Biaya Relevan
Biaya Relevan
Hal. 1
.
210.000.000
( 40.000.000)
215.000.000.
B. Biaya diferensial
Biaya diferensial didefinisikan sebagai perbedaan biayayang timbul akibat adanya
keputusan terntentu. Misalnya manajemen melakukan penambahan volume produksi
manajemen memilih alternatif proses produksi. Jika biaya diferensial itu disebabkan
karena adanya penambahan volume produksi maka perbedaan itu dapat disebut dengan
biaya incremental (Incremental Cost) atau Biaya Marginal (Marginal Cost)
Contoh
Kapasitas (unit)
Biaya :
Bahan Langsung
Upah Langsung
B.O.P Variabel
B.O.P Tetap
40.000
180.000.000
148.000.000
84.000.000
60.000.000
50.000
225.000.000
185.000.000
105.000.000
60.000.000
Selisih Biaya
45.000.000
37.000.000
21.000.000
-
472.000.000 575.000.000
103.000.000
Biaya incremental untuk menambah kapasitas dari 40.000 menjadi
50.000 unit ialah Rp. 103.000.000
C. Analisis pengambilan keputusan
Salah satu fungsi manajemen yang penting adalah proses pengambilan keputusan
Didalam kegiatan sehari-hari keputusan manajemen dapat digolongkan kedalam dua
kelompok besar yaitu:
a.Keputusan Rutin, yaitu keputusan manajemen yang terjadi secara berulang-ulang
dengan kondisi yang sama. Keputusan demikian biasanya dibuat secara ter-pola dengan
kondisi jika-maka (if-then) . Keputusan rutin juga dapat dilakukan oleh manajer
terkait atau yang berkompeten pada unit kerja tertentu.
Contoh :
Pembuatan order pembelian (Purchase order)
Pemeliharaan
Penggajian bulanan
Penghitungan Biaya lembur
b. Keputusan khusus, ialah keputusan manajemen yang tidak rutin terjadi, keputusan ini
menyangkut masalah yang spesifik (khusus) sehingga untuk memutuskannya diperlukan
informasi analisis yang seksama
Secara umum keputusan khusus dapat dikelompokkan menjadi;
(1) Membeli atau Membuat sendiri
(2) Mengganti Aktiva tetap
Hal. 2
Hal. 3
Contoh: Saat ini perusahaan dapat menjual produk sebanyak 120.000 unit dengan harga
Rp. 12.000 per unit dan biaya variabel Rp. 7.000 per unit nya. Biaya tetap yang
ditanggung setiap bulan berjumlah Rp.420.000.000.
Untuk meningkatkan penjualan sebesar 20 % dari semula manajemen merencanakan hal
berikut:
- Diberikan potongan harga 5 %
- Diberikan hadiah langsung terhadap setiap unit penjualan dengan biaya Rp. 300 per unit
- Dilakukan biaya promosi tetap sebesar Rp. 45.000.000.
Apakah rencana ini layak dilaksanakan?
Analisis Pendekatan total:
Sebelum Promosi
Total Penjualan : 120.000 X 12.000 = 1.440.000.000
Biata Variabel
: 120.000 X 7.000 = 840.000.000
Laba Kontribusi :
600.000.000
Biaya tetap
:
420.000.000
Laba Usaha
:
180.000.000
Setelah Promosi
Total Penjualan : (120.000 X 12.000 ) + (24000X 0,95X12000) = 1.713.600.000
Biata Variabel
: (120.000 X 7.000 ) + (24.000X 7.300 )
= 1.015.200.000
Laba Kontribusi :
698.400.000
= 465.000.000
Biaya tetap
: 420.000.000+ 45.000.000
Laba Usaha
:
233.400.000
Dari analisis ini terlihat bahwa laba naik dari 180.000.000 menjadi 233.400.000
Analisis Pendekatan diferensial:
Tambahan nilai penjualan 24.000 X 0,95 X 12.000
Tambahan Biaya Variabel 24.000 X (7.000+300)
Tambahan Laba kontribusi
Tambahan Biaya tetap
Tambahan Laba
=
=
=
=
=
273.600.000
175.200.000
98.400.000
45.000.000
53.400.000
Dari analisis diferensial ini terlihat bahwa dengan kebijaksanaan manajemen laba usaha
akan naik sebesar Rp. 53.400.000. Jika dibandingkan dengan informasi pendekatan biaya
total, Informasi ini jelas lebih informatif dan mudah dipahami oleh pengambil keputusan
.
