Anda di halaman 1dari 17

TUJUAN DAN FUNGSI

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


Oleh: Mansur
A. Pendahuluan
Filsafat merupakan pandangan hidup yang erat hubungannya dengan nilainilai sesuatu yang dianggap benar. Jika filsafat dijadikan pandangan hidup oleh
sesuatu masyarakat, maka mereka berusaha untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan nyata. Jelaslah bahwa filsafat sebagai pandangan hidup suatu
bangsa berfungsi sebagai tolok ukur bagi nilai-nilai tentang kebenaran yang harus
dicapai. Adapun untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dilakukan dengan berbagai
cara salah satunya lewat pendidikan.1
Pada dasarnya pendidikan memerlukan landasan yang berasal dari filsafat
atau hal-hal yang berhubungan dengan filsafat. Sebagai landasan karena filsafat
melahirkan pemikiran-pemikiran yang teoritis tentang pendidikan dan dikatakan
hubungan karena berbagai pemikiran tentang pendidikan memerlukan bantuan
penyelesaiaannya dari filsafat. Jadi filsafat pendidikan adalah ilmu pendidikan
yang bersendikan filsafat atau filsafat yang diterapkan dalam usaha pemikiran
dan pemecahan mengenai pendidikan. Peranan filsafat yang mendasari berbagai
aspek pendidikan ini sudah barang tentu merupakan kontribusi utama bagi
pembinaan pendidikan.2 Kalau mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti akan
memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis dan menyeluruh
universal tentang pendidikan yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh ilmu
pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut kepada kita semua untuk

Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm.1

mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Melakukan pemikiran pada hakikatnya


adalah usaha menggerakkan semua potensi psikologi manusia seperti pikiran,
kecerdasan, kemauan, perasaan, ingatan serta pengamatan panca indera tentang
gejala kehidupan terutama manusia dan alam semesta sebagai ciptaan.
Keseluruhan proses pemikiran tersebut didasari dengan pengalaman yang
mendalam serta luas tentang problema kehidupan dan kenyataan dalam jagat raya
dan dalam dirinya sendiri.
Filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya adalah sebagai hasil dari buah
kajian yang bercirikan Islam, pada hakikatnya adalah konsep berpikir mengenai
pendidikan yang bersumber pada ajaran Islam tentang hakikat kemampuan
manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia
muslim yang seluruh pribadinya dijiwai nilai-nilai ajaran Islam.3
B. Konsep Filsafat Pendidikan Islam
1. Landasan Pemikiran
Untuk menyusun dan mengembangkan pemikiran filsafat mengenai
pendidikan, terutama pendidikan Islam, maka pola dan sisitem pemikiran filsafat
secara umum. Pola pemikiran tersebut meliputi:
a.

Pemikiran filsafat harus bersifat sistematis artinya bahwa cara berpikir


bersifat logis dan rasional mengenai hakikat persoalan yang
dihadapinya.

2
3

Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, Andi Offset, Yogyakarta, 1976, hlm.8.


Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm.xi.

b.

Tujuan terhadap persoalan yang dihadapi bersifat radikal artinya


menyangkut permasalahan-permasalahan mendasar sampai akarakarnya.

c.

Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal.

d.

Pemikiran dilakukan lebih bersifat spekulatif.4

Pola dan sistem berpikir filosofis dalam ruang lingkup yang menyangkut
dan menjangkau persoalan kehidupan Islam. Oleh karena itu filsafat pendidikan
Islam mempunyai sasaran pembahasan mengenai hakikat persoalan pendidikan
yang bersumber pada ajaran Islam. Maka pola dan sistem berpikir serta ruang
lingkup persoalan yang dibahaspun harus bertitik tolak dari pandangan Islam.
Pandangan Islam adalah prinsip-prinsip yang ditelaah oleh Allah dan Rasul-Nya
dalam kitab al-Quran dan al-Hadits yang dikembangkan oleh para mujahidin dari
waktu ke waktu.
Akan nampak jelaslah bahwa kajian pemikiran filsafat tentang pendidikan
Islam itu merupakan pola pikir dari pemikir yang bernafaskan Islam. Filsafat
pendidikan yang membahas persoalan pendidikan Islam tidak berarti membatasi
diri pada persoalan yang ada di dalam ruang lingkup kehidupan semata,
melainkan juga menjangkau persoalan yang luas yang berkaitan dengan
pendidikan bagi umat Islam.

