Anda di halaman 1dari 68

EKA PUTRA

102012041
URETEROLITHIASIS

DR PEMBIMBING:
DR. BUDI SUANTO SP.B

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur :47 Tahun
Bangsa
: Indonesia
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tanjung Pura I Bandar
Tanggal Masuk : 21 Januari 2013
Cm : 081765

Lampung

ANAMNESIS

Dilakukan secara Autoanamnesis


dengan pasien tanggal 31 Januari 2013
Keluhan Utama : Sakit pinggang tibatiba sejak 2 hari lalu
Keluhan Tambahan : sakit kepala
karena menahan sakit di perut dan ada
batuk berdahak

ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang:
2 hari SMRS, pasien merasa perutnya sakit seperti ditusuk-tusuk
dan hilang setelah beberapa menit, sampai menyebabkan
sakit kepala. Urine yang keluar tidak banyak, tidak putusputus, tidak dirasakan nyeri saat berkemih. Pasien sering
menahan kencing dikarenakan pekerjaannya sebagai buruh
supir. Pasien tidak demam, tidak mual dan muntah, BAB lancar
dan bisa kentut.
1 hari SMRS, pasien merasakan lagi sakit perut yang tiba-tiba
dan kemudian menjalar ke pinggang kiri. Sakit yang dirasakan
sampai menyebabkan pasien berkeringat dingin. BAK lancar,
warna kuning jernih dan tidak ada rasa nyeri berkemih.
Hari SMRS, pasien sempat merasakan sekali lagi rasa nyeri yang
tiba-tiba yang tidak bisa ditahannya. Sehingga pasien pergi ke
rumah sakit untuk memeriksakan diri.

ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu: Pasien punya


riwayat sakit maag yang sering
kambuh setiap makan tidak teratur

RIWAYAT HIDUP

Pekerjaan: buruh supir


Riwayat Makanan

Frekuensi/ hari : 3 kali/ hari, kurang bila


ada urusan pekerjaan
Jumlah/hari
: + 3 piring/hari
Variasi/hari
: nasi, lauk pauk, sayur,
buah.
Nafsu makan
: baik

RIWAYAT KELUARGA

ANAMNESIS SISTEM

Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat Malam
(-) Kuku (-) Kuning/Ikterus(-) Sianosis
Kepala
(-) Trauma (-) Sakit kepala (-) Nyeri pada sinus
Mata
(-) Merah (-) Nyeri (-) Sekret (-) Kuning/Ikterus
(-) Trauma (-) Ketajaman penglihatan
Telinga
(-) Nyeri (-) Gangguan pendengaran
(-) Sekret (-) Tinnitus

ANAMNESIS SISTEM

Hidung
(-) Rhinnorhea (-) Tersumbat (-) Nyeri (-) Gangguan penciuman
(+) Sekret (-) Epistaksis
(-) Trauma (-) Benda asing/foreign body
Mulut
(-) Bibir (-) Lidah
(-) Gusi (-) Mukosa
Tenggorokan
(-) Nyeri tengorokan (-) Perubahan suara
Leher
(-) Benjolan (-) Nyeri leher
Thorax (Jantung dan Paru-paru)
(-) Sesak napas (-) Mengi
(+) Batuk (-) Batuk darah
(-) Nyeri dada (-) Berdebar-debar

ANAMNESIS SISTEM

Abdomen
(-) Mual (-) Muntah
(-) Diare (-) Konstipasi
(-) Nyeri epigastrium (+) Nyeri kolik
(-) Tinja berdarah (-) Tinja berwarna dempul
(-) Benjolan
Saluran Kemih/Alat kelamin
(-) Disuria (-) Hematuria (+) Kolik
(-) Hesistancy (-) Nokturia (-) Retensio urin
(-) Kencing batu (-) Urgency
Ketamenia
(-) Leukorea (-) Perdarahan (-) Lain lain
Saraf dan Otot
(-) Riwayat trauma (-) Nyeri (-) Bengkak
Ekstremitas
(-) Bengkak (-) Deformitas
(-) Nyeri (-) Sianosis

