TEKNOLOGI FARMASI
RANCANGAN
RANCANGAN
DARI
DARI SUATU
SUATU
BENTUK
BENTUK
SEDIAAN
SEDIAAN
KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK
FISIKA,
FISIKA, KIMIA
KIMIA
DAN
DAN BIOLOGIS
BIOLOGIS
PENGAWASAN
PENGAWASAN
KONTROL
KONTROL
KUALITAS
KUALITAS YANG
YANG
TEPAT
TEPAT
GMP/CPOB
GMP/CPOB
PRODUK
PRODUK OBAT
OBAT
YANG
STABIL,
YANG STABIL,
MANJUR,
MANJUR,
MENARIK,
MENARIK,
MUDAH
MUDAH DIBUAT
DIBUAT
DAN
AMAN
DAN AMAN
FORMULASI PRODUK
TEKNOLOGI FARMASI
TEKNOLOGI FARMASI
PENGKAJIAN PREFORMULASI
URAIAN
URAIAN FISIK
FISIK
KELARUTAN
KELARUTAN
DISOLUSI
DISOLUSI
PENGUJIAN
PENGUJIAN
MIKROSKOPIK
MIKROSKOPIK
POLIMORFISME
POLIMORFISME
PERMEABILITAS
PERMEABILITAS
MEMBRAN
MEMBRAN
UKURAN
UKURAN
PARTIKEL
PARTIKEL
KOEFISIEN
KOEFISIEN
PARTISI
PARTISI DAN
DAN
KONSTANTA
KONSTANTA
DISOSIASI
DISOSIASI
KESTABILAN
KESTABILAN
TEKNOLOGI FARMASI
BAHAN
BAHAN OBAT
OBAT
JARANG
JARANG
DIBERIKAN
DIBERIKAN
SENDIRI-SENDIRI
SENDIRI-SENDIRI
PENGGUNAAN
PENGGUNAAN
YANG
YANG SELEKTIF
SELEKTIF
DARI
DARI ZAT
ZAT OBAT
OBAT
SEBAGAI
SEBAGAI BAHAN
BAHAN
FARMASI
FARMASI
FARMASETIK
FARMASETIK
TEKNOLOGI FARMASI
BAHAN FARMASI
Zat pelembut
- dasar salep
- pelarut
Zat pengeras
- dasar suppositoria - surfaktan
Penghancur tablet
- pelincir tablet
- pelumas tablet
Zat pengkilap
- zat pengisotoni
- pembawa
KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
BENTUK SEDIAAN
SEDIAAN
BENTUK
CARA PEMBERIAN
PEMBERIAN
CARA
PENETAPAN CARA
CARA YANG
YANG AMAN
AMAN DAN
DAN BAIK
BAIK UNTUK
UNTUK
PENETAPAN
PENYERAHAN DOSIS
DOSIS YANG
YANG TEPAT
TEPAT
PENYERAHAN
SIFAT YANG
YANG KERAS
KERAS DAN
DAN TAKARAN
TAKARAN YANG
YANG RENDAH
RENDAH
SIFAT
KEBANYAKAN OBAT
OBAT
KEBANYAKAN
MASYARAKAT UMUM
UMUM DAPAT
DAPAT MEMPEROLEH
MEMPEROLEH TAKARAN
TAKARAN YANG
YANG
MASYARAKAT
TEPAT DENGAN
DENGAN AMAN
AMAN DARI
DARI BAHAN
BAHAN BERUPA
BERUPA BAHAN
BAHAN BAKU
BAKU
TEPAT
BERKHASIAT
BERKHASIAT
3
2
1
TEKNOLOGI FARMASI
TEKNOLOGI FARMASI
BENTUK SEDIAAN MEMBUTUHKAN HAL-HAL LAIN SEBAGAI
BERIKUT :
1.
Untuk melindungi zat obat dari pengaruh yang merusak dari
oksigen, udara atau kelembapan (misalnya tablet salut, ampul
tertutup)
2.
Untuk melindungi zat obat terhadap pengaruh yang merusak
dari asam lambung sesudah pemberian secara oral (misalnya
tablet bersalut enterik)
3.
Menutupi rasa pahit, asin atau menjijikan atau bau dari zat obat
(misalnya kapsul, tablet bersalut, sirup-sirup yang diberi
pengenak rasa)\
4.
Menyediakan sediaan cair dari zat yang tidak larut atau tidak
stabil dalam pembawa yang diinginkan (misalnya larutan)
5.
