Anda di halaman 1dari 52

PSIKOTERAPI DAN

REHABILITASI
PSIKIATRIK

PENDAHULUAN
Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi

yabg terandalkan dalam tatalaksana


pasienpsikiatri disamping psikofarmaka dan terapi
fisik
Dalam praktek, psikoterapi dilakukan dengan 2
cara:
1) Percakapan
2) Observasi

APA YANG DIMAKSUD


PSIKOTERAPI ???????
Terapi atau pengobatan yang menggunakan car-

cara psikologik, dilakukan oleh seseorang yang


terlatih khusus, menjalin hubungan kerjasama
secara profesional dengan seorang pasien
dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah,
atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan
akibat penyakit
Cara-cara atau pendekatan yang menggunakan

teknik-teknik psikologik untuk menghadapi


ketidakserasian atau gangguan mental

Wawancara

Prinsip-prinsip
umum
psikoterapi

Apa yang
terjadi pada
pasien

Observasi

Apa yang
terjadi pada
terapis
sendiri

Apa yang
terjadi antara
pasien dan
terapis

Pengetahuan dan Ketrampilan yang perlu


dimiliki oleh seseorang yang ingin
melakukan psikoterapi
Mempunyai pengetahuan mengenai dasar-dasar ilmu
psikologi dan psikopatologi serta proses-proses mental
2) Dapat menarik suatu konklusi tentang keadaan mental pasien
yang telah diperiksa
3) Terampil dan berpengalaman dalam menerapkan teknik dan
metode penanganan fungsi mental pasien
1)

4)

Kepribadian merupakan variabel yang penting


Ciri-ciri nya yang menguntungkan:
- Sensitif atau sensibel
- Obyektif dan jujur
- Fleksibel
- Dapat berempati
-Relatif bebas dari problem emosional atau problem
kepribadian yang khas

Ciri-ciri yang merugikan :


Kecenderungan untuk mendominasi, sombong, angkuh atau
otoriter
Kecenderungan untuk pasif dan submisif
Sulit untuk terlibat dalam hubungan personal yang bermakna
Tidak mampu untuk mentoleransi ekspresi impuls tertentu
Mempunyai kebutuhan untuk menggunakan pasien bagi
pemuasan impuls yang terpendam
Mempunyai sifat destruktif

5) Pengalaman

JENIS-JENIS PSIKOTERAPI
A. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai:

1) Psikoterapi Suportif :
Tujuan:
- mendukung fungsi ego atau
memperkuat mekanisme defisiensi
yang ada
- memperluas mekanisme pengendalian
yang dimiliki dengan yang baru dan
lebih baik
- perbaikan ke suatu keadaan
keseimbangan yang lebih adaptif

2. Psikoterapi reedukatif :
Mengubah pola perilaku dengan
meniadakan kebiasaan (habits)tertentu
dan membentukkebiasaan yang lebih
menguntungkan

3. Psikoterapi Rekonstruktif:
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik
nirsadar, dengan usahauntuk mencapai perubahan
luas struktur kepribadian seseorang

B. Menurut dalam nya psikoterapi

1. Superfisial , yaitu
yang menyentuh hanya
kondisi atau proses
pada permukaan tidak
menyentuh hal-hal
nirsadar atau materi
yang direpresi

2. Mendalam , yaitu
yang menangani hal
atau proses yang
tersimpan dalam alam
nirsadar atau materi
yang represi

Sugestif
Venyilatif

Modelling

Katarsis

C. Menurut
teknik perubahan
yang digunakan

Asosiasi
Bebas

Conditioning
Ekspresif
Operant

D. Menurut konsep teoritis


motivasi dan perilaku
1. Psikoterapi perilaku
atau behavioral (kelainan
mental emosional
dianggap teratasi bila
deviasi perilaku telah
dikoreksi)

2. Psikoterapi kognitif
(problem diatasi dengan
mengkoreksi sambungan
kognitif automatis yang
keliru )

3. Psikoterapi evokatif,
analitik, dinamik
(membawa ingatan,
keinginan, dorongan,
ketakutan, dll yang
nirsadar ke dalam
kesadaran)

E. Menurut setting nya, psikoterapi terdiri atas :


Psikoterapi individual
Psikoterapi kelompok
F. Menurut nama pembuat teori atau perintis psikoterapeutik :
Psikoanalisi Freudian
Psikoanalisis Jungian
Psikoanalisis transaksional Eric Berne, dll
G. Menurut teknik tambahan khusus yang digabung dengan
psikoterapi :
Narkoterapi
hypnoterapi
Terapi musik, dll