(1) Keputusan membeli atau membuat sendiri (make or buy decission)
Didalam dunia perekonomian global melakukan spesialisasi didalam bisnis akan
meningkatkan efisiensi. Sejarah telah mencatat bahwa bangkitnya industri di Jepang
salah satu penyebabnya adalah spesialisasi didalam produksi. Jika sebuah peruahaan
mobil membuat sendiri seluruh suku cadang dari mulai ban sampai dengan komponen2
kecil yang ada didalamnya tentunya akan membuat harga pokok mobil itu sangat tinggi.
Jepang terkenal dengan spesialisasi dan konsep just in timenya. Melalui spesialisasi harga
Hal. 4
komponen menjadi murah sementara just in time membuat perusahaan manufaktur dapat
nekan biaya persediaannya, kombinasi keduanya telah menyebabkan hasil industri Jepang
memiliki harga jual yang sangat bersaing dibanding produsi Eropah dan Amerika
sehingga didalam jangka waktu yang singkat industri Jepang merambah ke Amerika.
Perusahaan mobil Ford di Amerika tidak sanggup bersaing melawan mobil Jepang
akhirnya Ford melakukan Joint dengan Mazda Jepang dan lahirlah mobil Ford dengan
menggunakan mesin Mazda, demikian pula dengan Chevrolet yang menggunakan mesin
Isuzu dan chreiysler menggunakan mesin Mitsubhisi. Keputusan produsen di Amerika
tidak terlepas dari keputusan make or buy .
Contoh: Perusahaan kursi Cap Gajah memproduksi Kursi lipat besi yang dilengkapi
dengan jok dari busa. Saat ini perusahaan bekerja pada kapasitas 16.000 unit per bulan
dengan biaya:
Per unit .
Bahan baku
Rp. 34.500,Upah langsung
Rp. 16.000,Biaya overhead (Variabel) Rp. 8.000,Biaya overhead (Tetap)
Rp. 9.500,Harga Pokok per unit
Rp. 68.000,Kasus: Saat ini ada sebuah perusahaan yang spesialisasi membuat jok kursi menawarkan
Satu set jok kursi dengan harga Rp. 22.000,- Menurut analisis jika jok itu dibeli dari luar
perusahaan maka Bahan baku yang dipergunakan akan berkurang sebesar 40% dan biaya
konversi (Upah+BOP Variabel) sebesar 30%.
Apakah layak kalau jok kursi itu dibeli dari luar?
Analisis:
Biaya Produksi 16.000 unit jika seluruhnya dibuat sendiri
Bahan baku
Rp. 34.500,- X 16.000 = Rp. 552.000.000
Upah langsung
Rp. 16.000,- X 16.000 = Rp 256.000.000
Biaya overhead (Variabel) Rp. 8.000,- X 16.000 = Rp 128.000.000
Biaya overhead (Tetap)
Rp. 9.500,- X 16.000 = Rp 152.000.000
Total Biaya Produksi
Rp. 1.088.000.000
Harga Pokok per unit = Rp. 68.000,Biaya Produksi 16.000 unit jika Jok dibeli dari luar.
Harga pembelian
Rp. 22.000,- X 16.000 = Rp. 352.000.000
Bahan baku
60%X Rp. 34.500,- X 16.000 = Rp. 331.200.000
Upah langsung
70% X Rp. 16.000,- X 16.000 = Rp 179.200.000
Biaya overhead (Var) 70%X) Rp. 8.000,- X 16.000 = Rp
89.600.000
Biaya overhead (Tetap)
Rp. 9.500,- X 16.000 = Rp 152.000.000
Total Biaya Produksi
Rp. 1.104.000.000
Harga Pokok per unit = Rp. 69.000,Ternyata dengan membeli jok dari luar, harga pokok per unit menjadi lebih mahal.
Keputusannya manajemen harus menolak untuk membeli dari luara perusahaan.
Berapa Harga maksimum yang dapat diterima ?
Harga beli maksimum = 22.000 1000 = 21.000 per unit
Tiga hal penting yang harus diperhatikan apabila perusahaan membeli cadang dari luar:
Hal. 5
Hal. 6
t0
Perbaikan mesin
Rp.
Biaya operasional
Penghematan Pajak:
Atas Biaya operasi
Atas Penyusutan
Arus Kas netto
Rp.
