Anda di halaman 1dari 42

BUFFER

YUHERNITA
BAGIAN BIOKIMIA FKUY

How could it be ?
Dalam suatu eksperimen, seekor anjing diberi infus sebanyak 14
mmols H+ /L dari cairan tubuh. Akibatnya pH turun dari :7.44 ([H+] = 36
nmoles/L)
menjadi 7.14 ([H+] = 72 nmoles/L)
Jadi bila kita lihat dari perubahan [H+] terdapat peningkatan [H+]
sebanyak 36 nmoles/L lalu apa yang terjadi dengan 13,999,964
nmoles/L yang lainnya?
Kemana hilangnya sebagian besar H+ yang diberikan?

BIOKIMIA ASAM-BASA
Asam adalah suatu zat yang mengandung
atom hidrogen, jika dilarutkan dalam air,
akan menghasilkan ion hidrogen (H+).

Basa adalah suatu zat yang dapat


menangkap atom hisrogen, jika dilarutkan
dalam air, akan menghasilkan ion hidroksil
(OH-)

Semua asam mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:


pH-nya lebih kecil dari 7; pH = -log [H+]
berasa asam
asam kuat dapat merusak kulit dan berbahaya,
misalnya asam sulfat.
Kebanyakan asam larut dalam air dan melepaskan ion
H+ dalam larutannya.
Dapat dinetralisir oleh sejumlah basa atau alakali
Bereaksi dengan karbonat dan bikarbonat membentuk
gas karbon dioksida (CO2)
Bereaksi dengan logam melepaskaan gas hidrogen (H2)
Biasanya merupakan senyawa-senyawa dari unsurunsur non logam, seperti C, N, S, P, O, Cl, contohnya :
HCl, H2SO4 atau H3PO4.

BIOKIMIA ASAM-BASA
Biokimia Asam Basa mencakup kajian kimia fisika konstituen
yang terdapat dalam larutan biologi (elektrolit dan berbagai
macam asam lemah) yang mempengaruhi dissosiasi maupun
konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan.
Pengaturan pH sangat penting dalam reaksi-reaksi kimia dalam
tubuh. Adanya perubahan pH dalam tubuh dapat menyebabkan
terganggunya proses metabolisme dalam tubuh.
Dalam tubuh terdapat mekanisme yang mempertahankan pH
cairan tubuh sehingga reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh tidak
terganggu.

Sistem buffer

SISTEM BUFFER
LARUTAN YG MAMPU MEMPERTAHANKAN pH MESKIPUN PADA
LARUTAN TSB DITAMBAHKAN SEDIKIT ASAM/BASA
Asam Lemah
terdissosiasi sebagian dalam larutan
dalam larutan, terdapat molekul (yang tidak terdissosiasi) dan
juga basa konjugasinya
Contoh :
Larutan asam format (HCOOH) mempunyai reaksi
kesetimbangan asam-basa sbb :
HCOOH
Asam lemah

H2O

HCOO-

Basa konjugasi

H3O+

HCOOH

H2O

HCOO-

H3O+

Basa konjugasi

Asam lemah

LARUTAN
BUFFER
Untuk suatu asam lemah, basa konjugasi yang terbentuk dalam
kesetimbangan jumlahnya amatlah sedikit, tergantung pada
derajat ionisasi () dari asam lemah ybs.
Karena itu untuk membuat buffer, biasanya basa konjugasi berasal
dari garamnya.