Dengan demikian seluruh persoalan yang

menyangkut kehidupan umat manusia yang mempengaruhi kehidupan umat Islam


juga masuk dalam pemikiran filsafat pendidikan Islam. Misalnya persoalan
pendidikan yang berkaitan dengn ilmu pendidikan teknologi, perubahan sosial,

Ibid., hlm.5.

dan kependudukan. Akan tetapi

semua persoalan yang bukan agamis yang

menyangkut persoalan sosial dan ilmu pengetahuan itu dianalisa secara mendalam
sehingga dipeoleh hakikatnya dari segi pandangan Islam. Karena filsafat bertugas
mencari hakikat dari segala sesuatu dan dari hakikat itulah timbul pemikiran
teoritis yang pada gilirannya akan menimbulkan pemikiran mengenai strategi dan
taktik operasionalisasi kependidikan Islam.5
Filsafat pendidikan Islam agar mendapatkan faedah, tujuan maupun
fungsi, maka harus mengkaji dari berbagai sumber. Sumber itu perlu diperhatikan
dalam menciptakan berbagai faktor, dengan syarat sumber itu semua harus
dikaitkan dengam sumber Islam. Yang terkandung di dalamnya ialah prinsip dan
undang-undang yang mengatur hubungan manusia dan pencipta dan segala apa
yang ada dalam alam raya termasuk unsur material, spiritual, benda-benda,
hewan, dan manusia. Begitu juga undang-undang Tuhan yang mengatur hubungan
manusia dan manusia, baik perindividu atau kelompok dan yang terkandung di
dalamnya nilai-nilai spiritual dan akhlak yang meliputi kehidupan manusia dan
tingkah laku dengan segala aspek yang melingkupinya.
Islam dalam sifatnya yang menyeluruh meliputi kebaikan dunia dan
akherat, mengatur unsur dunia dan mempersiapkan kehidupan akherat. Islam
dapat menampung semua tuntutan kehidupan modern yang masuk akal dan
mengikuti setiap kemajuan kebudayaan, peradaban dan ekonomi yang memenuhi
segala keperluan masyarakat luas. Islam merupakan sumber yang utama untuk
menjadi dasar filsafat umum dan filsafat yang digunakan dalam pendidikan,

Ibid., hlm.8.

pembangunan, kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik. Islam dengan berbagai


sumber dari al-Quan, Hadits, qiyas, ijma yang diakui dan tafsir yang benar
dibuat oleh ulama-ulama akan terdapat pada setiap hal dan membentuk pikiran
yang utuh dan terpadu mengenai alam, manusia, masyarakat, bangsa, pengetahuan
manusia dan akhlak. Orang yang mengkaji Islam dari berbagai sumbernya dengan
kesadaran akan mengeluarkan buah pikiran universal mengenai filsafat wujud,
filsafat pengetahuan dan filsafat nilai-nilai. Hal inilah yang akan diperlukan oleh
pendidikan Islam dalam membina falsafah pendidikan yang sebaik-baiknya.6
Al-Quran sebagai sumber filsafat termasuk di dalamnya filsafat
pendidikan Islam berusaha mengkaji pangkal segala hal sampai ke akar-akarnya.
Begitu juga mengkaji yang hubungannya manusia dengan manusia lain, manusia
dengan alam dan manusia dan penciptanya. Jika pendidikan beusaha memelihara
individu dan pertumbuhannya pada diri manusia, maka al-Quran beusaha
mendidik makhluk seluruhnya termasuk manusia. Ia juga menekankan adanya
tujuan pendidikan khususnya dalam melatih jiwa dan tingkah laku. Filsafat alQuran bersifat mendidik yang menyeluruh dan terpadu. Al-Quran memandang
manusia dan jagat raya sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Islam
tidak menerima filsafat sosial yang memisahkan agama dan negara atau membagi
masyarakat menjadi beberapa tingkat. Falsafah al-Quran memadukan diri
manusia, akal emosi, dan tindakan tidak terpisahkan satu sama lain antara individu
dan alam serta penciptanya.

Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung, Bulan Bintang, Jakarta,

2. Tujuan Filsafat Pendidikan Islam


Dengan berbagai cabang merupakan landasan ilmiah bagi pelaksanaan
pendidikan yang terus berkembang secara dinamis. Filsafat pendidikan sesuai
dengan perannya, merupakan landasan filosofis yang menjadi dasar pokok seluruh
kebijakan dan pelaksanaan pendidikan. Kedua bidang di atas

harus menjadi

pengetahuan dasar bagi pelaksanaan pendidikan baik bagi guru atau pengajar dan
semua pendidik.
Dalam proses pendidikan berkembang secara alamiah dan mencapai tujuan
yang diharapkan. Tujuan perkembangan secara alamiah ialah kedewasaan dan
kematangan. Sebab potensi manusia yang paling alamiah adalah tumbuh dan
berkembang menuju tingkat kedewasaan dan kematangan. Potensi ini akan
terwujud apabila kondisi alamiah dan sosial mansuia memungkinkan seperti
iklim, makanan, kesehatan, keamanan sesuai dengan kebutuhan manusia.7 Jika
tujuan pendidikan Islam berbicara mengenai nilai-nilai ideal yang bercorak Islam,
sedangkan identitas Islam itu sendri pada hakikatnya adalah mengandung nilai
perilaku manusia yang didasari dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah
sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus dicapai dan ditaati. Ketaatan kepada
Allah mengandung makna penyerahan diri secara total kepadanya. Penyerahan
diri ini menjadikan manusia menghambakan diri kepadanya semata. 8
Filsafat pendidikan merupakam titik pemulaan dalam proses pendidikan
juga menjadi tulang punggung ke mana bagian-bagian yang lain dalam pendidikan

1979, hlm.39.
7
M. Noorsyam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, Surabaya,
1986, hlm.40.
8
M. Arifin, op.cit., hlm.33.

itu bergantung dari segi tujuan pendidikan, kurikulum, metode, penilaian,


administrasi dan alat mengajar yang merupakan aspek pendidikan yang harus
bergantung pada filsafat pendidikan yang memberi arah, menunjukkan jalan yang
akan dilalui dan meletakkan dasar-dasar dan prinsip yang tempat tegaknya.
Karena masyarakat yang akan dibicarakan adalah masyarakat Islam yang sebagian
besar anggotanya ingin melaksanakan Islam dengan sempurna dalam segala uusan
kehidupan berusaha memberi corak Islam. Tujuan pokok tersebut adalah untuk
menerangkan bagaimana membina filsafat pendidikan yang mengambil asasnya
dari prinsip ajaran Islam.9 Filsafat pendidikan Islam hendaknya memenuhi syarat
dan prinsip:
1. Semua prinsip dan idiologinya selaras dengan semangat akidah Islam
dan hukum-hukumnya.
2. Relevan dengan budaya masyarakat Islam, nilai-nilai, cita-cita, tujuan,
kebutuhan dan tuntutannya dalam pembangunan manusia seutuhnya.
3. Harus terbuka pada semua pengalaman manusia yang saleh di mana
ilmu itu barang hilang dari orang mukmin di mana ditemukannya Allah
berhak memilikinya.
4. Haruslah selektif dalam memilih sumber filsafat, sudut pandang, sains
dan pengalaman yang sesuai dengan semangat dan mempunya nilai
praktis dan berfaedah bagi masyarakat Islam.10

Berangkat dari

pemahaman di atas terlihat bahwa filsafat pendidikan Islam berupaya


untuk menyusun seperangkat nilai sebagai dasar pijakan dan tujuan

Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta, 1988, hlm.33.

