Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
Ganglia basalia adalah bagian sistem motorik.(1) Nuklei utama ganglia basalis adalah nukleus
kaudatus, putamen dan globus palidus yang semuanya terletak di substansia alba
subkortikalis telensefali.(1,2) Nuklei tersebut berhubungan satu dengan lainnya, dan dengan
korteks motorik, dalam sirkuit regulasi yang kompleks. Nuklei tersebut memberikan efek
inhibitorik dan eksitatorik pada korteks motorik. Struktur ini memiliki peran penting pada
inisiasi dan modulasi pergerakan serta pada kontrol tonus otot. Lesi pada ganglia basalia dan
pada nuklei lain yang memiliki fungsi yang berkaitan, seperti substansia nigra dan nukleus
subtalamikus, dapat menimbulkan impuls yang berkaitan dengan pergerakan yang kurang
atau berlebih, dan atau perubahan patologis tonus otot. Gangguan ganglia basalia tersering
adalah penyakit Parkinson, yang ditandai dengan trias klinis berupa rigiditas, akinesia dan
tremor.(1,3)
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif,
merupakan penyakit terbanyak kedua setelah demensia Alzheimer.(4,5) Penyakit ini memiliki
dimensi gejala yang sangat luas sehingga baik langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kualitas hidup penderita maupun keluarga.
Parkinson pertama kali ditemukan oleh seorang dokter Inggris yang bernama James
Parkinson pada tahun 1887. Penyakit ini menyerang dua persen orang yang berusia 65 tahun
ke atas dan 4-5 persen orang berusia 85 tahun ke atas. (4)
Gejala parkinson dipicu karena terjadinya kerusakan atau penurunan produktivitas
bagian sel saraf di Substantia Nigra dalam memproduksi dan mensuplai dopamine. (5)
Dopamine merupakan zat kimia otak yang berperan mengirim sinyal di antara sel-sel saraf
otak. Selain bertugas memproduksi dopamine, Substantia Nigra juga berfungsi membantu
menghaluskan gerakan dan mengatur gerakan sikap tubuh. Pasien yang menderita Parkinson,
sel-sel saraf pada Substantia nigra mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan produksi
dopamine berkurang. Penurunan produksi Dopamine hingga 80% ini mengakibatkan
terjadinya gangguan gerakan tubuh sehingga muncul gangguan khas Parkinson seperti otot
yang bergetar (tremor), kekakuan otot (rigid), perubahan postur, gangguan berjalan, kesulitan
atau melambatnya gerak, serta masalah keseimbangan. (4)

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komponen Ganglia Basalia
Ganglia basalia meliputi semua nukleus yang berkaitan secara fungsional di dalam substansia
alba telensefali dan secara embriologis berasal dari eminensia ganglionika (pars anterior
vesikulae telensefali). Nuklei utama ganglia basali adalah nukleus kaudatus, putamen dan
sebagian globus palidus. Nuklei lain yang dianggap sebagai bagian ganglia basalia
berdasarkan latar belakang embriologis adalah klaustrum dan amigdala namun hubungan
fungsional langsung dengan bagian ganglia basalia lainnya tidak diketahui secara pasti. (1)
2.1.1

Nukleus kaudatus (1)


Nukleus kaudatus membentuk bagian dinding ventrikel lateral yang bentuknya
melengkung akibat rotasi telensefalon pada masa perkembangan embrio.
Kaput nukleus kaudatus membentuk dinding lateral ventrikel lateral yang
bagian kaudalnya membentuk atap kornu inferius pada ventrikel lateral di
lobus temporalis, membentang hingga agmidala, yang terletak di ujung
anterior kornu inferior.

2.1.2

Putamen (1)
Putamen terletak di lateral globus palidus (pallidum) yang menyelubunginya
seperti tempurung dan membentang melebihi globus palidus baik di bagian
rostral maupun kaudal. Putamen dan globus palidus dipisahkan oleh lapisan
tipis substansia alba yang disebut lamina medularis medialis.

