Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE)

5E DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Lembang Tahun Ajaran 2009/2010)
Ari Wibowo
Dr. H. Munir, MIT.
Drs. Waslaluddin, M.T.
Pendidikan Ilmu Komputer
Pendidikan Ilmu Komputer
Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI
FPMIPA UPI
FPMIPA UPI
liempaz@yahoo.com
munir@upi.edu
waslaluddin@upi.edu

seperti itu, mengakibatkan paradigma mengajar masih tetap


dipertahankan dan belum berubah menjadi peradigma
membelajarkan siswa. Padahal dalam undang-undang No. 20
Tahun 2003 Bab I Pasal 1 dijelaskan sebagai berikut[2]:

ABSTRAK
Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar merupakan
kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Agar
proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan, salah satu strateginya adalah dengan memilih model
pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran Learning Cycle
5E[1]dipilih dalam penelitian ini karena merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered)
sehingga menjadikan peserta didik sebagai subjek bukan sematamata sebagai objek yang hanya menerima informasi dari pengajar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaaan
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) antara yang menggunakan model
pembelajaran Learning Cycle 5E dengan yang menggunakan
model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan di SMP
Negeri 1 Lembang dengan menggunakan metode kuasi
eksperimen.Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII H sebagai
kelompok eksperimen dan kelas VII C sebagai kelompok kontrol.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa: (1) terdapat perbedaan rerata
hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle 5E dengan model pembelajaran konvensional. (2)
Terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa yang menggunakan
model pembelajaran Learning Cycle 5E dibandingkan dengan
siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dengan demikian penerapan model pembelajaran Learning Cycle
5E dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajarsiswa.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Dari pernyataan di atas, sangat jelas bahwa peserta didik harus
diarahkan agar dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif.
Dengan demikian berarti bahwa seharusnya yang lebih aktif dalam
proses pembelajaran adalah siswa bukan guru. Akan tetapi,pada
kenyataannya di lapangan masih banyak yang terjadi sebaliknya.
Dengan demikian,
perlu adanya suatu perubahan strategi
pembelajaran dari yang berpusat pada guru (teacher centered)
menjadi berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran
berpusat pada siswa adalah pembelajaran yang lebih berpusat pada
kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik, sehingga
pembelajaran akan menjadi sangat bermakna [3]. Dengan
pembelajaran ini diharapkan semua potensi siswa dapat
berkembang sesuai dengan latar belakang usia dan latar belakang
lainnya dari masing-masing individu siswa. Karena dalam
pembelajaran berpusat pada siswa peran guru hanya sebagai
fasilitator dan pembimbing sedangkan yang lebih aktif adalah
siswa.

Kategori dan Deskripsi Subjek

Salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan diatas adalah


dengan menerapkan model pembelajaran learning cycle 5Eyang
dikembangkan oleh Rodger W. Bybee [1].

Bidang kajian pada paper ini adalah model pembelajaran

Kata kunci
1.2 Rumusan Masalah

Model PembelajaranLearning Cycle 5E, Matapelajaran TIK.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat


dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1) Apakah terdapat perbedaan rerata hasil belajar antara siswa
yang pembelajarannya menggunakan model learning cycle
5E dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model
konvensional?
2) Apakah terdapat perbedaan peningkatan rerata hasil belajar
antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model
learning cycle 5E dengan siswa yang pembelajarannya
menggunakan model konvensional?

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar merupakan
kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Agar
proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan, salah satu strateginya adalah dengan memilih model
pembelajaran yang sesuai.

1.3 Batasan Masalah


Guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang
tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya
tujuan pendidikan. Selain itu, guru harus dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif, kreatif,
menarik, dan menyenangkan. Akan tetapiberdasarkan pengalaman
yang diperoleh di lapangan, pembelajaran yang disajikan oleh guru
di kelas masih menggunakan metode yang monoton misalnya
metode ceramah.Dengan menggunakan metode yang monoton

Dalam upaya memperjelas dan mempermudah penelitian maka


penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
1) Hasil belajar yang diteliti adalah ranah kognitif yang meliputi
jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3).
2) Model pembelajaran yang digunakan pada kelompok
eksperimen adalah learning cycle 5E (Engage, Explore,
Explain, Extend, dan Evaluate).

