Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si
penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan
yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah
sakit dapat menjadi sia sia jika tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di
rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan
kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan
individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam
pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai nilai dan
budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang
diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki
otonomi untuk memutuskan hal hal yang terkait dengan masalah kesehatannya.
Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk
meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan
kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat
yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan
yang diberikan di rumah rumah khususnya oleh perawat komunitas masih
bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang
diberikan.
Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori
keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.

B. Tujuan.
1. Tujuan umum :
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas
dan perkembangan keluarga.
2. Tujuan khusus :
Setelah menyelesaikan belajar klinik mampu :
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah
kesehatan keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar
1. Keperawatan kesehatan keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah
keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga
saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang
efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat, perawat
dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara
pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam pengambil keputusan
dalam pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk
mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga. Sedangkan tujuan
perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk
mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan
melindungi serta memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan
kesehatan.

2. Type-type keluarga :
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita

dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

B. Tanggung Jawab Perawat


Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai tanggung
jawab yang meliputi :
1. Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial,
menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan intervensi.
Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga
dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan
selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawata
dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih
merupakan tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu
pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di
rumah.

2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting
untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya.

3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus


Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain
dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat yang
yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan,
menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk mememuhi
kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.

4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan


Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu
perawatan yang dilakukan di rumah.

5. Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah
peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah
pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

C. Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal hal
yang dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data umum :
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status
imunisasi dari masing masing anggota keluarga serta genogram.
Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan
Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Status sosial ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang barang yang dimiliki oleh keluarga.

Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat


kapan saja keluarga pergi bersama sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio
juga merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing masing anggota dan sumber pelayanan yang
digunakan keluarga.

c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan
perabotan rumah, dan denah rumah.
Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga
dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan

atau

kesepakatan

penduduk

setempat,

budaya

yang

mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis,
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
Struktur

kekuatan

keluarga.

Kemampuan

anggota

keluarga

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah


perilaku.
Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang
dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga
Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga

lainnya,

kehangatan

pada

keluarga

dan

keluarga

mengembangkan sikap saling menghargai.


Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam
keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma
atau budaya dan perilaku.
Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
-

mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga mengenal fakta


fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala,
penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap
masalah.

mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : sejauh


mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah
masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut
akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap
masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada,
kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi
yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.

merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga


mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber
sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung
jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan
fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap
yang sakit.

memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana mengetahui


sumber sumbver keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan
kekompakan antar anggota keluarga.

menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat :


apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami
keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan
keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut
terjangkau oleh keluarga.

Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan


jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

f. Stres dan koping keluarga


Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor.
Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
Strategi

adaptasi

disfungsional
permasalahan.

disfungsional.

yang

digunakan

Dijelaskan
keluarga

mengenai
bila

adaptasi

menghadapi

g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.

h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga.


Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
b. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa
keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.

3. Perencanaan keperawatan keluarga.


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan Kriteria
dan Standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil
yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus
yang ditetapkan.

4. Tahapan tindakan keperawatan keluarga.


Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi

10

kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi


yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,
mengidentfikasi

sumber

sumber

yang

dimiliki

keluarga

dan

mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.


c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan
fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber sumber yang
dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.

5. Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan
dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat
dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang
dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif
adalah evaluasi akhir.

BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK GATOT PURWANTO
RT 2 RW III KELURAHAN WIYUNG

Pengkajian (Tanggal. 08 November 2002)


A. Data Umum
1. Nama KK

: Gatot Purwanto

2. Umur

: 33 th.

3. Alamat

: RT 2 RW III Kel. Wiyung.

4. Pendidikan

: SLTP

5. Pekerjaan

: Pegawai Swasta

6. Agama

: Islam

7. Komposisi Keluarga :
Hub.
No.

Nama

Sex Umur

Dg.

Pendd Agama Pekerjaan

Status kes

KK
1.

Gatot Purwanto

33 th. KK

SLTP

Islam

PS

Sehat

2.

Sumilah

32 th. Istri

SLTP

Islam

URT

Sehat

3.

Inuna

9 th

Kls.3

Islam

Sehat

4.

Budiman

1 th. Anak

Islam

Sehat

5.