yang akan dicapai secara jelas. Tanpa dasar pemikiran bagi filsafat
pendidikan Islam, maka dikawatirkan bangunan pemikiran bagi filsafat
pendidikan Islam yang dihasilkan tidak akan kokoh dan tidak mampu
menjawab berbagai persoalan kehidupan. Akibatnya akan menimbulkan
kemungkinan bagi

masuknya pemikiran bukan Islam. Sebaliknya

tujuan yang jelas menjadi penting dalam pemikiran filsafat pendidikan


Islam, kaena filsafat pendidikan merupakan rancangan dari sistem
perubahan Islam. Jadi dengan adanya tujuan yang jelas dalam bentuk
nilai-nilai kebenaran yang harus dicapai. Maka dalam penyusunan suatu
sistem pendidikan Islam yang sesuai dengan tujuan akan tercapai dan
menjadi jelas dan kokoh di tengah-tengah masyarakat luas.
Tujuan filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan tujuan
ajaran Islam. Keduanya berasal dari sumber yang sama yakni al-Quran dan alHadits. Kedua sumber itu kemudian timbul pemikiran-pemikiran tentang
persoalan keIslaman dalam berbagai aspek, termasuk filsafat pendidikan. Dengan
demikian hasil pemikran para ulama seperti qiyas dan ijma sebagai sumber pokok
tadi yakni al-Quran dan al-Hadits.11 Ajaran yang termuat dalam wahyu
merupakan dasar dari pemikiran filsafat pendidikan Islam yang berisi teori umum
tentang pendidikan Islam, dibina atas dasar konsep ajaran Islam terutama dalam
al-Quran dan Hadits. Kedua sumber itu dijadikan pijakan dasar pemikiran bukan
alasan yang rasional.

10
11

Ibid., hlm.46.
Jalaluddin, op.cit., hlm.19.

Sejalan dengan tujuan, maka filsafat pendidikan Islam berusaha


menyiapkan kerangka dasar bagi tercapainya tujuan dimaksud melalui proses
pendidikan. Dengan demikian dalam pelaksanannya, pendidikan Islam dituntut
untuk menyelaraskan kegiatannya dengan tujuan. Langkah pertama menyiapkan
konsep yang jelas mengenai pendidikan itu sendiri.
C. Filsafat dan Pendidikan Islam
1. Fungsi Filsafat
Istilah filsafat berasal dari bahasa asalnya Yunani Kuno adalah cinta akan
kebenaran atau hikmah. Adapun pengertian secara umum
hikmah

itu

sendiri,

melainkan

cinta

terhadap

hikmah

adalah bukanlah
dan

berusaha

mendapatakannya. Oleh karena itu filosof adalah orang yang mencintai hikmah
dan

berusaha

mendapatkannya,

memusatkan

perhatian

kepadanya

dan

menciptakan sikap positif terhadapnya. Selain itu mencari hakikat sesuatu,


berusaha menghubungkan sebab dan akibat berusaha menafsirkan pengalamanpengalaman manusia.12 Filosof pendidikan dan juga filosof umum telah berusaha
mencari hak dan hakikatnya serta persoalan yang berkaitan dengan proses
pendidikan.
Jadi filsafat pendidikan adalah pelaksanan pandangan filsafat dan
kaidahnya dalam bidang pendidikan. Filsafat pendidikan Islam terbentuk dari
perkataan filsafat, pendidikan dan Islam. Penambahan kata Islam di akhir
gabungan kata tersebut dimaksudkan untuk membedakan filsafat pendidikan
Islam dari pengertian yang terkandung dalam filsafat pendidikan secara umum.

12

Al-Syaibany, op.cit., hlm.26.

