Laporan Miktek Hewan
Laporan Miktek Hewan
Judul Praktikum
Laporan Praktikum Pembuatan Preparat Sel Darah Merah, Sel Darah
Putih, Paru-Paru, Hati, Trakea, dan Esofagus
B. Tujuan Praktikum
1. Membuat preparat sel darah merah dan sel darah putih
2. Membuat preparat organ (paru-paru, hati, trakea, dan esofagus)
3. Menganalisis faktor-faktor penyebab kegagalan dalam membuat
preparat awetan sel darah (sel sarah merah dan sel darah putih) serta
organ (paru-paru, hati, trakea, dan esofagus)
C. Waktu Pelaksanaan
1. Pembuatan preparat sel darah merah dan sel darah putih
hari, tanggal
:
tempat
: Laboratorium Struktur Hewan
2. Pembuatan preparat organ (paru-paru, hati, trakea, dan esofagus)
hari, tanggal
:
tempat
: Laboratorium Struktur Hewan
D. Landasan Teori
E. Alat dan Bahan
1. Pembuatan preparat sel darah merah dan sel darah putih
Tabel E. 1. Tabel Alat untuk Pembuatan Preparat Sel Darah
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Alat
Object glass
Cover glass
Lanset
Cawan petri
Tisu
Pipet
Kertas label
Mikroskop
Jumlah
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
1 buah
3 buah
Sesuai kebutuhan
2 buah
Sesuai kebutuhan
1 buah
Bahan
Darah manusia
Darah katak
Alkohol 70%
Alkohol 96%
Aquades
Giemsa
Malaheet green
Entellan
Jumlah
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Bahan
Paru-paru ayam
Hati ayam
Trakea ayam
Esofagus ayam
Larutan NaCl
Formalin 4%
Alkohol 60%
Alkohol 70%
Alkohol 80%
Alkohol 90%
Alkohol 96%
Alkohol 100%
Alkohol : Xilol
Xilol
Parafin
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
16.
17.
18.
HE
HNO3
Entellan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
F. Langkah Kerja
1. Langkah kerja pembuatan preparat sel darah merah dan sel darah putih
No
Gambar Praktikum
Langkah Kerja
10
11
12
13
14
Gambar Praktikum
Langkah Kerja
A. Pengambilan organ
organ
dipotong-potong
selama sehari
C. C. Dehidrasi
yaitu Masing-masing
potongan
organ
dengan
masing-masing
lama
10
Tujuannya
untuk
membuang
12
13
H. Penempelan
Sedikit albumin cair diulaskan merata diatas
kaca objek yang telah dibersihkeringkan
14
15
Sejumlah
pita
hasil
sayatan
mikrotom,
I. Pewarnaan
I. I. Deparafinisasi dilakukan dengan xilol
selama 30 menit dalam coplin jar terhadap
objek yang telah ditempel
II. Hidrasi pada coplin jar dengan
menggunakan
konsentrasi
alkohol
menurun, mulai dari 100% --- 96% --80% dan 70% dengan waktu masingmasing 3 menit. Tetapi untuk alkohol 70%
bisa disimpan agak lama / istirahat
17
23
secepatnya
sebentar.
diangkat
dan
dikeringkan
No.
1.
Keterangan
Nama preparat: Preparat
Hasil Bagus
Hasil Gagal
4.
Gamb
ar G. 7. Sel Darah Putih Katak
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)
5.
Paru-Paru Ayam
Perbesaran:
Metode:
Pewarnaan: HE
6.
7.
Nama
preparat:
Preparat
Ayam
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)
2014)
G. Pembahasan
1. Pembuatan preparat sel darah merah dan sel darah putih
Pada pembuatan sel darah merah memiliki teknik tertentu yang
dilakukan, yakni pada tahap smear. Pada tahap smear dilakukan agak
menekan preparat. Teknik ini dilakukan supaya sel darah merah dapat
menyebar dan tipis pada object glass. Pada sel darah merah manusia
tidak ditemukannya inti sel. Sel darah merah ini bila diperhatiikan
memiliki bentuk yang lebih besar dibanding sel darah putih.
Banyak terjadi kegagalan pada pembuatan preparat sel darah
merah. Kegagalan ini terjadi pada tahap smear, di mana pada tahap
smear tidak terlalu menekan pada sel darah tersebut dan banyak yang
putus atau patah. Ini menyebabkan pada saat pengecekkan, sel darah
merah tersebut bertumbuk dan tidak dapat diamati dengan baik. Pada
pembuatan preparat darah katak memiliki kesulitan tersendiri, di mana
ada tahap pembedahan yang menyulitkan untuk mengambil darah
katak tersebut, ini disebabkan masih banyak yang belum mahir dalam
proses pembedahan.
Pada pembuatan sel darah putih memiliki teknik yang berbeda pula
dengan pembuatan sel darah merah. Pada tahap smear dilakukan
dengan cepat dan tidak terlalu menekan pada darah. Teknik ini
dilakukan supaya sel darah putih tersebut mengumpul dan tidak terlalu
menyebar. Bila diperhatikan lebih seksama, sel darah putih memiliki
ukuran yang lebih kecil daibanding sel darah merah.
Banyak terjadi kegagalan pada pembuatan preparat sel darah putih.
Kegagalan tersebut terjadi pada tahap smear juga, banyak yang patah
atau putus pada tahap smear. Ini menyebabkan sel darah putih tersebut
memisah.
2. Pembuatan preparat organ (paru-paru, hati, trakea, dan esofagus)
Pada pembuatan preparat organ paru-paru ayam unggas tidak
memiliki diafragma sehingga paru-paru tidak mengembang dan
kontraksi selama ekspirasi dan inspirasi. Paru-paru hanyalah sebagai
terjadi,
Tahap penanaman organ atau embedding, di mana pada tahap
berpreparat tersebut,
Tahap sortir, di mana tahap ini kami masih belum bisa dengan
H. Kesimpulan
1. Pembuatan apusan sel darah melalui beberapa tahap di antaranya smear,
fiksasi, pewarnaan, dan pencucian.
2. Pembuatan preparat histopatologi organ meliputi tahapan:
A. Pengambilan Jaringan
B. Fiksasi
C. Dehidrasi
D. Penjernihan (Clearing)
E. Infiltrasi
F. Penanaman (Embeding)
G. Penyayatan
H. Penempelan
I. Pewarnaan, dan
J. Penutupan
3. Apusan sperma yang gagal sering terjadikarena proses teknik smear yang
kurang tepat. Saat proses pencucian menggunakan Aquades tekadang
warna menjadi pudar dan hasilnya menjadi kurang baik, menandai
preparat (menggunakan spidol) dibagian yang akan di entel, tidak
membersihkan sisa-sisa pewarnaan, selain itu kesalahan yang terjadi
adalah preparat yang telah diwarnai tidak segera ditutup sehingga preparat
terkontaminasi oleh debu dan kotoran-kotoran lainnya.
Preparat organ yang dihasilkan tetapi tidak sesuai bisa dikarenakan terjadi
keslaha pada proses pengambilan organ sampai pengentelan. Pengambilan
organ bisa saja yang diambil adalah organ yang bukan telah ditugaskan,
pada proses dehidrasi bisa saja ketidastabilan dalam menggoyang-goyang
dan perbedaan perlakuan pada organ pilihan, karena organ plihan paling
sulit dalam pembuatannya. Selain itu jika terdapat organ yang mengeras
mungkin dikarenaan terlalu lama dipanaskan, dan jika organ saat disayat
selalu bolong mungkin organ tersebut tidak menyatu dengan parafin.