Sugino

65 th

Bapak

SD

Islam

Gatal-gatal

6.

Lukiah

62 th

Ibu

SD

Islam

Jualan

Anak

Lansia

Genogram

8. Tipe keluarga : Extended family


Yang terdiri dari Ayah, ibu dan dua anak, ditambah kedua orang tua dari

12

ibu Sumilah.
9. Kewargaan negara / suku bangsa : Indonesia / Jawa.
10. Agama

: Islam.

11. Status social ekonomi keluarga :


Penghasilan keluarga adalah : antara Rp. 250.000,- sampai Rp. 500.000,perbulan yang diperoleh dari hasil jualan ibunya dan subsidi dari beberapa
anaknya. Menurut pengakuan keluarga penghasilan yang ada cukup untuk
memenuhi keperluan sehari-hari
12. Aktivitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV di rumah.
Kadang-kadang kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga
dekatnya..
B. Riwayat Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan saat ini : Keluarga dengan anak prasekolah, sekolah
dan ada umur lanjut usia.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Sedangkan tugas keluarga yang belum dapat dicapai adalah dalam
merawat kesehatan keluarga, dimana terdapat orang tua lanjut usia yang
,mengalami ganguuan kesehatan yaitu penderita mengalami gatal-gatal
dan sampai sekarang kondisinya masih sakit.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Bu Lukiah mengatakan bahwa suaminya Bapak Sigiono sejak 3 tahun
yang lalu menderita gatal-gatal dan sampai sekarang belum sembuhsembuh padahal sudah berobat sampai ke RSUD Sutomo Surabaya. Klien
mengalami allergi daging ayam.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu)
3 bulan yang lalu ibu lumkiah pernah dioperasi RSUD Dr.Sutomo
Surabaya dengan penyakit tumor kandungan tetapi sekarang sudah
membaik.
C. Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas rumah yang ditempati + 55 m2 (5 m x 11 m), terdiri dari 1 ruang
tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi
dan didepan ada teras rumah. Bangunan rumah berbentuk rumah jawa

13

yang dimodifikasi. Lantai rumah terbuat dari tegel dengan keadaan kurang
bersih dan penataan alat / probot rumah tangga yang kurang rapi,
penerangan dan ventilasi kurang Sumber air minum menggunakan PAM,
sedangkan untuk keperluan cuci dan mandi diambil dari sumur tetangga.
WC menggunakan septic tank yang terletak disamping rumah.

Km.mandi

Dapur

Km tidur

Km makan

Km tidur R. keluarga
Ruang tamu
Teras Rumah

Gb. Denah Rumah Keluarga binaan

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga sebelah kanan kiri rumah adalah saudara sendiri sehingga
mereka selalu berkumpul dalam waktu luang maupun membicarakan
keperluan masalah keluarga yang ringan-ringan.
3. Mobilitas keluarga
Saat ini ( Sejak 1 bulan yang lalu ) KK, isteri dan kedua anaknya sudah
pergi ke Batam untuk tinggal sementara guna mencari penghasilan, di
Batam keluarga mengontrak rumah dan setiap 3 bulan kembali ke Wiyung
kemudian berangkat lagi. Saat di tinggal, kedua orang tua keluarga hanya
tinggal berdua dalam satu rumah tersebut tetapi rumah disampingnya
adalah rumah anaknya yang lain juga yang sudag berkeluarga. Setiap hari
ibunya menjaga kios yang ada didepan rumahnya.dan Alhamdulillah anak
dan orangn tuanya saling membantu dalam memenuhi kebutuhan seharihari.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat

14

Saat berada di kampung, keluarga termasuk anggota masyarakat yang


aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat, kecuali kedua orang tuanya
yang sudah lanjur usia namun masih aktif jalan, kepasar dan kelilingkeliling tetangga.