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Keadaan umum: TSR
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital:
- TD : 130/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,7 0C
- Pernapasan : 20 x/menit
Kepala : Mata : Telinga : Hidung : Tenggorokan : Leher : DBN
Paru-paru :
Inspeksi : kiri dan kanan paru simetris,
Palpasi : tidak teraba benjolan, sela iga normal (kanan dan kiri)
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Jantung :
Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis, tidak ada lesi kulit atau bekas operasi
Palpasi : ictus cordis tidak teraba, tidak ada massa
Perkusi : redup
Auskultasi : BJ I dan BJ II regular, murmur -, gallop

PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen :
Inspeksi : Datar, tanda radang ()
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (/+), Ballotemen (/+)
Perkusi : Nyeri ketok CVA (/+)
Auskultasi : Bising usus(+)
Colok Dubur (tidak dilakukan)
Extremitas (lengan dan tungkai):
Tonus : normotonus
Massa : Normal
Sendi : Normal
Kekuatan :
+5
+5
Sensori :
+5
+5

100%
100%
100%
100%

Edema :
_

_
_

Cyanosis:
-

Lain-lain : Turgor kulit baik, bulu rambut halus ada, pitting edema

STATUS LOKALIS

Terasa nyeri tiba-tiba pada perut kanan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG : 22-Januari-2013
Kesan:Hepar, lien dan pancreas serta renal kanan dan
vesica urinaria tampak ada dalam batas normal,
Polip vesica fellea,
Hydronephrosis Grade II kiri suspek e.c obstruksi
(Ureterolythiasis proximalis kiri).
Rontgen; BNO IVP :26-Januari-2013
Kesan:Gambaran hydronephrosis & hydroureter
proximal sinistra e.c ureterolithiasis setinggi lumbal III,
Fungsi kedua renal masih tampak normal

LABORATORIUM

Urinalisa : Urine Lengkap

Warna : Kuning/Agak Keruh


Gula : 1+
Bilirubin : negative
Keton : negative
Berat jenis : 1.010
pH : 7.0
Protein : negative
Urobilinogen : OK
Nitrit : negative
Darah : 2+
Lekosit : negative
Sedimen/mikroskopik

Lekosit : 1-3 /LPB


Eritrosit : 25-30/LPB
Epitel squamous : sedikit
Bakteri : beberapa

LABORATORIUM
Hematologi : CBC
Hb : 15, 8 g/dl
Ht
: 46 %
Eritrosit : 5.20juta/ul
Trombosit : 167 ribu/ul
Leukosit : 7.660 /ul
Segment
: 72%
Limposit : 20%
Monosit : 7 %
Eosin : 1 %
PT : 10.3 detik
APTT : 33.0 detik
Kimia darah :
Diabetes

Hepatitis : negatif

Fungsi Hati

mg/dl

Imunoserologi :

GDS : 144

SGOT
SGPT

: 19 u/l
: 33 u/l

Ginjal Hipertensi

Urea : 28 mg/dl
BUN : 13 mg/dl
Kreatinin : : 1.02 mg/dl

RESUME

2 hari SMRS, pasien merasa perutnya terasa sakit


seperti dutusuk-tusuk dan hilang setelah beberapa
menit, sampai menyebabkan sakit kepala. Urine yang
keluar tidak banyak, tidak dirasakan nyeri saat
berkemih. Pasien sering menahan kencing dikarenakan
pekerjaannya sebagai buruh supir.
1 hari SMRS, pasien merasakan lagi sakit perut yang
tiba-tiba dan kemudian menjalar ke pinggang kiri. Sakit
yang
dirasakan
sampai
menyebabkan
pasien
berkeringat dingin.
Hari SMRS, pasien sempat merasakan sekali lagi rasa
nyeri yang tiba-tiba yang tidak bisa ditahannya.

