Disusun Oleh :
Pradinianti
1261050087
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Istilah ganglia basalis merujuk pada massa gray matter yang terdapat didalam hemisfer
cerebral. Secara anatomis, ganglia basalis termasuk nukleus kaudatus, putamen dan globus
palidus. Nukleus kaudatus dan putamen (striatum) merupakan tempat utama input ke ganglia
basalis. Sedangkan globus palidus merupakan outflowutama nukleus dari ganglia basalis. Secara
ekstrapiramidal yang termasuk midbrain nuklei seperti substansia nigra, dan nuklei
subthalamikus.
Input dan output ganglia basalis paling banyak muncul dari atau ke korteks baik secara
langsung atau tidak langsung melalui thalamus. Sehingga ganglia basalis membentuk side
loop atau jalan memutar dalam hubungannya dengan otak ke perilaku. Pars compacta
mengandung neuron-neuron dopaminergik. Globus pallidus internum dan pars retikulata dari
putamen merupakan nuklei output utama ganglia basalis. Globus palidus internum dan pars
retikulata putamen mirip dari segi sitologi, konektivitas, dan fungsi. Dua nuklei ini dapat
dipertimbangkan sebagai struktur tunggal yang dipisahkan oleh kapsula interna. Hubungannya
mirip dengan kaudatus dan putamen. Terdapat dua pathways utama ganglia basalis: direct
Gambar 1. Lokalisasi anatomi thalamus dan ganglia basalis dilihat dari kiri. Thalamus dan
ganglia basalis terletak berdekatan. Lesi biasanya tidak hanya melibatkan satu nukleus saja, tapi
containing neurons. Output neuron globus pallidus external bersifat GABAergik dan
mengirimkan proyeksi eksitatorik pada kedua nuklei output ganglia basalis (globus pallidus
internal dan substansia nigra pars reticulata, yang neuronnya juga bersifat GABAergik seperti
pada globus pallidus eksternal). Kedua pathways kemudian menyediakan efek antagonis pada
output ganglia basalis: Direct pathway: mengirimkan input inhibitorik pada kedua nuklei,
sedangkan indirect pathway: menghasilkan input eksitatorik (Gambar 2, kiri). Proyeksi dual dari
nuklei output ganglia basalis ke nuklei yang berbeda dari thalamus (regio lateralis, regio
centralis, dan regio dorsalis) diorganisasikan secara paralel dan somatotopikal.Kemudian neuron
thalamikus mengirimkan input konvergen ke area kortikal yang sama tapi lamina berbeda.
Fungsi ganglia basalis di modulasi oleh innervasi striatal dan ekstrastriatal dopaminergik.
Meskipun begitu, dopamin pada spiny neurons striatal memberikan peningkatan ke sinaps
pada dendritic spines yang juga dimodulasi oleh input eksitatorik dari korteks. Pada keadaan
ini, spiny neurons striatal dilatih oleh dopamine-mediated reinforcement signal untuk mengenali
dan register konteks salient dan/atau keadaan yang kemungkinan dapat berguna dalam mengatur
perilaku.