5. Sistem pendukung keluarga


Disaat hidup berdua, kedua orang tuanya di rawat oleh anaknya yang lain
yang tinggal disamping rumahnya dan terlihat anaknya cukup rukun
dengan orang tuanya.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga mengatakan, komunikasi selalu dilakukan untuk minta
pertimbangan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2. Struktur peran keluarga
a. Bapak Gatot Purwanto
pencari

nafkah

dan

sebagai kepala keluarga berperan sebagai


pengambil

keputusan

utama

dalam

keluarga.walaupun sering keluar daerah, keputusan akhir akan


dimusyawarahkan dulu dengan saudar yang ada disebelah.
b. Bu Sumilah sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam
membimbing dan mendidik anak-anak serta mengatur rumah maupun
kedua orang tuanya namun saat ini sudah ikut suaminya ke Batam.
c. Pak Sugino yang sudah tidak bekerja, kesehariannya membantu
mengawasi anak-anak. Peran yang lebih penting adalah sebagai orang
yang bisa dimintai pertimbangan untuk mengambil keputusan dan saat
ini menderita gata-gatal karena allergi salah satu makanan.
d. Bu Lukiah yang sudah termasuk lansia tetapi masih senang berjualan
dikios yang ada didepan rumahnya sambil diawasi oleh anaknya yang
juga tinggal disamping rumahnya.
Walaupun bapak Gatot dan keluarganya sudah keluar daerah namun uang
untuk keperluan sehari-hari untuk bapak dan ibunya tetap dikirim dibantu
oleh mbah Lukiah yang sambil jualan dikiosnya dan bantua dari anaknya
yang lain yang tinggal disamping rumahnya.

3. Nilai dan norma keluarga


Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai

15

dalam agama yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya.


Keluarga ini menganggap bahwa sakit yang diderita Bu Lukiah dan bapak
Sugino adalah penyakitnya orang tua yang biasa terjadi. Tapi upaya untuk
mengendalikan dan mencegah kekambuhan tetap dilakukan dengan
mengatur makanan dan segera periksa ke Puskesmas bila dirasakan ada
gangguan kesehatannya.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afeksi
Menurut keterangan keluarga, dalam kehidupan sehari-harinya mereka
selalu damai dan saling menjaga kepentingan bersama. Seperti misalnya
Ibu Lukiah yang diberi kesempatan untuk berjualan dikios yang ada
disamping rumahnya dengan alasan agar orang tuanya tersebut ada
kegiatan, ibu lukiah menjalaninya dengan senang hati dan tak ditemuai
kesulitan yang berarti.
2. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik.
Seperti

memenuhi

kebutuhan

pendidikan,

kalua

ada

kegiatan

kemasyarakatan, keluarga selalu ikut didalamnya.


3. Fungsi perawatan kesehatan.
Dalam hal kesehatan keluarga tidak tahu tentang pengaturan perabot dan
[erlengkapan rumah tangga akan membantu dalam proses pencegahan
penyakit kulit seperti gatal-gatal. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
tidak teraturnya keluarga dalam mengatu dan menata rumahnya terutama
pakaian yang digantung / disimpan disembarang tempat dan perabot
lainnya yang tidak tertata dengan rapi.
4. Fungsi reproduksi
Menurut adiknya yang tinggal di samping rumahnya, Ibu sumilah sudah
melaksanakan program KB yaitu suntik. Sementara kakek dan neneknya
sudah didah proktif lagi.
5. Fungsi ekonomi
Pendapatan utama keluarga ini adalah dari pendapatan

Pak Gatot

Purwanto yang ditambah dengan hasil jualan ( dikios ) Bu Lukiah dan


bantuan dari anaknya yang tinggal disamping rumahnya.

Menurut

pengakuan keluarga penghasilan tiap bulan cukup untuk memenuhi

16

kebutuhan sehari-hari saja.

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor yang dimiliki
Saat ini kakek Sugiono sedang mengalami gangguan kesehatan yaitu
sering menderita gatal-gatal pada seluruh badannya, sudah berobat ke
Puskesmas dan Rumah Sakit namun belum membawa hasil yang
maksimal karema gatal-gatal selalu kambuh lagi. Menurut pengakuan
keluarga, gatal-gatal pada kakek Sugiono akan kambuh setelah makan
daging / telur namun kepastiannya keluarga tidak tahu. Dengan adanya
gatal-gatal yang sering kambuh pada kakek Sugiono ini, Keluarga merasa
heran dan sedikit cemas karena tidak sembuh-sembuh dan sangat
mengharapkan untuk sembuh total.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Untuk menghindari kekambuhan gatal tersebut, keluarga membatasi untuk
makan daging / telur, dan kalau sudah gatal-gatal keluarga ke Puskesmas.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga berhati-hati dalam memilih makanan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Kakek selalu diberi persiapan uang untuk ke Puskesmas, kalau kalau
terjadi kekambuhan gatalnya.

G. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang
diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan
keluarga.
1) Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum Mbah Lukiah : Nampak sudah mulai lemah karena
memasuki umur lansia, Penampilan mulai terlihat skiposis (bungkuk) ,
kebersihan baju maupun celana agak kotor dan kusut.makan dan minum
masih dalam batas normal,
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah

: 140 / 90 mmHg.

Respirasi

: 24 x/mnt

Suhu

: 36,2 0C

17

TB

: 155 cm

BB

: 42 Kg.

2) Pemeriksaan fisik khusus:


Kepala dan leher
Pada pemeriksaan kepala , tidak terdapat adanya benjolan, bentuk
kepala normal.
Leher : Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena
jugularis dan arteri carotis, nyeri saat dilakukan penekanan pada
daerah oksipital.
Mata : Konjungtiva tidak terlihat anemis, kelopak mata tidak
terdapat udema, kornea tampak warna putih, penglihatan masih baik.
Hidung : tidak ada kelaianan yang ditemukan.
Mulut : bibir tidak kering dan tidak terlihat tanda tanda sianosis.
Dada : Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan
S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi, suara mur mur tidak ada ronchi
(-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
Abdomen : Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya
pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus baik,
ada bekas luka operasi yang sudah menjadi sikatrik.
Ektrimitas :Pada ekstrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema,
tidak terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan
persendian, mampu mengangkat dan melipat persendian secara
sempurna.

H. Harapan Keluarga
Keluarga Kakek Sugiono berharap anggota keluarga dapat berperan masingmasing tanpa ada yang mengalami gangguan kesehatannya. Sehingga semua
bisa berjalan lancar tanpa hambatan. Penyaki gatal nya dapat sembuh total dan
mbah lukiah bisa berjualan dengan lancar.

18

Analisa Data
Data

Masalah (P)

Penyebab (E)

Data subyektif :
Keluarga menceriatakan bahwa
mbah Sugino sering kekambuhan
gatal-gatalnya dan gejala tersebut
muncul setelah memakan daging
ayam / telur.
Sering berobat kepuskesmas
dengan penyakit yang sama yaitu
gatal-gatal.
Data Obyektif :
Saat petugas berkunjung kerumah,
terlihat mbah Sugino menggarukgarukan
badannya,
terlihat
garukannya sampai memerah.
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah
: 140/100
mmHg.
Respirasi
: 20 x/mnt
Suhu
: 36,1 0C
----------------------------------------Data subyektif :
Keluarga mengatakan dirumah ini
banyak nyamukdan kami tidak
bisa menata rumah dengan baik/
teratur karena sudah umur tua.
Data obyektif
Saat
Petugas
berkunjung
kerumah, terlihat perabot rumah
tangga ( Baju, celana, kain dan
sebagainya) penempatannya tidak
teratur.,
dimana-mana
ada
gantungan
pakaian,
setelah
diangkat gantungan baju terlihat
nyamuk berterbangan
-----------------------------------------Data subyektif.
-keluarga mengatakan Kami sudah
tua, kondisi sudah lemah dan tak kuat
lagi untuk bekerja yang berat-berat.
Data obyektif :
Hasil pendataan didapatkan : usia
sudah masuk kategori lansia, kondisi
fisik terlihat sudah lemah, suda mulai
ada tanda-tanda skiposis ( bungkuk )

Resiko
tinggi
kekambuhan
berulang pentakit Mbah Sugini (
Gatal-gatal )

Ketidak
mampuan
keluarga
mengenal hal-hal yang berkaitan
dengan penyakit allergi.

-------------------------------------

-------------------------------------

Resiko Terkena penyakit malaria.

Ketidak
mampuan
keluarga
dalam menciptakan lingkungan
rumah yg dapat menghambat
perkembangbiakan
vektor
(Nyamuk).

-----------------------------------Resiko terjadinya kecelakaan


lansia.

-----------------------------------Kondisi
fisik yang sudah
menurun ( Lansia )

Rumusan diagnosa keperawatan


1. Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal ) s/d. Ketidak
mampuan keluarga
mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit allergi.
2. Resiko Terkena penyakit malaria. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan
lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk).
3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia Kondisi fisik yang sudah menurun ( Lansia )

19

Skoring perioritas masalah


1. Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal ) s/d. Ketidak
mampuan keluarga
mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit allergi.

