1 PENDAHULUAN
Pheresis berasal dari kata Yunani yang berarti memindahkan sebagian dari
keseluruhan. Istilah "apheresis" mengacu pada extracorporeal prosedur dimana
teknologi pemisah darah digunakan untuk memisahkan dan memindahkan, baik
membentuk elemen (cytopheresis) atau plasma (plasmaferesis) dari seluruh darah.
Pada plasmapheresis atau pertukaran plasma terapeutik (TPE), sejumlah besar plasma
dipisahkan dari pasien dan diganti dengan plasma beku segar, albumin dan atau salin.
Awalnya ditawarkan sebagai terapi terputus menggunakan teknik sentrifugal, selama 2
dekade yang terakhir TPE telah semakin dilakukan menggunakan filter plasma yang
sangat permeable dan mesin dialisis standar. Baru-baru ini, teknik seperti filtrasi
kaskade, cryofiltration, thermofiltration, dan spesifik imunoglobulin adsorpsi telah
dikembangkan untuk meningkatkan pemindahan zat-zat tertentu.
Ada beberapa mekanisme plasmaferesis yang memberikan efek menguntungkan
(Tabel 1). Modus utamanya aksi cepat penipisan penyakit khusus terkait dengan
beberapa faktor. Contoh faktor-faktor ini termasuk pathogen autoantibodi, (misalnya antiglomerular basement membran (anti-GBM) antibodi, antibodi terhadap selubung mielin),
kekebalan-kompleks, cryoglobulins, myeloma rantai ringan, trombotik faktor, kolesterol
yang mengandung lipoprotein, dan mediator yang lainnya yang beracun putative mis.
glomerulosklerosis fokal segmental (FSGS)). Premis dasar dari pengobatan adalah
bahwa pemindahan zat ini akan memungkinkan untuk pembalikan dari proses patologis.
Table 1. Possible Mechanisms of Action of Therapeutic Plasma Exchange
Removal of abnormal circulating factor
Antibody (anti-GBM disease, Myasthenia gravis, Guillain-Barr syndrome)
Monoclonal protein (Waldenstroms macroglobulinemia, myeloma protein)
Circulating immune complexes (cryoglobulinemia, SLE)
Alloantibody (Rh alloimmunization in pregnancy)
Toxic factor (TTP/HUS, FSGS)
Replenishment of specific plasma factor
thrombotic thrombocytopenic purpura
Other effects on immune system
Improvement in function of reticuloendothelial system
Removal of inflammatory mediators (cytokines, complement)
Shift in antibody-to-antigen to more soluble forms of immune complexes
Stimulation of lymphocyte clones to enhance cytotoxic therapy
dalam proses inflamasi (komplemen C3, C4, , fibrinogen dan mungkin sitokin). Banyak
teori efek lain dari TPE pada kekebalan tubuh telah diusulkan termasuk tindakan
imunomodulator seperti perubahan di idiotypic/antiidiotypic keseimbangan antibody dan
pergeseran
dalam
antigen-antibodi
untuk
lebih
larut
bentuk
kompleks
imun,
gagal, atau sebagai bentuk terapi yang sedang dievaluasi di bawah protokol
penelitian dengan persetujuan BPPK.
4. Kategori IV: percobaan terkontrol telah menunjukkan kurangnya keberhasilan
terapi hemapheresis dan harus dilakukan hanya dengan protokol penelitian
yang telah disetujui.
Dalam bab ini, penekanan akan ditempatkan pada beberapa penyakit di mana
plasmaferesis telah telah terbukti memiliki manfaat yang jelas (Tabel 2), baik sebagai
terapi primer atau tambahan (KategoriI dan II). Ketika seseorang meneliti studi yang
dipublikasikan tentang kemanjuran pertukaran plasma di penyakit ginjal, pertimbangan
umum dapat mempersulit interpretasi data harus diingat.
Table 2. Indications for Plasmapheresis*
Goodpastures syndrome (anti-GBM disease)
Thrombotic thrombocytopenic purpura/
Hemolytic uremic syndrome
Cryoglobulinemia
Hyperviscosity syndrome
Myeloma cast nephropathy
Acute demyelinating polyneuropathy (GuillainBarr)
Homozygous familial hypercholesterolemia
(selective adsorption)
Myasthenia gravis crisis
Chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy
Eaton-Lambert myasthenic syndrome
Post-transfusion purpura
Refsums disease
Cutaneous lymphoma (photopheresis)
HIV-related syndromes (polyneuropathy, hyperviscosity,
TTP)
Coagulation factor inhibitors
Rapidly progressive glomerulonephritis (without
anti-GBM)
Paraproteinemic peripheral neuropathy
Systemic vasculitis associated with ANCA
ABO-incompatible marrow transplant
SLE (in particular SLE cerebritis)
Bullous pemphigoid
Pemphigus vulgaris
Immune thrombocytopenia (Staph protein A
adsorption)
Hemolytic disease of the newborn
1. Penyakit anti GBM dan atau perdarahan paru pada sindrom Goodpasture.
Pada penyakit anti GBM, jika plasmaferesis dimulai terlambat (serum
creatinine > 7 mg/dL atau setelah oliguria), maka tindakan plasmaferesis
yang efektif jarang membuahkan hasil yang baik.
2. Hiperviskositas syndrome dengan tanda dan gejala yang menunjukkan gejala
impending stroke atau kehilangan penglihatan.
3. Mikroangiopati trombositopenia (TTP/sindrom uremik hemolitik(HUS). TTP
dengan sistem saraf pusat (SSP) dan komplikasi ginjal dapat menjadi
gangguan fulminan dan cepat fatal membutuhkan tindakan plasmaferesis
sesegera mungkin.
4. Pasien dengan inhibitor faktor VIII yang sangat tinggi membutuhkan
pembedahan dengan segera, untuk mencegah komplikasi pnedarahan pasca
bedah.
5. Pasien dengan GBS.
6. Pasien dengan myasthenia gravis dan distress nafas yang gagal dengan
pengobatan.
7. Pasien dengan
plasmapheresis
keracunan.
1.4 Prinsip Terapi
1. Karena sifat
keracunan
dengan
kekebalan
jamur
segera
pada
tergantung
kebanyakan
masa
pada
penyakit
akut
tingkst
yang
memerlukan
keparahan
diobati
dengan
dalam
dosis
tinggi
dan
obat-obat
sitotoksik
seperti