Faktor diskonto
Nilai tunai
Rp.
Total Nilai Tunai Rp
t1
t2
t3
t4
(140,00)
(140,00)
1,00
(140,00)
56,68
(75,00)
(75,00)
(75,00)
(75,00)
22,50
120,00
67,50
0,88
59,21
22,50
120,00
67,50
0,77
51,94
22,50
120,00
67,50
0,67
45,56
22,50
120,00
67,50
0,59
39,97
t0
Pembelian Mesin baru Rp
Biaya operasional
Penjualan mesin lama
Penghematan Pajak:
Atas Biaya operasi
Atas Penyusutan
Atas kerugian penjualan
Arus Kas netto
Rp.
Faktor diskonto
Nilai Tunai
Total Nilai Tunai Rp
t1
t2
t3
t4
(450,00)
(45,00)
(45,00)
(45,00)
(45,00)
13,50
135,00
27,00
130,50
0,88
114,47
13,50
135,00
27,00
130,50
0,77
100,42
13,50
135,00
27,00
130,50
0,67
88,08
13,50
135,00
27,00
130,50
0,59
77,27
250,00
(200,00)
1
(200,00)
180,24
Dari analisis arus kas terlihat bahwa menukar dengan mesin baru menghasilkna arus kas positif
lebih besar daripada memperbaiki. Hal ini memperkuat dukungan bahwa keputusan menukar
dengan yang baru adalah Benar.
Hal. 7
Rp.
9.500
1.600
650
-
Hal. 8
600
2.850
114.000.000
34.200.000
79.800.000
15.000.000
64.800.000
Dari analisis telihat ada kenaikkan pada laba Rp. 44.800.000 maka pesanan khusus
tersebut dapat dilayani.
Untuk mendapatkan tambahan laba 30.000.000 .
Laba = Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap
Penjualan = Laba + Biaya Variabel + Biaya tetap
= 30.000.000 + 34.200.000 + 35.000.000
= 99.200.000
Harga jual per lembar produk khusus = 99.200.000 : 12.000 = 8.266,70
(4) Melakukan proses lanjutan
Pada setiap proses produksi terbuka peluang bagi perusahaan untuk menentukan
sampai dengan tahap mana yang akan di tangani oleh perusahaan. Pemilihan tahapan ini
didasarkan pada analisis yang paling menguntungkan. Petani jagung misalnya , dapat
menjual langsung panen jagung, atau menjual dalam bentukjagung pililan atau bahkan
dapat juga menjual tepung jagung atai maizena. Manajemen harus dapat melakukan
analisis pada tahapan mana yang paling menungtungkan
Contoh: Perusahaan ABC memproduksi tiga macam produk yakni A, B dan C
Dengan mencampur bahan 500 kg X dan 500 kg Y dalam sebuah proses akan dihasilkan
200 liter produk A, 300 liter produk B dan 200 liter produk C
Harga Bahan X Rp. 25.000 / kg dan Y Rp. 12.000 /kg
Biaya konversi untuk mengolah adalah Rp. 3.000 per kg input
didalam proses ini akan terjadi pengurangan berat produk sebanyak 10 %.
Harga jual A = Rp.45.000 / ltr B=Rp.38.000/lt dan C=Rp.18.000/lt
Pembebanan harga pokok diantara A,B dan C dilakukan dengan metode harga pasar.
Karena Harga jual C yang begitu rendah maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan nilai
jual C dengan mengolahnya menjadi C'
Setiap liter produk C dicampur dengan 2 liter ciran Z yang berharga Rp. 4.000/ liter
dari campuran ini akan dihasilkan 2 liter produk CC' yang kemudian akan dapat dijual dengan
harga Rp.14.000 per liter CC'
Biaya mengolah C menjadi CC' adalah Rp. 2.500 per liter input.
Diminta:
a.Hitunglah haga pokok produk A,B dan C dengan metode harga pasar
b.Buatlah perhitungan apakah sebaiknya produk C dijual langsung atau
Hal. 9
12.500.000
6.000.000
3.000.000
21.500.000
Hasil produksi:
Total Output
Harga Pasar
Alokasi Biaya Biaya / unit
Prod. A
200 ltr
Rp.
9.000.000
8.062.500
40.313
Prod B
300 ltr
11.400.000
10.212.500
34.042
Prod C
200 ltr
3.600.000
3.225.000
16.125
24.000.000
21.500.000
Jika Produk C dijual langsung
Laba = Rp. 3.600.000 - 3.225.000 = Rp. 375.000.
