Anda di halaman 1dari 14

NEUROANATOMI GANGLIA BASALIA

Disusun Oleh :

Pradinianti

1261050087

KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI

PERIODE 12 DESEMBER 2016 25 FEBRUARI 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

Ganglia basalis yang mengatur kontrol


motorik juga terlibat dalam banyak neuronal
pathways seperti fungsi emosional,
motivasional, assosiatif, dan juga fungsi
kognitif. Hubungan antara ganglia basalis dan
regio korteks cerebri memperbolehkan koneksi-
koneksi yang diorganisasikan menjadi sirkuit
tersendiri. Aktivitas neuronal didalam ganglia
basalis berhubungan dengan area motorik
korteks cerebri dan parameter pergerakan.

Sirkuit kortikal-ganglia basalis-thalamus


menjaga organisasi somatotopik neuron yang berhubungan dengan gerakan. Sirkuit ini
memperlihatkan subdivisi fungsional dari sirkuit okulomotor, prefrontal dan sirkuit cingulate,
yang memainkan peran penting dalam atensi, pembelajaran dan potensiasi aturan behaviour-
guiding. Keterlibatan ganglia basalis berhubungan dengan gerakan involunter dan stereotipe atau
penghentian gerakan tanpa keterlibatan dari fungsi motorik volunter, seperti pada penyakit
Parkinson, penyakit Wilson, progressive supranuclear palsy atau penyakit Huntington.
Gejalanya berbeda sesuai dengan lokasi lesi.
Neurotransmitter adalah bahan kimia otak yang mengkomunikasikan informasi ke seluruh
otak dan tubuh. Terdapat dua jenis neurotransmitter, yaitu neurotransmitter inhibitori (serotonin,
GABA, dopamin) dan neurotransmitter eksitatori (dopamin, norepinefrin, epinefrin).
Neurotransmitter eksitatori menstimulasi otak sedangkan yang menenangkan otak dan membantu
menjaga keseimbangan disebut neurotransmitter inhibitori.
Ganglia basalis memiliki neurotransmitter klasik yang paling banyak, dan tambahan
neuropeptida yang mungkin berpartisipasi dalam modulasi transfer informasi ganglia basalis.
Neurotransmitter ini antara lain GABA, glutamat, asetilkolin, dan dopamin.Reduksi pada
neurotransmitter dan protein yang terlibat dalam transmisi sinaptik dan mRNA yang
berhubungan ditemukan prevalensinya pada otak manusia yang menderita penyakit Huntington
meski pada stadium awal dengan sedikit atau tidak ada kehilangan sel. Secara signifikan, level
neuropeptida MSN berkurang, begitu pula dengan dopamin, glutamat dan endocannabinoids.
Hilangnya neuron dopaminergik berpigmen dari substantia nigra pars compacta serta adanya
badan Lewy dan Lewy neurites merupakan neuropatologik utama pada penyakit Parkinson.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Neuroanatomi dan Neurofisiologi Sirkuit Kortikal-Ganglia Basalis-Thalamus

Istilah ganglia basalis merujuk pada massa gray matter yang terdapat didalam hemisfer

cerebral. Secara anatomis, ganglia basalis termasuk nukleus kaudatus, putamen dan globus

palidus. Nukleus kaudatus dan putamen (striatum) merupakan tempat utama input ke ganglia

basalis. Sedangkan globus palidus merupakan outflowutama nukleus dari ganglia basalis. Secara

fungsional, ganglia basalis dan interconnections dan neurotransmitternya membentuk sistem

ekstrapiramidal yang termasuk midbrain nuklei seperti substansia nigra, dan nuklei

subthalamikus.
Input dan output ganglia basalis paling banyak muncul dari atau ke korteks baik secara

langsung atau tidak langsung melalui thalamus. Sehingga ganglia basalis membentuk side

loop atau jalan memutar dalam hubungannya dengan otak ke perilaku. Pars compacta

mengandung neuron-neuron dopaminergik. Globus pallidus internum dan pars retikulata dari

putamen merupakan nuklei output utama ganglia basalis. Globus palidus internum dan pars

retikulata putamen mirip dari segi sitologi, konektivitas, dan fungsi. Dua nuklei ini dapat

dipertimbangkan sebagai struktur tunggal yang dipisahkan oleh kapsula interna. Hubungannya

mirip dengan kaudatus dan putamen. Terdapat dua pathways utama ganglia basalis: direct

pathways yang menghasilkan gerakan danindirect pathways yang menghambat gerakan.