RESUME

Pemeriksaan
Keadaan umum : TSR
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,7 0C
Pernapasan : 20 x/menit
Abdomen
Inspeksi
: Tanda Radang (-)
Palpasi : supple, nyeri tekan perut kiri (+),

ballotemen (-/+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+)

Genitalia: dalam batas normal

STATUS KOAS
Terasa nyeri tiba-tiba pada perut kanan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG
Kesan:
Polip vesica fela,
Hydronephrosis Grade II kiri suspek e.c obstruksi
(Ureterolythiasis proximalis kiri).
Rontgen; BNO IVP :26-Januari-2013
Kesan:Gambaran hydronephrosis & hydroureter
proximal sinistra e.c ureterolithiasis setinggi
lumbal III,
Fungsi kedua renal masih tampak normal

LABORATORIUM

Pada pemeriksaan urinalisa didapatkan


gula: 1+, darah: 2+,
Sedimen/mikroskopik: lekosit : 1-3 /LPB,
Eritrosit : 25-30/LPB, Epitel squamous :
sedikit, Bakteri : beberapa
CBC tidak didapatkan banyak kelainan,
lekosit segment sedikit meningkat: 72
%

DIAGNOSIS

DIAGNOSIS KERJA
Ureterolithiasis

DIAGNOSIS BANDING
Nephrolithiasis
Jika dijumpai kolik abdomen, maka harus
dipikirkan :
- Kolik saluran cerna
- Kolik kandung empedu
- Appendisitis akut

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :

Omeprazole tab 1x20mg


Mefinter tab 3x500mg
Renax tab 3x1
Inj. Scelto 1x1 amp
Banadoz 2x200mg
Ultracet 2x1
Diazepam 2x2mg
Gabapentin 2x100
Micardis 1x1 tab
Amlodipine 1x1 tab

Non-medikamentosa :

Puasa
Tirah Baring

OPERASI

Ureterolithotomy

Laporan Operasi

Litotomy
Insisi 1 jari bawah costa terbawah, buka fascia
Identifikasi ureter dan ginjal
Teraba batu pada ureter proximal
Dilakukan urethrotomy berhasil
Spoel ke atas-bawah dengan NaCl Betadine
Spoel dengan NaCl, lancar
Jahit ureter satu-satu
Cuci dengan NaCl
Pasang drain
Luka operasi dijahit
Sekian.

EDUKASI
-Banyak minum air putih lebih dari 8 gelas

ukuran sedang per hari.


-Hindari kebiasaan menahan buang air kecil,
buang air kecil normalnya setiap 4 jam
atau 6 kali per hari.
-Aktivitas yang cukup dan olahraga teratur.

PROGNOSIS

Ad Vitam
: dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam

29-JANUARI-2013

30-JANUARI-2013

Lemas, Nyeri luka Operasi, flatus


(+), BAB belum, kencing masih
dengan kateter

Nyeri luka Operasi ringan, flatus


(+)

KU: TSR Kes: CM TD : 140/100


mmHg
N: 80 x/menit S: 36.1 C RR : 20
x/menit
Cor : Bj I-II regular, mur (-), gal (-)
Paru : suara nafas vesikuler, whe
-/-. Rho -/Abdomen : Nyeri tekan sekitar
luka operasi, luka operasi
tertutup kassa
Urine :
Inputoutput=balance
1400-1000=400CC

KU: Baik Kes: CM TD : 150/100


mmHg
N: 80 x/menit S: 36,4 C RR : 20
x/menit
Cor : Bj I-II regular, mur (-), gal (-)
Paru : suara nafas vesikuler, whe
-/-. Rho -/Abdomen : Nyeri tekan sekitar
luka operasi, luka operasi
tertutup kassa
Urine :
Input-output=balance
2911-5110=-2100CC

Post Ureterolithotomy hari ke I

Post Ureterolithotomy hari ke II

Terapi Lanjut, diet biasa, banyak


minum, duduk

GV, aff. Cateter, terapi lanjut


Terapi oral:
Banadoz tab 2x1
Ultracet tab 2x1

REFERAT URETEROLITHIASIS

PENDAHULUAN
Penyakit batu saluran kemih dapat menyerang
penduduk di seluruh dunia dan tidak terkecuali
penduduk di Indonesia. Angka kejadian
penyakit ini tidak sama di berbagai belahan
bumi. Di negara-negara berkembang, banyak
dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di
negara maju lebih banyak dijumpai penyakit
batu saluran kemih bagian atas (cth: ureter).
Hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan
aktivitas pasien sehari-hari.