No
1.

Kriteria

Skala

Bobot

Skoring

Pembenaran

a. Sifat masalah:
Tidak/kurang sehat

3/3x1=1

a. Ketidak tahuan keluarga tentang


masalah
penyakit
allergi
merupakan bahaya terhadap
kondisi klien.

b. Kemungkinan masalah
dapat diubah:
Hanya sebagian

1/2x2= 1

b. Kondisi klien yang sudah


memasukiki
usia
lansia,sehingga sangat terbatas
kemampuannya
untuk
mengatasi / mencegah allergi.

c. Potensial
masalah
untuk dicegah:
Tinggi

2/2x1=1

c. Penyakit allergi memungkinkan


untuk
dicegah
dengan
menghindari
faktor
resiko
penyebab
dan
mengatur
makanan setiap hari. ( keluarga
mau
diajak
kerjasama
/kooperatif )

d. Menonjolnya masalah:
Masalah berat, harus
segera ditangani

1.

2
/2x1
=1

Total

d.Bila tidak segera ditanganni


maka akan terjadi komplikasi
sekunderr seperti infeksi karena
badan digaruk atau menggangu
istirahat.

20

2. Resiko Terkena penyakit malaria. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan


lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk).

No
1.

Kriteria

Skala

Bobot

Skoring

a. Sifat masalah:
Ancaman kesehatan

2/3x1=2/3 a. Kurang gizi pada anak, bila


melakukan tindakan yang salah
atau tidak dilakukan tindakan
akan memperberat kondisi.

b. Kemungkinan
masalah
dapat
diubah: mudah

2/2x2= 2 b. Respon keluarga mau menerima


pendidikan kesehatan sehingga
keluarga
berusaha
dengan
sadar
memperbaiki
gizi
anaknya.

c. Potensial
masalah
untuk dicegah:
Cukup

2/3x1=2/3 c.Kurang gizi dapat diatasi dengan


memberikan makanan yang cukup
gizi dengan
variasi/modifikasi
untuk meningkatkan selera.

d. Menonjolnya masalah:
Masalah berat, harus
segera ditangani.

2.

2
/2x1
=1

Total

4 1/3

Pembenaran

Bila tidak segera ditangani maka


akan terjadi komplikasi lebih lanjut,
seperti, daya tahan tubuh rendah,
perkembangan terhambat.

21

3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia Kondisi fisik yang sudah menurun ( Lansia )

No
1.

Kriteria

Skala

Bobot

Skoring

Pembenaran

e. Sifat masalah:
Ancaman kesehatan

2/3x1=2/3 a. Dengan kondisi fisik yang sudah


menurun pada lansia akan
memudahkan untuk terjadinya
kecelakaan baik didalam rumah
maupun diluar rumah.

f.

Kemungkinan
masalah
dapat
diubah: mudah

2/2x2= 2 b. Dengan penataan lingkungan


perubahan yang teratur akan
dapat menghindari kecelakaan,
klien memaklumi hal tersebut.

g. Potensial
masalah
untuk dicegah:
Cukup

2/3x1=2/3 c.Kecelakaan
dapat
dicegah
dengan membatasi bepergian
keluar
rumah
dan
menata
halaman rumah dengan baik.

h. Menonjolnya masalah:
Masalah ada, tapi tak
perlu
penanganan
segera.

3.

4.

x1
5.
=
1/2

Bila tidak segera ditangani maka


akan terjadi komplikasi lebih lanjut,
seperti, daya tahan tubuh rendah,
perkembangan terhambat.

Total

4 ,00

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan pada Keluarga
Bapak Gatot Purwanto adalah sebagai berikut:

1. Resiko Terkena penyakit malaria. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan


lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk). Dengan
skoor 4 1/3
2. Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal ) s/d. Ketidak
mampuan keluarga mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit allergi. Dengan
skoor 4
3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia Kondisi fisik yang sudah menurun ( Lansia ) Dengan

skoor 4

22
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No.Dx

Tujuan

Diag.
No.1.

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan tidak terjadi tertularnya
penyakit malaria / DHF pada
keluarga Gatot Purwanto.

