Askep HDR
Askep HDR
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain. Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir; tetapi dipelajari
sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang
terdekat, dan dengan realitas dunia.( Stuart and Sundeen, 1998.hal : 227 )
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.( Suliswati, 2005.hal : 89 )
Gangguan konsep diri merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami atau
berada pada risiko mengalami suatu keadaan negative dari perubahan mengenai
perasaan, pikiran atau pandangan mengenai dirinya.
Hal ini meliputi perubahan dalam citra tubuh, ideal diri, penampilan peran atau identitas
pribadi. ( Carpenitto, Lynda Juall, 2000. hal : 345 )
b. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang di capai dengan menganalisis
seberapabanyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya, dan harga diri di peroleh
dari diri sendiri dan orang lain. ( Suliswati, dkk. 2005. hal : 93 )
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal dirinya.
( Stuart and Sundeen, 1998. hal : 227 )
Menurut Stuart and Sundeen (1998), konsep diri terdiri atas komponen-kompenen
berikut ini :
1.
Citra tubuh adalah kumoulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhdap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang
ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi.
2.
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berprilaku
Harga diri merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperolah
dengan menganalisa seberapa baik prilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.
4.
Penampilan peran merupakan pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan social
Menurut Stuart and Sundeen ( 1998 ), undividu dengan kepribadian yang ehat akan
mengalami hal hal berikut ini :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dari pengertian yang ada, penulis dapat menyimpulkan bahwa harga diri rendah adalah
penilaian individu terhadap diri sendiri tentang seberapa jauh prilaku sesuai dengan
harapan atau cita cita dan ideal diri, individu akan megalami gangguan harga diri yakni
perasaan negatif terhadap diri sendiri.
B. Psikodinamika
1. Etiologi
Menurut Kelliat, B.A. 1998, gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dapat
terjadi secara :
a.
Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misalnya haru operasi kecelakaan, dicerai suami,
putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban
perkosaan, dituduh KKN, di penjara tiba-tiba )
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :
1)
Harapan akan struktur ,bentuk dan fungsi yang tidak tercapai dirawat/sakit atau
penyakit.
3)
Maturasional
Berhubungan dengan kurang stimulasi atau kedekatan ,perpisahan dengan orang tua,
evaluasi negative dari orang tua, tidak adekuat dukungan orang tua , ketidak mampuan
mempercayai orang terdekat
2)
Usia sekolah
Remaja
Pada usia remaja penyebab harga diri rendah ,jenis kelamin, gangguan hubungan
teman sebagai perubahan dalam penampilan,masalah-masalah pelajaran an kehilangan
orang terdekat.
4)
Usia sebaya
Lansia
c.
Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri yang berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau
dirawat.Klien mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian dirumah sakit akan
menabah persepsi negative terhadap dirinya.
2. Proses
a.
Faktor Predisposisi
Menurut stuart and sundeen ( 1998 ), berbagai factor penunjang terjadinya perubahan
dalam konsep diri seseorang. Faktor ini dapat dibagi sebagai berikut :
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang
tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali.
2) Faktor yang mempengarui penampilan peran adalah tuntunan peran kerja, dan
harapan peran cultural.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidak percayaan orang tua,
tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan dalam struktur social.
b. Factor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal :
1)
Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk perubahan individu atau keluarga dan normanorma budaya, nilai-nilai dan tekanan untuk penyesuaian diri.
b)
Transisi peran sehat sakit sebagai pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan
Komplikasi
Komplikasi yang bias ditimbulkan dari harga diri adalah menarik diri, halusinasi, resiko
mencederai diri sendiri dan lingkungan.
4.
Manifestasi prilaku
Menurut Stuart and Sundeen (1998) pErilaku yang berhubungan dengan harga diri
rendah adalah :
a.
Mengkritik diri sendiri dan orang lain karena merasa diri kurang sempurna
sehungga akan timbul penurunan produktivitas sebab asumsi diri yang tidak berguna
maka timbul penurunan destruktif yang di arahkan ke orang lain, orang lain merasa lebih
dari dirinya yang mengakibatkan gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu
dan selalu merasa bersalah.
b.
Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan dan selalu mempunyai perasaan
negative terhadap dirinya, terjadi ketegangan peran, pandangan hidup yang pesimis
sampai pada keluhan fisik.
c.
personal dan destruktif yang mengarah pada diri sendiri, pengurangan diri, menarik diri
secara social, penyalahgunaan obat yang dilakukan mengakibatkan kecemasan.
5. Psikopatologi
Diawali dengan individu merasa malu terhadap diri sendiri karena kegagalan yang
dialaminya. Kemudian akan merasa bersalah akan dirinya sendiri, menyalahkan atau
mengejek diri sendiri karena menganggap bahwa dirinya tidak berarti. Setelah individu
merasa dirinya tidak berguna maka akan mengasingkan diri kemudian individu
mengalami rasa kurang percaya diri dan individu sukar untuk mengmbil keputusan bagi
dirinya sendiri. Hal ini mengakibatkan individu bisa menarik diri, mengalami
halusinasinya mencederai diri sendiri atau orang lain. Tanda tanda tersebut
merupakan akibat dari harga diri rendah.