3)

Media pembelajaran yang digunakan bukan pokok dari


penelitian ini, tetapi hanya sebagai alat bantu dalam proses
belajar mengajar.

bahan-bahan
pembelajaran
yang
telah
disediakan
sebelumnya. Pada fase ini juga siswa diberi kesempatan
untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa
pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi,
melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui
kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.
3) Explain (menjelaskan)
Fase yang didalammnya berisi ajakan atau dorongan terhadap
siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-defini
awal yang mereka dapatkan ketika fase ekplorasi dengan
menggunakan kata-kata mereka sendiri, selanjutnya guru
menjelaskan konsep dan definisi yang lebih formal untuk
menghindari perbedaan konsep yang dipahami oleh siswa.
4) Extend (memperluas)
Fase yang tujuannya ingin membawa siswa untuk
menggunakan
definisi-definisi,
konsep-konsep,
dan
keterampilan-keterampilan yang telah dimiliki siswa dalam
situasi baru melalui kegiatan seperti praktikum lanjutan dan
problem solving. Fase ini dapat meliputi penyelidikan,
pemecahan masalah, dan membuat keputusan.
5) Evaluate (menilai)
Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan
pengajaran. Pada fase ini dapat digunakan berbagai strategi
penilaian formal dan informal. Guru diharapkan secara terusmenerus dapat mengobservasi dan memperhatikan siswa
terhadap pengetahuan dan kemampuannya.
Kelima tahapan siklus belajar 5E dapat digambarkan seperti
dibawah ini.

2. LANDASAN TEORITIS
2.1 Hasil Belajar
Menurut Sudjana [4] hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
oleh Bloom [5] diklasifikasikan ke dalam tiga domain (ranah) yaitu
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Bloom membagi masingmasing ranah ke dalam berbagai tingkatan-tingkatan kategori
sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses
berpikir, keenam jenjang tersebut adalah:
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (C1)
b. Pemahaman (C2),
c. Penerapan/aplikasi (C3)
d. Analisis (C4)
e. Sintesis (C5)
f. Evaluasi (C6)
2) Ranah Afektif
Adalah ranah yang berkaitan dengan sikap, minat, perhatian,
emosi, penghargaan, proses internalisasi, dan pembentuk
karakteristik diri.
3) Psikomotorik
Adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu.

2.2 Teori Belajar Konstruktivisme


Pendekatan teori konstruktivisme pada dasarnya menekankan
pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat
keterlibatan aktif proses belajar mengajar [6]. Sehingga proses
belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher
centered.
Terdapat beberapa model pembelajaran yang dilandasi
konstruktivisme [7] yaitu model siklus belajar (learning cycle),
model pembelajaran generatif (generative learning model), model
pembelajaran interaktif (interactive learning model), model CLIS
(Children Learning in Science), dan model strategi pembelajaran
kooperatif atau CLS (Cooperative Learning Strategies). Masingmasing model tersebut memiliki kekhasan tersendiri, tetapi
semuanya mengembangkan kemampuan struktur kognitif untuk
membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional.

Gambar. Learning Cycle 5E


Menurut Cohen dan Clough penerapan model learning cycle
memberi keuntungan sebagai berikut [8]:
1. Meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar (siswa)
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah pebelajar
3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna

2.3 Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle)

Adapun kekurangan penerapan model learning cycle yang harus


selalu diantisipasi adalah sebagai berikut [8]:
1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai
materi dan langkah-langkah pembelajaran
2. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran
3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan
terorganisasi
4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam
menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.

Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase)


yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran dengan jalan berperanan aktif [8].
Siklus belajar 5E yang dikembangkan oleh Rodger W Bybee
[1]memiliki fase-fase sebagai berikut:
1) Fase engage (mengajak)
Fase pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari
yang sifatnya memotivasi atau mengaitkannya dengan halhal yang membuat siswa lebih berminat untuk mempelajari
konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini
dapat
dilakukan
dengan
memberikan
pertanyaan,
memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari,
membaca, demonstrasi, atau aktivitas lain yang digunakan
untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan
rasa keingintahuan siswa. Fase ini juga diigunakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan pikiran siswa mengenai
konsep yang akan dipelajari.
2) Fase explore (menyelidiki)
Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan
dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan
konsep yang akan dipelajari. Fase ini dapat dilakukan dengan
mengobservasi, bertanya, dan menyelidiki konsep dari

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen. Sedangkan bentuk desain quasi eksperimen yang
digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain
tersebut hampir sama dengan Pretest-Posttest Control Grup
Design, hanya saja pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara random [9].

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1
Lembang tahun ajaran 2009/2010, yang terdiri dari delapan kelas.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII H sebagai


kelompok eksperimen dan kelas VII C sebagai kelompok kontrol
yang diambil secara purposive sampling dari keseluruhan kelas
VII. Masing-masing kelas berjumlah 30 siswa.

2)

3.3 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah [10]. Adapun
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1)

3)

Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
berbentuk pilihan ganda, yang dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mempelajari sesuatu. Dalam penelitian ini terdapat dua kali
tes yaitu pretes dan postes.

4)

2)

Lembar observasi
Lembar obseservasi yang digunakan terdiri dari:
a. Lembar Aktivitas Guru
Digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama proses
pembelajaran TIK berlangsung, apakah sudah sesuai dengan
model pembelajaran learning cycle 5E atau belum.
b. Lembar Aktivitas Siswa
Digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses
pembelajaran TIK dengan model pembelajaran learning
cycle 5E berlangsung.

3)

5)

Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10
pernyataan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa
setelah mengikuti pembelajaran TIK dengan model
pembelajaran learning cycle 5E.

3.4 Prosedur Penelitian


1)

2)

3)

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini


menggunakan Uji Chi Kuadrat.
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
sampel hasil penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen mempunyai varians yang sama atau tidak.
Pengujian ini dilakukan apabila sampel data berdistribusi
normal, apabila tidak berdistribusi normal maka langsung
dilakukan uji statistik non parametrik. Uji homogenitas ini
menggunakan uji F.
UjiStatistik Parametrik
Uji ini dilakukan apabila sampel data hasil penelitian yang
diperoleh berdistribusi normal dan memiliki varians populasi
yang homogen. Uji ini menggunakan uji t-test independent
sample.
Uji Statistik Non Parametrik
Uji statistik non parametrik dilakukan apabila sampel berasal
dari populasi yang tidak berdistribusi normal, maka untuk
menguji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji MannWhitney. Sedangkan apabila sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan variansi populasinya tidak
homogen maka dilakukan uji t.
Analisis Data Gain
Untuk mengetahui apakah hasil belajar kelompok
eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol, maka
dilakukan analisis data indeks gain dari masing-masing
kelompok tersebut. Dengan mengetahui rata-rata nilai G
(normalized gain) dari masing-masing kelompok, maka akan
dapat diketahui keefektivan hasil belajar dari masing-masing
kelompok tersebut.
Untuk
nilai
G
dapatdihitungdenganmenggunakanrumusberikut[11]:

Keterangan:
G
Postscore %
Prescore %

TahapPersiapan
Tahapini menyangkut kegiatan-kegiatan yang dilakukan
sebelum
dimulai
penelitian,
yaitu:
melakukanstudipendahuluandanpustaka,
mengidentifikasimasalah,
mengurussuratperizinanuntukpenelitian,
melakukanobservasikesekolah
yang
akandijadikansebagaitempatpenelitian,
membuatrencanapembelajaran, membuatinstrumenpenelitian,
danmelakukanujicobainstrumentersebut.
TahapPelaksanaan
Tahapinimerupakanpelaksanaanpembelajaran
TIK
menggunakan
model
pembelajaranlearning
cycle
5E.untuklebihdetailnyadibahaspadabab 4.
TahapPengolahan Data HasilPenelitian
Tahap ini menyangkut kegiatan-kegiatan setelah dilakukan
penelitian terhadap data yang diperoleh. Tahap pengolahan
data dilakukan dengan tujuan untuk menjawab seluruh
rumusan masalah serta memperoleh kesimpulan akhir yang
didapat berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

= Nilai normalized gain


= Persentasenilai posttest
= Persentasenilai pretest

5.5.2 AnalisisHasilObservasi
Hasildarilembarobservasimerupakan
data
pendukungdalampenelitianiniuntukmemperkuat
data
pengumpulpokok.Aspek-aspek
yang
tidakteramatidaripenelitiandilihatdarihasilobservasi.Observasi
terhadapaktivitas
guru
dalampembelajarandanobservasiterhadapaktivitassiswaselama
pembelajaranberlangsungdiamatioleh
observer
kemudiandideskripsikan
5.5.3 AnalisisHasilAngket
Hasilanalisis data angketdalampenelitianinimerupakan data
penunjang
yang
digunakanuntukmengetahuitanggapansiswaterhadap
model
pembelajaranlearning
cycle
5E
yang
telahditerapkankepadamerekadalammatapelajaran TIK kelas
VII
submateriidentifikasiperangkatkeraskomputer.Angketdiberika
npadasiswakelompokeksperimendiakhirpembelajaran, angket
yang diberikanterdiridari 10 (sepuluh) pernyataan yang
harusdijawabolehsiswa.

3.5 Teknik Analisis Data Hasil Penelitian


Analisis data hasil penelitian dilakukan terhadap instrumen tes,
lembar observasi, dan angket. Data yang diperoleh pada penelitian
ini merupakan data yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif diperoleh dari tes penguasaan konsep baik pretes
maupun postes, sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar
observasi dan angket.

4. LEARNING CYCLE 5E DALAM MATA


PELAJARAN TIK
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5E pada
matapelajaran TIK dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali
pertemuan. Untuk pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

3.5.1 Analisis Hasil Tes Kognitif Siswa


Analisis data hasil tes kognitif siswa dalam penelitian ini meliputi:
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
sampel data hasil penelitian berasal dari populasi yang

1) Fase Engage
Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

perhitungan data, maka didapat statistik deskriptif data


pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai
berikut:

Menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran


Siswa membentuk kelompok, masing-masing kelompok
berjumlah 4 orang
Memberi arahan dan motivasi kepada siswa untuk belajar
dan bekerjasama secara optimal didalam kelompok
masing-masing dalam mempelajari matapelajaran TIK sub
pokok materi perangkat keras komputer.
Melakukan apersepsi dan mengaitkannya dengan materi
yang akan dipelajari
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap
topik yang akan dipelajari dengan menampilkan media
pembelajaran berupa flash tentang perangkat keras
komputer.

Tabel. Statistik Deskriptif Data Pretes

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai rata-rata pretes


kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tidak
memiliki selisih yang sangat mencolok, yaitu 10,93 untuk
kelompok eksperimen dan 10,87 untuk kelompok kontrol.
Hal itu mencerminkan bahwa keadaan awal antara kedua
kelompok tersebut cenderung sama. Dilihat dari simpangan
bakunya, kelompok eksperimen memiliki simpangan baku
lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu
2,258 untuk kelompok eksperimen dan 2,013 untuk
kelompok kontrol. Hal itu mencerminkan bahwa sebelum
pelaksanaan pembelajaran, kemampuan belajar TIK
kelompok eksperimen lebih menyebar (bervariasi) daripada
kemampuan siswa yang belajar TIK pada kelompok
kontrol.