Kriteria

Standar

-Verbal

(pengetahuan)
-Afekti ( tingkah
laku )

Diag.
No. 2

Setelah 1 bulan dalam perawatan


petugas , penyakit gatal-gatal yang
muncul pada bapak Sugino akan
hilang.

-Verbal

(pengetahuan)
-Afektif ( tingkah
laku)

Intervensi

Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda


dan gejala penyakit Malaria
Keluarga
dapat
mengidentifikasi
penyebab terjadinya malaria
Keluarga dapat memutuskan tindakan
yang harus dilakukan untuk memutuskan
rantai perkembangan vektor (nyamuk)
seperti mengatur alat / perabot rumah
tangga dengan baik.
Keluarga dapat menjelaskan hal-hal yg
dapat mencegah terjadinya malaria.
Keluarga mampu menata alat/ perabot
rumah tangga dengan baik.

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit


malaria
dan
faktor-faktoe
yang
mempebagauhinya.
2. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian,
penyebab,tanda-tanda dan cara pencegahan
peny. malaria
3. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan
untuk mencegah tertularnya penyakit malaria
seperti : menata alat / perabot rumah dg.baik.
4. Berikan kesempatan keluarga menanyakan
penjelasan yang telah diberikan setiap kali
diskusi.
5. berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan
yang belum dimengerti.
6. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang
didiskusikan dengan keluarga.
7. Berikan pujian terhadap kemampuan yang
diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.

Keluarga dapat menyebutkan pengertian,


tanda, gejala, cara pencegahan dan cara
untuk mengatasinya penyakit gatal-gatal.
Keluarga
dapat
mengidentifikasi
penyebab gatal-gatal.
Keluarga dapat mengambil keputusan
untuk melakukan upaya pencegahan
terhadap penyakit gatal-gatalnya.
Kekanbuhan penyakit gatal-gatalnya
tidak terjadi lagi.

1. Kaji riwayat kesehatan Bapak Sugino


sebelumnya.
2. Kaji makanan kesukaan bpk Sugino
3. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah
yang berkaitan dengan gatal / allergi.
4. Ajak bapak Sugino untuk berkonsutasi dengan
dokter puskesmas
5. Ajari kebersihan linkungan tempat tinggal.

23

Diag.
No.3

Setelah 1 miggu dalam perawatan, -Verbal


kecelakaan untuk lansia tidak (pengetahuan)

terjadi.
-Afektif ( tingkah
laku)

Keluarga dapat menyebutkan masalah


yang berkaitan dengan kecelakaan lansia.
Keluarga
dapat
mengidentifikasi
penyebab terjadinya kecelakaan pada
lanjut usia.
Keluarga dapat memutuskan tindakan
yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan pada lanjut usia.
Keluarga mampu menata alat/ perabot
rumah tangga dengan baik.agar dapat
menghindari kecelakaan akibat alat
rumah tangga.

1.

Diskusikan dgn.keluarga ttg.hal-hal


berkaitan dg. Kecelakaan lansia

yang

4. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab


terjadinya kecelakaan pada lansia.
5. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada
lansia.
6. berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan
yang belum dimengerti.
7. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang
didiskusikan dengan keluarga.
8. Berikan pujian terhadap kemampuan yang
diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.

24
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
No
1

Diagnosa
Keperawatan
1.
Resiko
Terkena
penyakit
malaria. Ketidak
mampuan
keluarga dalam
menciptakan
lingkungan
rumah yg dapat
menghambat
perkembangbiak
an
vektor
(Nyamuk).
Dengan skoor 4
1/3

Tujuan Khusus

Keluarga dapat menyebutkan


tanda-tanda dan gejala penyakit
Malaria
Keluarga dapat mengidentifikasi
penyebab terjadinya malaria
Keluarga dapat memutuskan
tindakan yang harus dilakukan
untuk
memutuskan
rantai
perkembangan vektor (nyamuk)
seperti mengatur alat / perabot
rumah tangga dengan baik.
Keluarga dapat menjelaskan halhal yg dapat mencegah terjadinya
malaria.
Keluarga mampu menata alat/
perabot rumah tangga dengan
baik.