Jika Produk C diolah menjadi CC:
Harga Pokok 200 ltr produk C
Campuran Z 2 X 200 ltr @ $.4.000
Biaya Pengolahan 300 ltr @ 2.500
Total harga pokok C
Penjualan C'' 400 ltr @ 14.000
Laba yang dihasilkan
3.225.000
1.600.000
750.000
5.575.000
5.600.000
25.000
Karena laba produk CC olahan lebih kecil dari pada produk C, maka sebaiknya produk C ini
dijual langsung tanpa diolah dulu.
(5). Menutup segmen Usaha
Pada saat sebuah segmen usaha mengalami kerugian atau menmberikan prestasi
yang buruk manajemen tentunya akan berupaya untuk mengembalikan prestasi nya tapi
bila prestasi buruk berkepanjangan manajemen akan sampai pada keputusan untuk
menutup segmen tersebut.
Penutupan sebuah segmen dapat dilakuakn dengan pertimbangna berikut:
Laba
Laba
Nilai
Kontribusi Segmen Prestasi
Tindakan manajemen
+
+
0
0
+
0
-
Baik
Impas
Kurang baik
Buruk
Dilanjutkan
Dilanjutkan
Analisis dan koreksi aktivitas
Pengelolaan intensif dengan
Hal. 10
Untuk mendapatkan informasi sesuai tabel maka Laporan Laba Rugi setiap segmen harus
disusun dengan pendekatan Kontribusi.
Contoh :
Laporan Laba Rugi Konsolidasi (Rp. 000.000)
Divisi A Divisi B Divisi C
Total
Penjualan
890
1.145
2.105
4.140
Beban Pokok Penjualan
455
876
1.125
2.456
Laba Kotor
435
269
980
1.684
Beban Usaha
367
294
554
1.215
Laba Usaha
68
(23)
426
469
Terlihat Divisi B rugi, apakah kerugian ini patut dijadikan dasar untuk menutup Divisi B
Setelah dilakukan analisis biaya usaha diketahui sbb:
Alokasi Biaya
B.Variabel 545
Div A
Div B
Div C
117
151
277
65
83
152
1255
B Tetap
Langsung
300
B. Tetap 710
B. Tetap Umum 410
Jika Alokasi Biaya tersebut dimasukan kedalam Laporan Laba rugi dengan pendekatan
Kontribusi maka akan terlihat sbb
Laporan Laba Rugi Konsolidasi (Rp. 000.000)
Divisi A Divisi B Divisi C
Total
Penjualan
890
1.145
2.105
4.140
Biaya Variabel:
Beban Pokok Penjualan
455
876
1.125
2.456
Beban Usaha
117
151
277
545
Laba Kontribusi
318
118
703
1.139
Beban tetap langsung
300
65
83
152
Laba Segmen
839
253
551
35
Beban tetap Umum
410
Laba Usaha
429
Hal. 11
Setelah dianalisis ternyata Divisi B yang diduga Rugi ternyata masih menghasilkan laba,
jadi TIDAK PERLU DI TUTUP.
Sirup
10.000
Dodol
15.000
Selai
18.000
1.710
1.750
450
1.100
3.040
2.900
2.500
400
4.180
2.000
2.000
1.400
Hal. 12
Biaya kemasan
Biaya pemasaran
Total Biaya Variabel
Laba Kontribusi
750
1.500
7.260
2.740
1.000
2.500
12.340
2.660
1.000
2.500
13.080
4.920
Melihat Laba kontribusi seoertinya Produk selai yang memberikan laba terbesar, dengan
adanya kendala dari Bahan Nanas potensi laba yang dimiliki masing-masing produk sbb:
Sirup
Dodol
Selai
Laba per unit barang
2.740
2.660
4.920
Input nanas yang dibutuhkan 0,9
1,6
2,2
Laba per 1 kg input (nanas) 3.044
1.663
2.236
Rangking prioritas
(1)
(3)
(2)
Untuk memaksimumkan laba maka bahan nanas yang tersedia akan dipergunakan
menurut rangking prioritas dengan memperhatikan kendala lainnya yakni jumlah produk
minimum dan maksimum
Sirup
Prod
Dodol
Bahan (kg)
1.800
1.350
Prod
3.000
Selai
Bahan (kg)
Prod
4.800
2.000
2.500
688
1.100
3.688
3.500
4.400
pakai (kg)
11.000
1.350
Maksimumkan (2)
Maksimumkan (3)
Bahan ter-
Bahan (kg)
5.500
5.500
1.100
4.500
18.950
Menurut Tabel distribusi penggunaan bahan baku diketahui bahwa jumlah produksi yang
terbaik adalah Sirup 3.500 botol Dodol 3.688 bungkus dan Selai 4.500 bungus dengan
Laba kotor berikut ini :
Sirup
Dodol
Selai
Kap.