Menyediakan obat dengan kerja yang luas
TEKNOLOGI FARMASI
Cara cara pemberian obat
istilah
tempat
oral
mulut
peroral
sublingual
Di bawah lidah
parenteral
suntikan
Intravena, intraarterial,intrakardiak,intraspinal atau
intratekal
Intraosseus,intraartikular,intrasinovial,intrakutan
atau intradermal,subkutan, intramuskular
Epikutan
(topikal)
Permukaan kulit
transdermal
Permukaan kulit
konjungtival
Selaput mata
TEKNOLOGI FARMASI
intraokular
Mata
intranasal
Hidung
aural
Telinga
intrarespiratori
Paru-paru
rektal
Rektum
vaginal
Vagina
uretral
Uretra`
TEKNOLOGI FARMASI
BAHAN OBAT
MONOGRAFI
MONOGRAFI
BENTUK
BENTUK
OBAT
OBAT DAN
DAN
LAJU
LAJU LARUT
LARUT
STABILITAS
STABILITAS
TATA
TATA NAMA
NAMA
KOEFISIEN
KOEFISIEN
PARTISI
PARTISI DAN
DAN
pKA
pKA
MEKANISME
MEKANISME
KERJA
KERJA OBAT
OBAT
KARAKTERIST
KARAKTERIST
IK
IK KIMIA
KIMIA DAN
DAN
FISIKA
FISIKA
DAYA
DAYA LARUT
LARUT
PENGOLAHA
PENGOLAHA
N
N OBAT
OBAT
TEKNOLOGI FARMASI
SELEKSI BAHAN OBAT DAN
PENGGUNAANYA
1.
2.
3.
4.
5.
TEKNOLOGI FARMASI
Faktor farmasetik
Faktor yang berhubungan dengan rancangan dan pembuatan bentuk
sediaan, tersedianya obat secara biologis sesudah pemberian, pengemasan,
penandaan, distribusi, penyimpanan serta penyebarannya dan mencakup :
- bahan farmasetik
- bentuk bahan obat
- laju
- bahan estetika
- stabilitas obat
- keseragaman produk
- kekuatan produk dan kemurniaannya
- pengaruh umur dan potensi obat
- pengemasan yang tepat untuk stabilitas, keselamatan dan kegunaannya
- pembuatan label yang tepat dan petunjuk-petunjuk untuk pemakaian yang
efektif
TEKNOLOGI FARMASI
Faktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat
I.
Sifat fisika kimia zat obat
- ukuran partikel
- bentuk kristal dan amorf
- bentuk garam
- hidrasi
- kelarutan dalam air dan lemak
- pH dan pKa
II. Bahan farmasetik dan karakteristik bentuk sediaan
1. bahan farmasetik
- pengisi, pengikat. Penyalut, zat penghancur, pelincir, zat
pensuspensi, zat aktif permukaan, zat pemberi
rasa, zat pemberi
warna, zat pengawet, zat penstabil
TEKNOLOGI FARMASI
Faktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat
2. Laju disintegrasi
3. Waktu disolusi obat dalam bentuk sediaan
4 . Umur produk dan kondisi penyimpanan
III. Faktor-faktor fisiologis
1.
Waktu pengosongan lambung
2.
Waktu singgah dalam usus halus
3.
Ketidaknormalan lambung usus dan kondisi sakit
4.
Isi lambung (obat-obat lain, makanan, cairan-cairan)
5.
Lambung-usus pH
6.
Metabolisme obat
oral
sublingual
parenteral
Larutan, suspensi
Epikutan/transderm
al
Konjungtival
Intraokular/intraaur
al
Intranasal
Rektal
TABLET
Menurut FI.IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul umumnya
disebut kaplet.
Berdasarkan metode pembuatan
1.
Tablet cetak
2.
Tablet kempa
TABLET
1.
Tablet cetak
- dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi umumnya mengandung
laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan.
- massa serbuk dibasahi dengan etanol prosentase tinggi.
- kadar etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi
dalam sistem pelarut dan derajat kekerasan tablet yang diinginkan.
massa serbuk yang lembab ditekan dengan tekanan rendah ke
dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan biarkan kering.
2. Tablet Kempa
- dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja.
umumnya tablet kempa mengandung bahan aktif, bahan pengisi,
bahan pengikat, desintegran dan lubrikan.
TABLET
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh :
1.
Bekerja lokal : tablet hisap untuk pengobatan rongga mulut,
ovula
2.
Bekerja sistemik : per oral
a. Bekerja Short acting (jangka pendek) : dalam satu hari
memerlukan beberapa kali menelan obat
b. Bekerja long acting (jangka panjang) : dalam satu hari
cukup menelan satu tablet.
TABLET
Tablet yang bekerja long acting dibedakan menjadi :
1.
Delayed action tablet (DAT)
penangguhan pelepasan zat berkhasiat, karena pembuatan
dilakukan sebelum dicetak, granul-granul dibagi dalam berbagai
kelompok
kelompok pertama tidak diapa-apakan
- kelompok kedua disalut dengan bahan penyalut yang akan
pecah setelah beberapa saat.
- kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah
lebih lama dari kelompok kedua
dan seterusnya tergantung dari macamnya bahan penyalut
dan lama kerja obat yang dikehendaki
- granul-granul dari semua kelompok dicampurkan dan baru
dicetak
TABLET
2. Repeat action tablet (RAT)
Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya
dicetak dahulu menjadi tablet inti. Kemudian granul-granul
yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekeliling
kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru.
TABLET
Berdasarkan jenis bahan penyalut
a.
