(01)
Afrietha Leony Prastiwi
(02)
Akmal Amrullah
(03)
Ali Ihkwan N
(04)
Alvan Anansyah
Viwantama (05)
Deri Arianto
(09)
Kata
Penghubung
KATA PENGHUBUNG
(ATHOF)
PENGERTIAN
MACAM-MACAM
KONJUNGSI
1. makna penjumlahan
2. makna urutan langsung,
3. makna urutan tenggang waktu,
4. makna pembolehan,
5. makna keraguan,
6. makna pensamaran,
1. Huruf )( wau
Digunakan
untuk
menghubungkan
atau
menggabungkan dua kata, dan diartikan dengan dan.
Makna disini adalah sebagai makna penjumlahan.
Contoh :
(Ali dan sholeh pergi ke pasar)
Kata
ber-I'rob marfu' atau dhommah dan
dan
keduanya sama-sama mufrod. Kedudukan dari kata
2. Huruf
Digunakan untuk urutan yang tanpa jeda, dan biasa
diartikan dengan lalu" atau "kemudian. Makna
disini adalah sebagai makna urutan langsung.
Contoh :
(penuduh masuk kemudian pengacara masuk)
Kalimat ini menunjukkan urutan tanpa jeda waktu.
Maknanya setelah penuduh masuk ke suatu
ruangan, pengacara langsung masuk ke ruangan
yang sama.
3. Huruf ( tsumma)
digunakan untuk urutan dengan jeda waktu, dan
diartikan dengan kemudian.
Contoh :
(orang-orang masuk kemudian pemuda-pemuda)
4. Huruf ( au)
Digunakan untuk menunjukkan hal yang berupa
pilihan atau ragu, dan biasa diartikan dengan
atau. Makna disini adalah sebagai makna
pemilihan, atau makna keraguan.
Contoh :
(ambillah kitab ini atau buku tulis itu)
5. Huruf(am)
Digunakan untuk meminta penjelasan, bisa diartikan
apa/atau.
Contoh :
(yang menulis artikel ini umar atau Mahmud?)
Penggunaan huruf biasanya dipakai untuk kalimat
tanya yang ditujukan untuk meminta kejelasan suatu hal.
6. Huruf ( laa)
Digunakan untuk meniadakan hukum yang
sebelumnya, biasa diartikan dengan bukan.
Contoh :
(yang matang itu semangka bukan anggur)
7. Huruf ( laakin)
Digunakan untuk memperbaiki atau
membetulkan. Diartikan dengan akan tetapi
atau melainkan.
Contoh :
(dia pandai tetapi tidak mengamalkan ilmunya)
8. Huruf ( bal)
Digunakan untuk memalingkan atau menyelisihi
hukum sebelumnya. Diartikan dengan tetapi
atau bahkan.
Contoh :
(ketua tidak datang tetapi wakilnya).
9. Huruf ( illa)
Digunakan untuk menghubungkan atau
membatasi bahwa keterangan tersebut
merupakan satu-satunya. Diartikan sebagai
"kecuali".
Contoh :
(tiada Tuhan kecuali Allah)
10.Dhomir
/
Digunakan untuk menjelaskan dimana klausa
kedua berlaku sebagai penjelas suatu keadaan,
peristiwa, atau hal pada klausa pertama. Dalam
situasi ini
/diartikan sebagai
"adalah/ialah/yaitu/yakni".
Contoh :
11.Huruf /
Digunakan untuk menghubungkan mengurutkan
antara kalimat satu dengan kalimat yang lain. /
ini diartikan dengan "sesudah/ sebelum".
Contoh :
(sebelum sholat saya berwudhu)
Catatan :
Catatan
1. Irob athof harus sesuai dengan mathuf (isim
yang diathofi), jika mathufnya manshub, athof
juga manshub, jika mathufnya majrur atau
majzum, athof juga mengikuti. Namun boleh
berbeda di dalam nakiroh marifatnya atau
mudzakkar muannatsnya.
2.Athof pada fiil sebagaimana athof pada isim.
Contoh :
Fiil
manshub karena merupakan athof
.
dari fiil
TERIMA KASIH