3.500
3.688
4.500
SOAL-SOAL LATIHAN
Soal. 1
Ir.Sabar adalah pemilik dan direktur PT Sabarindo yang bergerak dibidang produksi furnitur.
Hal. 13
Saat ini ia membutuhakn nasehat anda sehubungan dengan masalah yang dihadapinya berkaitan
dengan produk dengan kode produksi C3303. Menurut catatan produk ini sangat laku dipasaran
namun ternyata tidak menguntungkan bagi perusahaan. Laporan keuangan s.d 31 Desember 2006
menunjukkan angka sbb:
Penjualan
Beban pokok penjualan
Bahan langsung
Upah langsung
Tunjangan (20% dari Tenaga kerja)
Overhead pabrik-Variabel
Sewa gedung peralatan
Penyusutan
Beban pokok penjualan
Laba kotor
Beban penjualan dan administrasi
Gaji manajer
Komisi penjualan (6% dari penjualan)
Pengiriman
Beban adm umum
Total Beban penjualan dan administrasi
Laba (Rugi) bersih.
Total Produk
Produk C3303
2.900.000.000 300.000.000
759.000.000
680.000.000
136.000.000
28.000.000
30.000.000
75.000.000
1.708.000.000
1.192.000.000
122.000.000
72.000.000
14.400.000
3.600.000
4.000.000
19.100.000
235.100.000
64.900.000
75.000.000
174.000.000
120.000.000
464.000.000
833.000.000
359.000.000
10.000.000
18.000.000
10.000.000
48.000.000
86.000.000
(21.100.000)
Soal. 2
PT Traktor Kuat Sekali (TKS) selama ini memproduksi trakator tangan yang biasa dipergunakan
membajak sawah dengan areal terasering yang luasnya sekitar 3000 m2 per petaknya)
Kapasitas produksi yang dimiliki saat ini adalah 1.200 unit per bulan. Seluruh sparepart dibuat
Hal. 14
sendiri oleh TKS , kapasitas yang tercapai dalam 4 bulan terakhir adalah 600 unit per bulan
Biaya produksi untuk kapasitas itu terdiri dari:
Biaya bahan
1.661.400.000
Upah langsung
698.100.000
Biaya overhead
BOP Variabel
608.400.000
BOP Tetap
354.900.000
Biaya pemasaran dan Adm
354.900.000
Dalam rangka pengembangan produk ditahun 2008 yad, saat ini manajemen mencoba
untuk menawarkan kepada supplier lain untuk untuk membuat beberapa bagian sparepart
Spare par yang dipesan adalah bagian penggerak luar beserta perlengkapan. Sementara
Enginenya produksi sendiri oleh TKS. Dengan outsourcing maka penggunakaan
bahan baku turun menjadi 40% dari semula, Upah langsung berkurang sebesar 45% dan
Biaya Overhead variabel turun sebesar 22%
PT Kerajinan Jaya (KJ) mengajukan proposal untuk mengisi kesempatan itu, dan PT KJ
menawarkan per lengkapan yang diminta dengan harga Rp. 2.750.000 Per set
Diminta:
1.Apakah harga yang ditawarkan PT JK dapat diterimam oleh TKS?
2.Berapa harga maksimum yang dapat diterima
3.Manajemen mengasumsikan bahwa jika terjadi out-sourcing fasilitas pabrik yang me
nganggur dapat digunakan untuk ngembangkan produk baru yang nantinya akan didiperhitungkan sebagai biaya riset dan pengembangan
Biaya riset ini diperkirakan akan memiliki nilai ekonomis Rp. 200.000.000,.Apakah harga yang ditawarkan PT JK dapat diterimam oleh TKS?
Soal.3
Dalam bulan Agustus 2004 sebuah mesin press dengan kekuatan 20 ton mengalami kerusakan
cukup serius , hal ini sangat mengganggu kelancaran proses produksi.
