Bab I Pendahuluan: World Breastfeeding Trends Initiative (WBTI) Tahun 2012, Hanya 27,5 Persen Saja
Bab I Pendahuluan: World Breastfeeding Trends Initiative (WBTI) Tahun 2012, Hanya 27,5 Persen Saja
PENDAHULUAN
ASI eksklusif.5 Sedangkan hasil penelitian Wenas tahun 2011 menunjukan tidak
ada hubungan bermakna antara pengetahuan dan pemberian ASI eksklusif dan ada
hubungan antara sikap dengan pemberian ASI eksklusif,4 dan Alveriza tahun 2012
mengungkapkan pengetahuan ibu yang memberi ASI eksklusif lebih baik dari
pada ibu yang tidak memberi ASI eksklusif.6
Pemberian ASI secara eksklusif dapat menekan angka kematian bayi hingga
13% sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka kelahiran
total 22/1000 kelahiran hidup, angka kematian balita 46/1000 kelahiran hidup
maka jumlah bayi yang akan terselamatkan sebanyak 30 ribu.7
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Utami Roesli, fenomena kurangnya
pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos
yang kurang baik, serta kesibukan ibu bekerja dan singkatnya cuti melahirkan
merupakan alasan yang diungkapkan oleh ibu yang tidak menyusui secara ekslusif
sangat sulit dilaksanakan sesuai harapan.7
Perilaku menyusui berkaitan dengan pengetahuan yang kurang, kepercayaan
atau persepsi dan sikap yang salah dari ibu mengenai ASI. Dukungan suami,
keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat sangat diperlukan agar ibu dapat
menyusui secara eksklusif. Ibu sebagai bagian dalam keluarga memegang peranan
sangat penting dalam upaya ini.8 Stimulus yang diterima melalui pendidikan
kesehatan dan adanya kebijakan pemerintah yang mendukung terjadinya
perubahan perilaku ini merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan.9
Pengetahuan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap. Sikap akan
menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus tadi.
Perubahan sikap akan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu diperhatikan,
dipahami dan diterima. Pengaruh orang lain yang dianggap penting merupakan
salah satu komponen yang dapat mempengaruhi sikap.9 Pembentukan sikap juga
dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap
penting, media massa, institusi atau lembaga tertentu serta faktor emosi dalam diri
individu yang bersangkutan.5
Walaupun pendidikan kesehatan terhadap ibu telah dilakukan dalam
program promosi kesehatan namun perilaku pemberian ASI eksklusif ternyata
masih rendah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk
melihat hubungan antara pengetahuan, sikap ibu, dan aktivitas ibu terhadap
tindakan pemberian ASI eksklusif.
Desain
Hasil
penelitian
4
Winly
Wenas
Hubungan Cross
Hasil
penelitian
menunjukan
ibu
antara
menyusui
dengan l
pengetahuan
dan
wilayah
kerja
Puskesmas
2011.
Ervina Rachmah Hariawan /
Hasilpenelitian
gizi
memberikan
tidak
memberikan
ASI
bayi
menunjukkan
pada
ASI
ibu
yang
eksklusif
eksklusif, 2010.
ASI eksklusif.
ASI eksklusif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WHO Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja, tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin,
mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. ASI
merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah.
ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan bayi.10,11
Pemberian ASI secara dini dan ekslusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan akan
membantu mencegah berbagai penyakit anak, termasuk ganguan lambung dan
saluran nafas, terutama asma pada anak. Hal ini disebabkan adanya antibody
penting yang ada dalam kolostrum ASI (dalam jumlah lebih sedikit), akan
melindungi bayi baru lahir dan mencegah timbulnya alergi. Untuk alasan tersebut,
semua bayi baru lahir harus mendapat kolostrum.11
bervariasi antara 2 dan 10 ml per feeding per hari selama 4 hari pertama,
tergantung dari paritas ibu.
b. ASI peralihan /transisi
Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum ASI mature
(kadang antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan). Kadar protein makin
merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. Volumnya juga
akan makin meningkat.
c. ASI matur
ASI matang merupakan ASI yang keluar sekitar hari ke 14 dan seterusnya,
komposisi relative konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI
merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai
umur enam bulan, tidak menggumpal jika dipanaskan.
Ada dua tipe ASI matang, yaitu12 :
1. Fore-milk
Jenis ini dihasilkan selama awal menyusui dan mengandung air, vitaminvitamin dan protein.
2. Hind-milk
Jenis ini dihasilkan setelah pemberian awal saat menyusui dan
mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat diperlukan untuk pertambahan berat
bayi.
2.1.3 Kandungan nutrisi dalam ASI 13
ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang termasuk
makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien
adalah vitamin dan mineral.
a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah
satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua
kali. rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 : 4 sehingga ASI terasa
lebih manis dibandingkan dengan PASI, Hal ini menyebabkan bayi yang sudah
mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI. Karnitin
mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk
mempertahankan metabolisme tubuh. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat
ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk
pertumbuhan sel syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf. Selain
itu karbohidrat memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan faktor bifidus
di dalam usus (faktor yang menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan
menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan
mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibodi bayi.
b. Protein
Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun
demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya hampir
seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein unsur whey.
Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI adalah 65 : 35, sedangkan
dalam PASI 20 : 80. Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI
yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang dua kali
lebih banyak protein yang sukar diabsorpsi. Hal ini yang memungkinkan bayi
akan sering menderita diare dan defekasi dengan feces berbentuk biji cabe yang
menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap bila bayi diberikan PASI.
c. Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat
jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan
hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan
akan berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah menurut perkembangan
bayi dan kebutuhan energi yang diperlukan.
