangan dirancang berdasarkan prinsip identifikasi dan penelusuran (Identification
tracebility) pangan asal hewan. Program tersebut mencakup tentang kegiatan
teknis di lapangan, fasilitasi pengujian dan pemberdayaan laboratorium daerah,
dan menganalisa data hasil pengujian.
Kegiatan teknis dilakukan dengan melakukan sampling dari tiga penyakit
utama di Indonesia seperti salmonellosis, campylobacteriosis, dan anthraks pada
unit usaha pangan asal hewan khususnya Rumah Potong Hewan dan Rumah
masyarakat
dengan
meningkatkan
kemampuan,
lintas
spesies,
bersamaan
dengan
upaya
bersama
untuk
baru
muncul
(emerging
dan
re-emerging
zoonosis).
Kesimpulan
Pencegahan dan pengendalian zoonosis terkait dengan keseimbangan
antara manusia, hewan, lingkungan, dan agen penyakit. Pencegahan dilakukan
terhadap semua unsur untuk tetap mempertahankan keseimbangan tersebut.
Secara teknis, upaya pencegahan dan pengendalian zoonosis meliputi tindakan
higiene dan sanitasi, vaksinasi, dan biosekuriti. Dalam mencapai tujuan
terkendalinya zoonosis juga perlu peran dan komitmen dari semua pihak baik
pemerintah maupun masyarakat. Konsep one health yang baru-baru ini dirintis
juga menjadi salah satu upaya pengendalian zoonosis di masa yang akan
datang.
http://www.dai.com/work/project_detail.php?pid=122.
[3
Desember 2010].
Depkes [Departemen Kesehatan]. 2006. Intervensi Kesehatan Masyarakat untuk
Pencegahan
dan
Pengendalian
Flu
Burung.
Jakarta:
Direktorat