Untuk mengatasinya manajemen telah mencanangkan dua macam alternatif solusi sbb:
Alt. 1 Menjual mesin lama dan membeli mesin baru:
Harga beli mesin baru Rp.485.000.000 . Mesin baru akan disusutkan dengan metode garis lurus
selama 4 tahun dengan nilai sisa= 0
Biaya pemeliharaan mesin baru adalah 80 % dari biaya mesin lama. Untuk mengganti baru,
mesin lama harus di bongkar total dengan biaya sebesar Rp. 23.000.000
Selain itu dibutuhkan juga biaya training bagi operator mesin
dengan biaya Rp. 15.000.000 (Mesin baru meiliki beberapa perbedaan teknis)
Alt. 2 Memperbaiki mesin.
Biaya perbaikan yang dibutuhkan adalah Rp. 235.000.000. Setelah perbaikan ini diperkirakan
mesin masih mempunyai umur ekonomis selama4 tahun. Nilai sisa setelah masa pemakaian =0
Penyusutan atas niai buku yang ada dilakukan dengan metode garis lurus selama 4 tahun.
Karena Mesin di overhaul maka selama lima tahun pemakaian harus diakukan service besar
setiap 2 thn (akhir thn ke 2 dan ke 4) dengan biaya Rp. 20.000.000 setiap kali servis.
Mesin yang lama (yang rusak) memiliki nilai buku Rp. 140.000.000. Jika mesin ini dijual maka
harga pasarannya hanya mencapai RP. 125.000.000.
Hal. 15
Biaya Operasional dan pemeliharaan mesin lama diperkirakan Rp. 56.000.000 per tahun.
Diminta:
a. Buatlah analisis untuk menentukan alternatif yang lebih menguntungkan
(Asumsi bahwa analisis tidak memperhatikan Pajak dan Time value of money)
b. Untuk lebih menyakinkan anda diminta untuk melakukan analisis melalui Cash flow,
Apakah keputusan itu akan berubah jika perusahaan memperhitungkan pajak 30 % serta
discount rate 12 % setahun. (Dalam analisis Cash flow semua pengeluaran biaya kas
dianggap terjadi pada akhir tahun buku, sedangkan penjualan dan pembelian mesin dilakukan
pada awal tahun buku).
Soal. 4
PT Blok Indah Kuat adalah perusahaan yang membuat bahan lantai dengan bahan baku
kayu karet. Kayu karet dipotong menjadi blok kecil kemudian dicamputr dengna bahan
perekat dan dicetak menjadi bahan lantai. Ukuran yang dipasarkan saat ini 20 X 20 Cm2
dengan harga jual Rp., 264.000 . kardus (isi 10 keping) Kapasitas yang dicapai saat ini
adalah 160.000 keping per bulan dengan kapasitas normal 200.000 keping
Biaya yang terjadi pada kapasitas 160.000 keping adalah:
Biaya Variabel Biaya tetap
Bahan baku kayu Karet
552.000.000
Bahan tambahan lem dll
432.000.000
Upah langsung
256.000.000
Biaya overhead pabrik
176.000.000
977.500.000
Biaya pemasaran
96.000.000
810.000.000
Biaya umum & Adm
32.000.000
92.500.000
SAat ini saat ini perusahaan sedang mempertimbangkan untuk menerima pesanan khusus
Sebanyak 25.000 keping pesanan dengan ukuran yang berbeda yaitu 30X50Cm2 per keping
Untuk itu perusahaan harus membuat Cetakan khusus dengan biaya Rp.75.000.000.pemakaian bahan baku dan bahan tambahan berbanding lurus dengan luas setiap keping,
upah langsung dan BOP Variabel per unit produk tidak mengalami perubahan.
Atas pesanan khusus tidak perlu menanggung biaya pemasaran variabel.
Diminta:
a. Hitunglah berapa laba usaha yang diperoleh tanpa membuat pesanan khusus
b. Hitunglah berapa Biaya variabel untuk setiap keping pesanan khusus.
c. Buatlah analisis apakah pesanan layak diterima (harga =50% dari harga normal.)
d. Jika Pesanan khusus meningkat sampai 60.000 keping, apakah perusahaan bersedia untuk
menerima pesanan tsb (ingat perusahaan harus mengurangi produk regulernya)
----------------------dt-------------------------
Hal. 16