Gambar 1. Lokalisasi anatomi thalamus dan ganglia basalis dilihat dari kiri. Thalamus dan

ganglia basalis terletak berdekatan. Lesi biasanya tidak hanya melibatkan satu nukleus saja, tapi

mempengaruhi struktur multipel pada sirkuit kortikal-ganglia basalis-thalamus. Perhatikan massa

intermedia yang menghubungkan thalamus kanan dan kiri.


Direct pathway disediakan oleh reseptor D1-dopamin, substansi-P dan dynonorphin-

containing neurons. Indirect pathwaydisediakan oleh reseptor D2-dopamin dan enkephalin-

containing neurons. Output neuron globus pallidus external bersifat GABAergik dan

menghasilkan efek inhibitorik pada neuron subtalamikus glutamatergik, yang kemudian

mengirimkan proyeksi eksitatorik pada kedua nuklei output ganglia basalis (globus pallidus

internal dan substansia nigra pars reticulata, yang neuronnya juga bersifat GABAergik seperti

pada globus pallidus eksternal). Kedua pathways kemudian menyediakan efek antagonis pada

output ganglia basalis: Direct pathway: mengirimkan input inhibitorik pada kedua nuklei,

sedangkan indirect pathway: menghasilkan input eksitatorik (Gambar 2, kiri). Proyeksi dual dari

nuklei output ganglia basalis ke nuklei yang berbeda dari thalamus (regio lateralis, regio

centralis, dan regio dorsalis) diorganisasikan secara paralel dan somatotopikal.Kemudian neuron

thalamikus mengirimkan input konvergen ke area kortikal yang sama tapi lamina berbeda.

Fungsi ganglia basalis di modulasi oleh innervasi striatal dan ekstrastriatal dopaminergik.

Meskipun begitu, dopamin pada spiny neurons striatal memberikan peningkatan ke sinaps

pada dendritic spines yang juga dimodulasi oleh input eksitatorik dari korteks. Pada keadaan

ini, spiny neurons striatal dilatih oleh dopamine-mediated reinforcement signal untuk mengenali

dan register konteks salient dan/atau keadaan yang kemungkinan dapat berguna dalam mengatur

perilaku.
Gambar 2. Sirkuit kortikal-ganglia basalis-thalamus (melalui nuklei thalamus) pada kontrol

otak (kiri) dan dalam otak yang terkena sindrom parkinson (kanan). Pada gambar kanan,

ketidakseimbangan pada direct dan indirect pathways terlihat dari ukuran panah. Perhatikan

hiperaktivitas output nukleus sirkuit ganglia basalis (substansia nigra pars reticulata dan globus

pallidus iternal) dan nukleus subthalamikus pada sindrom parkinson. Hanya satu

subset pathway ganglia basalis yang terlihat (D1 reseptor dopamin tipe 1, D2 reseptor dopamin

tipe 2, SP substansi P, Met-Enk met-enkephalin, DA dopamin, Gpe globus pallidus eksternal,

Gpi internal globus pallidus, SNpc substansia nigra pars compacta, SNpr substansia nigra pars

reticulata, STN nukleus subthalamikus; SO oralis subregio, SI intermedia subregio.


Gambar 3. Direct pathway

Pada direct pathway (Gambar 3), sel striatal memproyeksikan ke globus pallidus internal

secara langsung. Konsekuensi pathwayini yaitu peningkatan drive eksitatori dari thalamus ke

korteks. Proyeksi dari kortikal menggunakan neurotransmitter eksitatorik glutamat. Ketika

glutamat diaktivasi, proyeksi kortikal mengeksitasi neuron striatal. Input eksitatorik ini cukup

untuk mengaktifkan sel striatal. Sel striatal ini menggunakan neurotransmitter inhibitorik GABA

dan aksonnya melewati dan menghambat sel globus pallidus interna. Sel globus pallidus interna

yang memproyeksi ke VA/VL juga menggunakan GABA. Sehingga, signal kortikal mengeksitasi

neuron striatal yang menghasilkan inhibisi yang lebih banyak dari striatum ke globus pallidus

internal. Lebih banyak inhibisi globus pallidus internal berarti lebih kurang inhibisi dari thalamus
motor (VA/VL). Sejak thalamus motor menerima inhibisi yang kurang, sel VA/VL akan

meningkatkan firing dari neurotransmitternya. Penurunan inhibisi ini disebut dis-inhibisi. Meski

tidak sama dengan eksitasi langsung, kemiripannya mengarah pada peningkatan aktivitas. Jadi,

hasil akhir input eksitatorik kortikal ke neuron striatal pada awal direct pathway yaitu

peningkatan firingneuron-neuron VA/VL dan sebagai gantinya mengaktifkan korteks motorik

dan meningkatkan aktivitas motorik.