Dengan demikian filsafat pendidikan Islam mempunyai pengertian khusus yang


ada kaitannya dengan ajaran Islam. Secara teori umum mengenai sistem
pendidikan, maka filsafat pendidikan Islam berfungsi sebagai peletak dasar bagi
kerangka dari sistem pendidikan yang akan berfungsi cara untuk mengaplikasikan
ajaran Islam di bidang pendidikan, dengan tujuan yang identik dengan tujuan yang
akan dicapai oleh ajaran Islam itu sendiri. Sebaliknya, jika pendidikan merupakan
proses pelaksana mencapai tujuan, maka filsafat pendidikan Islam berfungsi
sebagai pedoman dasar dari sistem yang harus ditelusuri oleh proses pelaksanaan
itu sendiri. Filsafat pendidikan Islam dengan demikian berfungsi sebagai
pembentuk nilai-nilai bagi pendidikan Islam. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka filsafat pendidikan Islam berusaha meletakkan dasar pemikirannya pada
tujuan yang memuat konsep mengenai akhlak yang mulia. Dua dasar pokok yang
juga termuat dalam tujan filsafat pendidikan Islam adalah meletakkan dasar
pemikiran sistem pendidikan yang berdimensi ganda. Dimensi pertama adalah
untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagian hidup di akherat.
Dimensi kedua berhubungan dengan fitrah kejadian manusia yakni sebagai hamba
Allah yang setia.13 Adapun fungsi filsafat pendidikan antara lain:
1. Untuk memahami sistem pengajaran
2. Menganalisa konsep-konsep dan istilah-istilah
3. Untuk mengkritik asumsi-asumsi dan fakta-fakta
4. Untuk membimbing asas-asas pendidikan
5. Menerima perubahan-perubahan dasar

13

Jalaluddin, op.cit., hlm.27.

10

6. Membimbing sikap para guru dan pengajar


7. Untuk membangkitkan dialog dan persoalan
8. Untuk menghilangkan pertentangan pendidikan
9. Mengusulkan rencana-rencana baru.
Di sinilah dapat dipahami bahwa pembaharuan dan inovasi agar sesuai
dengan pendidikan masa depan atau hari esok sebab pendidikan pada dasarnya
menyiapkan generasi-generasi untuk masa depan bukan hanya untuk sekarang. 14
2. Hubungan Filsafat dengan Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan dalam lapangan pendidikan. Oleh karena itu bersifat
filosofis dengan sendirinya filsafat pendidikan ini pada hakikatnya adalah
penerapan suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan. Hubungan antara
filsafat dan ilmu pendidikan adalah suatu keharusan. Menurut ahli filsafat
Amerika yakni John Dewey menyatakan bahwa filsafat adalah teori umum dari
pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan. Di samping itu
memang filsafat mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor
realita serta pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan.15

Hubungan antara filsafat dan pendidikan tampaknya tak mungkin dapat


dipisahkan, dimana keduanya adanya korelasi yang kuat karena kajian filsafat
pendidikan terpaksa menoleh kembali kepada hakikat manusia sebagai makhluk
Allah. Pertanyaan yang mengarah kepada pemikiran filsafat pendidikan siapa

14
15

Hasan Langgulung, op.cit., hlm.15


Iman Barnadib, op.cit., hlm.15.

11

kita, di mana kita, dan ke mana kita akan pergi dikaji dalam konteks tujuan
penciptaanya. Ketiga pertanyaan yang sederhana itu dihubungkan dengan fungsi
dan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah. Dan agaknya arti inilah yang
mendorong para filosof mengarahkan pandangan mereka pada konsep agama.16
Hal ini menjadi jelas bahwa filosof pendidikan yaitu seseorang yang
menggunakan gaya filsafat dalam pendidikan. Ia juga memiliki pandangan
pendidikan yang jelas dan sejumlah prinsip dan keyakinan yang mempunyai nilai
pelaksanaan dalam bidang pendidikan.
Hubungan yang erat antara filsafat umum dan filsafat pendidikan itu
berpuncak pada hubungan yang erat antara filsafat umum dan filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah dalam
bidang pendidikan. Filsafat tersebut mencerminkan satu segi pelaksanaan prinsipprinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam
menyelesaikan persoalan pendidikan secara praktis.17 As-Syaibany memberi
batasan dalam hubungan antara filsafat umum dan filsafat pendidikan sebagai
berikut:
1.Filsafat pendidikan adalah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah
falsafah dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut dengan
pendidikan. Filsafat pendidikan adalah aktifitas pikiran teratur yang
menjadikan filsafat itu sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan
dan memadukan proses pendidikan. Filsafat pendidikan itu dapat
menjelaskan nilai-nilai lain yang diusahakan untuk mencapainya. Maka

16

Jalaluddin, op.cit., hlm.15.