Respon adaptif
respon
maladaptif
Aktualisasi
Diri
konsep diri
positif
harga diri
kekacauan
rendah
identitas
depersonalisasi
a.
Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien untuk menghadapi masalah dan
bisa memecahkannya.
1)
Aktualisasi Diri
Adalah kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri termasuk persepsi saat
lalu akan diri dan perasaannya.
2)
2)
Kerancuan identitas
Identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan kehidupan dalam
mencapai tujuan.
3)
Depersonalisasi
Yaitu mempunyai keptibadian yang kurang sehat, tidak dapat berhubungan dengan
orang lain secara intim, tidak ada rasa percaya diri, dan tidak dapat membina hubungan
dengan orang lain.
D. Pengkajian Keperawatan
1. Prilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah :
a.
b.
c.
d.
e.
Keluhan fisik.
f.
g.
b. Kerancuan gender.
c.
Afektif
Kognitif
1) Bingung
2) Disorientasi waktu
3) Gangguan berpikir
4) Gangguan daya ingat
5) Gangguan penilain
d. Prilaku
1) Afek yang tumpul
2) Keadaan emosi yang pasif dan tidak berespon
1)
Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas (misal :
Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara (misal : ikut serta
Aktivitas yang secara sementara meningkatkan perasaan diri (misal : olah raga
Aktivitas yang mewakili uapaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas
orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi
diri individu tersebut.
b.
Identitas negative merupakan asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat di
c.
POHON MASALAH
Isolasi sosial
Isolasi sosial
d. Perilaku kekerasan
E. Diagnosa Keperawatan
1. gangguan citra tubuh
2. Harga diri rendah
3. Isolasi sosial
F. Intervensi Keperawatan
a.
Perencanaan
Wajah bersahabat.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Intervensi
a.
terapetik dengan cara sapa klien dengan ramah baik verbal dan nonverbal.
b.
c.
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d.
e.
f.
Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien. Rasional :
Tujuan khusus 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Kriteria evaluasi : klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki : kemampuan yang dimiliki klien, aspek positif keluarga, aspek positif lingkungan
yang dimiliki klien.
Intervensi
a.
diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas
ego diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatan.
b.
utamakan memberi pujian yang realistis. Rasional : pujian yang realistis tidak
a.
Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien. Rasional : klien
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan. Rasional :
contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan.
Tujuan khusus 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya.
Kriteria evaluasi : Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Intervensi
a.
Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa dilakukan.
Tujuan khusus 6 : klien dapat memanfaatkan sistem yang ada.
Kriteria evaluasi : Klien memanfaatkan sistem yang ada di keluarga.
Intervensi
a.
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah. Rasional : mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri
dirumah.
b.
Penatalaksanaan Medik
1. Chlorpromazine
a.
Indikasi
Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas,
kesadaran tinggi terganggu, daya nilai norma, sosial, dan tilik diri terganggu,berdaya
berat dalam fungsi fungsi mental, waham, halusinasi, gangguan peran dan perilaku
yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam kehidupan sehari hari,tidak
mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
b. Mekanisme Kerja
Memblokade dopamine pada reseptor sinaps di otaknya khususnya pada system
pyramidal.
c.
Efek samping
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung , febris, ketergantungan obat,
penyakit susunan saraf pusat, gangguan kesadaran disebabkan depresan.
2. Halloperidol
a.
Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
b. Mekanisme Kerja
Obat antipsikosis dalam memblokade dopamine pada reseptor parasimpatik neuron
diotak, khususnya system limbik dan system ekstra pyramidal.
c.
Efek Samping
Indikasi
Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, mual, pusing, muntah, bingung, agitasi, Konstipasi,
tachikardia, dilatasi ginjal, dan retensi urine.
d. Kontra indikasi
G.
Implementasi Keperawatan
dirasakan, itu yang dilaksanakan hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika
berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal. Seblum melaksanakan tindakan
keperawatan yang sudah direncanakan,perawat perlu memvalidasi dengan singkat
apakah rencana tindakan masih sesuai dan di butuhkan klien sesuai kondisi saat ini
(here and now). Perawat juga menilai diri sendiri apakah mempunyai kemampuan
interpersonal, intelektual,teknikal sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan
setelah semua itu tidak ada hambatan maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan
pada saat dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan klien dilaksanakan
dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peran klien yang diharapkan.
Dokumentasikan semua yang dilaksanakan beserta respon klien. (Nursalam, BSN,
2001).
H. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi dapat di bagi dua yaitu evaluasi
proses atau formatif dilakukan setiap selesai melakukan tindakan. Evaluasi hasil atau
sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan tujuan
umum yang telah ditentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan SOAP, sebagai pola pikir :
S
= Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien
b.
Rencana di modifikasi jika masalah tetap, semua tindakan telah dijalankan tetapi
Rencana dibatalkan jika menemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan
Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan