Anda di halaman 1dari 22

Askep Epiglotitis

Nama kelompok :
Catarina

Ruslina U
Cynthia Putri S
Dwi Adi
Friska Retno W
Jeffry C
Malvinas Kusuma
Puspitasari A
Ucik Fitri H

Suatu infeksi pada epiglotis yang dapat


menyebabkan penyumbatan saluran
pernafasan yang menimbulkan stridor
dan obstruksi jalan nafas bahkan
menimbulkan kematian.

Epiglotitis

Epiglotitis Akut

suatu keadaan inflamasi akut yang


terjadi pada daerah supraglotis dari
orofaring, meliputi epiglotis, valekula,
aritenoid, dan lipatan ariepiglotika,s
ehingga sering juga disebut dengan
supraglotitis atau laringitis supraglotik

Etiologi

Penyebab lain :
Pneumpococci
Group A beta haemolytic
Epiglotitis hampir selalu disebabkan
oleh bakteri haemophilus influenza tipe
streptococcus
Pseudomonas
b. Pada anak anak yang lebih tua
Mycobacterium tuberculosis
dan orang dewasa kadang disebabkan
Virus trauma lokal (seperti
oleh streptokokus.
terhirup benda asing atau setelah
intubasi)

Patofisiologi
Bakteri
Selaput
Selaput
lendir
lendir
Epiglotis
Epiglotis

Obstruksi jalan
nafas total

Sub
Sub
mukosa
mukosa
melonggar
melonggar

In
fe
k

Peradangan

si

Jalan nafas
tersumbat

Infeksi juga kadang menyebar ke persendian,


selaput otak, kantung jantung atau jaringan
bawah kulit

Edema

Ngiler (drooling)
Nyeri tenggorokan
Gangguan menelan
Gangguan pernafasan
Badannya bungkuk ke depan sebagai upaya untuk
bernafas
Stridor (suara pernafasan yang kasar)
Suara serak
Menggigil
Demam
Sianosis (warna kulit kebiruan).

Manifestasi Klinis

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap
Kultur darah dan sensivitas
2. Laringoskopi
3. X-Ray leher

Terapi

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pemberian antibiotik digunakan untuk melawan infeksi sehingga mengurangi pembengkakan


epiglotis yang dapat menyebabkan obstruksi total jalan nafas.
Antibiotik dapat diberikan :
ampisillin/sulbactam,
sefuroksim,
ceftriaxone,
aztreonam, dan
chlorampenicol.
Obat steroid juga dapat diberikan untuk mengurangi peradangan disekitar epiglotis.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pasien dengan epiglotitis diarahkan kepada mengurangi obstruksi saluran nafas dan menjaganya agar tetap terbuka, serta mengeradikasi age
n penyebab. Pada pasien dengan keadaan yang tidak stabil, penatalaksanaan saluran nafas sangat diperlukan. Epiglotis yang membesar pada pemeriksaan radiograf
i berhubungan dengan obstruksi saluran nafas. Jika masih ragu-ragu, mengamankan saluran nafas merupakan pendekatan yang paling aman. Keadaan pasien dapa
t
Jika

memburuk
intubasi

secara

cepat,
gagal

dan
dapat,

peralatan

untuk

dilakukan

membuka
trakeostomi

saluran
atau

nafas

harus
krikotiroidotomi

tersedia.
segera.

Pada anak-anak, hindari prosedur yang dapat meningkatkan kegelisahan sampai saluran nafas anak tersebut telah diamankan. Prosedur seperti pengambilan darah
dan pemasangan infus, meskipun dibutuhkan pada kebanyakan kasus epiglotitis akut pada anak, dapat meningkatkan kegelisahan dan memperparah keadaan salur
an

nafasnya.