12

filsafat, falsafah pendidikan dan pengalaman manusia merupakan tiga


unsur yang bersatu padu.
2. Falsafah pendidikan adalah aktivitas yang dilakukan oleh pendidik dan
filosof untuk menerangkan, menyelaraskan, mengecam dan mengubah
proses pendidikan selaras dengan masalah-masalah kebudayaan dan
unsur-unsur yang bertentangan di dalamnya. Batasan tersebut tidak
berarti mempelajari filsafat pendidikan begitu saja, melainkan
mempelajarinya karena percaya bahwa kajian itu sangat penting untuk
mengembangkan pandangan terhadap proses pendidikan. Di samping
itu penting untuk dapat memperbaiki keadaan pendidikan. Persoalan
pendidikan meliputi: bimbingan, penilaian, dan metode baru sangat
diperlukan.
3. Urgensi Filsafat Pendidikan Islam
Menentukan suatu falsafah pendidikan sekalipun dengan maksud
sederhana mempunyai kepentingan yang sangat besar bagi setiap pendidikan yang
berusaha ke arah perbaikan, kemajuan dan bangunan dasar. Pendidikan tidak akan
tumbuh, berkembang dan selaras dalam bidang kemajuan selagi tidak bersandar
pada pemikiran falsafah yang selalu disertai dengan perubahan pembaharuan
dalam dunia yang selalu bertarung dengan ilmu dan tehnologi. Jadi filsafat
pendidikan yang baik haruslah memberi pedoman kepada perancang-perancang
dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Hal
tersebut

17

akan

mewarnai

segala

perbuatan

Al-Syaibany, op.cit., hlm.30.

13

mereka

dengan

hikmah,

menghubungkan usaha-usaha pendidikan mereka dengan filsafat umum, untuk


negara dan bangsa. Di samping itu juga menjauhkan dari sifat-sifat meraba dan
mencari penyelesaian yang cepat dalam menyelesaikan persoalan pendidikan.
Filsafat pendidikan Islam yang dikehendak adalah satu pemikiran yang
serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, dan logis, menyeluruh serta
universal yang tertuang ke dalam suatu bentuk pemikiran sebagai suatu sistem,
dikaitkan dengan Islam adalah jelas dimaksudkan bahwa filsafat tersebut
merupakan manifestasi dari berbagai sumber daya pikiran, perasaan dan kemauan
yang bersumberkan pada ajaraan Islam yakni al-Quran dan al-Hadits. Islam yang
berbagai sumber al-Quran dan al-Hadits akan terdapat pada setiap hal dan
membentuk pikiran menyeluruh dan terpadu mengenai manusia, masyarakat dan
bangsa. Orang yang mengkaji Islam dari sumbernya al-Quran dan al-Hadits
dengan kesadaran yang mendalam akan mengeluarkan buah pikiran yang
universal mengenai filsafat, baik filsafat wujud, pengetahuan, dan filsafat nilai.
Hal inilah yang akan diperlukan oleh pendidikan Islam.18
Al-Quran sebagai sumber filsafat termasuk di dalamnya filsafat
pendidikan Islam berusaha mengkaji pangkal segala hal sampai ke akar-akarnya,
begitu juga mengkaji hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam
dan manusia dengan penciptanya. Jika pendidikan berusaha memelihara individu
dan pertumbuhannya pada manusia, maka al-Quran berusaha mendidik makhluk
seluruhnya termasuk manusia. Ia juga menekankan adanya tujuan-tujuan
pendidikan khususnya dalam melatih jiwa dan mengatur tingkah laku manusia.

18

Ibid., hlm.40.