2) Fase Eksplore
Siswa mempelajari materi tentang perangkat keras
komputer yang tersedia didalam media pembelajaran atau
buku pelajaran TIK.
Guru memberikan lembar kerja pada setiap kelompok.
Masing-masing kelompok melakukan pengamatan
langsung terhadap perangkat keras yang terdapat didalam
chasis/cassing. Hal ini bertujuan untuk menyusun
pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

2) Data Hasil Postes


Data postes ini diperoleh dari tes tertulis berupa pilihan
ganda sebanyak 20 soal.Berdasarkan hasil penelitian dan
perhitungan data, maka didapat statistik deskriptif data
postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebagai berikut:

3) Fase Explain
Siswa melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya
untuk menjawab lembar kerja dan membuat kesimpulan
dari pengamatan yang telah mereka lakukan.
Siswa menjelaskan hasil pengamatan yang telah dilakukan
dengan kata-kata mereka sendiri
Guru menjelaskan materi pelajaran secara formal untuk
menghindari perbedaan pemahaman masing-masing siswa
terhadap materi yang sedang dipelajari.

Tabel. Statistik deskriptif Data Postes

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai postes


kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai
kelompok kontrol, yaitu 14,87 pada kelompok eksperimen
dan 13,37 pada kelompok kontrol. Dilihat dari simpangan
bakunya, kelompok eksperimen memiliki simpangan baku
lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu
2,501 untuk kelompok eksperimen dan 2,428 untuk
kelompok kontrol. Hal itu mencerminkan bahwa setelah
pelaksanaan pembelajaran, kemampuan belajar TIK
kelompok eksperimen lebih menyebar (bervariasi) daripada
kemampuan siswa yang belajar TIK pada kelompok
kontrol.

4) Fase Extend
Siswa melakukan praktik identifikasi perangkat keras yang
terdapat didalam chasis/cassing dan menjelaskan fungsi
dari masing-masing perangkat keras tersebut.
5) Fase Evaluate
Pada fase ini guru mengobservasi dan memperhatikan
siswa terhadap pengetahuan dankemampuannya.
Untuk mengetahui seberapa jauh materi yang diserap oleh
siswa setelah mengikuti pembelajaran, guru melakukan
tanya jawab secara lisan
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi
pelajaran yang telah dipelajari
Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam

3) Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)


Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan data, maka
didapat statistik deskriptif data indeks gain kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan model pembelajaran learning cycle 5E pada


pertemuan ke-1 terdapat fase yang tidak terlaksana yaitu fase
engage yaitu pada bagian memotivasi dan melakukan apersepsi
terhadap siswa dalam mempelajari materi pelajaran TIK pada
pokok pembahasan perangkat keras komputer, hal tersebut
dikarenakan alokasi waktu yang tersedia tidak cukup karena
terpakai untuk pretes. Selain itu aktivitas siswa pada pertemuan
pertama masih belum aktif, hal tersebut terlihat tidak adanya siswa
yang mengajukan pertanyaan dan masih sedikitnya siswa yang
berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pada
pertemuan selanjutnya semua fase dapat terlaksana, dikarenakan
peneliti mengatur alokasi waktu yang tersedia dengan baik.

Tabel. Statistik deskriptif Data Indeks Gain

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata indeks gain


kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata indeks
gain kelompok kontrol, yaitu 0,473 pada kelompok
eksperimen dan 0,299 pada kelompok kontrol. Dilihat dari
simpangan bakunya, kelompok eksperimen memiliki
simpangan baku lebih besar dibandingkan dengan
kelompok kontrol, yaitu 0,19 untuk kelompok eksperimen
dan 0,17 untuk kelompok kontrol. Rata-rata indeks gain
kedua kelompok tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:

5. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data
kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari uji statistik
terhadapap hasil pretes, postes, dan gain pada kelompok
eksperimen dan kontrol. Selain itu, data pendukung dalam
penelitian ini diperoleh dari lembar observasi dan angket.