Nukleus kaudatus dan putamen dihubungkan oleh jembatan kecil substansia grisea
dalam jumlah banyak yang terlihat seperti garis-garis pada potongan anatomis. Akibatnya
kedua nuklei ini secara bersama-sama dinamakan sebagai korpus striatum (striated body).
Garis-garis ini timbul pada masa perkembangan ketika serabut kapsula interna berkembang
melalui ganglion basale yang asalnya sama.

2.1.3

Globus palidus (1)


Nukleus utama ketiga ganglia basalia terdiri dari pars internal dan pars
eksterna. Karena globus palidus secara filogenetik lebih tua daripada nuklei

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

lainnya struktur ini disebut juga paleostriatum. Putamen dan globus palidus
secara bersama-sama disebut nukleus lentiformis atau nukleus lentikularis
yang berarti nukleus berbentuk lensa.

Gambar 2.1 Ganglia basalia dan sistem ventrikular tampak lateral

2.1.4

Gambar 2.2 Ganglia basalis potongan koronal


Nukleus asosiasi (1)
Nuklei lain yang secara fungsional berkaitan erat dengan ganglia basalia
antara lain dua nuklei mesenfali yaitu substansia nigra dan nukleus ruber serta
satu nukleus diensefali yaitu nukleus subtalamikus. Globus palidus di bagian
kaudal membatasi pars rostralis substansia nigra. Palidum, substansia nigra
yang gelap disebabkan oleh kandungan melanin yang tinggi.

2.2 Hubungan-hubungan Ganglia Basalia


2.2.1 Jaras aferen(1)
Korpus striatum menerima input aferen dari area korteks serebri yang luas,
terutama area motorik lobus frontalis, yaitu area Brodman 4, 6 dan 6.
Aferen kortikal ini berasal dari proyeksi neuron korteks serebri bersifat
glutamatergik berjalan ipsilateral dan terorganisasi secara topis. Jaras aferen

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

ini menghantarkan impuls dari serebelum dan formasi retikularis mesensefali


ke striatum. Substansia nigra mengirimkan serabut aferen dopaminergik ke
striatum sehingga hilangnya serabut ini menyebabkan penyakit Parkinson.
Selain itu, striatum juga menerima input seratonergik dari nuklei raphers.
2.2.2

Jaras eferen(1)
Jaras eferen korpus striatum.
Proyeksi eferen utama korpus striatum berjalan ke segmen interna dan
eksterna globus palidus. Serabut eferen lain berjalan ke pars kompakta dan
pars retikulata substansia nigra. Sel-sel tempat asal serabut eferen striatal
merupakan neuron yang bersifat Gamma-Aminobutyric acid (GABA)ergik
yang merupakan jenis terbanyak di striatum.
Jaras eferen globus palidus.
Sekumpulan besar serabut eferen berjalan ke thalamus yang kemudian
berproyeksi ke korteks serebri melengkapi lengkungan umpan balik.

Interpretasi fungsional proyeksi aferen dan eferen ganglia basalia memerlukan


beberapa zat neurotransmitter dan reseptor yang terlibat sehingga jenis defisit neurologis
yang dihasilkan ketika jaras tertentu tidak berfungsi secara normal.
2.3 Peran Ganglia Basalia(1)
Ganglia basalia dan hubungan aferen dan eferennya merupakan bagian integral kompleks
sirkuit regulatoris yang mengeksitasi dan menginhibisi neuron korteks motorik. Pada jaras
kortiko-striato-palido-talamo-kortikalis, korteks motorik dan sensorik mengirimkan proyeksi
yang terorganisasi secara topografis ke striatum yang menggunakan neurotransmiter eksitoris,
glutamate. Setelah striatum, sirkuit ganglia basalia terbagi menjadi dua bagian yang dikenal
sebagai jaras langsung dan tidak langsung.
2.3.1

Jaras langsung
Jaras langsung bersifat GABAergik dan berjalan dari striatum ke globus
palidus medialis. Substabsia P digunakan sebagai ko-transmiter. Dari palidum
jaras tersebut berlanjut ke proyeksi neuron glutamatergik thalamus yang
melengkapi lengkung ke korteks serebri.