Tablet salut biasa/salut gula (dragee)
- disalut dengan gula dari suspensi dalam air
- mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium
subcoati
karbonat yang disuspensikan
dengan gom akasia atau gelatin
subcoati
ng
ng
polishing
polishing
finishing
finishing
smoothin
smoothin
g
g
coloring
coloring
TABLET
b. Tablet salut selaput (film coated tablet)
disalut dengan hidroksipropil metilselulosa, metilselulosa,
hidrosi
propil selulosa, Na-CMC dan campuran selulosa
asetat ftalat dengan P.E.G yang tidak mengandung air atau
mengandung air
c. Tablet salut kempa
Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa
granulat yang
terdiri dari laktosa, kalsium fosfat, dan zat
lain yang cocok.
mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali
bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet
berlapis (multi layer tablet)
TABLET
d. Tablet salut enterik (enteric coated tablet)
obat dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung atau
dapat mengiritasi mukosa lambung.
penyalut enterik bertujuan untuk menunda pelepasan obat
sampai
tablet melewati lambung
bahan yang digunakan sebagai penyalut adalah salol,
keratin, selulosa acetat phtalat.
e. Tablet lepas lambat (Sustained release)
tablet dengan efek diperpanjang, efek pengulangan atau
tablet lepas lambat
dibuat sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka
waktu tertentu
TABLET
Tujuan penyalutan tablet :
1.
Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan
terhadap pengaruh udara, kelembaban atau cahaya
2.
Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
3.
Membuat penampilan lebih baik dan menarik
4.
Mengatur
tempat
pelepasan
obat
dalam
saluran
cerna.misalnya enteric tablet yang pecah diusus.
TABLET
Berdasarkan cara pemakaian
1.Tablet biasa
2.Tablet kunyah (chewable tablet)
3. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastilles)
4. Tablet larut (effervescent tablet)
5. Tablet implantasi (pelet)
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet)
7. Tablet bukal (buccal tablet)
8. Tablet sublingual
9. Tablet vagina (ovula)
TABLET
Komponen Tablet
1.
Bahan pengisi (diluent)
berfunngsi memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau
dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit
dikempa.
(laktosa, pati, kalsium fosfat dibase dan selulosa mikrokristal)
2. Bahan pengikat (binder)
berfungsi memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu
granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi . Misalnya
(gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, pasta pati
terhidrolisa)
3. Bahan penghancur / pengembang (desintegran)
berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan . Misalnya (pati,
pati dan selulosa, asam alginat, selulosa mikrokristal dan povidon
TABLET
4. Bahan pelicin (lubrikan / lubricant)
berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan
tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat
pada cetakan.
asam stearat, talkum.
5. Glidan
bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalirnya
serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa
proses granulasi. Misalnya silika pirogenik koloidal.
6. Bahan penyalut (coating agent)
7. Ajuvans ; Colour, flavour,
TABLET
Tujuan granulasi :
1.
Supaya sifat alirnya baik (free-flowing)
granul dengan volume tertentu dapat mengalir teratur dalam
jumlah yang sama ke dalam mesin pencetak tablet
2.
Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika
dibanding bentuk serbuk jika diukur dalam volume sama.
3.
Pada saat dicetak, tidak mudah melekat pada stempel (punch)
dan mudah lepas dari matris (die)
TABLET
Cara pembuatan tablet :
Cetak/kem
pa
langsung
Granulasi
basah
Granulasi
kering
TABLET
1.
Granulasi basah
Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat
pengisi dan xat penghancur sampai homogen, lalu dibasahi
dengan larutan bahan
pengikat, bila perlu ditambah
pewarna.
setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam
lemari pengering pada suhu 40 s/d 50 derajat celcius
setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran
yang yang diperlukan dan ditambahkan
bahan pelicin/lubrikan
- dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet
TABLET
2. Granulasi kering / slugging / pre compression
mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi dan zat
penghancur jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat
pelicin menjadi massa serbuk yang homogen, lalu di kempa
cetak pada tekanan tinggi
sehingga menjadi tablet besar
yang disebut slugs.
- Slugs kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul
dengan
ukuran partikel yang diinginkan.
- dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan
TABLET
3. Cetak/ Kempa langsung
dilakukan apabila :
1. jumlah zat berkhasiat per tabletnya cukup untuk dicetak
2. zat berkhasiatnya mempunyai sifat alir yang baik
3. zat berkhasiatnya berbentuk kristal
bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak
digunakan adlah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa
semprot-kering, sukrosa yng dapat dikempa.
contoh tablet NaCl, Tablet Hexamin
TABLET
Macam-macam kerusakan pada pembuatan tablet
1.
Binding
kerusakan tablet yang disebabkan massa yang akan dicetak melekat
pada dinding ruang cetakan
2.
Sticking / picking
pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah yang disebabkan
permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada lemaknya, zat pelicin
kurang, massanya basah.
3.
Whiskering
terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan, terjadi
pelelehan
zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
sehingga penyimpanan dalam botol-botol, sisi sisi yang lebih akan
lepas
dan menghasilkan bubuk.
TABLET
4. Splitiing/caping
Spliting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama
pada bagian tengah
Caping : membelahnya tablet di bagian atas
penyebab
a. Daya pengikat dalam massa tablet kurang
b.
Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak
mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar
c. Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar,
sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak
sukar keluar dan ikut tercetak
d. Formulanya tidak sesuai
e. Die dan Punch tidak rata
TABLET
5. Motling
terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada
permukaan tablet
6. Crumbling
Tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang
tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya
berkurang
Laktosa
Spray-dried lactosa
Sukrosa
Manitol
Starch 1500
tablet
ketika
Starch
5-20% w/w
Starch 1500
5-15% w/w
Solka floc
5-15% w/w
Asam Alginat
5-10% w/w
Explotab
2-8 % w/w
Guar gum
2-8 % w/w
Amberlite IPR 88
0,5-5% w/w
Asam Borat
1%
Sodium Klorida
5%
DL-leusin
1-5%
Sodium Oleat
5%
Sodium Benzoat
5%
Sodium asetat
5%
Mg-lauril sulfat
1-2%
Asam stearat
-2%
Sterotex
-2%
Talk
1-5%
Waxes
1-5%
Stearowet
1-5%
Talk
1-5%
Cornstarch
3-10%
Cab-o-sil
0,1-0,5%
Siloid
0,1-0,5%
DL-leusin
3-10%
Metalik stearat
<1%
PEMBUATAN GRANUL
Granulsi Basah
Formula (dibuat tablet parasetamol 100 tablet, bobot pertablet
750 mg)
Fase dalam (92%)
Parasetamol
500 mg
50 gram
Amprotab (10%) 75 mg
7,5 gram
Laktosa
92 mg
9,2 gram
69 gram
PEMBUATAN GRANUL
Fase Luar
Mg stearat
Talk
Amprotab
(1%)
(2%)
(5%)
PEMBUATAN GRANUL
Fase dalam (92%)
Total Fase dalam 1000 tablet
= 69 gram
parasetamol
= 50 gram
Amilum kering (10%x750 mg) = 75mgx100=7,5gram
Mucilago amili (1/3 x 69 gram) = 23 gram
laktosa 690 (500+75+(0,1x230) = 9,2 gram
Misal ,diperoleh granul 68,5 gram dalam praktek
Jumlah mucilago amili yang digunakan 20 gram lebih sedikit,
maka bobot granul teoritis menjadi :
50 gram + 7,5 gram+(0,1 x 20 gram) + 9,2 gram = 68,7 gram
PEMBUATAN GRANUL
Maka , dalam 68,5 gram granul yang diperoleh mengandung
sejumlah parasetamol :
68,5 gram
-------------------- X 50 gram = 49,854 gram
68,7 gram
Jumlah tablet yang dapat dibuat =(49,854 gram /0,500 gram) =
99,709 tab
Fase luar (8%)
Talk
2/92 x 68,5 gram = 1,489 gram
PEMBUATAN GRANUL
Prosedur kerja :
1. Buatlah musilago amili 10% dengan 1,5 bagian air, dipanaskan sampai
terbentuk larutan suspensi yang jernih mudah dituang
2. Campur dan gerus homogen serbuk parasetamol, laktosa dan amylum
penghancur dalam mortir / lumpang sampai homogen
3. Kemudian tambahkan larutan kanji sedikit-demi sedikit sampai
terbentuk adonan yang dapat dikepal seperti bola salju yang bila
kepalan tersebut dipecah akan memberikan butiran-butiran terpisah.
4. Catat jumlah awal larutan kanji yang digunakan dengan menghitung
selisih jumlah awal larutan kanji dengan jumlah larutan kanji yang
tersisa
5. Adonan tersebut diayak dengan ayakan mesh 14 dengan sedikit
tekanan memakai stamfer atau perata seperti botol yang dimiringkan,
granul yang didapat ditampung dalam suatu wadah
6. Keringkan granul didalam lemari pengering pada suhu 50-60 derajat
celcius selama 8-12 jam kemudian ayak dengan mesh 16 dan timbang
jumlah granul yang didapat
7. Jumlah fase lauar yang ditambahkan dihitung menurut jumlah granul
kering yang dihasilkan. Selanjutnya apabila pencetakan akan
dilaksanakan maka granul kering dan fasa luar dicampur homogen dan
campuran ini siap dicetak menjadi tablet.
EVALUASI GRANUL
Granulometri/distribusi ukuran granul dengan ayakan vibrasi
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul
(penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan
analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan
berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakan paling atas dan
dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin
kecil.
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari
ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu
berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran
granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih
baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi
normal.
PEMBUATAN GRANUL
Prosedur kerja Granulometri
1.
Timbang 100 gram granul
2.
Letakkan granul yang ditimbang tadi pada pengayak paling
atas
3.
Getarkan mesin selama 10 menit, dengan amplitude 50, atau
tergantung dari ketahanan granul pada getaran
4.
Timbang granul yang tertahan atau tertinggal pada tiap-tiap
pengayak
5.
Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak
PEMBUATAN GRANUL
Bobot jenis serbuk (Bulk Density)
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas,
porositas
tablet,
kelarutan,
dan
sifat-sifat
lainnya
menggunakan alat Tap Volumeter yang terdiri dari gelas ukur,
silinder penahan, landasan dan poros (sumbu pengerak)
Alat ini dapat digerakkan secara mekanis dengan hentakan
yang dapat dihitung, alat ini juga dilengkapi sistem penghitung
hentakan yaitu 25 hentakan dalam 1 menit.
PEMBUATAN GRANUL
Bobot jenis nyata sebelum pemampatan / ruahan (Untapped
density)
Tujuan penetapan BJ nyata/ruahan :
Kecepatan aliran
PEMBUATAN GRANUL
PEMBUATAN GRANUL
Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ nyata berarti makin
meningkat kemampuan untuk dikempa (BJ rendah), makin
kurang daya mengalirnya.
Makin berkurang kemampuan untuk dikempa (BJ TinggI), makin
besar daya mengalirnya.
Kadar pemampatan
V0 V1250
% T = --------------------- x 100%
V0
T : kadar kemampatan
V0 : Volume sebelum pemampatan
V1250 : volume setelah pemampatan 1250 x
% T < 20 artinya granul memiliki aliran baik
PEMBUATAN GRANUL
Kompresibilitas
Dapt - Davc
% k = ----------------------------- x 100%
Dapt
Dapt = berat jenis nyata setelah pemampatan 1250 x
Davc = berat jenis nyata sebelum pemampatan
Jika : % K
5 10% aliran sangat baik
11-20% aliran cukup baik
21-25% aliran cukup
>26% aliran buruk
PEMBUATAN GRANUL
Pengukuran kecepatan aliran serbuk dan sudut istirahat
Metoda untuk mengukur kecepatan aliran serbuk dapat
dilakukan dengan 2 cara :
a. Mengukur waktu yang diperlukan oleh sejumlah serbuk
(biasanya 100 gram) untuk melewati suatu corong tertentu
b. Mengukur jumlah serbuk yang dapat melewati corong pada
waktu tertentu
PEMBUATAN GRANUL
Pengukuran kecepatan aliran serbuk dan sudut istirahat
Prosedur penetapan :
1. Letakan
corong dengan keadaan lobang corong
tertutup pada suatu ketinggian yang dikehendaki (H)
diatas kertas grafik yang terletak pada bidang
horizontal
2. Timbang granul yang akan diukur sebanyak 30 gram
3. Granul
dituang perlahan-lahan ke dalam corong,
kemudian buka tutup lobang corong dan catatlah
waktu yang diperlukan granul untuk mengalir dengan
menggunakan stopwatch
Kecepatan aliran ; berat serbuk (gram) / waktu (detik)
4. Amati dan ukur jari-jari (r) dari alas tumpukan granul
yang berbentuk kerucut dan tinggi tumpukan granul
(h)
PEMBUATAN GRANUL
Perhitungan Sudut Istirahat /sudut longsor granul
= h/r
Yaitu sudut sama dengan tinggi tumpukan dibagi jari-jari
tumpukan
< 30 bahan dapat mengalir bebas
> 40 biasanya daya mengalirnya kurang baik
PEMBUATAN GRANUL
Kandungan (kadar) air
Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric)
menggunakan alat seperti Moisture Balance.
Tujuan :
mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat
mengantisipasi
masalah yang terjadi selama proses
pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi
faktor penyebabnya.
mengontrol kandungan lembab granul berkaitan dengan
pertumbuhan mikroba, jika granul tidak langsung dikempa
menjadi tablet
PEMBUATAN GRANUL
Kandungan (kadar) air
Prosedur Kerja :
1.
Timbang granul sebanyak 5 gram diatas nampan logam
2.
Nyalakan alat, cek suhu pada 70 derajat celcius
3.
Penetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat
(% hilang atau gram hilang)
4.
Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstan
% KB = W1/W x 100% %KB : kandungan bobot
% KL = Wa/W1 x 100% %KL ; kandungan lembab
Wa = W-W1
W: bobot mula-mula, W1 ;
pengeringan
bobot
1.
2.
3.
4.
5.
- tidak lebih dari 1 tablet dari 30 tablet ada diluar 85,0% atau
125,0%
- tidak ada 1 tabletpun yang diluar rentang 75,0% atau 125,0%
SDR tidak lebih besar dari 7,8%
LARUTAN
Larutan
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut,
misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur
Penggolongan sediaan larutan :
Larutan Oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian
oral, mengandung satu atau lebih zat atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau
campuran kosolven-air
Larutan Topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air
tetapi seringkali mengandung pelarut lain, seperti etanol dan
poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit/penggunaan pada
permukaan mukosa mulut.
LARUTAN
Larutan Otik
Larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut
lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam
telinga luar
Larutan Optalmik
Larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan
yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga
sesuia digunakan pada mata.
LARUTAN
Keuntungan bentuk sediaan sirup (larutan)
1. Lebih mudah ditelan dibanding bentuk padat sehingga
dapat digunakan untuk bayi, anak-anak dan usia lanjut
2. Segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk
larutan (tidak mengalami) proses disintegrasi dan
pelarutan
3. Obat secara homogen terdistribusi ke seluruh sediaan
4. Mengurangi resiko iritasi pada lambung pleh zat-zat
iritan, karena larutan akan segera diencerkan oleh isi
lambung.