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas
1. Nama : An.A
2. Umur : 6 Tahun
3. Jenis Kelamin: Perempuan
4. Status : belum Menikah
5. Agama : Islam
6. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
7. Bahasa : Indonesia
8. Pendidikan : 9. Pekerjaan : 10. Alamat : Surabaya
11. Penanggung jawab : ASKES

Riwayat Sakit dan Kesehatan


Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya terasa demam dan batuk.
Riwayat Sakit Sekarang
Ibu klien membawa anaknya ke UGD dengan keluhan demam, batuk,
sakit tenggorokan dan suaranya serak 5 hari. Klien tampak pucat dan
lemas, ibu klien juga mengatakan anaknya tampak kesakitan pada
tenggorokannya dan ibu klien cemas dan gelisah karena sakit anaknya

Riwayat Sakit Dahulu


Hipertensi (-)
Diabetes Mellitus (-)

Riwayat Kesehatan keluarga


Hipertensi (-)
Diabetes Mellitus (-)

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital:
TD : 100/60 mmHg
N Bladder
: 90x/menit
(B4)
RRTidak
: 20ada
x/menit
distensi abdomen, frekuensi 6-7 / hari, jumlah
S kurang
: 38C
lebih 1500 cc, warna kuning jernih, tidak ada masalah
Breathing
(B1)
BAK.
ditemukan suara napas tambaha stridor.
Bowel
(B5)
Blood
(B2)
Pasien
nafsu makan
karena jantung
tenggorokannya
terasa
saikt.
Tidak
adatidak
tanda-tanda
pembesaran
dan pasien
tidak
mempunyai riwayat hipertensi.
Bone (B6)
Brain (B3)
Extremitas atas dextra 5, 5, 5, 5
Tingkat kesadaran komposmentis, klien sadar sepenuhnya.
Extremitas bawah dextra 5, 5, 5, 5
GCS : 456 compos mentis.
Extremitas atas sinistra 5, 5, 5, 5
Extremitas bawah sinistra 5, 5, 5, 5
Sendi (ROM) kaki dan tangan sebelah kanan dan kiri normal
dengan kekuatan otot 5, 5, 5, 5 dan tidak ada fraktur.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan

BGA
Foto Rontgen

Terapi
a. Ceftriaxon 3x1 gr
b. Ampisillin 3x1 gr

Analisa data
No

Data

Penyebab

Masalah

1.

Ds: batuk, suara


serak, demam.
Do: suara napas
tambahan stridor,
tampak sianosis.
TTV: TD : 100/60
mmHg, N :
90x/menit, RR :
20 x/menit, S :
38C.

Inflamasi
bakteri

Ketidakefektifan
pola napas

2.

Ds: ibu klien


mengatakan
tenggorokan
anaknya sakit.
Do: klien tampak
lemas karena nyeri
tenggorokan. GCS:
456

Nyeri pada
tenggorokan

Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh.

Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola napas b.d proses infeksi/
inflamasi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyer
i pada

tenggorokan.

Intervensi
No

1.

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria

Keperawatan
Ketidakefektifan pola napas

Hasil
Tujuan: Setelah dilakukan

b.d

asuhan

infeksi/inflamasi.

proses

Intervensi
a.

Catat

a.

Takipnea, sianosis, tidak

kecepatan/kedala

dapat beristirahat, dan

man pernapasan,

peningkatan

sianosis,

menunjukkan

kembali normal, dengan

peningkatan kerja

pernapasan.

Kriteria Hasil : mampu

pernapasan

mempertahankan

munculnya

selama
diharapkan

keperawatan

Rasional

1x24

jam

pola

napas

pola

pernapasan efektif, tidak


mengalami
napas/sianosis

napas
kesulitan

dan

dispnea, ansietas.

sesak
dengan

bunyi napas normal.

b.

Tinggikan kepala b.

Meningkatkan

tempat

tidur.

pernapasan yang optimal

Usahakan pasien

dan mengurangi aspirasi

untuk

berbalik,

atau

batuk,

menarik

menimbulkan atelektasis.

napas

sesuai

kebutuhan

infeksi

fungsi

yang

No

1.