DEFINISI
Ureterolithiasis merupakan penyumbatan saluran
ureter oleh batu karena pengendapan garam urat,
oksalat, atau kalsium. Batu tersebut dapat
terbentuk pada ginjal yang kemudian batu yang
kecil di pielum dapat turun ke ureter. Bila batu
tidak dapat lolos ke kandung kemih maka
menyumbat ureter dan menimbulkan kolik.
Batu ureter adalah batu yang tidak normal di
dalam saluran kemih yang mengandung komponen
kristal dan matriks organik tepatnya pada di ureter.

EPIDEMIOLOGI
Dapat menyerang penduduk diseluruh
dunia. Angka kejadian penyakit ini tidak
sama
diberbagai
belahan
bumi.
Negara-negara berkembang banyak
dijumpai pasien batubuli-buli. Negara
maju lebih banyak dijumpai penyakit
batu saluran kemih bagian atas
pengaruh status gizi dan aktivitas
pasien sehari-hari. AmerikaSerikat 5
10%
diseluruh
dunia
rata-rata

EPIDEMIOLOGI
Secara epidemiologi terdapat:
Factor intrinsic, yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang
seperti:
Herediter
Umur : paling sering pada usia 30-50 tahun
Jenis kelamin : laki-laki 3 kali lebih banyak daripada wanita

Faktor ekstrinsik
Geografi : daerah yang mengandung banyak kapur akan
mempertinggi insiden terjadinya batu saluran kemih
Iklim dan temperature
Asupan air yang kurang
Diet tinggi Purin (kacang-kacangan), Oksalat, dan Kalsium
Pekerjaan yang banyak duduk dan kurang aktifitas

INSIDENSI

Jenis BSK terbanyak adalah jenis kalsium oksalat


seperti di Semarang 53,3%, Jakarta 72%. Herring di
Amerika Serikat melaporkan batu kalsium oksalat 72%,
Kalsium fosfat 8%, Struvit 9%, Urat 7,6% dan sisanya batu
campuran.
Angka kekambuhan batu saluran kemih dalam satu tahun
15-17%, 4-5 tahun 50%, 10 tahun 75% dan 95-100%
dalam 20-25 tahun. Apabila batu saluran kemih kambuh
maka dapat terjadi peningkatan mortalitas dan
peningkatan biaya pengobatan. Manifestasi batu saluran
kemih dapat berbentuk rasa sakit yang ringan sampai
berat dan komplikasi seperti urosepsis dan gagal ginjal.

KOMPOSISI DAN PEMBENTUKAN


BATU

Analisis batu dapat dilakukan cara kimiawi yaitu


dengan cara kualitatif, cara kuantitatif dengan
metoda kromatografik, dan autoanalisis, optic (diseksi
mikroskop binokuler dengan petrografik), kristalografi
radiology, spektroskopi infrared, termoanalitik, dan
mikroskop electron. Kristalografi radiografik
merupakan cara yang dianggap paling baik ditinjau
dari segi kesederhanaan dan ketepatannya.

Komposisi batu yang dapat ditemukan adalah dari jenis :

Asam urat
Batu kalsium : kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran
keduanya
Sistin
Xantin
Magnesium Ammonium Phosfat (MAP)

BATU

Batu kalsium merupakan yang paling banyak


ditemui (70-80%) kasus. Terbentuknya batu
kalsium oksalat kebanyakan adalah idiopatik.
Batu campuran kalsium oksalat dan fosfat juga
biasanya idiopatik, namun berkaitan dengan
sindroma alkali atau kelebihan vitamin D. Batu
fosfat dan kalsium kadang disebabkan
hiperkalsiuri. Batu magnesium ammonium fosfat
didapatkan pada infeksi kronik yang disebabkan
bakteri yang menghasilkan urease sehingga urin
menjadi alkali karena pemecahan ureum.