Gambar 2. Sirkuit kortikal-ganglia basalis-thalamus (melalui nuklei thalamus) pada kontrol
otak (kiri) dan dalam otak yang terkena sindrom parkinson (kanan). Pada gambar kanan,
ketidakseimbangan pada direct dan indirect pathways terlihat dari ukuran panah. Perhatikan
hiperaktivitas output nukleus sirkuit ganglia basalis (substansia nigra pars reticulata dan globus
pallidus iternal) dan nukleus subthalamikus pada sindrom parkinson. Hanya satu
subset pathway ganglia basalis yang terlihat (D1 reseptor dopamin tipe 1, D2 reseptor dopamin
Gpi internal globus pallidus, SNpc substansia nigra pars compacta, SNpr substansia nigra pars
Pada direct pathway (Gambar 3), sel striatal memproyeksikan ke globus pallidus internal
secara langsung. Konsekuensi pathwayini yaitu peningkatan drive eksitatori dari thalamus ke
glutamat diaktivasi, proyeksi kortikal mengeksitasi neuron striatal. Input eksitatorik ini cukup
untuk mengaktifkan sel striatal. Sel striatal ini menggunakan neurotransmitter inhibitorik GABA
dan aksonnya melewati dan menghambat sel globus pallidus interna. Sel globus pallidus interna
yang memproyeksi ke VA/VL juga menggunakan GABA. Sehingga, signal kortikal mengeksitasi
neuron striatal yang menghasilkan inhibisi yang lebih banyak dari striatum ke globus pallidus
internal. Lebih banyak inhibisi globus pallidus internal berarti lebih kurang inhibisi dari thalamus
motor (VA/VL). Sejak thalamus motor menerima inhibisi yang kurang, sel VA/VL akan
meningkatkan firing dari neurotransmitternya. Penurunan inhibisi ini disebut dis-inhibisi. Meski
tidak sama dengan eksitasi langsung, kemiripannya mengarah pada peningkatan aktivitas. Jadi,
hasil akhir input eksitatorik kortikal ke neuron striatal pada awal direct pathway yaitu
Pada indirect pathway dibandingkan dengan direct pathway direct pathway yang
memproyeksi ke globus pallidus internal, neuron striatal pada indirect pathway memproyeksi ke
globus pallidus eksternal. Sel dalam globus pallidus eksternal memproyeksi ke nukleus
subthalamikus kemudian menuju ke globus pallidus internal, dan berproyeksi ke VA/VL, dan
akhirnya ke korteks motorik. Peningkatan aktivitas pada neuron striatal GABAergik menurunkan
aktivitas pada globus pallidus eksternal. Sel GABAergik pada globus pallidus eksternal
menghambat sel di nukleus subthalamikus, sehingga penurunan aktivitas pada globus pallidus
eksternal menghasilkan inhibisi yang kurang dari sel dalam nukleus subthalamikus. Nukleus
nukleus subthalamikus menghasilkan eksitasi yang lebih banyak pada sel di globus pallidus
internal. Sehingga hasil akhir dariindirect loop yaitu peningkatan aktivitas sel GABAergik di
globus pallidus internal yang memproyeksi ke VA/VL atau peningkatan inhibisi dari neuron
thalamikus. Indirect pathway menghambat thalamus motorik dan korteks motorik, dan pada
Dopamin diproduksi oleh sel di pars compacta substansia nigra (SNc). Terminal akson
terhadap psel dalam striatum yang merupakan bagian dari direct pathway. Ini melalui reseptor
D1. Dopamin memiliki efek inhibitorik terhadap sel striatal berhubungan dengan indirect
pathway via reseptor D2. Dengan kata lain, direct pathway (yang mengaktifkan aktivitas
motorik) dieksitasi oleh dopamin sementara indirect pathway (yang mengurangi aktivitas
motorik) diinhibisi. Kedua efek ini mengarah pada peningkatan aktivitas motorik.
Terdapat populasi neuron kolinergik (ACh) dalam striatum yang yang aksonnya tidak
meninggalkan striatum (disebut interneurons atau neuron sirkuit lokal). Sinaps interneuron
kolinergik ini pada neuron striatal GABAergik yang berproyeksi ke globus pallidus internal dan
neuron striatal yang berproyeksi ke globus pallidus eksternal. Kolinergik beraksi menghambat
sel striatal dari direct pathway dan mengeksitasi sel striatal indirect pathway. Sehingga efek
asetilkolin (ACh) berlawanan dengan efek dopamin pada directdan indirect pathways, sehingga
efek ACh pada aktivitas motorik merupakan lawan dari dopamin. ACh inhibisi direct
pathway dan eksitasi indirect pathway. Efek interneuron striatal kolinergik yaitu menurunkan
aktifitas motorik.
B. Fungsi Ganglia Basalis dalam Melaksanakan Pola-pola Aktivitas Motorik (sirkuit Putamen)
Berkaitan dengan sistem kortikospinal mengatur pola-pola aktifitas motorik yg kompleks.
Contoh :
- menulis huruf, bila terjadi kerusakan terhadap ganglia basalis, system kortikal, maka tulisan
menjadi kasar.
- memotong kertas dengan menggunakan gunting
- Memotong kuku
- Memasukkan bola basket dengan melompat
- Menendang bola kaki
- Memukul bola kasti
- Gerakan mata terkendali
- Aspek vokalisasi
Daftar Pustaka