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria

Keperawatan
Ketidakefektifan
pola

Tujuan:

napas

asuhan keperawatan selama

b.d

infeksi/inflamasi.

proses

Hasil
Setelah dilakukan

Intervensi

Rasional

c. Kaji perubahan tingkat kesadaran

c. Hipoksemia terjadi
akibat adanya
perubahan tingkat
kesadaran mulai dari
ansietas dan kekacauan
mental sampai kondisi
tidak responsif.

d. Berikan periode istirahat yang


cukup diantara waktu aktivitas
perawatan. Pertahankan lingkungan
yang tenang.

d. Menurunkan
konsumsi O2.

e. Pantau hasil pemeriksaan GDA.

e. Menunjukkan status
pernapasan, kebutuhan
perawatan/keefektifan
pengobatan.

f. Berikan obat-obatan sesuai


indikasi

f. Mengurangi adanya
inflamasi karena
penyakit

1x24 jam diharapkan pola


napas

kembali

dengan

Kriteria

mampu

normal,
Hasil

mempertahankan

pola pernapasan efektif, tidak


mengalami

sesak

napas/sianosis dengan bunyi


napas normal.

No
2.

Diagnosa

Tujuan dan

Keperawatan

Kriteria Hasil

Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh b.d nyeri pada
tenggorokan

setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan berat
badan kembali
normal dengan
Kriteria hasil :
mempertahankan
berat badan,
merencanakan diet
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.

Intervensi
a) Lakukan pengkajian nutrisi
dengan seksama.

b) Mulai makan dengan cairan


secara perlahan.
c) Tingkatkan diet dari cairan
sampai makanan rendah residu
bila masukan oral dimulai.
d) Berikan makanan
enteral/prenteral bila
diindikasikan.

Rasional
a) Mengidentifikasikan
kekurangan/kebutuhan untuk
membantu memilih
intervensi.

b) Meminimalkan rasa sakit


pada tenggorokan.
c) Membantu mengkaji
kebutuhan nutrisi pasien
dalam perubahan pencernaan
dan fungsi usus.
d) Pada kelemahan,
hiperalimentasi digunakan
untuk menambah kebutuhan
komponen pada
penyembuhan dan mencegah
status katabolisme.

Tindakan keperawatan dan Catatan Perkembangan


No

Diagnosa

Ketidakef
ektifan
pola
napas b.d
proses
infeksi/inf
lamasi.

Waktu/

Tindakan keperawatan

Tanggal

27-32012
07.00

a)

b)
07.45
c)
08.00

d)

10.00
11.30

e)

mencatat kecepatan/
kedalaman pernapasan,
sianosis, peningkatan
kerja pernapasan dan
munculnya dispnea,
ansietas.
meninggikan kepala dari
tempat tidur. Usahakan
pasien untuk berbalik,
batuk, menarik napas
sesuai kebutuhan.
mengkaji perubahan
tingkat kesadaran.
memberikan periode
istirahat yang cukup
diantara waktu aktivitas
perawatan.
mempertahankan
lingkungan yang tenang.
memantau hasil dari
pemeriksaan GDA.

TT

Waktu /
Tanggal

27-3-2012
13.00

Catatan
Perkembangan Dan
SOAP

S: klien
mengatakan sesak
berkurang
O: kondisi umum
lemah, GCS : 456
TTV : TD :
100/60
N :
80x/menit
RR :20
x/menit
S : 38 oC
A: masalah
teratasi sebagian
P: intervensi
dilanjutkan

TT

No

2.

Diagnosa

Perubahan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh b.d
nyeri pada
tenggoroka
n.

Waktu/

Tindakan

Tanggal

keperawatan

27-3-2012
08.30

a)

b)
09.00
c)

09.45
d)
10.00

melakukan
pengkajian
nutrisi dengan
seksama.
memulai
makan dengan
cairan secara
perlahan.
meningkatkan
diet dari cairan
sampai
makanan
rendah residu
bila masukan
oral dimulai.
memberikan
makanan
enteral/prenter
al bila
diindikasikan.

TT

Waktu /
Tanggal

27-3-2012
13.00

Catatan
Perkembangan Dan
SOAP

S: ibu klien
mengatakan bahwa
klien sudah mau
makan makanan
yang lunak meski
hanya sedikitsedikit.
O: klien sudah
mulai bisa
makan makanan
yang lunak/ cair
A: masalah
teratasi
sebagian
P: intervensi
dilanjutkan.

TT

Sekian dan terima


kasih ...

Anda mungkin juga menyukai