Contoh :

Buffer BIKARBONAT :
mengandung H2CO3 (asam lemah) dan NaHCO3 (garam),
dalam larutannya terdapat kesetimbangan :
H2CO3 + H2O

HCO3-

+ H3O+

Buffer FORMAT:
mengandung HCOOH (asam lemah) dan HCOONa (garam),
dalam larutannya terdapat kesetimbangan :

HCOOH + H2O

HCOO-

+ H3O+

Selain itu buffer juga dapat dibuat melalui reaksi antara asam
lemah dengan basa kuat.
Larutan buffer akan terbentuk bila ASAM LEMAHNYA BERSISA.
CONTOH :
Campuran 5 mL HCOOH 0,10 M dengan 5 mL NaOH 0,05 M, yang
akan membentuk kesetimbangan asam basa :
HCOOH

NaOH

Awal

0,50 mmol

0,25 mmol

Bereaksi

0,25 mmol

0,25 mmol

Akhir

0,25 mmol

HCOONa

+ H2O

0,25 mmol
0,25 mmol

Jadi dalam larutan akan terdapat HCOOH 0,25 M dan 0,25 M


HCOONa. Keduanya akan membentuk sistem buffer format.

BEBERAPA CONTOH BUFFER SIAP PAKAI YANG


DIJUAL DI PASARAN

BAGAIMANA CARANYA LARUTAN BUFFER


MEMPERTAHANKAN pH SUATU LARUTAN ?

PRINSIP
REAKSI NETRALISASI

Jika larutan ditambah asam, maka basa konjugasi dari buffer


akan menetralkan kelebihan asam yang terbentuk (Buffer
bertindak SEBAGAI BASA)
Jika larutan ditambah basa, maka asam konjugasi dari buffer
akan menetralkan kelebihan basa yang terbentuk (Buffer
bertindak SEBAGAI ASAM)

Contoh:
Bila pada buffer asetat ditambahkan sedikit HCl atau NaOH,
maka :

CH3COO- + H+
CH3COOH + OH-

CH3COOH

CH3COO-+ H2O

Atau secara keseluruhan dapat ditulis :


CH3COONa + HCl
CH3COOH + NaOH

CH3COOH

+ NaCl

CH3COONa+ H2O

KAPASITAS BUFFER
metil merah
pH > 5,4 : kuning
pH < 5,4 : merah

Larutan I :
1 L larutan HCl 1,8 x 10-5 M
(pH = 4,74)
Lalu ditambah beberapa
tetes NaOH 0,1 M

Larutan II :
1 L larutan CH3COOH 0,1 M
CH3COONa 0,1 M
(pH = 4,74)
Lalu ditambah 100 mL NaOH
0,1 M

LARUTAN I
HCl
(bukan buffer)

sebelum
setelah
ditambah NaOH ditambah NaOH
(pH = 4,74)
(pH > 5,4)

LARUTAN II
CH3COOH CH3COONa
(buffer)

sebelum
setelah
ditambah NaOH ditambah NaOH
(pH = 4,74)
(pH < 5,4)

KESIMPULAN :

Larutan II dapat mempertahankan pH pada penambahan NaOH


sedangkan larutan I tidak.

Kemampuan untuk menyangga pH larutan seperti ini seringkali


dikenal sebagai KAPASITAS BUFFER

KAPASITAS BUFFER

Ukuran seberapa banyak jumlah


asam/basa yang dapat ditambahkan tanpa
terjadinya perubahan pH yang berarti

Ukuran seberapa banyak perubahan pH


yang terjadi bila ditambah sedikit
asam/basa

KAPASITAS BUFFER sangat tergantung pada berapa banyak


jumlah mol asam lemah dan basa konjugasi yang terdapat
dalam larutan

Untuk volume larutan yang sama,


semakin besar konsentrasi buffer, semakin besar kapasitas
buffernya

Untuk konsentrasi larutan yang sama,


semakin besar volume buffer, semakin besar kapasitas
buffernya

Buffer Value
Buffer Value ( ):

Kapasitas buffer untuk mempertahankan perubahan pH

Menurut Van Slyke :

[asam / basa]

pH
dimana :

[asam/basa] = jumlah asam/basa yang ditambahkan pada 1 L


buffer
pH

= perubahan pH buffer

Satuan : mmol/L/unit pH atau Slyke

pH LARUTAN BUFFER
Karena Buffer terdiri dari asam lemah dan garamnya, maka
pH buffer sangat tergantung pada :

Nilai Ka asam lemahnya

Konsentrasi asam lemah dan garamnya

Dimana :
[H+]

Ka .