PROSES PSIKOTERAPI PRAKTIS


(SECARA GARIS BESAR)
Secara garis besar, untuk psikoterapi yang terstruktur, terdapat

kerangka umum yang terencana. Adapun kerangka proses


psikoterapi tersebut :
1) Fase Awal
Tujuannya membentuk hubungan kerja dengan pasien. Tugas
terapeutik:
Memotivasi pasien untuk menerima terapi
Menjelaskan dan menjernihkan salah pengertian mengenai
terapi (bila ada)
Menyakinkan pasien bahwa terapis mengerti penderitaannya
dan terapis mampu membantunya
Menetapkan secara tentatif mengenai tujuan terapi

Resistensi pada pasien dapat tampil dalam bentuk :


Tidak ada motivasi terapi dan tidak dapat menerima fakta
bahwa ia dapat dibantu
Penolakan terhadap arti dan situasi terapi
Tidak dapat diperbaharui, terdapat hostilitas dan agresi,
dependensi yang mendalam
Berbagai resistensi lain yang menghambat terjalinnya
hubungan yang sehat dan hangat

Masalah kontratransferensi dalam diri terapis :


Tidak mampu bersimpati, berkomunikasi, dan saling
mengerti secara timbal balik
Timbul iritabilitas terhadap penolakan pasien untuk terapi
dan terhadap terapis
Tidak mampu memberi kehangatan pada pasien
Tidak dapat menunjukan penerimaan dan pengertian
terhadap pasien dan masalahnya

2. Fase pertengahan

Tujuannya menentukan perkiraan sebab dan dinamik


gangguan yang dialami pasien, menerjemahkan tilikan dan
pengertian, menentukan langkah korelatif. tugas terapeutik :
Mengeksplorasi berbagai frustasi terhadap lingkungan dan
hubungan interpersonal yang menimbulkan ansietas
Membantu pasien dalam mengatasi ansietas yang
berhubungan dengan problem kehidupan

Resitensi pada pasien dapat tampil dalam bentuk :


Rasa berslah terhadap pernyataan dan pengakuan adanya
gangguan dan kesulitan dalam hubungan interpersonal
dengan lingkungan
Tidak mau / tidak mampu menghadapi/ mengatasi ansietas
yang berhubungan dengan konflik, keinginan dan ketakutan
Masalah kontratransferensi dalam diri terapis dapat berupa :
Terapis mengelak dari problem pasien yang menimbulkan
ansietas dalam dirinya
Ingin menyelidiki terlalu dalam dan cepat pada fase
permulaan
Merasa jengkel terhadap resistensi pasien

3. Fase akhir :

Tujuannya yaitu terminasi terapi. Tugas terapeutik antara


lain:
Menganalisis elemen-elemen dependensi hubungan terapispasien
Mendefinisikan kembali situasi terapi untuk mendorong
pasien membuat keputusan, menentukan nilai dan cita-cita
sendiri
Membantu pasien mencapai kemandirian dan ketegasan diri
yang setinggi-tingginya

EFEKTIVITAS PSIKOTERAPI
Dalam pelbagai penelitian statistik yang telah

dilakukan, ternyata diantara sekian banyak


bentuk dan jenis psikoterapi, tidak satu pun
terbukti lebih unggul dari yang lain.
Perbaikan terapeutik yang dicapai, ditentukan
oleh faktor-faktor :
1) Tujuan yang ingin dicapai
2) Motivasi pasien
3) Kepribadian dan keterampilan terapis
4) Teknik yang digunakan

Rehabilitasi psikiatri

Rehabilitasi kejiwaan dirancang untuk membantu

orang-orang yang mempunyai keterbatasan oleh


karena penyakit mentalnya.
Tujuannya meningkatkan fungsi dan kualitas hidup
Memungkinkan mereka untuk memperoleh
keterampilan dan dukungan untuk bisa beraktivitas
sewajarnya dalam lingkungan mereka.

Rehabilitasi kejiwaan menekankan kemandirian

bukan ketergantungan pada profesional, integrasi


masyarakat bukan isolasi dalam pengaturan terpisah
untuk penyandang cacat, dan preferensi pasien
daripada tujuan profesional.
hidup mandiri
Sekolah
bekerja dalam pekerjaan yang kompetitif yang
berkaitan dengan keluarga
memiliki teman
memiliki hubungan intim.