14

Filsafat al-Quran bersifat pendidikan yang menyeluruh dan terpadu. Jadi menurut
analisa penulis mengenai ugensi filsafat pendidikan dalam Islam adalah bahwa
yang menjadi sumber dasar dan pedoman bagi para filosof muslim adalah alQuran dan Hadits. Karena al-Quran sebagai wahyu dari Allah yang tidak ada
keagungan lagi mengenai kebenarannya dan dijadikan sandaran dasar untuk
berpijak menurut Islam. Sudah barang tentu dalam hal ini tergantung sejauh mana
kemampuan para filosof dalam memahami syat-ayat al-Quran untuk ditransfer ke
dalam dunia pendidikan yang digarapkan.
Sedang Hadits juga merupakan sumber dari filsafat Islam, karena Hadits
itu berfungsi di samping menjelaskan dan menafsirkan al-Quran juga merupakan
aturan-aturan dan undang-undang yang harus dipegangi dalam menentukan suatu
persoalan termasuk persoalan pendidikan Islam. Al-Quran dan Hadits sebagai
sumber filsafat Islam yang utama dan primer adalah merupakan tolak ukur,
konsep, umum, kompas dan pedoman dasar dalam pendidikan Islam. Sedangkan
ilmu-ilmu yang lain seperti ijma, qiyas, dan ilmu bantu lainnya adalah merupakan
sumber pelengakap dalam pendidikan Islam. Akan tetapi keduanya sangat penting
dan berpengaruh dalam menentukan pendidikan Islam yang baik. As-Syaibany
memberikan penjelasan terhadap pentingnya filsafat pendidikan dengan beberapa
manfaat dan kegunaan dalam dunia pendidikan, adapun manfaat tersebut sebagai
berikut:
a.

Filsafat pendidikan dapat menolong para perancang pendidikan dan


orang yang membutuhkannya untuk membentuk pemikiran sehat
terhadap proses pendidikan, di samping itu dapat menolong terhadap

15

tujuan dan fungsinya serta meningkatkan mutu pendidikan serta


penilaian, bimbingan dan penyuluhan.
b.

Filsafat pendidikan dapat membentuk asas untuk menentukan


pandangan kajian yang umum. Termasuk kurikulum, kaedah-kaedah
pengajaran dan kebijakan yang harus dibuat.

c.

Filsafat pendidikan dianggap sebagai asas atau dasar yang terbaik


untuk penilaian pendidikan dalam arti yang terbaik untuk penilaian
pendidikan dalam arti menyeluruh. Penilaian pendidikan meliputi
segala usaha dan kegiatan yang dilakuan oleh sekolah, perguruan
tinggi secara umum untuk mendidik warga negara dan segala yang
berhubungan dengan pendidikan.

d.

Filsafat pendidikan memberi corak dan pribadi khas dan istimewa


sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai agama dan nilai umat
Islam. Di samping itu memberi corak kebudayaan, perekonomian,
sosial, politik untuk tuntunan masa depan umat.

Inilah di antara manfaat terpenting yang diperoleh dari menentukan,


memahami, mengkaji filsafat pendidikan. Faedah ini seharusnya mendorong umat
untuk menciptakan filsafat pendidikan, karena manusia akan mendapat bahan
penting untuk dan asasi ke arah perbaikan kualitas pendidikan bangsa.
Membicarakan filsafat pendidikan sangat penting terutama filsafat Islam dalam
dunia penddikan karena fildafat pendidikan berasal dari prinsip-prinsip dan ruh
Islam, maka sudah termuat dan terwakili oleh batasan-batasan di atas dan kita
tinggal memindahkan saja ke dalam filsafat pendidikan Islam.

16

D. Penutup
Tujuan filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan tujuan
ajaran Islam. Keduanya berasal dari sumber yang sama yakni al-Quran dan alHadits. Kedua sumber itu kemudian timbul pemikiran-pemikiran tentang
persoalan keIslaman dalam berbagai aspek, termasuk filsafat pendidikan. Dengan
demikian hasil pemikiran para ulama seperti qiyas dan ijma sebagai sumber
pokok tadi yakni al-Quran dan al-Hadits. Ajaran yang termuat dalam wahyu
merupakan dasar dari pemikiran filsafat pendidikan Islam yang berisi teori umum
tentang pendidikan Islam, dibina atas dasar konsep ajaran Islam terutama dalam
al-Quran dan Hadits.
Jadi filsafat pendidikan adalah pelaksanaan pandangan filsafat dan
kaidahnya dalam bidang pendidikan. Dengan demikian membicarakan filsafat
pendidikan sangat penting terutama filsafat Islam dalam dunia pendidikan karena
fildafat pendidikan berasal dari prinsip-prinsip dan ruh Islam.

17

Anda mungkin juga menyukai