[Asam]
[Garam]

pH =

pKa + log

[Garam]
[Asam]

Jadi pH Buffer :

pH = pKa + log

[GARAM]
[ASAM]

PERS. HENDERSON-HASSELBACH
APAKAH pH BUFFER BERUBAH BILA DIENCERKAN ?
KENAPA ?

Keseimbangan Asam Basa


pada Sistem Biologi
Ada beberapa sumber utama proton (ion H+) dalam tubuh :
Asam Karbonat (H2CO3)
Sumber utama : hasil oksidasi di dalam sel (berupa CO2)
Asam sulfat (H2SO4)
Sumber : oksidasi protein yang mengandung Sulfur
(sistein, sistin, metionin)
Asam fosfat
Sumber : hasil metabolisme fosfoprotein, fosfatida dan
hidrolisis fosfo-ester

Asam-asam organik
Sumber : produksi dan akumulasi beberapa asam
organik tertentu pada oksidasi karbohidrat, lemak dan
protein (ex : asam piruvat, asam laktat, asam aseto
asetat, dll
Iatrogenik
Sumber : pemberian obat-obatan tertentu, yang dapat
meningkatkan konsentrasi ion H+ di dalam darah.

Mekanisme Pengaturan pH
melibatkan beberapa faktor :
Pertahanan pertama :
Sistem Buffer
Mekanisme Respirasi
Pertahanan Kedua
Eksresi Ginjal (Renal Mechanisms) :
mengontrol konsentrasi ion H+ dan HCO3- pada cairan
ekstraselular
Faktor Pengenceran
Keseimbangan volume cairan tubuh

Sistem Buffer
Ada 4 sistem buffer utama :
Buffer Bikarbonat
Buffer Fosfat
Buffer Protein
Haemoglobin
Prinsip kerja :
Reaksi netralisasi
Pergeseran kimia

Buffer Bikarbonat
Komponen :
Asam lemah : H2CO3
Basa konjugasi : NaHCO3
Penambahan asam dinetralkan oleh HCO3H+ + HCO3 H2CO3
Reaksi ini akan menyebabkan meningkatnya
H2CO3, yang diikuti oleh meningkatnya CO2
Peningkatan CO2 akan meningkatkan ventilasi
paru.

H2O

H2O + CO2

H2CO3

H+

H+ + HCO3-

paru

[H+]

>

pCO2

Penambahan basa dinetralkan oleh H2CO3


NaOH
Na+ + OHNa+ + H2CO3 NaHCO3
OH- + H2CO3 HCO3Reaksi ini akan menyebabkan :
jumlah H2CO3 turun, akibatnya akan terjadi
pembentukan H2CO3 kembali dari CO2 dan H2O,
sehingga kadar CO2 akan turun
H2O + CO2
H2CO3
jumlah HCO3- meningkat
dikompensasi oleh ginjal

OH-

H2O + CO2

H2CO3

H2O

H+ + HCO3-

paru

[H2CO3]

ginjal

>

[HCO3-]

>

pCO2

Normal

BASA
GINJAL
[HCO3-]

HCO3

HCO3

pH = 6.1 + log
Normal

Kompensasi

PARU

CO2

pCO2
ASAM

CO2

Buffer Bikarbonat
Kelebihan buffer bikarbonat :
Konsentrasinya lebih besar daripada buffer lainnya
(26-28 mmol/L)
Menghasilkan H2CO3, yang mudah terurai membentuk
CO2 dan dikeluarkan melalui pernafasan
Merupakan buffer fisiologis yang sangat baik dan
berperan sebagai pertahan pertama dalam menjaga
keseimbangan asam-basa
Kelemahannya :
Sebagai buffer kimia, kapasitasnya cukup kecil,
karena pKa jauh dari pH fisiologis

Buffer Phosfat
Senyawa Phosfat terdapat dalam bentuk :
Phosfat Anorganik
Phisfat Organik

Phosfat Anorganik
Mempunyai 3 bentuk ion :

H3PO4 (pKa = 2)
merupakan asam kuat sehingga tidak terdapat
dalam cairan tubuh
H2PO4- (pKa = 6,8)

dengan basa konjugasi HPO42- berfungsi sebagai


buffer yang sangat efektif terutama di ginjal
PO43- (pKa = 12,4)
juga tidak terdapat dalam cairan tubuh

Phosfat Organik

terdapat dalam bentuk 2,3-difosfogliserat


(2,3-DPG), AMP, ADP maupun ATP
masing-masing gugus fosfat berfungsi
sebagai buffer
pKa bervariasi dari 6,0 s/d 9,0
terdapat dalam jumlah yang melimpah di
dalam sel, sehingga berkontribusi penting
dalam kapasitas buffer

Buffer Fosfat
Komponen :
Asam Lemah : NaH2PO4
Basa Konjugasi : Na2HPO4
Perbandingan normal :
Na2HPO4 : NaH2PO4 = 4 : 1
Dijaga tetap konstan oleh ginjal

Buffer Fosfat
Penambahan asam : dinetralkan oleh Na2HPO4
HCl + Na2HPO4 NaH2PO4 + NaCl
Peningkatan NaH2PO4 akan diekresi melalui
urin urin lebih asam
Penambahan basa : dinetralkan oleh NaH2PO4
NaOH + NaH2PO4 Na2HPO4 + H2O
Peningkatan Na2HPO4 akan diekresi melalui
urin urin lebih basa

Buffer Fosfat
Kekurangan Buffer Fosfat
Konsentrasinya dalam darah cukup kecil
(1 mmol/L)
Kurang efisien sebagai buffer fisiologis

Kelebihan Buffer Fosfat :


Sebagai buffer kimia, merupakan buffer yang
cukup efisien dan efektif, karena pKa
mendekati pH fisiologis

Buffer Protein
Merupakan buffer yang komplek
Nilai pKa bervariasi tergantung pada gaya
elektrostatik struktur protein ybs
Komponen :
Asam : gugus karboksilat
Basa konjugasi : gugus amina

Dalam medium asam :


Protein bertindak sebagai basa, gugus -NH2 akan
menarik ion H+ sehingga protein bermuatan positif
-NH2 + H+
-NH3+

Dalam medium basa :


Protein bertindak sebagai asam, gugus COOH
terdissosiasi, dan melepaskan ion H+
Ion H+ menetralkan ion OH- membentuk molekul air.
Protein bermuatan negatif
-COOH

-COO- + H+
H+ + OH- H2O

Buffer Hemoglobin
Buffer yang penting terutama untuk CO2.
Berperan dalam jaringan paru, ketika terjadi
pembentukan ion H+ saat transport CO2
Umumnya kapasitas buffer disumbangkan
oleh adanya gugus imidazol dari histidin
(gugus nitrogen)
Gugus nitrogen dapat menangkap atau
melepaskan ion H+, sehingga dapat bertindak
sebagai asam atau basa.

Buffer Hemoglobin
Saat karboksigenasi Hb,
gugus nitrogen bertindak
sebagai asam dan
menyumbangkan ion H+
Saat dekarboksigenasi
Hb, gugus nitrogen
bertindak sebagai basa
dan menangkap ion H+

imidazol

Buffer Hemoglobin
Paru :
Keseimbangan I
H+ + HCO3- H2CO3 H2O + CO2
Keseimbangan II
HbNHCO2H HbNH2 + CO2
Jaringan :
Keseimbangan I
H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3Keseimbangan II
HbNH2 + CO2 HbNHCO2H

Anda mungkin juga menyukai