BATU

Batu asam urat disebabkan


hiperuricemia pada arthritis urika pada
pasien-pasien penyakit gout, pasien
mieloproliferatif, pasien yang
mendapat kemotherapi dan yang
banyak menggunakan obat urikosurik,
sulfinpirazole, thiazid dan salisilat.
Peminum alcohol dan diet tinggi protein
juga merupakan factor predisposisi
yang cukup besar. Batu urat pada anak

BATU

Batu struvit atau batu infeksi terjadi karena


adanya infeksi pada saluran kemih. Kuman
penyebab infeksi ini adalah kuman golongan
pemecah urea yang dapat menghasilkan enzim
urease dan merubah suasana urin menjadi basa
melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana
basa akan memudahkan terjadinya garam-garam
magnesium, ammonium, fosfat dan karbonat
membentuk batu magnesium ammonium
fosfat/MAP. Dan karbonat apatit atau seting
dikenal dengan nama batu tripel phospat.

BATU

Batu idiopatik disebabkan oleh berbagai factor


misalnya pada negara berkembang adalah dehidrasi dan
gastroenteritis kronis. Faktor ini menyebabkan oligouria
dan meningkatnya keasaman urin. Faktor lain adalah
imobilisasi lama pada penderita yang dirawat dengan
posisi berbaring akan menyebabkan dekalsifikasi tulang
dengan peningkatan ekskresi kalsium sehingga
presipitasi kalsium mudah terjadi. Pada sebagian kecil
penderita batu saluran kemih didapatkan kelainan kausal
yang menyebabkan ekskresi berlebihan bahan dsar batu
seperti yang terjadi pada hiperparatiroidisme,
hiperoksalouria, dan sistinuria.

LETAK BATU SALURAN KEMIH

Batu di ginjal
Terbentuk di tubuli ginjal, kemudian dapat berada di
kaliks, infundibulum. Batu yang mengisi pielum dan
lebih dari 2 kaliks ginjal memberikan gambaran
menyerupai tanduk rusa sehingga disebut batu
staghorn. Umumnya gejala batu saluran kemih
muncul akibat obstruksi aliran kemih sehingga
menimbulkan hidronefrosis dan jika terinfeksi dapat
menyebabkan pyonefrosis (nyeri hebat terusmenerus) atau pielonefritis. Keadaan-keadaan ini
dapat menyebabkan nyeri kolik, nyeri tumpul atau
nyeri ketok pada sudut kostovertebra.

LETAK BATU SALURAN KEMIH

Batu ureter
Pada umunya berasal dari batu ginjal yang
turun ke ureter. Gerakan peristaltis ureter
akan mendorong batu ke distal. Hal ini
menimbulkan kontraksi kuat dan akan terjadi
nyeri kolik, yakni nyeri hebat yang hilang
timbul disertai rasa mual dengan atau tanpa
muntah. Nyeri ini dapat kearah perut bagian
depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal
dan bahkan sampai kemaluan.

LETAK BATU SALURAN KEMIH

Batu vesika urinaria


Dapat berasal dari batu yang turun ke vesika urinaria atau
terbentuk di vesika urinaria akibat obstruksi intravesika.
Apabila terbentuk di vesika urinaria, disebabkan karena
benda asing yang berada di buli-buli sebagai inti batu atau
batu endemic. Batu endemic ini banyak terdapat pada
anak-anak. Gejala khas adalah disuria, stranguria, perasaan
tidak enak sewaktu kencing, kencing tiba-tiba berhenti dan
menjadi encer kembali saat perubahan posisi tubuh. Bila
selanjutnya terjadi infeksi sekunder, maka selain disuria
akan didapatkan nyeri supra pubis yang menetap. Pada
anak laki-laki, akan sering menarik penis dan pada anak
wanita akan sering menggosok vulva.