Gain
0.6

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

0.4

1) Data Hasil Pretes


Data pretes ini diperoleh dari tes tertulis berupa pilihan
ganda sebanyak 20 soal.Berdasarkan hasil penelitian dan

0,473
0,299
Eksp
Kont

0.2
0

kelompok

Gambar. Rata-rata Indeks Gain Kelompok Eksperimen


dan Kelompok Kontrol

c.

5.2 Analisis Data Hasil Penelitian


Deskripsi data hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya
merupakan gambaran secara umum dari suatu data sampel tanpa
ada kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. Selanjutnya, agar
data dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang
lebih bermakna, maka perlu dilakukan pengujian data sampel
secara statistik.

Tabel. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Postes

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa nilai


signifikansinya (2-tailed) adalah 0,022, karena lebih kecil
dari 0,025 berarti terdapat perbedaan antara rata-rata
kemampuan akhir siswa dalam pelajaran TIK pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3) Analisis Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data skor postes pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

1) Analisis Data Hasil Pretes


a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Uji
Chi Kuadrat karena sampel berukuran besar (30), dan
menggunakan taraf signifikansi 5%.
Hasil uji normalitas data skor pretes pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai
berikut:

Kelompok
Eksperimen
Kontrol

Uji Perbedaan Dua Rata-rata


Hasil uji statistik parametrik data skor postes dengan
menggunakan uji tdapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain


Kelompok
X2 hitung
X2 hitung
Keterangan
2hitung 2tabel =>
Eksperimen
7,573
11,07
Normal
2hitung 2tabel =>
Kontrol
29,997
11,07
Tidak Normal

Tabel. Hasil Uji Normalitas Data Pretes


X2 hitung
X2 hitung
Keterangan
2hitung 2tabel =>
3,011
11,07
Normal
2hitung 2tabel => Tidak
22,493
11,07
Normal

b. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata


Hasil uji statistik non parametrik data gain dengan
menggunakan uji Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel
berikut:

b. Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil uji homogenitas terhadap nilai varians
pretes dan varians postes eksperimen diperoleh Fhitung <
Ftabel (1,23 < 1,85), Maka dapat dikatakan bahwa nilai
pretes kelompok eksperimen dan kontrol yang digunakan
pada penelitian ini adalah homogen.

Tabel. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Indeks Gain

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata


Hasil uji statistik non parametrik Mann-Whitney.data
skor pretes pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan
tabel diatas terlihat bahwa nilai
signifikansinya (2-tailed) adalah 0,001, karena lebih kecil
dari 0.025berarti terdapat perbedaan antara rata-rata
peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran TIK pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Datapretes

5.3Data Hasil observasi


1) Observasi Aktifitas Guru
Berdarkan hasil observasi aktivitas guru selamapembelajaran
di kelas secara umum sudah sesuai dengan tahapan kegiatan
pembelajaran dengan model learning cycle 5E.Pada
pertemuan pertama terdapat tahapan yang tidak terlaksana,
dikarenakan guru baru pertama kali menggunakan model
learning cycle 5E, selain itu karena penguasaan kelas yang
dilakukan guru masih belum maksimal dan belum bisa
mengatur alokasi waktu dengan baik. Dengan melakukan
perbaikan pada pertemuan berikutnya, maka kegiatan
pembelajaran berjalan dengan baik.

pada tabel diatasterlihat bahwa nilai signifikansi (sig. 2tailed) dengan uji Mann-Whitneyadalah 1,00. Lebih besar
dari 0,05, yang berarti H0 diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan skor pretesantara
kelompok kontrol dan eksperimen.
2) Analisis Data Hasil Postes
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data skor postes pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai
berikut:
Tabel. Hasil Uji Normalitas Data Postes
Kelompok
X2 hitung
X2 hitung
Keterangan
2hitung 2tabel =>
Eksperimen
5,542
11,07
Normal
2hitung 2tabel =>
Kontrol
11,055
11,07
Normal
b.