2.3.2

Jaras tidak langsung


Jaras tidak langsung yang menggunakan neurotransmitter GABA dan
enkefalin, berjalan dari striatum ke globus palidus lateralis. Dari tempat ini,

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

proyeksi GABA berlanjut ke nukleus subtalamikus, yang kemudian


mengirimkan proyeksi glutamatergik ke globus palidus medialis. Perjalanan
jaras tidak langsung selanjutnya identik dengan jaras langsung yaitu dari
thalamus kembali ke korteks serebri.
Kombinasi neurotransmiter inhibitorik dan eksitatorik yang digunakan oleh kedua
jaras tersebut bahwa secara keseluruhan efek stimulasi jaras langsung korteks serebri adalah
eksitatorik sedangkan stimulasi jaras tidak langsung adalah inhibitorik. Proyeksi
dopaminergik dari substansia nigra memiliki peran yang memodulasi sistem ini.
2.4 Fungsi dan Disfungsi Ganglia Basalia
Secara normal ganglia basalia berfungsi pada berbagai proses motorik, termasuk ekspresi
emosi serta integrasi impuls motorik, sensorik dan proses kognitif. Ganglia basalia
melakukan fungsi motoriknya secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada area
premotor, motor dan suplementer korteks serebri. Fungsi utama ganglia basalia menyangkut
inisiasi dan fasilitasi gerakan volunter dan supresi stimulan pengaruh involunter yang dapat
mengganggu gerakan halus dan efektif.

Gambar 2.4.1 Jaras langsung dan tidak langsung pada ganglia basalia
a. Situasi normal b. Situasi pada penyakit Parkinson (tidak diobati) c. Situasi pada
penyakit Parkinson selama pengobatan dengan stimulasi subtalamikus

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

Ganglia basalis juga menggunakan umpan balik proprioseptif dari perifer untuk
membandingkan pola atau program gerakan yang ditimbulkan oleh korteks motorik dengan
gerakan yang diinisiasi sehingga gerakan mengalami penghalusan oleh mekanisme servokontrol berkelanjutan.
Lesi pada ganglia basalia dapat menimbulkan gangguan gerakan kompleks dan
berbagai jenis gangguan kognitif tergantung pada lokasi dan luasnya. Gangguan klinis yang
melibatkan ganglia basalia dapat terlihat sebagai defisiensi pergerakan atau hipokinesia atau
gerakan berlebihan atau hiperkinesia, korea, atetosis, balismus. Abnormalitas tonus otot
umumnya menyertai abnormalitas tetapi dapat pula menjadi manifestasi tunggal atau
dominan pada disfungsi ganglia basalia (distonia)
2.5 Parkinsons Disease
2.5.1 Etiologi dan faktor resiko(6,7)
1. Faktor genetik
Ditemukan 3 gen yang menjadi penyebab gangguan degradasi protein dan
mengakibatkan protein menjadi toksik dan tidak dapat didegradasi di
ubiquitia proteasomal pathway. Kegagalan degradasi ini menyebabkan
peningkatan apoptosis di sel-sel Substansia Nigra pars compacta (SNc)
sehingga meningkatkan kematian sel-sel neuron

di SNc. Inilah yang

mendasari terjadinya Parkinsons disease sporadik yang bersifat familial.


Peranan faktor genetik juga di temukan dari hasil penelitian terhadap
kembar monizigot (MZ) dan dizigot (DZ). Dimana angka intraprair
concordance pada MZ jauh lebih tinggi dibanding DZ.
2. Faktor lingkungan
a. Pestisida
Berdasarkan sebuah studi National Institute of Environmental Health
Sciences (NIEHS) dengan institusi parkinson dan pusat klinik parkinson
di Sunnyvale, Calif, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
penggunaan 2 jenis pestisida yakni rotenone dan paraquat dengan
penyakit parkinson. Rotenone secara langsung menghambat kerja
mitokondria sementara paraquat meningkatkan kerusakan sel dan
derivat oksigen.
b. Faktor Diet
Berdasarkan studi NIEHS tahun 2013 bahwa diet tinggi polyunsaturated
fatty acid dengan low saturated fat memiliki resiko yang rendah untuk
mengalami penyakit Parkinson. Selain itu terdapat pengaruh dari vitamin
D. Kekurangan vitamin D juga dapat menyebabkan parkinson.
REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