Tanggal
7 Nov
2002

Implementasi

Evaluasi

1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang penyakit malaria 12 November 2002.


dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.( menanyakan Data Subyektif.
apa itu penyakit malaria, bagaimana cara penularannya - Dengan bahasa yang sederhana,
dan bagaimana cara pencegahannya )
keluarga mampu menyampaikan
2. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian,
kembali tentang apa yang telah
penyebab,tanda-tanda
dan cara pencegahan
peny.
diajarkan seperti pengertian
Malaria.
penyakit
malaria,
faktor
3. Mendiskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk
penyebab, cara mengatasinya
mencegah tertularnya penyakit malaria seperti : menata
dan cara pencegahanannya.
alat / perabot rumah dg.baik.
- Ibu mengatakan sudah
4. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
merapikan alat alat rumah
menanyakan kembali tentang penjelasan yang telah
tangga pada tempat masingdiberikan setiap kali diskusi.
masing.
5. Memberikan penjelasan ulang beberapa penjelasan yang Data Obyektif.
belum dimengerti, seperti cara pencegahan dan jenis obat - Terdengar saat menyampaikan
yang diminum.
kembali
apa
yang
telah
6. Mengevaluasi secara singkat terhadap
topik yang
disampaikan petugas, klien
didiskusikan dengan keluarga.
mampu mengulanginya walaupun
7. Memberikan pujian terhadap kemampuan yang dalam bahasa yang sederhana.
diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.
- Saat berkunjung, petugas dapat
melihat suasana dirumah sudah
rapi seperti baju-baju tidak
bergantu ngan lagi disembarang
tempat
- Pada tempat-tempat tertentu yang
gelap ( dalam kamar ) masih
terlihat
nyamuk
walaupun
tidakbanyak.
Assesment.
- Tujuan tercapai sebagian.
Planning
- Rencana tindakan tetap diteruskan.

25
2. Resiko tinggi
kekambuhan
berulang
pentakit Mbah
Sugini ( Gatalgatal
)
s/d.
Ketidak
mampuan
keluarga
mengenal halhal
yang
berkaitan
dengan penyakit
allergi. Dengan
skoor 4

1.Keluarga
dapat
menyebutkan 7 Nov
pengertian, tanda, gejala, cara 2002
pencegahan dan cara untuk
mengatasinya penyakit gatal-gatal.
2.Keluarga dapat mengidentifikasi
penyebab gatal-gatal.
3.Keluarga
dapat
mengambil
keputusan untuk melakukan upaya
pencegahan terhadap penyakit
gatal-gatalnya.
4.Kekanbuhan
penyakit
gatalgatalnya tidak terjadi lagi.

1. Saat berkunjung, melakukan pengkaji riwayat kesehatan Data Subyektif.


Bapak Sugino sebelumnya.seperti : sudah berapa lama -Dengan bahasa yang sederhana ,
gatalnya, allergi apa, dsb.
Keluarga mampu menyebutkan
pengertian, tanda, gejala, cara
2. Menanyakan dan menkaji makanan kesukaan bpk
pencegahan dan cara untuk
Sugino.
mengatasinya penyakit gatal-gatal
seperti yang disampaikan petugas.
3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang masalah yang
berkaitan dengan gatal / allergi, seperti : penyebab, Data Obyektif.
faktor yg mempengaruhi, cara mengatasi, kebersihan -Saat ditanya oleh petugas, keluarga
lingkungan perumahan, dsb.
Keluarga sangat kooperatif untuk
melakukan upaya pencegahan
4. Menganjurkan sekaligus mengajak bapak Sugino untuk
terhadap penyakit gatal-gatalnya,
berkonsutasi dengan dokter di puskesmas.
seperti menjaga makanan, menjaga
kebersihan dan sudah berobat
5. Mengajajari kebersihan lingkungan tempat tinggal,
kepuskesmas wiyung.
seperti cara menata alat rumah tangga, pakaian, dsb.
-.Kekanbuhan
penyakit
gatalgatalnya masih terjadi, tetapi sudah
tidak sesering sebelumnya.

Catatan :

1. Untuk diagnosa ke 3 dan 4 , sudah dilaksanakan bersamaan dengan


Diag. 1 dan 2 tetapi tidak di dokumentasikan. Karena diwajibkan sampai
Tahap evaluasi hanya 1 diagnosa.

Anda mungkin juga menyukai