2) Observasi Aktivitas Siswa


Aktivitas siswa pada pertemuan pertama masih kurang aktif,
hal tersebut dapat dilihat adanya aspek-aspek yang tidak
terlaksana mungkin dikarenakan belum terbiasa dengan
model pembelajaran learning cycle 5E. Namun pada
pertemuan selanjutnya siswa mulai terbiasa dan aktif dalam
mengikuti pembelajaran dengan model learning cycle 5E.

Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil uji homogenitas terhadap nilai varians
postes diperoleh Fhitung < Ftabel (1,46 < 1,85), Maka dapat
dikatakan bahwa nilai postes kelompok eksperimen dan
kontrol yang digunakan pada penelitian ini adalah
homogen.

5.4 Data Angket


Hasil dari pengolahan angket respon siswa terhadap penerapan
model pembelajaran learning cycle pada mata pelajaran TIK
adalah sebagai berikut:
Pernyataan ke-1 Bagaimana pendapat anda dengan model
pembelajaran yang telah kita lakukan?. Dari pernyataan tersebut

diperoleh data bahwa sebanyak 5 orang (16,67%) menyatakan


sangat setuju, 23 orang (76,67%) menyatakan setuju, dan 2 orang
(6,67%) menyatakan ragu-ragu.

pembelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran


learning cycle5E.

6. KESIMPULAN

Pernyataan ke-2 Apakah proses belajar TIK dengan model


pembelajaran learning cycle5E, telah membingungkan anda saat
belajar. Dari pernyataan tersebut diperoleh data bahwa sebanyak 1
orang (3,33%) menyatakan sangat setuju, 6orang (20%)
menyatakan setuju, 15 orang (50%) menyatakan ragu-ragu, 6 orang
(20%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (6,67%) menyatakan
sangat tidak setuju.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat


disimpulkan:
1) Terdapat perbedaan rerata hasil belajar antara siswa yang
mengikuti pembelajaran TIK dengan menggunakan model
learning cycle 5E dengan siswa yang pembelajarannya
menggunakan model konvensional. Hal ini dilihat dari hasil
rata-rata postes yang diperoleh kelompok eksperimen yaitu
14,87 dan kelompok kontrol yaitu 13,37. Selain itu diperkuat
dengan uji parametrik terhadap data postes menggunakan uji
tIndependent Sample t testdiperoleh nilai signifikansi (2tailed) sebesar 0,022 berada pada daerah penolakkan, karena
lebih kecil dari 0,025.

Pernyataan ke-3 Selama belajar TIK dengan menggunakan


pembelajaran model learning cycle 5E, apakah motivasi belajar
anda jadi lebih meningkat. Dari pernyataan tersebut diperoleh
data bahwa sebanyak 8 orang (26,67%) menyatakan sangat setuju,
20 orang (66,67%) menyatakan setuju, dan 2 orang (6,67%)
menyatakan ragu-ragu.

2)
Pernyataan ke-4 Dengan menggunakan pembelajaran model
learning cycle 5E dalam pelajaran TIK, telah membuat anda
menjadi lebih aktif dalam belajar. Dari pernyataan tersebut
diperoleh data bahwa sebanyak 6 orang (20%) menyatakan sangat
setuju, 18 orang (60%) menyatakan setuju, dan 6 orang (20%)
menyatakan ragu-ragu.
Pernyataan ke-5 Dengan menggunakan pembelajaran model
learning cycle 5E dalam pelajaran TIK, membuat anda menjadi
lebih berani dalam mengajukan ataupun menjawab pertanyaan.
Dari pernyataan tersebut diperoleh data bahwa sebanyak 11 orang
(36,67%) menyatakan setuju, dan 19 orang (63%) menyatakan
ragu-ragu.

Terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa kelompok


eksperimen yang mengikuti pembelajaran TIK dengan model
pembelajaran learning cycle 5E dibandingkan dengan siswa
kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata peningkatan
prestasi belajar (gain) kelompok eksperimen yaitu 0,473
dan kelompok kontrol yaitu 0,299. Selain itu diperkuat
dengan uji non parametrik terhadap gain menggunakan uji
Mann-Whitney diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001
berada pada daerah penolakkan, karena lebih kecil dari
0,025.

7. REFERENSI
[1]

Pernyataan ke-6 Dengan menggunakan pembelajaran model


learning cycle 5E dalam pelajaran TIK, membuat proses belajar
mengajar menjadi lebih menyenangkan. Dari pernyataan tersebut
diperoleh data bahwa sebanyak 4 orang (13,33%) menyatakan
sangat setuju, 22 orang (73,33%) menyatakan setuju, dan 4 orang
(13,33%) menyatakan ragu-ragu.

[2]

[3]

Pernyataan ke-7 Dengan praktikum seperti pada pembelajaran


model learning cycle 5E, membuat anda lebih terampil. Dari
pernyataan tersebut diperoleh data bahwa sebanyak 4 orang
(13,33%) menyatakan sangat setuju, 20 orang (66,67%)
menyatakan setuju, 5 orang (16,67%) menyatakan ragu-ragu, dan 1
orang (3.33%) menyatakan tidak setuju.

[4]

[5]
[6]

Pernyataan ke-8 Bagaimana pendapat anda dengan adanya kerja


kelompok pada saat mengerjakan LKS?. Dari pernyataan tersebut
diperoleh data bahwa sebanyak 13 orang (43.33%) menyatakan
sangat setuju, 12 orang (40%) menyatakan setuju, 4 orang
(13,33%) menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang (3.33%) menyatakan
tidak setuju.

[7]
[8]

Pernyataan ke-9 Apakah dengan pembelajaran model learning


cycle 5E lebih memudahkan anda dalam memahami materi
pelajaran perangkat keras komputer. Dari pernyataan tersebut
diperoleh data bahwa sebanyak 1 orang (3,33%) menyatakan
sangat setuju, 22 orang (73.33%) menyatakan setuju, 6 orang
(20%) menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang (3.33%) menyatakan
tidak setuju.

[9]
[10]
[11]

Pernyataan ke 10 Bagaimana pendapat anda, apabila model


pembelajaran learning cycle5E digunakan pada materi pelajaran
TIK selanjutnya. Dari pernyataan tersebut diperoleh data bahwa
sebanyak 5 orang (16,67%) menyatakan sangat setuju, 18 orang
(60%) menyatakan setuju, dan 7 orang (23,33%) menyatakan raguragu.
Berdasarkan persentase keseluruhan jawaban siswa kelompok
eksperimen terhadap angket yang berjumlah 10 pernyataan, dapat
disimpulkan bahwa siswa menunjukkan respon positif terhadap

Haerawati, Nen Ulfah. 2009. Penerapan Model Siklus


Belajar 5E Untuk Meningkatkan Proses Berpikir Kritis Siswa
Pada Pembelajaran Fisika. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika
UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Tim Redaksi Fokusmedia. 2006. Himpunan Peraturan
Perundang-undangan Tentang Guru dan Dosen. Bandung :
Fokusmedia.
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Wahyono, Rembun. 2000. Pembelajaran Konsep Reproduksi
Tumbuhan Biji Dengan Pendekatan Keterampilan Proses
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis: Tidak
diterbitkan. PPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Nuryani, R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. IKIP
Malang.
Fauziatul Fajaroh dan I Wayan Dasna. 2007. Pembelajaran
Dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). Jurusan
Kimia FMIPA UM. Tersedia di:
http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajarandengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/ (05 November
2009, 9:04:34)
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2006, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Hake, R. R. 1998. Analyzing Change Gain Skores [online].
Tersedia:
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChangeGain.pdf.

Anda mungkin juga menyukai