LETAK BATU SALURAN KEMIH

Batu prostate
Pada umumnya berasal dari air kemih
yang secara retrograde terdorong
kedalam saluran prostate dan
mengendap, yang akhirnya akan
terbentuk batu kecil. Pada umumnya
batu ini tidak memberikan gejala sama
sekali karena tidak menimbulkan
gangguan aliran air kemih.

LETAK BATU SALURAN KEMIH

Batu urethra
Umumnya berasal dari batu ureter atau batu
vesika urinaria yang oleh aliran kemih sewaktu
miksi terbawa ke urethra, dan tersangkut di
tempat yang agak lebar. Tempat urethtra yang
agak lebar adalah di pars prostatika, bagian
permulaan pars bulbosa, dan di fossa navikulare.
Gejala yang ditimbulkan umumnya sewaktu miksi
tiba-tiba berhenti, menjadi menetes dan nyeri.
Penyulitnya dapat berupa diverikel, abcess, fistel
proksimal, dan uremia karena obstruksi urin.

ANATOMI SALURAN KEMIH

Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen
atas, dibelakang peritonium,di depan dua
kosta terakhir dan tiga otot-otot besar
transversus abdominalis,quadratus lumborum
dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam
posisi tersebut oleh bantalan lemak yang
tebal. Disebelah posterior dilindungi oleh kosta
dan otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan
di anterior dilindungi oleh bantaan usus.

ANATOMI GINJAL

1. Kulit Ginjal (Korteks)


2. Sumsum Ginjal (Medula)
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

URETER

Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan


ginjal dengankandung kemih. Ureter merupakan
lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara
pada vesica urinaria. Panjangnya 25 30 cm.
Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior
T11- L2 melalui neuron simpatis.Terdiri dari dua
bagian : pars abdominalis dan pars pelvina. Tiga
tempat penyempitan pada ureter : uretero- pelvic
junction , tempat penyilangan ureter dengan vassa
iliaca sama dengan flexura marginalis , muara
ureter ke dalam vesica urinaria.

URETER

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan


fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos. Lapisan
sebelah dalam lapisan mukosaLapisan
dinding ureter menimbulkan gerakan
gerakan peristaltik tiap 5menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk
ke dalam kandung kemih(vesika
urinaria).

URETER

- Ureter pada pria


Terdapat di dalam visura seminalis atas dan
disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh
leksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan
oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika
urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika.
Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas
dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada
waktu vesika urinaria penuh akan membentuk
katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine
dan vesika urinaria.

URETER

- Ureter pada wanita


Terdapat di belakang fossa ovarika dan berjalan ke
bagian medial dan ke depan bagian lateral serviks
uteri bagian atas vagina untuk mencapai fundus
vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter
didampingi oleh arteri iterina sepanjang 2,5 cm
dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan
menuju ke atas di antara lapisan ligamentum.
Vesika Urinaria (kandung kemih)
Uretra

PROSES PEMBENTUKAN URINE

Proses Filtrasi,terjadi di glomelurus,terjadi karena


permukaan eferent,maka terjadi penyerapan darah,dan
bagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein,cairan yang tersaring di tampung oleh simpai
bowman yang terdiri dari
glukosa,air,sodium,klorida,sulfat,bikarbonat,diteruskan ke
ginjal.
Proses Reabsorpsi, terjadi penyerapan kembali sebagian
besar dari glukosa ,sodium, klorida, fosfat, dan beberapa
ion bikarbonat
Proses Sekresi,sisanya penyerapan kembali yang terjadi
pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya
diteruskan ke luar.

WORKING DIAGNOSIS

Tanda dan gejala batu saluran kemih ditentukan oleh letak, besar, morfologinya dan
penyulit yang telah terjadi. Gejala umumnya adalah hematuria.
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik mungkin didapatkan :
Nyeri sudut kostovertebra

Satu atau kedua sisi.


progresif
Kuat sampai kolik
Mungkin menyebar atau bergerak ke pinggul bawah, pelvis, selangkangan genital.