Terapi kerja

Terapi ketrampilan sosial


Sosio-terapi
Terapi kognitif
Token ekonomi

Terapi kerja
Penurunan kinerja keterampilan merupakan

komplikasi umum yang terkait dengan skizofrenia.


Studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kurang
dari 15% pasien dengan penyakit mental yang berat,
seperti skizofrenia adalah pekerja.
Namun demikian, studi juga menunjukkan bahwa
50% sampai 75% pasien dengan skizofrenia adalah
pekerjaan yang kompetitif
Rehabilitasi ketrampilan selalu menjadi pusat
rehabilitasi psikiatri

Terapi Kerja Occupational Therapy


Terapi yang bertujuan membangkitkan aktivitas positif

melalui pekerjaan atau aktivitas lain yang bersifat


terapeutik.
Aktivitas yang bersifat terapeutik adalah aktivitas yang
diharapkan dapat memulihkan / meningkatkan kembali
daya konsentrasi, kemampuan komunikasi, daya ingat,
kemauan dan sebagainya melalui berbagai kegiatan
yang sesua dengan diri pasien
Terapi harus dalam waktu relatif singkat 2-3
minggu/penderita

Kegiatan Berupa
1.

2.

Pekerjaan
Kerajinan tangan, melukis, seni, menjahit,
menyulam, mengukir, kegiatan pertukangan
kayu, besi, dll.
Non Pekerjaan
Relaksasi, rekreasi, olahraga, kegiatan rumah
tangga, dll.

Occupational Therapy

Latihan kerja (Vocational Training)


Latihan yang diberikan kepada penderita agar memiliki
keterampilan kerja untuk bekal kembali ke masyarakat
sebagai warga yang mandiri dan berguna.
Penyelenggaraan latihan kerja harus mencerminkan proses
belajar kerja, yang memberi kesempatan kepada para
pendidik untuk memperoleh keterampilan/kecakapan kerja,
akan tetapi tidak terlepas dari situasi resosialisasi dan terapi.
Biasanya latihan kerja dibagi dalam 3 tahap:
Tahap percobaan: kurang lebih 1-2 bulan
Tahap pengarahan: kurang lebih 1-3 bulan
Tahap peningkatan: kurang lebih 3-6 bulan

terapi Keterampilan Sosial


Disfungsi sosial merupakan ciri khas skizofrenia.

Orang yang sakit mengalami kesulitan untuk


memegang peranan sosial, seperti pekerja, menjadi
pasangan hidup, dan teman, dan mengalami
kesulitan untuk melakukan sesuatu ketika dibutuhkan
interaksi sosial, misalnya :
Proses negosiasi
Meminta bantuan untuk memecahkan masalah

Keterampilan sosial berdasarkan atas tiga keterampilan


komponen:
Persepsi sosial atau keterampilan untuk menerima
kemampuan untuk membaca atau memecahkan
masalh sosial secara akurat. Ini termasuk deteksi
akurat petunjuk-petunjuk, seperti ekspresi wajah dan
nuansa suara, sikap, dan postur tubuh, serta isi
informasi verbal dan kontekstual.

Kognisi sosial atau pengolahan keterampilan

melibatkan analisis yang efektif dari stimulus sosial,


integrasi informasi saat ini dengan informasi sejarah,
dan perencanaan dari suatu respon yang efektif.
Dalam hal ini termasuk sebagai pemecahan masalah
sosial.
Respon perilaku atau ketrampilan untuk berekspresi

Metoda yang digunakan


Modalitas utama dari pelatihan keterampilan sosial

adalah bermain peran dalam simulasi percakapan.


Pelatih pertama memberikan petunjuk tentang
bagaimana melakukan keterampilan dan kemudian
model perilaku untuk menunjukkan bagaimana itu
dilakukan.

Setelah mengidentifikasi situasi sosial yang relevan di

mana keterampilan tersebut dapat digunakan, pasien


terlibat dalam memainkan peran dengan pelatih.
Pelatih selanjutnya memberikan umpan balik dan
penguatan positif, yang diikuti oleh saran untuk
bagaimana respon dapat ditingkatkan.
Urutan memainkan peran diikuti oleh umpan balik dan
penguatan diulang sampai pasien dapat melakukan
respon memadai.

