Anda di halaman 1dari 10

PENGKAJIAN SISTEM HEMATOLOGI

Pengkajian umum system hematologi


Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi perlu dilakukan
dengan teliti, sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis dari
setiap organ system hematologi. Hal ini perlu dilakukan agar kemungkinan
adanya kesulitan dikarenakan gambaran klinis atau tanda serta gejala
yang hampir sama antara gangguan hematologi primer dan sekunder
dapat diminimalkan. Informasi dilakukan baik dari klien maupun keluarga
tentang riwayat penyakit dan kesehatan.
Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan
penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan
utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual,
intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data keperawatan pada
tahap pengkajian adalah : Wawancara (interview), pengamatan
(observasi), dan pemeriksaan fisik (pshysical assessment). dan studi
dokumentasi.
1. WAWANCARA
Biasa juga disebut dengan anamnesa adalah menanyakan atau tanya
jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan
merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Dalam berkomunikasi ini
perawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik.
Macam wawancara
1.
2.

Auto anamnesa : wawancara dengan klien langsung


Allo anamnesa : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.

Teknik Pengumpulan Data Yang Kurang Efektif :


1.
Pertanyaan tertutup : tidak ada kebebasan dalam mengemukakan
pendapat / keluhan / respon. misalnya : Apakah Anda makan tiga kali
sehari ?
2.
Pertanyaan terarah : secara khas menyebutkan respon yang
diinginkan. Misalnya : . Anda setuju bukan?
3.

Menyelidiki : mengajukan pertanyaan yang terus-menerus

4.
Menyetujui / tidak menyetujui. Menyebutkan secara tidak langsung
bahwa klien benar atau salah. Misalnya : Anda tidak bermaksud seperti
itu kan?

2. OBSERVASI

Tahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada


praktiknya kita lebih sering menyebutnya dengan observasi. Observasi
adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Contoh kegiatan observasi misalnya : terlihat adanya kelainan fisik,
adanya perdarahan, ada bagian tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin,
feses, tekanan darah, heart rate, batuk, menangis, ekspresi nyeri, dan
lain-lain.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Tahap ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data
objektif dari riwayat keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya
dilakukan bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik
keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien. Misalnya , klien
mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji
apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari atau tidak.
Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan adalah untuk
menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan
mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan.
Ada 4teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu :
1. inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan
agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh
klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh,
warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal
dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh :
mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis),
dan lain-lain .
2. palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan
jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan
data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi,
ukuran.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :


Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.
3. perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan
tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri
kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.
Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan
konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat
untuk menghasilkan suara.
Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :
Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paruparu pada pneumonia.
Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah
jantung, perkusi daerah hepar.
Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga
kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
4. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang
disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi
jantung, suara nafas, dan bising usus.
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :
Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluransaluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus,
sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat
inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang
bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
Wheezing : bunyi yang terdengar ngiii.k. bisa dijumpai pada
fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut,
asma.
Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar kering seperti suara
gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan
peradangan pleura.

Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :


1. Head to toe (kepala ke kaki)
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai
ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah,
mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung,
abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
2. ROS (Review of System / sistem tubuh)
Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu :
keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler,
sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem
muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat
membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu
mendapat perhatian khusus.
3. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982
Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola
fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus
meliputi : persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola
metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat, kognitif-pola perseptual,
peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola
reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan.
4. DOENGOES (1993)
Mencakup : aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi,
makanan dan cairan, hygiene, neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan,
pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial, penyuluhan /
pembelajaran.

PENGKAJIAN SISTEM HEMATOLOGI

Pengkajian umum system hematologi


Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi perlu dilakukan
dengan teliti, sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis dari
setiap organ system hematologi. Hal ini perlu dilakukan agar kemungkinan
adanya kesulitan dikarenakan gambaran klinis atau tanda serta gejala
yang hampir sama antara gangguan hematologi primer dan sekunder
dapat diminimalkan. Informasi dilakukan baik dari klien maupun keluarga
tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat dilakukan dengan
anamnesis ataupun pemeriksaan fisik.
1. Data demografi
a. Usia
Usia merupakan data dasar yang penting karena ada beberapa
gangguan hematologi yang menyebabkan klien tidak berusia
panjang(6-7 tahun).
b. Golongan darah
Penting untuk dikaji karena untuk memperoleh kecocokan dengan
donor darah klien bila diperlukan tranfusi darah.
c. Tempat tinggal
Ada beberapa gangguan hematologi yang disebakan karena factor
lingkungan.
2. Riwayat kesehatan keluarga
Perlu dilakukan untuk mengetahui adanya anggota keluarga yang
mengalami gangguan seperti gangguan yang dialami klien seperti
perdarahan dan anemia.
3. Masalah kesehatan klien sekarang
a. Tanda-tanda infeksi
b. Perdarahan
c. Warna kulit
d. Dispnea
e. Pica
f. Perut terasa penuh menunjukkan splenomegali
g. alkoholik
h. Neurologi
i. Pruritus

4. Riwayat kesehatan klien


Perawat melakukan pengkajian kondisi yang pernah dialami oleh klien
yang berhubungan dengan system hematologi seperti berikut ini:
a. Keganasan, kemoterapi

b.
c.
d.
e.