Nausea, vomitus
Urinary frequency/urgency yang meningkat
Hematuria atau warna urin tidak normal
Nyeri perut
Nyeri saat berkemih
Rasa tidak nyaman saat berkemih
Nyeri testis
Demam
Menggigil

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa :

Sedimen urin : menunjukkan lekosituria, hematuria, dan


dijumpainya kristal pembentuk batu
Kultur urin : untuk menunjukkan adanya kuman pemecah urea

Faal ginjal : untuk mencari kemungkinan terjadinya


penurunan fungsi ginjal dan mempersiapkan pasien
menjalani pemeriksaan IVP.
Foto polos abdomen untuk melihat adanya batu
radioopaque.

Batu kalsium : Opaque


Batu MAP : Semi opaque
Batu Urat/ Sistin : Non opaque/ luscent

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Intra Venous Pielografi (IVP) untuk menilai :

Keadaan anatomi ginjal


Fungsi ginjal
Batu yang terlihat oleh foto polos abdomen

Pasien disuntikkan kontras radioaktif dan


kemudian difoto roentgen.
Pielografi retrograde
Dilakukan apabila IVP tidak dapat dilakukan
karena ada penurunan fungsi ginjal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG
Dilakukan pada pasien yang tidak
mungkin menjalani pemeriksaan IVP
maupun pielografi retrograde yaitu
keadaan-keadaan alergi terhadap
bahan kontras, wanita hamil. Penilaian
ini dapat melihat adanya batu di ginjal
atau di buli-buli, hidronefrosis,
pionefrosis, atau pengerutan ginjal.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diferential Diagnosis
Jika dijumpai kolik abdomen, maka harus
dipikirkan :

Kolik saluran cerna


Kolik kandung empedu
Appendisitis akut

Jika dijumpai hematuria, khususnya tanpa nyeri :


keganasan
Jika dijumpai hidronefrosis : tumor ginjal
Jika dijumpai retensio urin : Benign Prostate
Hypertrofi

ETIOLOGI

Idiopatik
Gangguan Aliran Urine

Gangguan Metabolik

Fimosis
Striktur meatus
Hipertrofi prostate
Refluks vesikourethral
Uretrocele
Konstriksi hubungan ureteropelvik
Hiperparatiroidisme
Hiperuricemia
Hiperkalsiuri

Infeksi Saluran Kemih ISK/ UTI , oleh mikroorganisme penghasil urease


Dehidrasi
Benda asing
Fragmen kateter, telur sistosoma
Jaringan mati atau jaringan abnormal seperti pada nekrosis papilla di ginjal
Multifaktor

Anak dinegara berkembang


penderita multitrauma

TEORI PEMBENTUKAN BATU

Teori nukleasi
Batu terbentuk didalam urin karena adanya inti batu (nucleus).
Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang kelewat jenuh
akan mengendap dalam nucleus itu sehingga akhirnya terbentuk
batu. Inti batu dapat berupa kristal atau benda asing.
Teori matriks
Matriks organik terdiri dari serum/protein urin (albumin, globulin,
dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat diendapkannya kristalkristal batu.
Penghambat kristalisasi yang kurang
Pada urin orang normal mengandung zat penghambat pembentuk
kristal antara lain : Magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein, dan
beberapa peptide. Jika salah satu atau beberapa zat ini berkurang
maka akan mempermudah terjadinya batu.

PATOFISIOLOGI

Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi


oleh beberapa faktor yang kemudian dijadikan
dalam beberapa teori:
1. Teoti inti (nukleus) : Kristal dan benda asing
merupakan tempat pengendapan kristal pada urine
yang sudah mengalami supersaturasi.
2. Teori matriks : Matriks organik yang bersal dari
serum atau protein-protein urine memberikan
kemungkinan pengendapan kristal sehingga dapat
menjadi batu. Matriks merupakan mikroprotein yang
terdiri dari 65 % protein, 10 % hexose, 3-5 hexosamin
dan 10 % air.