Pelatihan biasanya dilakukan dalam kelompok kecil

(enam hingga delapan pasien), dalam hal ini pasien


setiap peran praktek bermain untuk 3-4 percobaan
dan memberikan umpan balik dan penguatan satu
sama lain.
Pengajaran disesuaikan dengan individu misalnya,
seorang anggota kelompok yang sangat dirugikan
mungkin hanya berlatih mengatakan permintaan yang
sederhana, sedangkan rekan kurang gangguan
kognitif bisa belajar untuk bernegosiasi dan
berkompromi

Tujuan
Ada 4 tujuan utama dari pelatihan keterampilan sosial:
Perbaikan Keterampilan sosial dalam situasi tertentu
Penggunaan keterampilan yang diperoleh untuk
situasi yang sama
Akuisisi atau belajar kembali keterampilan sosial dan
percakapan
Menurunkan kecemasan sosial.

Pembelajaran hampir tidak bisa dilakukan ketika


pasien mempunyai gejala positif dan tingkat
gangguan tinggi.

Beberapa temuan membatasi penerapan pelatihan


keterampilan sosial seperti :
Lebih sulit untuk mengajarkan keterampilan
percakapan kompleks daripada mengajar yang
singkat
Respon verbal dan nonverbal lebih abstrak dalam
situasi sosial.

Karena perilaku kompleks lebih penting untuk

menghasilkan dukungan sosial dalam masyarakat,


maka metode telah dikembangkan untuk
meningkatkan pembelajaran dan daya tahan
keterampilan berbicara. Metode pelatihan ini,
berfokus pada pelatihan dalam keterampilan sosial
dan keterampilan pengolahan informasi.

Pelatihan Keterampilan Persepsi


Sosial
Pasien dengan gangguan psikotik kronik, seperti

skizofrenia, sering mengalami kesulitan


memahami dan menafsirkan isyarat afektif dan
kognitif halus yang merupakan elemen penting
dari komunikasi.
Kemampuan persepsi sosial dianggap sebagai
langkah pertama dalam pemecahan masalah
yang efektif interpersonal
Kesulitannya adalah cenderung mengarah ke
defisit dalam perilaku sosial. Pelatihan
keterampilan dalam persepsi sosial mengatasi
defisit ini dan membantu memberikan dasar untuk
mengembangkan keterampilan sosial yang lebih

Informasi-Pengolahan Model
Pelatihan
Metode pelatihan yang mengikuti perspektif kognitif

mengajarkan pasien untuk menggunakan


seperangkat aturan generatif yang dapat diadaptasi
untuk digunakan dalam berbagai situasi.
enam langkah pemecahan masalah strategi telah
dikembangkan sebagai sebuah kerangka untuk
membantu pasien mengatasi dilema antarpribadi
(1) mengadopsi sikap pemecahan masalah
(2) mengidentifikasi masalah
(3) solusi brainstorming (metode memecahkan masalah
dimana gagasan diungkapkan dengan spontan
sebelum mengambil keputusan)

(4) mengevaluasi solusi dan memilih satu untuk

melaksanakan
(5) rencana pelaksanaan dan melaksanakannya
(6) mengevaluasi efektivitas dari upaya dan, jika tidak
efektif, memilih alternatif lain.
Meskipun langkah-bijaksana, terstruktur, proses linear
dari pemecahan masalah terjadi secara intuitif,
tanpa sadar dalam kesadaran orang normal, itu bisa
menjadi penopang interpersonal yang berguna
untuk membantu pasien gangguan mental
mengatasi gangguan kognitif dengan informasi yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sosial dan
pribadi.

Sosio-Terapi (Milieu Therapy)


Terapi yang memakai Milieu atau lingkungan sebagai model

pengobatan
Ciri utama:
Pendidikan merupakan agen terapi yang aktif dan bukan
penerima yang pasif
Demokratis sama derajat, kebersamaan, serba boleh
Semua sumber yang ada (staf + pasien) ditujukan pada
hal-hal yang terapeutik
Merupakan
masyarakat kecil, biasanya menginap,
komunikasi yang tetap dan adekuat meliputi seluruh
masyarakat (komuniti). Pertemuan teratur setiap hari pada
keadaan gawat serta dihadiri semua anggota
Pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus

Sosio terapi
Segala kegiatan yg bertujuan mengembalikan fungsi-fungsi

sosial penderita, agar dapat berorientasi terhadap diri, orang


lain, waktu dan tempat secara wajar serta dapat
menyesuaikan diri kembali terhadap tuntutan/norma sosial.
Kegiatan sosio terapi dapat dilakukan bersama-sama atau
berselang seling dengan kegiatan yang lain dalam proses
rehabilitasi

Tujuan sosio terapi dlm upaya rehabilitasi


Mempercepat

proses
rehabilitasi,
khususnya
dalam
penyesuaian psikososial
Meyakinkan pada diri rehabilitasi maupun lingkungan. Bahwa
mereka memiliki kemampuan (potensi) yg dpt dikembangkan.
Meningkatkan harga diri sehingga rehabilitan memiliki
motivasi yang kuat untuk memperoleh derajat kehidupan yang
layak

Token Ekonomi
Penggunaan token, poin, atau kredit sebagai

penguatan sekunder atau umum dapat dilihat sebagai


upaya menormalisasi rumah sakit jiwa atau
lingkungan sekitar rumah sakit dengan program
meniru penggunaan uang masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan instrumental.

Terapi kognitif
Terapi kognitif menurut Aaron Beck adalah

Didasarkan pada alasan teoritis dasar dimana


afek dan perilaku individual adalah didasarkan
sangat ditentukan oleh cara dimana ia menyusun
dunia.
Terapi kognitif adalah terapi terstruktur jangka
pendek yang menggunakan kerjasama aktif
antara pasien dan ahli terapi untuk mencapai
tujuan terapeutik.
Terapi ini berorientasi terhadap masalah
sekarang dan pemecahannya. Terapi biasanya
dilakukan atas dasar individual, walaupun metode
kelompok juga digunakan.

Terapi juga dapat digunakan bersama- sama dengan

obat. Terapi kognitif telah diterapkan terutama untuk


gangguan depresif, tetapi terapi ini juga telah
digunakan pada gangguan panic, obsesif kompulsif,
gangguan kepribadian paranoid dan gangguan
somatoform.

Tujuan terapi :

a) Adalah untuk menghilangkan depresi dan

mencegah rekurensinya dengan membantu


pasien Untuk mengindentifikasi dan menguji
kognisi negative.
b) Untuk mengembangkan skema alternative
dan lebih fleksibel.
c) Untuk mengulangi respon kognitif yang
baru dan respon perilaku yang baru.

STRATEGI DAN TEKHNIK

Secara keseluruhan terapi relatif singkat

berlangsung sampai kira-kira 25 minggu.


Ahli terapi harus mampu memancarkan
pengalaman hidup yang hangat dan dimengerti
dari masing masing pasien, benar- benar murni
dan jujur dengan dirinya sendiri dan dengan
pasien.
Terapi kognitif memiliki 3 komponen : aspek
didaktik, tekhnik kognitif dan tekhnik perilaku.

ASPEK DIDAKTIK, aspek didaktik termasuk

penjelasan kepada pasien


tentang trias kognitif, skema dan logika yang salah.
Ahli terapi harus mengatakan kepada pasien bahwa
mereka akan menyusun hip[otesis bersama sama
dan mengujinya selama perjalanan terapi. Terapi
kognitif mengharuskan penjelasan lengkap tentang
hubungan antara depresi dan pikiran, afek, perilaku,
dan juga alasan semua aspek terapi.

TEKHNIK KOGNITIF, Pendekatan kognitif

terdiri dari empat proses :


1. Mendapatkan pikiran automatis
2. Menguji pikiran automatis
3. Mengidentifikasi anggapan dasar yang
maladaptive
4. Menguji keabsahan anggapan maladaptive

TEKHNIK PERILAKU
Tekhnik perilaku digunakan untuk menguji dan

mengubah kognisi maladaptive dan tujuan


keseluruhannya adalah untuk membantu pasien
mengerti ketidakakuratan asumsi kognitifnya dan
mempelajari strategi dan cara baru menghadapi
masalah tersebut.
Diantara tekhnik perilaku yang digunakan adalah
menjadwalkan aktivitas penguasaan dan
kesenangan, menyusun tugas bertahap, latihan
kognitif, latihan kepercayaan diri, permainan peran
(role playing) dan tekhnik pengalihan.

Anda mungkin juga menyukai