Gambar 4. Indirect pathway

Pada indirect pathway dibandingkan dengan direct pathway direct pathway yang

memproyeksi ke globus pallidus internal, neuron striatal pada indirect pathway memproyeksi ke

globus pallidus eksternal. Sel dalam globus pallidus eksternal memproyeksi ke nukleus
subthalamikus kemudian menuju ke globus pallidus internal, dan berproyeksi ke VA/VL, dan

akhirnya ke korteks motorik. Peningkatan aktivitas pada neuron striatal GABAergik menurunkan

aktivitas pada globus pallidus eksternal. Sel GABAergik pada globus pallidus eksternal

menghambat sel di nukleus subthalamikus, sehingga penurunan aktivitas pada globus pallidus

eksternal menghasilkan inhibisi yang kurang dari sel dalam nukleus subthalamikus. Nukleus

subthalamikus mengalami dis-inhibisi dan aktivitasnya meningkat. Kembalinya proyeksi dari

nukleus subthalamikus menghasilkan eksitasi yang lebih banyak pada sel di globus pallidus

internal. Sehingga hasil akhir dariindirect loop yaitu peningkatan aktivitas sel GABAergik di

globus pallidus internal yang memproyeksi ke VA/VL atau peningkatan inhibisi dari neuron

thalamikus. Indirect pathway menghambat thalamus motorik dan korteks motorik, dan pada

akhirnya mengurangi aktivitas motorik.

Dopamin diproduksi oleh sel di pars compacta substansia nigra (SNc). Terminal akson

nigrostriatal menghasilkan dopamin kedalam striatum. Dopamin memiliki efek eksitatorik

terhadap psel dalam striatum yang merupakan bagian dari direct pathway. Ini melalui reseptor

D1. Dopamin memiliki efek inhibitorik terhadap sel striatal berhubungan dengan indirect

pathway via reseptor D2. Dengan kata lain, direct pathway (yang mengaktifkan aktivitas

motorik) dieksitasi oleh dopamin sementara indirect pathway (yang mengurangi aktivitas

motorik) diinhibisi. Kedua efek ini mengarah pada peningkatan aktivitas motorik.

Terdapat populasi neuron kolinergik (ACh) dalam striatum yang yang aksonnya tidak

meninggalkan striatum (disebut interneurons atau neuron sirkuit lokal). Sinaps interneuron

kolinergik ini pada neuron striatal GABAergik yang berproyeksi ke globus pallidus internal dan
neuron striatal yang berproyeksi ke globus pallidus eksternal. Kolinergik beraksi menghambat

sel striatal dari direct pathway dan mengeksitasi sel striatal indirect pathway. Sehingga efek

asetilkolin (ACh) berlawanan dengan efek dopamin pada directdan indirect pathways, sehingga

efek ACh pada aktivitas motorik merupakan lawan dari dopamin. ACh inhibisi direct

pathway dan eksitasi indirect pathway. Efek interneuron striatal kolinergik yaitu menurunkan

aktifitas motorik.

B. Fungsi Ganglia Basalis dalam Melaksanakan Pola-pola Aktivitas Motorik (sirkuit Putamen)
Berkaitan dengan sistem kortikospinal mengatur pola-pola aktifitas motorik yg kompleks.
Contoh :
- menulis huruf, bila terjadi kerusakan terhadap ganglia basalis, system kortikal, maka tulisan
menjadi kasar.
- memotong kertas dengan menggunakan gunting
- Memotong kuku
- Memasukkan bola basket dengan melompat
- Menendang bola kaki
- Memukul bola kasti
- Gerakan mata terkendali
- Aspek vokalisasi
Daftar Pustaka

1. Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 7. EGC : Jakarta. 2015


2. Neurogistics.com.What are Neurotransmitters.Available from
http://www.neurogists.com/TheScience/WhatareNeurotransmi09CE.asp
3. Leisman G, Benjamin OB, Melillo R. Cognitive-Motor Interactions of the Basal Ganglia
in Development. Front. Syst. Neurosci. 2009; 8:16.
4. Hauser RA,Lyons KE,McClain TA, Pahwa R. Parkinson disease. Medscape Refference
2014. Available from:http://www.medscape.com
5. Herrero MT, Barcia C, Navarro JM. Functional Anatomy of Thalamus and Basal
Ganglia [Internet]. J Childs Nerv Syst. 2012 [cited 2014 Dec 06]; 18:3869. Available
fromhttp://yadda.icm.edu.pl/yadda/element/bwmeta1.element.springer-bc305334-8300-
3c71-b913-2da0fad38e8c

Anda mungkin juga menyukai