Komponen lain yang diteliti ialah peran kafein terhadap perkembangan


dan onset parkinson. Penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat
melindungi

neuron

dopaminergik

otak,

sehingga

kafein

dapat

mengurangi resiko penyakit. Asupan kafein yang lebih rendah juga


dikaitkan dengan resiko parkinson pada wanita lebih rendah.
c. Olahraga
Aktivitas fisik yang lebih sering di usia pertengahan dikaitkan dengan
risiko yang lebih rendah dari Parkinson. Olahraga juga bermanfaat bagi
pasien dengan penyakit ini, dengan meningkatkan keseimbangan dan
mengurangi

depresi,

dan

meningkatkan

kualitas

hidup

secara

keseluruhan. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa pelatihan tai


chi ringan sampai sedang pada pasien meningkatkan keseimbangan
Parkinson dan mengurangi jatuh.
d. Cedera otak
Cedera otak melibatkan peradangan, stres oksidatif, dan kemungkinan
gangguan sawar darah otak, yang berkontribusi terhadap degenerasi
neuronal dan Parkinson.
3. Umur (proses menua)
Tidak semua orangtua akan menderita penyakit parkinson, tetapi dugaan
adanya perana proses menua terhadap terjadinya penyakit parkinson. Pada
penderita terdapat suatu tanda reaksi mikroglialpada neuron yang rusak dan
tanda ini tidak terdapat pada proses menua yang normal sehingga
disimpulkan bahwa proses menua merupakan faktor risiko yang
mempermudah terjadinya proses degnerasi di SNc tetapi memerlukan
penyebab lain untuk terjadinya penyakit parkinson.
4. Ras
Angka kejadian penyakit parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih
dibandingkan berwarna.
2.5.2

Patogenesis
Patogenesis Parkinsons disease disebabkan multifaktorial yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan yang mempengaruhi individu seiring dengan
pertambahan umur.(8) Pada penyakit Parkinson yang tidak diketahui
penyebabnya (Parkinson Idiopatik), proyeksi nigrostriatal dopaminergik
berdegenerasi sehingga mengakibatkan aktivitas GABAergik neuron striatal
diperkuat, sehingga terdapat kelebihan aktivitas di lengkung ganglia basalia
tidak langsung. Pada saat bersamaan, nukleus subtalamikus juga menunjukkan

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

peningkatan aktivitas sehingga menghambat neuron glutamatergik thalamus


secara berlebihan. Efek keseluruhan adalah inhibisi bersih pada keluaran
lengkung ganglia basalia yang menyebabkan penurunun aktivasi area motorik
kortikal. Tanda neuropatologis yang khas pada penyakit ini adalah badan
inklusi intrasitoplasmik yang disebut Lewys body. Komponen utama badan
Lewy adalah -sinuklein yang belum diketahui secara pasti peran protein
tersebut.(1) Pada bentuk familial, penyakit Parkinson disebabkan karena mutasi
beberapa gen yang berbeda. Mutasi ini juga ditemukan pada -sinuklein yang
menunjukkan peran patologis langsung pada degenerasi neuron dopaminergik.
Penyakit Parkinson bentuk familial biasanya timbul dengan onset yang lebih
cepat dan gejala klinis spesifik.(1)

Tabel 2.5.2.1 Bentuk familial penyakit Parkinson


Pada kondisi neurodegeneratif terdapat parkinsonisme bentuk simptomatik
yang disebabkan oleh lesi struktural atau inflamasi susunan saraf pusat atau
pengaruh toksik. Sehingga Parkinsonisme dapat terjadi misalnya pada terapi
seperti neuroleptik, antiemetik, antagonis kalsium, obat antihipertensi yang
mengandung reserpine serta pada ensefalitis, lesi iskemik, intoksikasi dan
gangguan metabolik.(1)
2.5.3