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang
dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena mengandung
enzim Lipase. Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6 dan DHA yang sangat
diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak.
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah,
tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan
kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan
jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam PASI kandungan mineral
jumlahnya tinggi tetapi sebagian besar tidak dapat diserap, hal ini akan
memperberat kerja usus bayi serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan
meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan
kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah karena obstipasi
atau gangguan metabolisme.
e. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan
bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum
10
mampu membentuk vitamin K. Kandungan vitamin yang ada dalam ASI antara
lain vitamin A, vitamin B dan vitamin C.
11
3.
4.
5.
6.
melahirkan
7. Mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia dimana saja dan kapan
saja
8. Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi
c. Manfaat ASI bagi keluarga16
Adapun manfaat ASI bagi keluarga:
1.
Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, kayu bakar atau minyak
2.
3.
4.
sakit
Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi dari ASI ekslusif
Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat
12
5.
Pemberian ASI pada bayi berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI
selalu siap tersedia
13
2.1.6
14
5.
objek
mempunyai
intensitas
atau
tingkat
yang
berbeda-
15
Tekanan batin
Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi
sehingga dapat mendesak si ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama
menyusui bayinya, bahkan mengurangi menyusui.21
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
16
17
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menjabarkan
atau
5. Sintesis (synthesis)
18
19
2.5 Tindakan 9
20
Sikap Ibu
Tindakan pemberian
ASI Eksklusif
Ibu Bekerja
Kecukupan ASI
21
Pengetahuan Ibu
Tindakan Pemberian
ASI Eksklusif
Sikap Ibu
Ibu Bekerja
2.8 Hipotesis
1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan tindakan pemberian
ASI eksklusif.
2. Ada hubungan antara sikap ibu dengan tindakan pemberian ASI eksklusif
3. Ada hubungan antara ibu yang bekerja dengan tindakan pemberian ASI
Eksklusif
BAB III
METODE PENELITIAN
22
3.5.2
Kriteria Inklusi
Ibu yang mempunyai bayi usia 6 bulan - 2 tahun.
Bersedia menjadi responden melalui informed consent.
Kriteria Eksklusi
Responden tidak mengizinkan untuk diteliti.
Responden yang anaknya sakit berat.
23
Z 2 1 . p .(1 p)
2
n=
2
( d)
Keterangan :
n = besar sampel
Z = nilai baku distribusi normal (Z=1,96)
p = proporsi (p = 0.5)
d = presisi (derajat akurasi) 10%
Berdasarkan rumus diatas didapatkan sampel :
n = (1,96)2 x 0,5 x 0,5
0.01
n= 96,04 97
Dengan pembulatan keatas maka jumlah sampel penelitian adalah 97
responden.
3.7.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.7.1. Variabel Penelitian
Variabel Bebas : Pengetahuan, Sikap dan Pekerjaan Ibu
Variabel Terikat: Tindakan Pemberian ASI eksklusif
3.7.2. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No
Variabel
Defenisi
Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
24
1.
Pengetahuan
Ibu
Segala sesuatu
yang diketahui
responden
tentang ASI
eksklusif.
Kuesioner
(15 pertanyaan)
1.Tinggi
Ordinal
(skor 11-15)
2.Sedang
(skor 6-10)
3.Rendah
(skor 0-5)
2.
Sikap Ibu
Tanggapan ibu
dalam bentuk
pernyataan
setuju atau
tidak setuju
terhadap
pemberian ASI
eksklusif.
Kuesioner
(10 pertanyaan)
1. Baik
(skor > 5)
2. Buruk
(skor < 5)
3.
Ibu Bekerja
Kegiatan ibu
untuk
mendapatkan
penghasilan
guna
memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Kuesioner
(1 pertanyaan)
4.
Tindakan
pemberian
ASI
Eksklusif
Kuesioner
Kegiatan ibu
(1 pertanyaan)
dalam
pemberian ASI
pada bayinya
mulai saat
kelahiran
hingga 6 bulan
tanpa diberi
makanan/minu
man tambahan.
Ordinal
1. Bekerja
2. Tidak
Bekerja
Nominal
1. Ya
2. Tidak
Nominal
3.8.
Instrumen Penelitian
3.8.1. Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Pengukuran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif berdasarkan
jawaban pertanyaan yang diberikan. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner
25
dengan
jumlah
pertanyaan
15 pertanyaan.
Skor
dari
jawaban
pasien
Klasifikasi
05
6 10
11-15
Rendah
Sedang
Tinggi
jumlah
pertanyaan
10 pertanyaan.
Skor
dari
jawaban
pasien
Klasifikasi
<5
>5
Buruk
Baik
tertutup
menggunakan
checklist
yang
diisi
langsung
oleh
respondendari variabel bebas (tingkat pengetahuan dan sikap) dan variabel terikat
(tindakan pemberian ASI Eksklusif). Data dikumpulkan pada waktu bersamaan
untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap
tindakan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyo Pekanbaru. Alat pengumpul data yang dibuat peneliti terdiri dari
lembar kuesioner untuk responden.
Editing (pemeriksaan)
Proses untuk memeriksa kelengkapan pengisian jawaban, relevansi
jawaban dan konsistensi jawaban pada kuesioner.
2.
Koding (pengkodean)
Proses untuk memberikan kode pada variabel yang ada pada
penelitian ini untuk mempermudah pengolahan data. Pada variabel
27
Kode 1 = Bekerja
1.
2.
28
Analyzing (penilaian)
Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat.
29
30