LARUTAN
Kerugian Bentuk sediaan sirup
1.
Larutan
bersifat
voluminous,
sehingga
kurang
menyenangkan untuk diangkut dan disimpan. Apabila
kemasan rusak, keseluruhan sediaan tidak dapat
dipergunakan
2.
Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik
dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul,
terutama jika bahan mudah terhidrolisis
3.
Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan
mikroorganisme,
oleh
karena
itu
memerlukan
penambahan bahan pengawet.
4.
Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa
jika diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk
padat.
LARUTAN
Formula :
Zat aktif
Pelarut/pembawa
Pemanis
Pengental
Pengawet
Flavouring agent
Pewarna
Antioksidan---bila perlu
LARUTAN
Masalah masalah pembuatan larutan:
1.
Larutan bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan
untuk diangkut dan disimpan. Apabila kemasan rusak,
keseluruhan sediaan tidak dapat dipergunakan
2.
Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik
dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul, terutama jika
bahan mudah terhidrolisis
3.
Larutan
merupakan
media
ideal
untuk
pertumbuhan
mikroorganisme, oleh karena itu memerlukan penambahan
bahan pengawet.
4.
Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika
diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk padat.
5.
Ketepatan dosis selama pengobatan terantung kepada
kemampuan pasien untuk dapat menakar secara benar dosis
obat dalam bentuk sendok teh, sendok makan dan sebagainya.
LARUTAN
R/ Chlorpheniramina maleate
0,4 gram
Glycerin
25,0 ml
Sirup
83,0 ml
Sorbitol solution
282,0 ml
Sodium benzoate
1,0 gram
Alkohol
60,0 ml
pewarna dan pemberi rasa
q.s
purified water
ad 1000,0 ml
LARUTAN
Prosedur pembuatan
1.
Air sebagai pelarut atau pembawa harus didihkan, kemudian
didinginkan dalam keadaan tertutup
2.
Penimbangan zat aktif dan bahan pembantu yang diperlukan
3.
Pembuatan sirupus simpleks sebagai pengental dan pemanis
(sukrosa yang telah ditimbang dilarutkan dalam sebagian air,
panaskan hingga larut, kemudian saring)
4.
Zat aktif dan bahan pembantu berbentuk serbuk dihaluskan
dalam mortir
5.
Melarutkan zat aktif dengan cara penambahan zat aktif
sedikit demi sedikit ke dalam sejumlah volume pelarut, sambil
diaduk sampai larut sempurna
6.
Bahan pembantu dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam
sebagian pelarut yang diperlukan, volume pelarut ditentukan
berdasarkan kelarutan eksipien yang ditambahkan.
LARUTAN
7. Campurkan bahan-bahan yang sudah larut satu persatu,
dan aduk sampai homogen
8. Penambahan flavour dalam keadaan terlarut dalam
pelarut yang dapat bercampur dengan pelarut yang
digunakan
9. Tambahkan sisa pelarut sampai volume sediaan yang
dibuat
10. Masukkan ke dalam botol coklat yang telah ditara
sebelumnya, penambahan volume larutan yang ditara
di dalam botol disesuaikan dengan kekentalan larutan
yang dibuat. Botol sediaan diberi etiket, brosur,
dikemas dan disimpan di tempat yang terlindung dari
cahaya.
EVALUASI SEDIAAN
I.
2.
3.
4.
5.
ORGANOLEPTIK
Evaluasi meliputi uji kejernihan, bau, rasa dan warna
Penetapan kadar
Tergantung dari zat aktif yang digunakan (sesuai
dengan monografi)
Pengukuran Viskositas Sediaan
Penetapan bobot jenis cairan (piknometer)
Pengukuran pH larutan
LARUTAN
Beberapa pelarut untuk sediaan oral
1.
Alkohol , USP (Etil Alkohol, Etanol, Spiritus Vini Rectificatus, S.V.R)
-alkohol adalah pelarut yang paling bermanfaat dalam farmasi,
digunakan sebagai pelarut utama untuk banyak senyawa organik.
-alkohol membentuk suatu campuran hidroalkoholik yang
melarutkan zat-zat yang dapat larut dalam alkohol dan yang dapat
larut dalam air kedua-duanya.
2.
LARUTAN
3. Propilen Glikol
- Suatu cairan kental
- dapat bercampur dengan air dan alkohol
4. Air Suling
- Lebih bebas dari kotoran zat-zat padat
- apabila diuapkan sampai kering, harus tidak
meninggalkan sisa lebih dari 0,001% ( 1 mg dari total
zat padat per 100 ml contoh yang diuapkan)
-air murni 100 kali lebih bebas dai zat-zat padat yang
larut daripada air.
Ungkapan
Ungkapan
Singkat
% b/v
% v/v
% b/b
Perbandingan kekuatan,
berat per volume
------:-------------b/v
Perbandingan kekuatan,
volume per volume
------:-------------v/v
Perbandingan kekuatan,
berat per berat
------:-------------b/b
SIRUP
Sirup adalah salah satu bentuk sediaan cair yang
dalam dunia farmasi yang dikenal luas oleh
masyarakat.
Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar di
pasaran dari berbagai macam merk, baik yang
generic maupun yang paten.
Biasanya, orang-orang mengunakan sediaan sirup
karena disamping mudah penggunaannya, sirup
juga mempunyai rasa yang manis dan aroma yang
harum serta warna yang menarik sehingga disukai
oleh berbagai kalangan, terutama anak-anak dan
orang yang susah menelan obat dalam bentuk
sediaan oral lainnya.
SIRUP
Sirup
didefinisikan
sebagai
sediaan
cair
yang
mengandung sakarosa.
Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa tidak kurang
dari 64% dan tidak lebiih dari 66%.
Secara umum, sirup dibagi menjadi 2 macam yaitu Non
Medicated Syrup/Flavored Vehicle Syrup (Seperti cherry
syrup, cocoa syrup, orange syrup) dan Medicated
Syrup/Sirup Obat (Seperti sirup piperazina sitrat, sirup
isoniazid).
Non Medicated Sirup adalah sediaan syrup yang tidak
mengandung bahan obat, melainkan hanya mengandung
gula, perasa, pengawet dan perwarna sedangkan Sirup
Obat mengandung bahan obat/Zat berkhasiat.
SIRUP
SIRUP
Penggolongan Sirup
Bedasarkan fungsinya, sirup dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Medicated Syrup (sirup obat)
Merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat
berupa preparat yang sudah distandarisasi, dapat diberikan berupa obat
tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain. Contoh sirup obat antara
lain: Sirup sebagai ekspektorans contohnya yaitu Sirup Thymi. Sirup Thymi
et Serpylli = Sirop Thymi Compositus. Sirop Althae. Sirup sebagai antitusif,
contoh sirup Codeini, mengandung 2 mg Codein/ml sirop.
Sirup sebagai anthelmintik: cotoh sirup Piperazini, mengandung 1 g
Piperazine dalam bentuk hexahydrat/citrat dalam tiap 5 ml sirop. Sirup
sebagai antibiotik contohnya yaitu Sirup Kanamycin, mengandung 50
mg/ml, Sirup Chloramphenicol, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup
Ampicillin, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup Amoxycillin, umumnya
mengandung 25 mg/ml, Sirup Cloxacillin, umumnya mengandung 25 mg/ml.
Dry Syrup atau sirup kering, berupa campuran obat dengan sakarosa,
harus dilarutkan dalam jumlah air tertentu sebelum dipergunakan.
Keuntungan sirup kering dari pada sirup cairan, biasanya sirup kering
dapat tahan disimpan lebih lama. Contohnya Ampicillin trihydrate dry
syrup, ekivalen dengan 25 mg/ml sirup cairan kalau sudah dilarutkan
dalam jumlah air yang ditentukan.
SIRUP
SIRUP
SIRUP
Cara memasukkan sirup ke dalam botol penting untuk kestabilan sirup dalam
penyimpanan, supaya awet (tidak berjamur ) sebaiknya sirup disimpan dengan
cara :
1. Sirup yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering. Tetapi pada
pendinginan ada kemungkinan terjadinya cemaran sehingga terjadi juga
penjamuran.
2. Mengisikan sirup panas-panas kedalam botol panas ( karena sterilisasi )
sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi
sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup dalam lelehan parafin solidum
yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran udara luar.
3. Sterilisasi sirup, disini harus diperhitungkan pemanasan 30 menit
apakah tidak berakibat terjadinya gula invert. Maka untuk kestabilan sirup, FI
III juga menuliskan tentang panambahan metil paraben 0,25% atau pengawet
lain yang cocok.
Dari ketiga cara memasukkan sirup ke dalam botol ini yang terbaik adalah
cara ketiga. Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat
berfungsi sebagai obat, misalnya : chlorfeniramini maleatis sirupus,
Corigensia saporis, misalnya : sirupus simplex, Corigensia odoris, misalnya :
sirupus aurantii, Corigensia coloris, misalnya : sirupus Rhoedos, sirupus rubi
idaei. Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan pembawa sirup karena
konsentrasi gula yang tinggi mencegah pertumbuhan bakteri.
Untuk penyimpanan sediaan sirup yaitu dalam wadah tertutup rapat dan di
tempat sejuk.
PEMBUATAN SIRUP
Sirup paling sering dibuat dengan satu dari empat cara
umum, tergantung pada sifat kimia dan fisika bahanbahannya:
1). Larutan dari bahan-bahan dengan bantuan panas
2). Larutan dari bahan bahan dengan pengadukan
tanpa penggunaan panas
3). Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat
atau pada cairan yang diberi rasa
4). Perkolasi dari sumber-sumber bahan obat atau
sukrosa
PEMBUATAN SIRUP
Larutan yang dibuat dengan bantuan panas
SIRUP
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau
pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan
pewangi dan zat obat.