Manifestasi klinis
Sindrom klinik dari Parkinsons disease dihasilkan dari degenerasi idiopatik
sel dopaminergik di pars kompakta Substansia Nigra sementara penyebab
degenerasi

tidak

diketahui,

yang

diperkirakan

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

stres

oksidatif

turut
8

mempengaruhi.(8) Hilangnya aferen dopaminergik pada striatum menyebabkan


penurunan gerakan volunter (hipokinesia), tonus otot yang terus meningkat
dan tegang (rigiditas) dan gerakan osilasi pada frekuensi 4-6 Hz saat
ektremitas pada keadaan istirahat (tremor).

Penyakit Parkinson memiliki tiga subtipe klinis yang ditentukan oleh


manifestasi motorik yang predominan pada masing-masing tipe.
1. Pasien dengan tipe penyakit Parkinson rigiditas-akinetik dapat dikenali
pada fase awal sebagai penurunan gerakan yang semakin memberat
termasuk hilangnya gerakan tambahan pada lengan, perlambatan gaya
jalan, berkurangnya ekspresi wajah (hipomimia) dan stooped posture yang
khas.
2. Pasien dengan penyakit Parkinson dominan-tremor terutama mengalami
tremor istirahat berfrekuensi rendah umumnya unilateral pada onset
penyakit.
3. Pasien dengan penyakit Parkinson tipe gabungan menunjukkan manifestasi
yang kurang lebih sama antara akinesia, rigiditas dan tremor.
2.5.4

Diagnosa
Kriteria diagnosis klinik penyakit Parkinson yaitu(6)
Didapatkan 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik: tremor, rigiditas,

bradikinesia atau;
3 dari 4 tanda motorik: tremor, rigiditas, bradikinesia, ketidakstabilan
postural.

Untuk menentukan berat ringannya penyakit, digunakan penetapan stadium


klinis penyakit Parkinson berdasarkan Hoehn dan Yahr, sebagai berikut:
Stadium
I
II
III
IV
V

Unilateral, ekspresi wajah berkurang, posisi fleksi lengan yang terkena,


tremor, ayunan lengan berkurang
Bilateral, postur membungkuk kedepan, gaya jalan lambat dengan
langkah kecil-kecil, sukar membalikan badan
Gangguan gaya berjalan menonjol, terdapat ketidaksatbilan postural
Distabilitasnya jelas, berjalan terbatas tanpa bantuan, lebih cendrung
jatuh
Hanya berbaring atau duduk di kursi roda, tidak mampu berdiri atau
berjalan meskipun dibantu, bicara tidak jelas, wajah tanpa ekspresi,

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

jarang berkedip.
Tabel 2.5.4 Stadium Klinik Penyakit Parkinson
Diagnosa juga dapat ditegakkan dimana pasien responnya membaik dengan
pemberian Levodopa.(8)
2.5.5

Deferensial Diagnosis (1)


Penyakit Korea-Huntington
Penyakit Korea-Huntington merupakan penyakit akibat gangguan ganglia
basalis yang ditandai adanya gerakan involunter yang berdurasi singkat yang
mengenai beberapa kelompok otot (korea atau hiperkinesia). Kedutan pada
wajah timbul seperti menyeringai dan pasien sulit untuk mengistirahatkan
tungkai. Adanya disartri serta disfagi yang semakin memberat. Gerakan
involunter yang menganggu semakin jelas dengan stres emosional dan
berhenti hanya pada saat tidur.

