PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi
menyebabkan kematian. Dewasa ini tehnologi telah berkembang pesat
dalam mendiagnosis dan menangani penyakit kanker sehingga beberapa
pasien dengan kanker dapat sembuh dari penyakitnya. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa angka kematian akibat kanker masih tergolong tinggi.
(Mattioli,2008 ).
Di Indonesia sendiri, kanker menjadi penyebab kematian nomor 7
(5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal dan DM (Riskesdas,
2007 dalam Depkes, 2009). Secara nasional insiden kanker belum dapat
diidentifikasi karena belum terdapat registrasi kanker secaranasional, tetapi
dari beberapa pusat registrasi kanker di Indonesia terdapat sebanyak 23.310
kejadian kanker dan kanker payudara. (Haryono, 2012).
Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di
payudara. Kanker payudara terutama menyerang wanita, tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi pada pria. Sebagian besar kanker payudara
bermula pada sel-sel yang melapisi duktus (kanker duktal). Beberapa kasus
bermula di lobulu (kanker lobular) dan sebagian kecil bermula di jaringan
lain. (Cancer Helps, 2012).
1.2
Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana asuhan keperawtan dari kanker payudara ?
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
kepada pembaca mengenai karsinoma payudara.
1.3.2 Tujuan khusus
Diidentifikasi gambaran pemberian asuhan keperawatan (pengkajian,
dignosa keperawatan, rencana intervensi, implementasi dan evaluasi
keperawatan) klien kanker payudara.
1.4
Manfaat
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Kanker payudara adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006). Kanker payudara merupakan tumor ganas yang
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam jaringan
susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara
(Wijaya, 2005).
2.2
2.
3.
Pemasokan darah
Pasokan drah kelenjar mamae terutama berasal dari
cabang arteri aksilaris, ramus perforata interkostales 1-4 dari
arteri mamaria interna dan rumus perforata arteri interkostales 37. Cabang arteri aksilaris dari medial ke lateral adalah arteri
torakalis superior, arteri torakalis akromial, arteri torakalis
lateralis. Agak ke lateral arteri torakalis lateralis terdapat arteri
subskapularis.
Vena dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu superfisial
dan profunda. Vena superfisial terletak di subkutis, mudah
tampak, bermuara ke vena mamaria interna atau vena superfisial
leher. Yang perlu diperhatikan adalah, vena interkostales dan
pleksus venosus vertebral saling berhubungan. Pleksus venosus
vertebral tidak memiliki katup sehingga tekanannya rendah,
merupakan jalur penting menghubungkan vena kava superior
dan inferior. Sesuai perubahan tekann vena vertebral, darah di
dalam vena vertebral sebelum bermuara ke vena kavaa dapat
mengalir bolak-balik. Oleh karena itu, sel kanker mamae dapat
melalui vena interkostal masuk ke sistem vena vertebral, dan
sebelum masuk ke vena kava dapat mengalir ke segmen superior
os femur, pelvis, vertebra, skapula, kranium dan tempat lain dan
dapat membentuk metastasis. Secara klinis disebut metastasis
interkostal-sistem vena vertebral.
5.
Drainase limfe
Saluran limfe kelenjar mamae terutama berjalan mengikuti
vena kelenjar mamae, drainaenya terutama melalui:
masuk
ke
pleksus
limfatik
subareolar.
Jika
Persarafan
Kelenjar mamae dipersarafi oleh nervi interkostal ke 2-6
dan 3-4 rami dari pleksus servikalis. Sedangkan saraf yang
berkaitan erat dengan terapi bedah adalah:
a. Nervus torakalis lateralis. Kira-kira di tepi medial m.
pektoralis minor melintasi anterior vena aksilaris berjlan
b.
c.
pektoralis mayor.
Nervus torakalis longus dari pleksus servikalis. Menempel
rapat pad dinding toraks berjalan ke bawah, mempersarafi
d.
m. seratus anterior.
Nervus torakalis dorsalis dari pleksus brakialis. Berjalan
bersama pembuluh darah subskapularis, mensarafi m.
subskapularis, m. teres mayor.
mamae
merupakan
target
dari
berbagai
hormon.
Etiologi
Etiologi kanker mamae masih belum jelas, tapi data menunjukkan
terdapat kaitan erat dengan faktor berikut:
2.3.1 Riwayat keluarga dan gen terkait karsinoma mamae
Penelitian menemukan pada wanita dengan saudara primer
menderita karsinoma mamae, probabilitas terkena karsinoma mamae
lebih tinggi 2-3 kali dibanding wanita tanpa riwayat keluarga.