Risiko HIV
Hepatitis
Kehamilan
Thrombosis vena

5. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan daerah kepala, telinga, mata, hidung dan tenggorokan
(HEENT)
1) Konjunctiva anemis, mukosa pucat anemia
2) Ikhterik/ jaundice hemolisis, heperbilirubinemia
3) Petekie trombositopenia
4) Glositis anemia defisiensi zat besi, anemia defisiensi
vitamib B 12
5) Limfadenopatilimfoma
b. System integument
a) Pucat -anemia
b) Jaundice-hiperbilirubinemia
c) Koilonisia(kuku seperti sendok)-- anemia defisiensi zat besi
d) Ekimosis dan petekie- trombositopenia
c. System kardiovaskuler
Takikardi S4-- anemia berat dengan gagal jantung
d.

Abdomen
Splenomegalipolisitemia, limfoma

e.

System neurologi
Kehilangan sensasi getar (vibratio sense)anemia megaloblastik

f.

System muskuloskleletal

Nyeri tulang/ terderness myeloma multiple

6.

Evaluasi Pemeriksaan: Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan secara valid


persiapan klien, alat dan bahan, serta pemeriksanya
Pemeriksaan laboratorium meliputi berikut

melalui
sendiri.

a) Pemeriksaan Hbbila nilainya < 5 g/dlindikasi dilakukan


tranfusi meski tidak ada gejala

b) Pemeriksaan Hct bila nilaninya >70 % indikasi dilakukan


flebotomi segera
c) Hitung plateletbila nilainya < 10.000.mm2 maka risiko
terjadi perdarahan spontan, bila nilainya < 50.000/mm 2 maka
risiko perdarahan meningkat pada trauma dan pembedahan,
bila > 2.000.000mm2 maka terdapat risiko thrombosis
d) Hitung neutrofil bila nilainya <5oo.mm2 maka terdapat
risiko tinggi infeksi
e) Protrombine time (PT)Bila nilainya <1,5x control maka tidak
ada peningkatan risiko perdarahan, tetapi bila <2,5 x control
dapat
terjadi
risik
perdarahan
spontan.
Pada PTT Bila nilainya<1,5x control maka ada penigkatan
risiko perdarahan, bila 2,5 kontrol maka risiko tinggi adanya
perdarahan spontan.
f) Waktu perdarahan bila nilainya >20 menit maka terdapat
risiko perdarahan spontan
g) Antitrombin IIIBila nilainya <50% maka terdapat risiko
terjadi thrombosis spontan

CHEKLIST PENGKAJIAN SISTEM


HEMATOLOGI
A. Data umum
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Latar belakang suku :

5. Latar belakang budaya :


B. Riwayat penyakit
1. Riwayat Penyakit sekarang
a. Keluhan utama :
b. Alasan masuk RS :
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Penampilan umum
Pucat
Tanda nyeri
Bentuk tubuh abnormal
Dehidrasi
4. Tanda tanda Vital
Tekanan darah :
Nadi :
Suhu :
Pernafasan :
Perubahan BB :
Perubahan TB :
C. Pengkajian system integumen
1. Kulit dan membran mukosa
Pucat
Sianosis
Joundice
Lesi yang sulit sembuh
Pigmentasi
Koreng pada tungkai
Kulit tangan dan kaki mengelupas
2. Kuku
Cembung
Datar
Mudah patah
Clubbing
3. Rambut
Tekstur
Pertumbuhan
4. Mata
Edema
Kemerahan
Perdarahan
Ketidaknormalan lensa
Gangguan penglihatan
Kebutaan
D. Pengkajian system Gastrointestinal
1. Gangguan

Mual
Muntah
Kesulitan menelan
Anoreksia
Penurunan BB
2. Mulut
Membran mukosa kemerahan
Luka
3. Lidah
Nyeri
Tekstur
Ada papil
Ada alur/garis
Warna
4. Perut
Splenomegali
Hepatomegali
Adanya nyeri
Sirosis
E. Pengkajian system kardiovaskuler
Aritmia
Murmur
Gagal jantung
Nyeri
Nafas pendek
Kelelahan
F. Pengkajian system respiratori
Sesak nafas
Perubahan suara nafas
G. Pengkajian system muskuloskeletal
1. ROM
2. Tulang
Nyeri
Kaku
Bengkak
Penipisan kortek tulang panjang
Penipisan tulang kartilago
Penebalan tulang kranial
3. Jaringan lunak
Edema
Abses
H. Pengkajian system genitourinaria
Hematuri
Inkontinensia
Menstruasi yang berlebihan

Nyeri/sakit
I. Pengkajian system neurology
Pusing
Kelemahan
Sulit tidur
Perubahan perilaku
Mati rasa/kaku
J. Riwayat yang berhubungan dengan latar belakang
1. Penyakit atau kondisi yang menyertai
Sakit berulang
Proses infeksi
Gangguan hati, ginjal, jantung
2. Riwayat keluarga
Anemi
3. Riwayat sosial
Orang tua yang terpapar zat radioaktif
4. Riwayat pengobatan
Penggunaan obat dalam waktu lama
K. Diagnosa penunjang
1. Laborat
Tes darah lengkap :
Tes darah putih :
Hematokrit :
Hemoglobin :

Anda mungkin juga menyukai