2.5.6

Penatalaksanaan
Obat pilihan utama untuk parkinson sampai saat ini adalah levodopa meskipun
penggunaannya sudah mulai dikurangi akibat banyaknya efek samping yang
ditemukan.Obat-obat yang tersedia tidak untuk mengobati penyakit parkinson
namun dapat untuk mengurangi gejala dan memperpanjang waktu bagi
penderita untuk bebas dari gejala. Menyusul ditemukan kinom manusia,
protein kinase telah menjadi prioritas terpenting kedua pada upaya
penyembuhan oleh karena dapat dimodulasi oleh molekul ligan kecil. Peran
kinase pada lintasan molekular neuron terus dipelajari, namun beberapa
lintasan utama telah ditemukan. Sebuah protein kinase CK 1 dan CK 2
diketahui memiliki peran yang selama ini belum diketahui pada patologi
molekular penyakit neurodegeneratif seperti parkinson, alzheimer dan
sklerosis lateral amiotrofik. Pengobatan pada penyakit parkinson dapat
digunakan berbagai macam obat seperti :
1) Dopaminergik yang bekerja sebagai prekursor dopamin seperti levodopa
(+karbidopa atau benzerazide), pelepasan dopamin (amantadin), agonis
dopamin derivat ergot (bromokriptin, pergolid, kabergolin) dan, agonis
dopamin derivat non ergot (ropinirol, pirampexol)

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

10

2) Inhibitor Monoamin Oksidasi B (MAOB) yang bekerja menghambat


MAO

yang menghasilkan efek inibisi terhadap penguraian dopamin

seperti seleglin
3) Inhibitor Katekol-O-Metiltransferase (COMT) bekerja menghambat
metabolisme L-Dopa melalui jalur COMT dan mencegah konversi perifer
levodopa inaktif (perifer) menjadi 3-O-metildopa seperti entakapon
4) Antagonis Muskarinik bekerja menekan efek eksitasi dari neurotransmitter
kolinergik (asetilkolin) misalnya benzatropin, prosiklidin, orfenadrin. Obat
ini berguna dalam mngendalikan tremor yang merupakan salah satu gejala
parkinson.
Berbagai macam obat dapat digunakan dalam terapi parkinson namun tidak
ada yang menyembuhkan atau menghambat perkembangan penyakit hanya
membuat penderita lebih mudah melakukan gerakan dan memperpanjang
harapan hidup penderita.
Terapi dasar menggunakan kombinasi levodopa dan karbidopa. Penambahan
karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas levodopa dan
mengurangi efek samping yang tidak diinginkan diluar otak. Mengkonsumsi
levodopa bertahun-tahun bisa menimbulkan munculnya gerakan lidah dan
bibir yang tidak dikehendaki, wajah menyeringai, kepala mengangguk-angguk
dan lengan serta tungkai berputar-putar.
Sel-sel saraf penghasil dopamin dari jaringan janin manusia yang
dicangkokkan kedalam otak penderita parkinson bisa memperbaiki kelainan
kimia tetapi belum cukup data mengenai tindakan ini.
Untuk dapat terus mempertahankan mobilitas penderita dianjurkan untuk terus
melakukan kegiatan sehari-hari sebanyak mungkin dan mengikuti program
latihan secara rutin. Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik misalnya
kursi roda dapat membantu penderita tetap mandiri.
Makanan kaya serat dapat membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya
aktivitas, dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja
bisa membantu memperlancar buang air besar. Pemberian makanan harus
betul-betul diperhatikan karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita
mengalami kesulitan menelan sehingga bisa mengalami kekurangan gizi atau
malnutrisi.
BAB III
KESIMPULAN

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

11

Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif


yang memiliki dimensi gejala yang sangat luas sehingga mempengaruhi kualitas hidup
penderita maupun keluarga.
Tanda-tanda khas yang ditemukan pada penderita diantaranya resting tremor,
rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. Tanda-tanda motorik tersebut merupakan
akibat dari degenerasi neuron dopaminergik pada sistem nigrostriatal. Namun, derajat
keparahan defisit motorik tersebut beragam. Tanda-tanda motorik pasien sering disertai
depresi, disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan disfungsi autonom.

REFERAT PARKINSONS DISEASE BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

12

Anda mungkin juga menyukai