Sirup yang mengandung bahan pemebri rasa tapi tidak
mengandung zat-zat obat dinamakan pembawa bukan
obat atau pembawa yang wangi / harum (sirup). Sirup ini
dimaksudkan sebagai pembawa yang memberikan rasa
enak pada zat obat yan ditambahkan kemudian, baik
dalam peracikan resep secara mendadak atau dalam
pembuatan formula standar untuk sirup obat.
Contoh sirup pembawa bukan obat : sirup akasia, sirup
cerri, sirup coklat, sirup jeruk, sirup, sirup tolu balsam
SUSPENSI
SYARAT-SYARAT SUSPENSI
Persyaratan
suspensi
yang
terdapat
dalam
Farmakope Indonesia Edisi III :
1. zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh
cepat mengendap.
2. jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera
terdispersi kembali.
3. kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar
sediaan
mudah dikocok dan dituang.
Suspensi obat suntik : harus mudah disuntikkan dan
tidak
boleh menyumbat jarum suntik
Suspensi obat mata ; harus steril, zat yang
terdispersi harus sangat halus, jika disimpan dalam
wadah dosis ganda, harus
mengandung pengawet.
STABILITAS SUSPENSI
UKURAN PARTIKEL
KEKENTALAN
Semakin
Derivat selulosa
metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil
selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
- dibelakang nama-nama tersebut biasanya terdapat
nomor atau angka (misalnya methosol 1500)
- golongan ini tidak diabsorbsi oleh usua halus dan
tidak beracun, sehingga banyak dipakai dalam
industri makanan
- dalam bidang farmasi selain untuk bahan
pensuspensi juga digunakan sebagai laksantia dan
bahan penghancur / disintegrator dalam pembuatan
tablet.
METODE DISPERSI
METODE PRAESIPITASI
Setelah
larut
dalam
pelarut
organik
diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam
air ---- maka akan terjadi endapan halus dan
tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
DEFLOKULASI
1.
2.
3.
4.
5.
FLOKULASI
1.
2.
3.
4.
5.
FORMULASI SUSPENSI
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2
kategori :
1.
Penggunaan structured vehicle atau
sering disebut juga suspending agent untuk
menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi
structure vehicle, yaitu larutan hidrokoloid
seperti tilose, gom, bentonit dan lain-lain.
2.
FORMULASI SUSPENSI
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2
kategori :
1.
Penggunaan structured vehicle atau
sering disebut juga suspending agent untuk
menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi
structure vehicle, yaitu larutan hidrokoloid
seperti tilose, gom, bentonit dan lain-lain.
2.
2.
3.
4.
5.
SUSPENSI
1.
2.
Magnesii
oxydum
dan
magnesii
subcarbonas
merupakan serbuk ringan dan dapat disuspensi tanpa
zat tambahan.
R/ Magnesii subcarbon 3 R/ calcii carbon 5
Sir.rhei
45
pulv.gummos qs
Aq.foeniculli ad
100
sir.simpl 20
s.t.dd.cp.pc
aq.ad
175
s.3.dd.cp.pc
10
Natrii sulfas
Magnesii sulfas aa 5
Aqua ad
100
S. segera diminum
SUSPENSI
R/ solut.Gummosi 4%
Iodoform
Chlorali Hydras
M.f.clysma
3
7
90
SUSPENSI
Acetosali
2,5
Sir.simplex
Sol.gummos aa 50
Bellaonae extr 0,4
S.4.dd.cp
Pulv.gummosus
qs
oleum.citri gtt
III
sir,simplex
20
aqua ad
120 ml
s.b.dd.cth1
BAHAN PENGAWET
Dalam
menjaga
stabilitas
suspensi,
penambahan bahan lain dapat dilakukan.
Diantaranya
adalah
penambahan
bahan
pengawet.
bahan pengawet sangat diperlukan terutama
untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid
alam karena bahan ini sangat mudah dirusak
oleh bakteri.
Pengawet yang bisa digunakan butil p.
benzoat (1:1250), etil P.benzoat (1:500), propil
p.benzoat (1:4000), nipasol , nipagin 1%
Volume sedimentasi
- endapan yang terjadi dalam suspensi harus
mudah terdispersi kembali dengan pengocokan
yang ringan.
volume sedimentasi adalah perbandingan/ratio
dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap
volume mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum
mengendap.
Vu
volume sedimentasi = ------------Vo
volume sedimentasi
sampai >1
dapat
mempunyai
harga
dari
<1
------------------
2.
3.
4.
5.
3.
4.
5.
6.
Kestabilan rendah
Jika membentuk caking akan sulit terdispersi kembali
sehingga homogenitasnya turun
Alirannya menyebabkan sukar dituang
Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan
larutan
Pada
saat
penyimpanan,
kemungkinan
terjadi
perubahan
sistem
dispersi
(caking, flokulasi
deflokulasi)
terutama
jika
terjadi
perubahan
temperatur
Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk
memperoleh dosis yang diinginkan
Bila F>1 terjadi Floc sangat longgar dan halus sehingga volume akhir
lebih besar dari volume awal.
Formula suspensi lebih baik jika dihasilkan kurva garis yang horizontal
atau sedikit curam.