Penelitian dewasa ini menunjukkan gen utama yang terkait dengan
timbulnya karsinoma mamae adalah BRCA-1 dan BRCA-2.
2.3.2 Reproduksi
Henti haid lanjut dan siklus haid pendek merupakan faktor
resiko tinggi terkena karsinoma mamae. Selain itu, yang seumur
hidup tidak menikah atau belum menikah, partus pertama lebih dari
30 tahun dan setelah partus belum menyusui, berinsiden relatif
tinggi.
2.3.3 Kelainan kelenjar mamae
Penderita kistadenoma mamae hiperplastik berat berinsiden
lebih tinggi. Jika satu mamae sudah terkena kanker, mamae
kontralateral resikonya meningkat.
2.3.4 Penggunaan obat di masa lalu
Penggunaan jangka panjang hormon insidennya lebih tinggi.
Terdapat laporan penggunaan jangka panjang reserpin, metildopa,
analgesik htrisiklik, dll dapat menyebabkan kadar prolaktin
meningkat yang beresiko karsinogenik bagi mamae.
2.3.5 Radiasi pengion
7
Jalur Penyebaran
2.4.1 Invasi lokal
Kanker mamae sebagian besar timbul dari epitel duktus kelenjar.
Tumor pada mulanya menjalar dalam duktus, lalu menginvasi
dinding duktus dan ke sekitarnya, ke anterior mengenai kulit,
posterior ke otot pektoralis hingga ke dinding toraks.
2.4.2 Metastasis kelenjar limfe regional
Metastasis tersering karsinoma mamae adalah ke kelenjar limfe
aksila. Data di China menunjukkan mendekati 60% pasien kanker
mamae pada konsultasi awal menderita metastasis kelenjar limfe
aksilar. Semakin lanjut stadiumnya, diferensiasi sel kanker makin
buruk, angka metastasis makin tinggi. Kelenjar limfe mamaria
interna juga merupakan jalur metastasis yang penting. Metastasis
kelenjar limfe aksila maupun kelenjar limfe mamaria interna dapat
2.4.3
2.5
Manifestasi Klinis
2.5.1 Massa tumor
Sebagian bermanifestasi sebagai massa mamae yang tidak nyeri,
sering kali ditemukan secara tak sengaja. Lokasi massa kebanyakan
di kuadran lateral atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras,
batas tidak tegas, permukaan tidak licin, mobilitas kurang (pada
stadium lanjut dapat terfiksasi ke dinding toraks). Massa cenderung
membesar bertahap, dalam beberapa bulan bertambah besar secara
jelas.
2.5.2
Perubahan kulit
1. Tanda lesung
Ketika tumor mengenai ligamen glandula mamae, ligamen itu
memendek hingga kulit setempat menjadi cekung yang disebut
tanda lesung.
2. Perubahan kulit jeruk (peau d orange)
Ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel kanker, hambatan
drainase limfe menyebabkan oedema kulit, folikel rambut
tenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.
3. Nodul satelit kulit
Ketika sel kanke di dalam vasa limfatik subkutis masing-masing
membentuk nodul metastasis, di sekitar lesi primer dapt muncul
banyak nodul tersebar.
4. Invasi, ulserasi kulit
Ketika tumor menginvasi kulit, tampak perubahan berwarna
merah atau merah gelap. Bila tumor terus bertambah besar, lokasi
itu dapat menjadi iskemik, ulserasi membentuk bunga terbalik
yang disebut tanda kembang kol.
5. Perubahan inflamatorik
Secara klinis disebut karsinoma mamae inflamatorik, tampil
sebagai keseluruhan kulit mamae berwarna merah bengkak,
mirip peradangan yang disebut tanda peradangan. Tipe ini
sering ditemukan pada kanker mamae waktu hamil atau laktasi.
2.5.3
mamae:umumnya
akibat
tumor
Dengan
perkembangan
penyakit,
kelenjar
limfe
Diagnosis
2.6.1 Anamnesis
Harus mencakup status haid, perkawinan, partus, laktasi, dan
riwayat kelainan mamae sebelumnya, riwayat keluarga kanker,
fungsi kelenjar tiroid, penyakit ginekologik, dll. Dalam riwayat
penyakit sekrang terutama harus diperhatikan waktu timbulnya
massa, kecepatan pertumbuhan, dan hubungan dengan haid, dll.
2.6.2
Pemeriksaan fisik
Mencakup pemeriksaan fisik menyeluruh dan pemeriksaan
kelenjar mamae.
1. Inspeksi
Amati ukuran, kesimetrian kedua mamae, perhatikan apakah ada
benjolan tumor atau perubahan patologik kulit (misal cekungan,
kemerahan, oedema, erosi, nodul satelit, dll). Perhatikan kedua
papila mamae apakah simetri, ada retraksi, distorsi, erosi, dan
kelainan lain.
2. Palpasi
Umumnya dalam posisi berbaring.
keempat jari, gunkan ujung dan perut jari berlawanan jarum jam
atau searah jarum jam, palpasi lembut dan dilarang meremas
mamae. Kemudian pijat areola mamae dan papila mamae
dengan lembut, lihat apakah keluar sekret. Jika terdapat tumor,
10
11
12
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1
Pengkajian
1. Pengumpulan data, merupakan pengumpulan informasi yang bertujuan
untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Sumber data, dapat melalui klien sendiri, keluarga klien dan petugas
kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.
3. Biodata (identitas klien, nama, umur, jeniskelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan dan alamat).
4. Riwayat keluhan utama
Meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri
5. Riwayat penyakit dahulu
Apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
6. Pengkajianfisik
a. Keadaan umum
b. Tingkah laku
c. BB dan TB
d. Pengkajian head to toe
7. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah, biasanya Hb menurun, leukosit meningkat,
trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
b. Pemeriksaan urin, diperiksa apakah ada ureum dan kreatinin yang
meningkat.
c. Tes diagnostic, dilakukansinar X ultrasonografi, xeroradiagrafi,
diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormone.
c.2
Diagnosa
1. Nyeri berhubungan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan berhubungan dengan intake tidak
adekuat
c.3
Intervensi Keperawatan
13
Kriteri hasil: klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, nyeri tekan tidak ada,
ekspresi wajah tenang, luka sembuh dengan baik.
Intervensi
Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, Untuk
sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional
mengetahui sejauh
perkembangan
rasa
nyeri
mana
yang
sebagai
acuan
untuk
intervensi selanjutnya.
Dapat mempengaruhi kemampuan klien
nyeri.
Analgetik dapat memblok rangsangan
nyeri
sehingga
nyeri
tidak
dipersepsikan.
dan
mencegah kelelahan.
dorong Untuk menghindari ketidakseimbangan
dan keterbatasan dalam gerakan dan
postur.
14
kecemasannya.
masa depannya.
Reaksi umum terhadap tipe prosedur
dan kebutuhan dapat dikenali dan
diukur.
respon
klien
terhadap untuk
penyakitnya.
Tinjau ulang efek pembedahan
memulai
proses
pemecahan
masalah.
Bimbingan antisipasi dapat membantu
pasien memulai proses adaptasi.
yang memperhatikannya.
Rasional
Untuk mengetahui secara dini adanya
tanda-tanda
infeksi
sehingga
dapat
kuman
15
tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : nafsu makan meningkat, klien tidak lemah, Hb normal (12 14
gr/dl).
Intervensi
Rasional
Kaji pola makan klien
Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi
klien dan merupakan asupan dalam
tindakan selanjutnya.
Anjurkan klien untuk makan dalam Dapat mengurangi rasa kebosanan dan
porsi kecil tapi sering.
Anjurkan
klien
demi sedikit.
menjaga Agar menambah nafsu makan pada
c.4
Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
dimana rencana keperawatan dilaksanakan melaksanakan intervensi atau
aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siapun untuk
melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan
efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas
perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau
dan
mencatat
respon
spasien
terhadap
setiap
intervensi
dan
Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian
hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan
16
17
BAB 4
PENUTUP
d.1
Kesimpulan
Kanker payudara adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat
adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada
jaringan payudara (Karsono, 2006). Kanker payudara merupakan tumor
ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di
dalam jaringan susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat
pada payudara (Wijaya, 2005).
d.2
Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dapat mengerti dan memahami serta menambah wawasan
tentang konsep dasar dan Asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit
CA mammae.
18
DAFTAR PUSTAKA
Wan, Desen. 2011. Buku Ajar Onkologi Klinis, Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Doenges M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC
Sjamsuhidajat R. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Dixon M., dkk. 2005. Kelainan Payudara, Cetakan I. Jakarta: Dian Rakyat.
19