3. Teori inhibitor kristalisasi : Beberapa substansi dalam urine


menghambat terjadinya kristalisasi, konsenterasi yang rendah atau
absens nya substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.
Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah yang
melampaui daya kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat
pengendapan. Fosfat mukopolisakarida dan fosfat merupakan
penghambat pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini
maka akan mudah terjadi pengendapan.
4. Teori Epistaxy: Merupakan pembentuk batu oleh beberapa zat secara
bersama-sama. Salah satu jenis batu merupakan inti dari batu yang
lain yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya. Contoh
ekskresi asam urat yang berlebih dalam urin akan mendukung
pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti
pengendapan kalsium

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa
Dianjurkan untuk batu yang ukurannya < 5mm, karena
diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang
diberikan adalah :

Penghilang rasa nyeri


Diuretikum untuk memperlancar aliran urin
Minum yang banyak
Pelarutan batu

Bila batu ureter berukuran 4 mm dan terdapat di bagian 1/3


proksimal ureter, maka batu 80% akan keluar spontan,
sedangkan bila di 1/3 distal, kemungkinan keluarnya 90%.
Patokan ini dipakai bila batu tidak menyebabkan gangguan
dan komplikasi

PENATALAKSANAAN

ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

Alat ini dapat memecahkan batu tanpa perlukaan


tubuh sama sekali dan tanpa pembiusan.
Gelombang kejut dialirkan melalui air ketubuh
dan dipusatkan ke batu yang akan dipecahkan.
Batu akan hancur menjadi framen-fragmen kecil
(<2mm) dan keluar bersama urin. Namun apabila
terdapat kelainan saluran kemih seperti stenosis
yang akan menghalangi keluarnya batu yang
telah dipecahkan, tindakan ini tidak akan
bermanfaat.

PENATALAKSANAAN

Endourologi
Merupakan tindakan invasive minimal untuk
mengeluarkanbatu saluran kemih yang terdiri
dari
:
memecah
batu
dan
kemudian
mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat
yang dimasukkan langsung ke dalam saluran
kemih.

PNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy),


Lithotripsy,
Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
Ekstraksi dormia

Bedah laparoskopi
Bedah terbuka
Pielotomi atau nefrolitotomi untuk
mengambil batu disaluran ginjal,
ureterolitotomi untuk mengambil batu
disaluran ureter, vesikolitotomi untuk
mengambil batu di vesika urinaria,, dan
urethrolitotomi untuk mengambil batu
disaluran urethra).

PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad
bonam

PENCEGAHAN

Angka kekambuhan batu saluran kemih


rata-rata 7% pertahun atau 50 dalam
10 tahun. Penegahan yang dapat
dilakukan dapat berupa

Menghindari dehidrasi dengan minum cukup


(minimal 8 gelas/ 2 liter sehari) dan
diusahakan produksi urin minimal 1,5 liter
perhari. Bila pH air kemih selalu diatas 6,2
maka tidak akan terbentuk kristal asam urat.

Mengurangi makanan yang dapat memicu


terbentuknya batu, seperti :

Protein, karena protein dapat memacu terjadinya ekskresi


kalsium urin dan menyebabkan suasana urin menjadi asam.
Oksalat (misalnya terdapat dalam buah belimbing)
Garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya
hiperkalsiurie
Purin, terdapat dalam kacang-kacangan
Kalsium (pada pasien dengan hiperparatiroid dan kelebihan
vitamin D)

Aktifitas harian yang cukup


Medikamentosa

KESIMPULAN

Ureterolithiasis adalah penyumbatan


saluran kemih khususnya pada ureter oleh
batu. Ureterolithiasis dapat di diagnosis
dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang tepat. Untuk
batu yang masih kecil dapat dilakukan
terapi konservatif saja. Namun bila batu
besar dan sudah mengganggu
penatalaksanaan dengan pembedahan
perlu dipertimbangkan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai