Anda di halaman 1dari 150

TEKNOLOGI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


RIAU
(STIFAR RIAU)
2015
ABU . N, S.Si.,Apt.

TEKNOLOGI FARMASI

RANCANGAN
RANCANGAN
DARI
DARI SUATU
SUATU
BENTUK
BENTUK
SEDIAAN
SEDIAAN

KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK
FISIKA,
FISIKA, KIMIA
KIMIA
DAN
DAN BIOLOGIS
BIOLOGIS

PENGAWASAN
PENGAWASAN
KONTROL
KONTROL
KUALITAS
KUALITAS YANG
YANG
TEPAT
TEPAT

GMP/CPOB
GMP/CPOB

PRODUK
PRODUK OBAT
OBAT
YANG
STABIL,
YANG STABIL,
MANJUR,
MANJUR,
MENARIK,
MENARIK,
MUDAH
MUDAH DIBUAT
DIBUAT
DAN
AMAN
DAN AMAN

FORMULASI PRODUK

MASALAH FORMULASI BENTUK SEDIAAN


AHLI FARMASI PENELITI (PENGETAHUAN DAN
PENGALAMAN)

TAHAP AWAL FORMULASI BARU


PENGKAJIAN
FORMULASI
(PENELITIAN
PREFORMULASI)

PERTIMBANGAN UMUM DALAM FORMULASI PRODUK OBAT

TEKNOLOGI FARMASI

TEKNOLOGI FARMASI
PENGKAJIAN PREFORMULASI
URAIAN
URAIAN FISIK
FISIK

KELARUTAN
KELARUTAN

DISOLUSI
DISOLUSI

PENGUJIAN
PENGUJIAN
MIKROSKOPIK
MIKROSKOPIK

POLIMORFISME
POLIMORFISME

PERMEABILITAS
PERMEABILITAS
MEMBRAN
MEMBRAN

UKURAN
UKURAN
PARTIKEL
PARTIKEL

KOEFISIEN
KOEFISIEN
PARTISI
PARTISI DAN
DAN
KONSTANTA
KONSTANTA
DISOSIASI
DISOSIASI

KESTABILAN
KESTABILAN

TEKNOLOGI FARMASI
BAHAN
BAHAN OBAT
OBAT
JARANG
JARANG
DIBERIKAN
DIBERIKAN
SENDIRI-SENDIRI
SENDIRI-SENDIRI

PENGGUNAAN
PENGGUNAAN
YANG
YANG SELEKTIF
SELEKTIF
DARI
DARI ZAT
ZAT OBAT
OBAT
SEBAGAI
SEBAGAI BAHAN
BAHAN
FARMASI
FARMASI

FARMASETIK
FARMASETIK

TEKNOLOGI FARMASI
BAHAN FARMASI

Zat pengasaman - zat pembasaan


- adsorben

Propelan aerosol - pengganti udara- pengawet anti jamur

Pengawet antimikroba antioksidan


- zat pendapar

Pembentuk kelat - zat pemberi warna - zat pengemulsi

Zat pengenkapsulasi - pemberi rasa


- pelembap

Zat pelembut
- dasar salep
- pelarut

Zat pengeras
- dasar suppositoria - surfaktan

Zat pensuspensi - zat pemanis


- antilekat tablet

Pengikat tablet - pengencer tablet, kapsul- zat penyalut

Penghancur tablet
- pelincir tablet
- pelumas tablet

Zat pengkilap
- zat pengisotoni
- pembawa

KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
KEBUTUHAN

BENTUK SEDIAAN
SEDIAAN
BENTUK
CARA PEMBERIAN
PEMBERIAN
CARA

PENETAPAN CARA
CARA YANG
YANG AMAN
AMAN DAN
DAN BAIK
BAIK UNTUK
UNTUK
PENETAPAN
PENYERAHAN DOSIS
DOSIS YANG
YANG TEPAT
TEPAT
PENYERAHAN

SIFAT YANG
YANG KERAS
KERAS DAN
DAN TAKARAN
TAKARAN YANG
YANG RENDAH
RENDAH
SIFAT
KEBANYAKAN OBAT
OBAT
KEBANYAKAN
MASYARAKAT UMUM
UMUM DAPAT
DAPAT MEMPEROLEH
MEMPEROLEH TAKARAN
TAKARAN YANG
YANG
MASYARAKAT
TEPAT DENGAN
DENGAN AMAN
AMAN DARI
DARI BAHAN
BAHAN BERUPA
BERUPA BAHAN
BAHAN BAKU
BAKU
TEPAT
BERKHASIAT
BERKHASIAT

3
2
1

KEBUTUHAN BENTUK SEDIAAN

TEKNOLOGI FARMASI

TEKNOLOGI FARMASI
BENTUK SEDIAAN MEMBUTUHKAN HAL-HAL LAIN SEBAGAI
BERIKUT :
1.
Untuk melindungi zat obat dari pengaruh yang merusak dari
oksigen, udara atau kelembapan (misalnya tablet salut, ampul
tertutup)
2.
Untuk melindungi zat obat terhadap pengaruh yang merusak
dari asam lambung sesudah pemberian secara oral (misalnya
tablet bersalut enterik)
3.
Menutupi rasa pahit, asin atau menjijikan atau bau dari zat obat
(misalnya kapsul, tablet bersalut, sirup-sirup yang diberi
pengenak rasa)\
4.
Menyediakan sediaan cair dari zat yang tidak larut atau tidak
stabil dalam pembawa yang diinginkan (misalnya larutan)
5.
Menyediakan obat dengan kerja yang luas

TEKNOLOGI FARMASI
Cara cara pemberian obat
istilah

tempat

oral

mulut

peroral

Sistem saluran cerna melalui mulut

sublingual

Di bawah lidah

parenteral

suntikan
Intravena, intraarterial,intrakardiak,intraspinal atau
intratekal
Intraosseus,intraartikular,intrasinovial,intrakutan
atau intradermal,subkutan, intramuskular

Epikutan
(topikal)

Permukaan kulit

transdermal

Permukaan kulit

konjungtival

Selaput mata

TEKNOLOGI FARMASI
intraokular

Mata

intranasal

Hidung

aural

Telinga

intrarespiratori

Paru-paru

rektal

Rektum

vaginal

Vagina

uretral

Uretra`

TEKNOLOGI FARMASI
BAHAN OBAT
MONOGRAFI
MONOGRAFI

BENTUK
BENTUK
OBAT
OBAT DAN
DAN
LAJU
LAJU LARUT
LARUT

STABILITAS
STABILITAS

TATA
TATA NAMA
NAMA

KOEFISIEN
KOEFISIEN
PARTISI
PARTISI DAN
DAN
pKA
pKA

MEKANISME
MEKANISME
KERJA
KERJA OBAT
OBAT

KARAKTERIST
KARAKTERIST
IK
IK KIMIA
KIMIA DAN
DAN
FISIKA
FISIKA

DAYA
DAYA LARUT
LARUT

PENGOLAHA
PENGOLAHA
N
N OBAT
OBAT

TEKNOLOGI FARMASI
SELEKSI BAHAN OBAT DAN
PENGGUNAANYA
1.

2.

3.

4.

5.

Bahan obat yang paling tepat dipilih berdasarkan suatu


diagnosis yang akurat dan disajikan sesuai dengan rencana
pengobatan yang dirancang dengan baik
Ahli farmasi mempunyai pengetahuan yang menyeluruh
tentang farmakologi bahan obat, termasuk manfaat dan
bahaya pemakaiannya
Bahan obat disajikan dalam bentuk kimia yang tepat dan
diberikan dalam bentuk sediaan yang paling maju, pada dosis
yang benar dan dosis interval selama pengobatan
Bahan obat cocok dengan semua makanan dan obat-obatan
lain dalam waktu bersamaan
Faktor farmasetik

TEKNOLOGI FARMASI
Faktor farmasetik
Faktor yang berhubungan dengan rancangan dan pembuatan bentuk
sediaan, tersedianya obat secara biologis sesudah pemberian, pengemasan,
penandaan, distribusi, penyimpanan serta penyebarannya dan mencakup :
- bahan farmasetik
- bentuk bahan obat
- laju
- bahan estetika
- stabilitas obat
- keseragaman produk
- kekuatan produk dan kemurniaannya
- pengaruh umur dan potensi obat
- pengemasan yang tepat untuk stabilitas, keselamatan dan kegunaannya
- pembuatan label yang tepat dan petunjuk-petunjuk untuk pemakaian yang
efektif

TEKNOLOGI FARMASI
Faktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat
I.
Sifat fisika kimia zat obat
- ukuran partikel
- bentuk kristal dan amorf
- bentuk garam
- hidrasi
- kelarutan dalam air dan lemak
- pH dan pKa
II. Bahan farmasetik dan karakteristik bentuk sediaan
1. bahan farmasetik
- pengisi, pengikat. Penyalut, zat penghancur, pelincir, zat
pensuspensi, zat aktif permukaan, zat pemberi
rasa, zat pemberi
warna, zat pengawet, zat penstabil

TEKNOLOGI FARMASI
Faktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat
2. Laju disintegrasi
3. Waktu disolusi obat dalam bentuk sediaan
4 . Umur produk dan kondisi penyimpanan
III. Faktor-faktor fisiologis
1.
Waktu pengosongan lambung
2.
Waktu singgah dalam usus halus
3.
Ketidaknormalan lambung usus dan kondisi sakit
4.
Isi lambung (obat-obat lain, makanan, cairan-cairan)
5.
Lambung-usus pH
6.
Metabolisme obat

PENGGUNAAN BENTUK SEDIAAN


Cara pemberian

Bentuk sediaan umum

oral

Tablet, kapsul, larutan, sirup, eliksir, suspensi, jel,


bubuk

sublingual

Tablet, tablet hisap

parenteral

Larutan, suspensi

Epikutan/transderm
al
Konjungtival
Intraokular/intraaur
al
Intranasal
Rektal

Salep, krim, pasta, plester, bubuk, lotio


Salep
Larutan,suspensi
Larutan, semprot, inhalan
Salep, suppositoria, larutan

TABLET
Menurut FI.IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul umumnya
disebut kaplet.
Berdasarkan metode pembuatan
1.
Tablet cetak
2.
Tablet kempa

TABLET
1.

Tablet cetak
- dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi umumnya mengandung
laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan.
- massa serbuk dibasahi dengan etanol prosentase tinggi.
- kadar etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi
dalam sistem pelarut dan derajat kekerasan tablet yang diinginkan.
massa serbuk yang lembab ditekan dengan tekanan rendah ke
dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan biarkan kering.

2. Tablet Kempa
- dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja.
umumnya tablet kempa mengandung bahan aktif, bahan pengisi,
bahan pengikat, desintegran dan lubrikan.

TABLET
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh :
1.
Bekerja lokal : tablet hisap untuk pengobatan rongga mulut,
ovula
2.
Bekerja sistemik : per oral
a. Bekerja Short acting (jangka pendek) : dalam satu hari
memerlukan beberapa kali menelan obat
b. Bekerja long acting (jangka panjang) : dalam satu hari
cukup menelan satu tablet.

TABLET
Tablet yang bekerja long acting dibedakan menjadi :
1.
Delayed action tablet (DAT)
penangguhan pelepasan zat berkhasiat, karena pembuatan
dilakukan sebelum dicetak, granul-granul dibagi dalam berbagai
kelompok
kelompok pertama tidak diapa-apakan
- kelompok kedua disalut dengan bahan penyalut yang akan
pecah setelah beberapa saat.
- kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah
lebih lama dari kelompok kedua
dan seterusnya tergantung dari macamnya bahan penyalut
dan lama kerja obat yang dikehendaki
- granul-granul dari semua kelompok dicampurkan dan baru
dicetak

TABLET
2. Repeat action tablet (RAT)
Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya
dicetak dahulu menjadi tablet inti. Kemudian granul-granul
yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekeliling
kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru.

TABLET
Berdasarkan jenis bahan penyalut
a.
Tablet salut biasa/salut gula (dragee)
- disalut dengan gula dari suspensi dalam air
- mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium
subcoati
karbonat yang disuspensikan
dengan gom akasia atau gelatin
subcoati
ng
ng

polishing
polishing

finishing
finishing

smoothin
smoothin
g
g

coloring
coloring

TABLET
b. Tablet salut selaput (film coated tablet)
disalut dengan hidroksipropil metilselulosa, metilselulosa,
hidrosi
propil selulosa, Na-CMC dan campuran selulosa
asetat ftalat dengan P.E.G yang tidak mengandung air atau
mengandung air
c. Tablet salut kempa
Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa
granulat yang
terdiri dari laktosa, kalsium fosfat, dan zat
lain yang cocok.
mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali
bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet
berlapis (multi layer tablet)

TABLET
d. Tablet salut enterik (enteric coated tablet)
obat dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung atau
dapat mengiritasi mukosa lambung.
penyalut enterik bertujuan untuk menunda pelepasan obat
sampai
tablet melewati lambung
bahan yang digunakan sebagai penyalut adalah salol,
keratin, selulosa acetat phtalat.
e. Tablet lepas lambat (Sustained release)
tablet dengan efek diperpanjang, efek pengulangan atau
tablet lepas lambat
dibuat sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka
waktu tertentu

TABLET
Tujuan penyalutan tablet :
1.
Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan
terhadap pengaruh udara, kelembaban atau cahaya
2.
Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
3.
Membuat penampilan lebih baik dan menarik
4.
Mengatur
tempat
pelepasan
obat
dalam
saluran
cerna.misalnya enteric tablet yang pecah diusus.

TABLET
Berdasarkan cara pemakaian
1.Tablet biasa
2.Tablet kunyah (chewable tablet)
3. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastilles)
4. Tablet larut (effervescent tablet)
5. Tablet implantasi (pelet)
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet)
7. Tablet bukal (buccal tablet)
8. Tablet sublingual
9. Tablet vagina (ovula)

TABLET
Komponen Tablet
1.
Bahan pengisi (diluent)
berfunngsi memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau
dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit
dikempa.
(laktosa, pati, kalsium fosfat dibase dan selulosa mikrokristal)
2. Bahan pengikat (binder)
berfungsi memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu
granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi . Misalnya
(gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, pasta pati
terhidrolisa)
3. Bahan penghancur / pengembang (desintegran)
berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan . Misalnya (pati,
pati dan selulosa, asam alginat, selulosa mikrokristal dan povidon

TABLET
4. Bahan pelicin (lubrikan / lubricant)
berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan
tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat
pada cetakan.
asam stearat, talkum.
5. Glidan
bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalirnya
serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa
proses granulasi. Misalnya silika pirogenik koloidal.
6. Bahan penyalut (coating agent)
7. Ajuvans ; Colour, flavour,

TABLET

Bahan obat dan zat tambahan umumnya berupa serbuk


Tidak dapat langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet
Campuran serbuk harus diubah menjadi granul-granul (granulasi)

Tujuan granulasi :
1.
Supaya sifat alirnya baik (free-flowing)
granul dengan volume tertentu dapat mengalir teratur dalam
jumlah yang sama ke dalam mesin pencetak tablet
2.
Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika
dibanding bentuk serbuk jika diukur dalam volume sama.
3.
Pada saat dicetak, tidak mudah melekat pada stempel (punch)
dan mudah lepas dari matris (die)

TABLET
Cara pembuatan tablet :

Cetak/kem
pa
langsung

Granulasi
basah

Granulasi
kering

TABLET
1.

Granulasi basah
Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat
pengisi dan xat penghancur sampai homogen, lalu dibasahi
dengan larutan bahan
pengikat, bila perlu ditambah
pewarna.
setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam
lemari pengering pada suhu 40 s/d 50 derajat celcius
setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran
yang yang diperlukan dan ditambahkan
bahan pelicin/lubrikan
- dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet

TABLET
2. Granulasi kering / slugging / pre compression
mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi dan zat
penghancur jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat
pelicin menjadi massa serbuk yang homogen, lalu di kempa
cetak pada tekanan tinggi
sehingga menjadi tablet besar
yang disebut slugs.
- Slugs kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul
dengan
ukuran partikel yang diinginkan.
- dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan

TABLET
3. Cetak/ Kempa langsung
dilakukan apabila :
1. jumlah zat berkhasiat per tabletnya cukup untuk dicetak
2. zat berkhasiatnya mempunyai sifat alir yang baik
3. zat berkhasiatnya berbentuk kristal
bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak
digunakan adlah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa
semprot-kering, sukrosa yng dapat dikempa.
contoh tablet NaCl, Tablet Hexamin

TABLET
Macam-macam kerusakan pada pembuatan tablet
1.
Binding
kerusakan tablet yang disebabkan massa yang akan dicetak melekat
pada dinding ruang cetakan
2.
Sticking / picking
pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah yang disebabkan
permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada lemaknya, zat pelicin
kurang, massanya basah.
3.
Whiskering
terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan, terjadi
pelelehan
zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
sehingga penyimpanan dalam botol-botol, sisi sisi yang lebih akan
lepas
dan menghasilkan bubuk.

TABLET
4. Splitiing/caping
Spliting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama
pada bagian tengah
Caping : membelahnya tablet di bagian atas
penyebab
a. Daya pengikat dalam massa tablet kurang
b.
Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak
mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar
c. Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar,
sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak
sukar keluar dan ikut tercetak
d. Formulanya tidak sesuai
e. Die dan Punch tidak rata

TABLET
5. Motling
terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada
permukaan tablet
6. Crumbling
Tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang
tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya
berkurang

BAHAN PEMBANTU TABLET


PENGISI
Zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang
ditujukan untuk membuat tablet sesuai dengan yang
diharapkan. Pengisi dapat juga ditambah karena alasan kedua
yaitu untuk menghasilkan campuran granulasi atau campuran
yang dapat dikempa langsung sehingga dapat dikempa
menjadi tablet yang baik.
Pada pengolahan jumlah obat yang sangat sedikit (alkaloida,
hormon, vitamin dan sebagainya) diperlukan pengisi, untuk
akhirnya memungkinkan suatu pencetakan. Bahan pengisi
memastikan hal tersebut, bahwa tablet mengandung ukuran
atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 gram).

BAHAN PEMBANTU TABLET


Contoh bahan pengisi :

Avicel (mikrokristalin selulosa)

Kalsium sulfat trihidrat

Laktosa

Spray-dried lactosa

Sukrosa

Manitol

Emdex dan celutab

Starch 1500

BAHAN PEMBANTU TABLET


PENGIKAT
Berfungsi untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan
kohesi bagi tablet yang dicetak langsung dan meningkatkan sifat
kohesi serbuk untuk pembentukan ikatan menjadi granul dan
dengan adanya pengempaan membentuk massa yang kompak.
contoh ;
- Cornstarch 5-10% musilago
- Pregelatinized cornstarch 5-10%
- Starch 1500
5-10% musilago
- Gelatin 2-10%
- sukrosa 10-85%
- akasia
5-20%
- PVP 5-20% dalam air, alkohol, atau hidroalkohol
- metilselulosa
2-10%

BAHAN PEMBANTU TABLET


DISINTEGRAN
Berfungsi untuk memudahkan hancurnya
berkontak dengan cairan saluran cerna.

tablet

ketika

cara penambahan desintegran :


- internal addition (saat granulasi) yaitu disintegran dicampur
dengan
bahan lainnya sebelum ditambah dengan larutan
penggranul.
external addition : disintegran ditambahkan setelah granul
terbentuk.
yang paling baik adalah menambahkan disintegran secara
kombinasi (internal dan external)

BAHAN PEMBANTU TABLET


Contoh Disintegran

Starch
5-20% w/w

Starch 1500
5-15% w/w

Avicel PH 101, PH 102


5-15% w/w

Solka floc
5-15% w/w

Asam Alginat
5-10% w/w

Explotab
2-8 % w/w

Guar gum
2-8 % w/w

Polycar AT (PVP, crosslinked PVP) 0,5-5% w/w

Amberlite IPR 88
0,5-5% w/w

Metilselulosa, CMC-Na, HPC


5-10% w/w

BAHAN PEMBANTU TABLET


LUBRIKAN
Berfungsi untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara
permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan
penarikan tablet. Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak
lebih dari 1%) untuk menghasilkan kecepatan aliran yang optimum.
Lubrika seringkali ditambahkan dalam keadaan yang kering ketika
semuanya telah tercampur homogen. Biasanya lubrikan dicampurkan
pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30 menit
penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul
dibentuk) memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet
dan kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan dengan metode
penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi.

BAHAN PEMBANTU TABLET


Contoh Lubrikan :
Water Soluble Lubricant

Asam Borat
1%

Sodium Klorida
5%

DL-leusin
1-5%

Carbowax 4000/6000 1-5%

Sodium Oleat
5%

Sodium Benzoat
5%

Sodium asetat
5%

Sodium lauril sulfat


1-5%

Mg-lauril sulfat
1-2%

Sodium benzoat+sodium asetat 1-5%

BAHAN PEMBANTU TABLET


Contoh Lubricant (Water Insoluble Lubricant) :

Logam (Mg, Ca, Na) stearat


- 2%

Asam stearat
-2%

Sterotex
-2%

Talk
1-5%

Waxes
1-5%

Stearowet
1-5%

BAHAN PEMBANTU TABLET


Glidan
Berfungsi menunjang karakterisitik aliran dari granul atau
meningkatkan aliran granul dari hopper ke dalam die.
Contoh Glidan :
Talk
5%
Cornstarch
5-10%
Cab-O-sil 0,1-0,5%
Siliod 0,1-0,5%
Aerosil 1-3%

BAHAN PEMBANTU TABLET


Anti Adheren
Berfungsi mencegah penempelan tablet pada punch atau pada
dinding die
Contoh Anti Adheren ;

Talk
1-5%

Cornstarch
3-10%

Cab-o-sil
0,1-0,5%

Siloid
0,1-0,5%

DL-leusin
3-10%

Sodium lauril sulfat <1%

Metalik stearat
<1%

BAHAN PEMBANTU TABLET


Flavour
Digunakan untuk tablet kunyah atau tablet lainnya yang
ditujukan untuk larut di dalam mulut. Flavour yang larut dalam
air jarang dipakai karena stabilitasnya kurang baik, untuk
flavour larut minyak yang ditambahkan ke dalam pelarut
penggranul, didispersikan dalam kaolin atau adsorben lainnya,
atau diemulsikan dalam larutan penggranul.
jumlah yang digunakan maksimal 0,5-0,75%

BAHAN PEMBANTU TABLET


Adsorben
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik
leleh tinggi setelah terjadi lelehan pertama akan terbentuk
massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
Manfaat adsorben : mencegah tablet basah oleh lelehan zat
aktif, jika tablet basah maka tablet akan lengket dalam
cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
contoh : Avicel, Bolus alba, kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO,
Aerosil

PEMBUATAN GRANUL
Granulsi Basah
Formula (dibuat tablet parasetamol 100 tablet, bobot pertablet
750 mg)
Fase dalam (92%)

Parasetamol
500 mg
50 gram

Amprotab (10%) 75 mg
7,5 gram

Musilago amili (10%) 230 mg


23 gram

Laktosa
92 mg
9,2 gram

Total Fase dalam 690 mg

69 gram

PEMBUATAN GRANUL
Fase Luar

Mg stearat
Talk
Amprotab

(1%)
(2%)
(5%)

Fase luar yang ditambahkan tergantung massa granul (fase


dalam ) yang diperoleh.

PEMBUATAN GRANUL
Fase dalam (92%)
Total Fase dalam 1000 tablet
= 69 gram
parasetamol
= 50 gram
Amilum kering (10%x750 mg) = 75mgx100=7,5gram
Mucilago amili (1/3 x 69 gram) = 23 gram
laktosa 690 (500+75+(0,1x230) = 9,2 gram
Misal ,diperoleh granul 68,5 gram dalam praktek
Jumlah mucilago amili yang digunakan 20 gram lebih sedikit,
maka bobot granul teoritis menjadi :
50 gram + 7,5 gram+(0,1 x 20 gram) + 9,2 gram = 68,7 gram

PEMBUATAN GRANUL
Maka , dalam 68,5 gram granul yang diperoleh mengandung
sejumlah parasetamol :
68,5 gram
-------------------- X 50 gram = 49,854 gram
68,7 gram
Jumlah tablet yang dapat dibuat =(49,854 gram /0,500 gram) =
99,709 tab
Fase luar (8%)

Mg stearat1/92 x 68,5 gram = 0,745 gram

Talk
2/92 x 68,5 gram = 1,489 gram

Amprotab 5/92 x 68,5 gram = 3,722 gram.

PEMBUATAN GRANUL

Prosedur kerja :
1. Buatlah musilago amili 10% dengan 1,5 bagian air, dipanaskan sampai
terbentuk larutan suspensi yang jernih mudah dituang
2. Campur dan gerus homogen serbuk parasetamol, laktosa dan amylum
penghancur dalam mortir / lumpang sampai homogen
3. Kemudian tambahkan larutan kanji sedikit-demi sedikit sampai
terbentuk adonan yang dapat dikepal seperti bola salju yang bila
kepalan tersebut dipecah akan memberikan butiran-butiran terpisah.
4. Catat jumlah awal larutan kanji yang digunakan dengan menghitung
selisih jumlah awal larutan kanji dengan jumlah larutan kanji yang
tersisa
5. Adonan tersebut diayak dengan ayakan mesh 14 dengan sedikit
tekanan memakai stamfer atau perata seperti botol yang dimiringkan,
granul yang didapat ditampung dalam suatu wadah
6. Keringkan granul didalam lemari pengering pada suhu 50-60 derajat
celcius selama 8-12 jam kemudian ayak dengan mesh 16 dan timbang
jumlah granul yang didapat
7. Jumlah fase lauar yang ditambahkan dihitung menurut jumlah granul
kering yang dihasilkan. Selanjutnya apabila pencetakan akan
dilaksanakan maka granul kering dan fasa luar dicampur homogen dan
campuran ini siap dicetak menjadi tablet.

EVALUASI GRANUL
Granulometri/distribusi ukuran granul dengan ayakan vibrasi
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul
(penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan
analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan
berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakan paling atas dan
dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin
kecil.
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari
ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu
berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran
granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih
baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi
normal.

PEMBUATAN GRANUL
Prosedur kerja Granulometri
1.
Timbang 100 gram granul
2.
Letakkan granul yang ditimbang tadi pada pengayak paling
atas
3.
Getarkan mesin selama 10 menit, dengan amplitude 50, atau
tergantung dari ketahanan granul pada getaran
4.
Timbang granul yang tertahan atau tertinggal pada tiap-tiap
pengayak
5.
Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak

PEMBUATAN GRANUL
Bobot jenis serbuk (Bulk Density)
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas,
porositas
tablet,
kelarutan,
dan
sifat-sifat
lainnya
menggunakan alat Tap Volumeter yang terdiri dari gelas ukur,
silinder penahan, landasan dan poros (sumbu pengerak)
Alat ini dapat digerakkan secara mekanis dengan hentakan
yang dapat dihitung, alat ini juga dilengkapi sistem penghitung
hentakan yaitu 25 hentakan dalam 1 menit.

PEMBUATAN GRANUL
Bobot jenis nyata sebelum pemampatan / ruahan (Untapped
density)
Tujuan penetapan BJ nyata/ruahan :

Kecepatan aliran

Kesesuaian ukuran tablet (diameter/ketebalan)


Prosedur :
1.
Timbang 100 gram granul/serbuk
2.
Masukkan kedalam gelas ukur yang terdapat dalam alat Tap
Volumeter kemudian ratakan granul secara perlahan
3.
Amati volume serbuk/granul dengan mengamati garis batas
pada gelas ukur
4.
Hitung BJ nyata (BJ nyata = bobot granul/volume granul)

PEMBUATAN GRANUL

BJ nyata setelah pemampatan (Tapped density)


Perbandingan bobot dengan volume setelah proses pemampatan
Prosedur kerja :
1.
Ke dalam gelas takar masukkan 100 gram granul kemudian
ratakan secara perlahan
2.
Mampatkan granul dengan menjalankan alat sebanyak 1250 x
hentakan dengan alat tap volumeter
3.
Lihat volume setelah pemampatan (A)
4.
Lakukan pemampatan kedua kalinya dengan menjalankan alat
sebanyak 1250 x hentakan dengan alat tap volumeter
5.
Lihat volume setelah pemampatan (B)
6.
Bila selisih antara A dan B tidak lebih dari 2 cm maka A adalah
volume mampat, maka bobot jenis mampat dapat dihitung
BJ nyata setelah pemampatan = bobot granul/volume
granul setelah pemampatan

PEMBUATAN GRANUL
Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ nyata berarti makin
meningkat kemampuan untuk dikempa (BJ rendah), makin
kurang daya mengalirnya.
Makin berkurang kemampuan untuk dikempa (BJ TinggI), makin
besar daya mengalirnya.
Kadar pemampatan
V0 V1250
% T = --------------------- x 100%
V0
T : kadar kemampatan
V0 : Volume sebelum pemampatan
V1250 : volume setelah pemampatan 1250 x
% T < 20 artinya granul memiliki aliran baik

PEMBUATAN GRANUL
Kompresibilitas
Dapt - Davc
% k = ----------------------------- x 100%
Dapt
Dapt = berat jenis nyata setelah pemampatan 1250 x
Davc = berat jenis nyata sebelum pemampatan
Jika : % K
5 10% aliran sangat baik
11-20% aliran cukup baik
21-25% aliran cukup
>26% aliran buruk

PEMBUATAN GRANUL
Pengukuran kecepatan aliran serbuk dan sudut istirahat
Metoda untuk mengukur kecepatan aliran serbuk dapat
dilakukan dengan 2 cara :
a. Mengukur waktu yang diperlukan oleh sejumlah serbuk
(biasanya 100 gram) untuk melewati suatu corong tertentu
b. Mengukur jumlah serbuk yang dapat melewati corong pada
waktu tertentu

PEMBUATAN GRANUL
Pengukuran kecepatan aliran serbuk dan sudut istirahat
Prosedur penetapan :
1. Letakan
corong dengan keadaan lobang corong
tertutup pada suatu ketinggian yang dikehendaki (H)
diatas kertas grafik yang terletak pada bidang
horizontal
2. Timbang granul yang akan diukur sebanyak 30 gram
3. Granul
dituang perlahan-lahan ke dalam corong,
kemudian buka tutup lobang corong dan catatlah
waktu yang diperlukan granul untuk mengalir dengan
menggunakan stopwatch
Kecepatan aliran ; berat serbuk (gram) / waktu (detik)
4. Amati dan ukur jari-jari (r) dari alas tumpukan granul
yang berbentuk kerucut dan tinggi tumpukan granul
(h)

PEMBUATAN GRANUL
Perhitungan Sudut Istirahat /sudut longsor granul
= h/r
Yaitu sudut sama dengan tinggi tumpukan dibagi jari-jari
tumpukan
< 30 bahan dapat mengalir bebas
> 40 biasanya daya mengalirnya kurang baik

PEMBUATAN GRANUL
Kandungan (kadar) air
Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric)
menggunakan alat seperti Moisture Balance.
Tujuan :
mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat
mengantisipasi
masalah yang terjadi selama proses
pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi
faktor penyebabnya.
mengontrol kandungan lembab granul berkaitan dengan
pertumbuhan mikroba, jika granul tidak langsung dikempa
menjadi tablet

PEMBUATAN GRANUL
Kandungan (kadar) air
Prosedur Kerja :
1.
Timbang granul sebanyak 5 gram diatas nampan logam
2.
Nyalakan alat, cek suhu pada 70 derajat celcius
3.
Penetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat
(% hilang atau gram hilang)
4.
Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstan
% KB = W1/W x 100% %KB : kandungan bobot
% KL = Wa/W1 x 100% %KL ; kandungan lembab
Wa = W-W1
W: bobot mula-mula, W1 ;
pengeringan

bobot

EVALUASI SEDIAAN TABLET


Bentuk dan Ukuran
Tujuan : Mengukur diameter dan ketebalan Tablet

Farmakope menetapkan bentuk tablet kecuali dinyatakan


lain, diameter tablet tidak boleh melebihi 3 kali dan tidak
kurang dari 1 sepertiga tebal tablet

Ketebalan adalah satu-satunya variabel berkaitan dengan


proses pencetakan

Ketebalan dipengaruhi oleh : Bj ruah, Bj mampat dan sifat


aliran massa cetak

Alat : jangka sorong

Pengukuran diameter tablet dilakukan terhadap 20 tablet,


maka rata-ratanya merupakan diameter tablet yang
dimaksud.

EVALUASI SEDIAAN TABLET

EVALUASI SEDIAAN TABLET

EVALUASI SEDIAAN TABLET


Kekerasan Tablet
Tujuan : menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada
proses (pengemasan, penghantaran, dan juga dengan waktu hancur
tablet.
Alat : alat uji kekerasan tablet Strong Cobb , Stokes Monsato
dan Erweka
Cara Kerja :
1.
Uji kekerasan tablet dilakukan terhadap 10 tablet yang diambil acak
2.
Letakkan sebuah tablet diantara pengapit tetap dengan plat datar yang
diam, tablet dijepit dengan memutar alat penekan.angka yang ditunjukan
oleh jarum pada skala dinyatakan sebagai titik nol.
3.
Alat penekan diputar kembali sampai tablet reatak atau pecah. Catat skala
yang terukur, kekerasan tablet adalah selisih skala terukur saat tablet pecah
dengan skala yang dianggap sebagai titik nol.
4.
Kekerasan tablet adalah harga rata-rata ke 10 tablet
Nilai kekerasan tablet bergantun pada bobot tablet. Makin besar tablet,
kekerasan yang
diperlukan juga semakin besar.

Bobot tablet sampai 300 mg nilai kekerasan 4-7 kg/cm2

Bobot tablet 400-700 mg nilai kekerasan 7-12 kg/cm2

EVALUASI SEDIAAN TABLET


Friabilitas/ kerapuhan tablet

Menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada suatu


ketinggian tertentu. Kerapuhan tablet ditandai dengan massa
tablet yang berjatuhan dari tablet akibat pengujian mekanik.

Tujuan penetapan kerapuhan tablet adalah untuk mengukur


ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami
sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuan

Pengukuran Friabilitas dilakukan dengan memutar alat dengan


kecepatan 25 putaran per menit dengan waktu yang
digunakan dalam pengujian adalah 4 menit atau 100 putaran

Dalam pengujian Friabilitas jika ada tablet yang pecah atau


terbelah, maka tablet tersebut tidak di ikutsertakan dalam
penghitungan

Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu


besar), lakukan pengujian ulang sebanyak dua kali

Tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan


Alat yang digunakan : FRIABILATOR

EVALUASI SEDIAAN TABLET


Friabilitas / Kerapuhan tablet
Cara Kerja :
1. 20 tablet diambil secara acak
2. Tablet dibersihkan dari debu kemudian di timbang (W0)
3. Masukkan tablet kedalam alat dan lakukan pemutaran alat
friabilator sebanyak 100 kali putaran
4. Bersihkan tablet dan timbang kembali sebagai (Wt)
5. Hitung % friabillitas tablet
W0 - Wt
% F = ------------------------ x 100%
W0
Friabilitas yang dapat diterima adalah < 0,8%

EVALUASI SEDIAAN TABLET


FRIKSIBILITAS
Parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami
gesekan antar sesama tablet.

1.
2.
3.

4.
5.

Alat : Abration Tester


20 tablet diambil secara acak
Tablet dibersihkan dari debu kemudian di timbang (W0)
Masukkan tablet kedalam alat dan lakukan pemutaran alat
Abration sebanyak 100 kali putaran
Bersihkan tablet dan timbang kembali sebagai (Wt)
Hitung % friksibillitas tablet
W0 - Wt
% = ------------------------ x 100%
W0

EVALUASI SEDIAAN TABLET


UJI KESERAGAMAN SEDIAAN

Meliputi keragaman bobot dan keseragaman kandungan

Persyaratan keragaman bobot diterapkan pada produk yang


mengandung zat aktif 50 mg atau lebih, yang merupakan 50%
atau lebih dari bobot satuan
Cara Kerja penetapan keragaman bobot :
1. Percobaan dilakukan terhadap 20 tablet yang diambil acak
2. Lakukan penimbangan masing-masing 20 tablet dan hitung
bobot rata-rata
3. Hitung standar deviasi

EVALUASI SEDIAAN TABLET


Penetapan Keseragaman kandungan
1.
Pilih tidak kurang dari 30 tablet
2.
Dari 30 tablet tersebut, tetapkan kadar 10 tablet satu
persatu sesuai dengan cara yang tertera pada penetapan
kadar dalam monografi, kecuali dinyatakan lain.
Kriteria penerimaan :
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
persyaratan keseragaman dosis dipenuhi jika jumlah zat
aktif dalam masing-masing 10 tablet terletak antara 85,0%
hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan
baku relatif (SDR) lebih kecil atau sama dengan 6,0%
SDR =(SD/rata-rata) x 100%

EVALUASI SEDIAAN TABLET


Keseragaman Kandungan
Dilakukan Uji 20 tablet tambahan jika:

1 tablet terletak di luar rentang 85,0% - 115,0% dan


tidak ada tablet yang terletak antara 75,0% - 125,0%

SDR > 6,0%

a dan b tidak dipenuhi

Persyaratan dipenuhi jika :

- tidak lebih dari 1 tablet dari 30 tablet ada diluar 85,0% atau
125,0%
- tidak ada 1 tabletpun yang diluar rentang 75,0% atau 125,0%
SDR tidak lebih besar dari 7,8%

EVALUASI SEDIAAN TABLET


PARACETAMOLUM
Asetaminofen
Parasetamol (F.I.IV Hal 650)
Penentuan serapan maksimum pada panjang gelombang
244 nm :
Timbang seksama lebih kurang 120 mg parasetamol,
masukkan kedalam labu tentukur 500 ml, larutkan
dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan air samapi
tanda. Masukkan 5 ml larutan kedalam labu tentukur
100 ml, encerkan dengan air sampai tanda dan campur.
Ukur serapan pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 244 nm.

EVALUASI SEDIAAN TABLET


ACETAMINOPHENI COMPRESSI
TABLET ASETAMINOFEN
TABLET PARASETAMOL
(F.I.III Hal. 38)
Penetapan kadar : Timbang seksama sejumlah serbuk tablet
setara 150 mg, tambahkan 50 ml natrium hidroksida 0,1 N.
Encerkan dengan 100 ml air, kocok selama 15 menit,
tambahkan air secukupnya hingga 20 ml, campur, saring.
Encerkan 10,0 ml filtrat dengan air secukupnya hingga 100 ml.
Pada 10 ml tambahkan 10 ml natrium hifroksida 0,1 N,
encerkan dengan air secukupnya hingga 100 ml. Ukur serapan
larutan pada maksimum kurang lebih 257 nm.

LARUTAN
Larutan
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut,
misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur
Penggolongan sediaan larutan :
Larutan Oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian
oral, mengandung satu atau lebih zat atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau
campuran kosolven-air
Larutan Topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air
tetapi seringkali mengandung pelarut lain, seperti etanol dan
poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit/penggunaan pada
permukaan mukosa mulut.

LARUTAN
Larutan Otik
Larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut
lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam
telinga luar
Larutan Optalmik
Larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan
yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga
sesuia digunakan pada mata.

LARUTAN
Keuntungan bentuk sediaan sirup (larutan)
1. Lebih mudah ditelan dibanding bentuk padat sehingga
dapat digunakan untuk bayi, anak-anak dan usia lanjut
2. Segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk
larutan (tidak mengalami) proses disintegrasi dan
pelarutan
3. Obat secara homogen terdistribusi ke seluruh sediaan
4. Mengurangi resiko iritasi pada lambung pleh zat-zat
iritan, karena larutan akan segera diencerkan oleh isi
lambung.

LARUTAN
Kerugian Bentuk sediaan sirup
1.
Larutan
bersifat
voluminous,
sehingga
kurang
menyenangkan untuk diangkut dan disimpan. Apabila
kemasan rusak, keseluruhan sediaan tidak dapat
dipergunakan
2.
Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik
dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul,
terutama jika bahan mudah terhidrolisis
3.
Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan
mikroorganisme,
oleh
karena
itu
memerlukan
penambahan bahan pengawet.
4.
Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa
jika diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk
padat.

LARUTAN
Formula :

Zat aktif

Pelarut/pembawa

Pemanis

Pengental

Pengawet

Flavouring agent

Pewarna

Antioksidan---bila perlu

LARUTAN
Masalah masalah pembuatan larutan:
1.
Larutan bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan
untuk diangkut dan disimpan. Apabila kemasan rusak,
keseluruhan sediaan tidak dapat dipergunakan
2.
Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik
dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul, terutama jika
bahan mudah terhidrolisis
3.
Larutan
merupakan
media
ideal
untuk
pertumbuhan
mikroorganisme, oleh karena itu memerlukan penambahan
bahan pengawet.
4.
Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika
diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk padat.
5.
Ketepatan dosis selama pengobatan terantung kepada
kemampuan pasien untuk dapat menakar secara benar dosis
obat dalam bentuk sendok teh, sendok makan dan sebagainya.

LARUTAN
R/ Chlorpheniramina maleate
0,4 gram
Glycerin
25,0 ml
Sirup
83,0 ml
Sorbitol solution
282,0 ml
Sodium benzoate
1,0 gram
Alkohol
60,0 ml
pewarna dan pemberi rasa
q.s
purified water
ad 1000,0 ml

LARUTAN
Prosedur pembuatan
1.
Air sebagai pelarut atau pembawa harus didihkan, kemudian
didinginkan dalam keadaan tertutup
2.
Penimbangan zat aktif dan bahan pembantu yang diperlukan
3.
Pembuatan sirupus simpleks sebagai pengental dan pemanis
(sukrosa yang telah ditimbang dilarutkan dalam sebagian air,
panaskan hingga larut, kemudian saring)
4.
Zat aktif dan bahan pembantu berbentuk serbuk dihaluskan
dalam mortir
5.
Melarutkan zat aktif dengan cara penambahan zat aktif
sedikit demi sedikit ke dalam sejumlah volume pelarut, sambil
diaduk sampai larut sempurna
6.
Bahan pembantu dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam
sebagian pelarut yang diperlukan, volume pelarut ditentukan
berdasarkan kelarutan eksipien yang ditambahkan.

LARUTAN
7. Campurkan bahan-bahan yang sudah larut satu persatu,
dan aduk sampai homogen
8. Penambahan flavour dalam keadaan terlarut dalam
pelarut yang dapat bercampur dengan pelarut yang
digunakan
9. Tambahkan sisa pelarut sampai volume sediaan yang
dibuat
10. Masukkan ke dalam botol coklat yang telah ditara
sebelumnya, penambahan volume larutan yang ditara
di dalam botol disesuaikan dengan kekentalan larutan
yang dibuat. Botol sediaan diberi etiket, brosur,
dikemas dan disimpan di tempat yang terlindung dari
cahaya.

EVALUASI SEDIAAN
I.

2.

3.
4.
5.

ORGANOLEPTIK
Evaluasi meliputi uji kejernihan, bau, rasa dan warna
Penetapan kadar
Tergantung dari zat aktif yang digunakan (sesuai
dengan monografi)
Pengukuran Viskositas Sediaan
Penetapan bobot jenis cairan (piknometer)
Pengukuran pH larutan

LARUTAN
Beberapa pelarut untuk sediaan oral
1.
Alkohol , USP (Etil Alkohol, Etanol, Spiritus Vini Rectificatus, S.V.R)
-alkohol adalah pelarut yang paling bermanfaat dalam farmasi,
digunakan sebagai pelarut utama untuk banyak senyawa organik.
-alkohol membentuk suatu campuran hidroalkoholik yang
melarutkan zat-zat yang dapat larut dalam alkohol dan yang dapat
larut dalam air kedua-duanya.
2.

Gliserin, USP (Gliserol)


-Gliserin adalah cairan seperti sirup jernih dengan rasa manis,
dapat bercampur dengan air dan alkohol.
-sebagai suatu pelarut dapat disamakan dengan alkohol, tapi
karena kekentalannya, zat terlarut dapat larut perlahan-lahan
didalamnya.

LARUTAN
3. Propilen Glikol
- Suatu cairan kental
- dapat bercampur dengan air dan alkohol
4. Air Suling
- Lebih bebas dari kotoran zat-zat padat
- apabila diuapkan sampai kering, harus tidak
meninggalkan sisa lebih dari 0,001% ( 1 mg dari total
zat padat per 100 ml contoh yang diuapkan)
-air murni 100 kali lebih bebas dai zat-zat padat yang
larut daripada air.

CARA YANG LAZIM UNTUK MENYATAKAN KEKUATAN DARI PREPARATPREPARAT FARMASI

Ungkapan

Ungkapan
Singkat

Arti dan Contoh

Persen bobot per volume

% b/v

Jumlah gram zat dalam 100 ml


preparat (contoh 1% b/v = 1 gram zat
dalam 100 ml preparat)

Persen volume per volume

% v/v

Jumlah ml zat dalam 100 ml preparat


(contoh 1% v/v = 1 ml zat dalam 100
ml preparat)

Persen berat per berat

% b/b

Jumlah gram zat dalam 100 gram


preparat (contoh 1% b/vb= 1 gram zat
dalam 100 gram preparat)

Perbandingan kekuatan,
berat per volume

------:-------------b/v

Jumlah gram zat dalam jumlah ml


preparat yang ditulis (contoh , 1 : 1000
b/v = 1 gram zat dalam 1000 ml
preparat)

Perbandingan kekuatan,
volume per volume

------:-------------v/v

Jumlah ml zat dalam jumlah ml


preparat yang ditulis (contoh , 1 : 1000
v/v = 1 ml zat dalam 1000 ml preparat)

Perbandingan kekuatan,
berat per berat

------:-------------b/b

Jumlah gram zat dalam jumlah gram


preparat yang ditulis (contoh , 1 : 1000
b/b= 1 gram zat dalam 1000 gram
preparat)

SIRUP
Sirup adalah salah satu bentuk sediaan cair yang
dalam dunia farmasi yang dikenal luas oleh
masyarakat.
Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar di
pasaran dari berbagai macam merk, baik yang
generic maupun yang paten.
Biasanya, orang-orang mengunakan sediaan sirup
karena disamping mudah penggunaannya, sirup
juga mempunyai rasa yang manis dan aroma yang
harum serta warna yang menarik sehingga disukai
oleh berbagai kalangan, terutama anak-anak dan
orang yang susah menelan obat dalam bentuk
sediaan oral lainnya.

SIRUP

Sirup
didefinisikan
sebagai
sediaan
cair
yang
mengandung sakarosa.
Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa tidak kurang
dari 64% dan tidak lebiih dari 66%.
Secara umum, sirup dibagi menjadi 2 macam yaitu Non
Medicated Syrup/Flavored Vehicle Syrup (Seperti cherry
syrup, cocoa syrup, orange syrup) dan Medicated
Syrup/Sirup Obat (Seperti sirup piperazina sitrat, sirup
isoniazid).
Non Medicated Sirup adalah sediaan syrup yang tidak
mengandung bahan obat, melainkan hanya mengandung
gula, perasa, pengawet dan perwarna sedangkan Sirup
Obat mengandung bahan obat/Zat berkhasiat.

SIRUP

Menurut farmakope Indonesia III, sirup adalah


sedian cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64.0% dan
tidak lebih dari 66.0%.

Sirup adalah larutan oral yang mengandung


sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi .
Secara umum sirup merupakan larutan pekat
dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi
dan merupakan larutan jernih berasa manis.
Syrup adalah sediaan cair kental yang minimal
mengandung 50% sakarosa (Ansel et al., 2005).

SIRUP

Penggolongan Sirup
Bedasarkan fungsinya, sirup dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Medicated Syrup (sirup obat)
Merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat
berupa preparat yang sudah distandarisasi, dapat diberikan berupa obat
tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain. Contoh sirup obat antara
lain: Sirup sebagai ekspektorans contohnya yaitu Sirup Thymi. Sirup Thymi
et Serpylli = Sirop Thymi Compositus. Sirop Althae. Sirup sebagai antitusif,
contoh sirup Codeini, mengandung 2 mg Codein/ml sirop.
Sirup sebagai anthelmintik: cotoh sirup Piperazini, mengandung 1 g
Piperazine dalam bentuk hexahydrat/citrat dalam tiap 5 ml sirop. Sirup
sebagai antibiotik contohnya yaitu Sirup Kanamycin, mengandung 50
mg/ml, Sirup Chloramphenicol, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup
Ampicillin, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup Amoxycillin, umumnya
mengandung 25 mg/ml, Sirup Cloxacillin, umumnya mengandung 25 mg/ml.
Dry Syrup atau sirup kering, berupa campuran obat dengan sakarosa,
harus dilarutkan dalam jumlah air tertentu sebelum dipergunakan.
Keuntungan sirup kering dari pada sirup cairan, biasanya sirup kering
dapat tahan disimpan lebih lama. Contohnya Ampicillin trihydrate dry
syrup, ekivalen dengan 25 mg/ml sirup cairan kalau sudah dilarutkan
dalam jumlah air yang ditentukan.

SIRUP

2. Flavored Syrup (sirup korigen/pembawa),


Biasanya tidak digunakan untuk tujuan medis, namun mengandung
berbagai bahan aromatis atau rasa yang enak dan digunakan sebagai
larutan pembawa atau pemberi rasa pada berbagai sediaan farmasi
lainnya, misalnya sebagai penutup rasa pahit pada Vitamin B Kompleks
yang diberikan kepada bayi atau anak-anak. Sirup golongan ini,
mengandung berbagai bahan tambahan, misalnya bahan antioksidan
(antioxidant agent), pengawet (preservative agent), pewarna (coloring
agent), pemberi rasa (flavoring agent), dan bahan pelarut (diluting
agent). Sirup ini, ditambahkan sebagai korigens rasa untuk obat
minum, cukup dalam jumlah 10-20 ml untuk tiap 100 ml larutan obat.

Sirup yang sering dipakai sebagai korigens-rasa, yaitu Sirup Simpleks,


mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v, Sirup Aurantii,
terutama untuk bahan obat yang rasanya pahit, dan Sirup Rubi Idaei,
terutama untuk bahan obat yang rasanya asam.

SIRUP

Sifat Fisika Kimia Sirup


1. Viskositas
Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat
dengan hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang
diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan
datar melewati permukaan datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila
ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan
kekentalannya. Untuk menentukan kekentalan, suhu zat uji yang diukur harus
dikendalikan dengan tepat, karena perubahan suhu yang kecil dapat
menyebabkan perubahan kekentalan yang berarti untuk pengukuran sediaan
farmasi. Suhu dipertahankan dalam batas tidak lebih dari 0,1 C.
2. Uji mudah tidaknya dituang
Uji mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Uji ini
berkaitan erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan
akan semakin mudah dituang dan sebaliknya. Sifat fisik ini digunakan untuk
melihat stabilitas sediaan cair selama penyimpanan.Besar kecilnya kadar
suspending agent berpengaruh terhadap kemudahan sirup untuk dituang.
Kadar zat penstabil yang terlalu besar dapat menyebabkan sirup kental dan
sukar dituang.
3. Uji Intensitas Warna
Uji intensitas warna dilakukan dengan melakukan pengamatan pada warna
sirup mulai minggu 0-4. Warna yang terjadi selama penyimpanan
dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan Selama waktu
tertentu

SIRUP

Cara memasukkan sirup ke dalam botol penting untuk kestabilan sirup dalam
penyimpanan, supaya awet (tidak berjamur ) sebaiknya sirup disimpan dengan
cara :
1. Sirup yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering. Tetapi pada
pendinginan ada kemungkinan terjadinya cemaran sehingga terjadi juga
penjamuran.
2. Mengisikan sirup panas-panas kedalam botol panas ( karena sterilisasi )
sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi
sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup dalam lelehan parafin solidum
yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran udara luar.
3. Sterilisasi sirup, disini harus diperhitungkan pemanasan 30 menit
apakah tidak berakibat terjadinya gula invert. Maka untuk kestabilan sirup, FI
III juga menuliskan tentang panambahan metil paraben 0,25% atau pengawet
lain yang cocok.
Dari ketiga cara memasukkan sirup ke dalam botol ini yang terbaik adalah
cara ketiga. Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat
berfungsi sebagai obat, misalnya : chlorfeniramini maleatis sirupus,
Corigensia saporis, misalnya : sirupus simplex, Corigensia odoris, misalnya :
sirupus aurantii, Corigensia coloris, misalnya : sirupus Rhoedos, sirupus rubi
idaei. Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan pembawa sirup karena
konsentrasi gula yang tinggi mencegah pertumbuhan bakteri.
Untuk penyimpanan sediaan sirup yaitu dalam wadah tertutup rapat dan di
tempat sejuk.

KOMPONEN DARI SIRUP


Sebagian besar sirup-sirup mengandung komponen :
1. Pemanis dan pengental
2. Pengawet anti mikroba
3. Pembau
4. Pewarna
5. Zat aktif

KOMPONEN DARI SIRUP


Pengawet antimikroba

Jumlah pengawet yang dibutuhkan untuk menjaga sirup


terhadap pertumbuhan mikroba berbeda-beda sesuai
dengan
banyaknya
air
yang
tersedia
untuk
pertumbuhan, sifat dan aktivitas sebagai pengawet.

- Asam benzoat 0,1 % - 0,2%


- natrium benzoat 0,1%-0,2%
- metil,propil,butil paraben 0,1%

KOMPONEN DARI SIRUP


Pemberi rasa
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan
atau bahan-bahan yang berasal dari alam seperti minyakminyak menguap (minyak jeruk), vanili dan lain-lain.
sirup adalah sediaan air, pemberi rasa ini harus mempunyai
kelarutan dalam air yang cukup.
Pemberi warna
-menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat pewarna
yang berhubungan dengan pemberi rasa yang digunakan
-pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air, tidak
bereaksi dengan komponen lain dari sirup, dan warnanya
stabil.

PEMBUATAN SIRUP
Sirup paling sering dibuat dengan satu dari empat cara
umum, tergantung pada sifat kimia dan fisika bahanbahannya:
1). Larutan dari bahan-bahan dengan bantuan panas
2). Larutan dari bahan bahan dengan pengadukan
tanpa penggunaan panas
3). Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat
atau pada cairan yang diberi rasa
4). Perkolasi dari sumber-sumber bahan obat atau
sukrosa

PEMBUATAN SIRUP
Larutan yang dibuat dengan bantuan panas

Sirup dibuat dengan cara ini bila dibutuhkan untuk dibuat


sirup secepat mungkin dan bila komponen sirup tidak rusak
atau menguap oleh panas.

Pada cara ini gula umumnya ditambahkan ke air yang


dimurnikan, dan panas digunakan sampai larutan terbentuk

Kemudian komponen-komponen lain ditambahkan ke sirup


panas , campuran dibiarkan dingin.

Volumenya disesuaikan sampai jumlah yang tepat dengan


penambahan air murni

Dalam keadaan zat tidak tahan panas atau senyawa


menguap, biasanya ditambahkan ke sirup sesudah larutan
gula terbentuk oleh pemanasan, dan larutan cepat-cepat
didinginkan sampai temperatur ruang

SIRUP
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau
pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan
pewangi dan zat obat.
Sirup yang mengandung bahan pemebri rasa tapi tidak
mengandung zat-zat obat dinamakan pembawa bukan
obat atau pembawa yang wangi / harum (sirup). Sirup ini
dimaksudkan sebagai pembawa yang memberikan rasa
enak pada zat obat yan ditambahkan kemudian, baik
dalam peracikan resep secara mendadak atau dalam
pembuatan formula standar untuk sirup obat.
Contoh sirup pembawa bukan obat : sirup akasia, sirup
cerri, sirup coklat, sirup jeruk, sirup, sirup tolu balsam

SUSPENSI

SYARAT-SYARAT SUSPENSI
Persyaratan
suspensi
yang
terdapat
dalam
Farmakope Indonesia Edisi III :
1. zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh
cepat mengendap.
2. jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera
terdispersi kembali.
3. kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar
sediaan
mudah dikocok dan dituang.
Suspensi obat suntik : harus mudah disuntikkan dan
tidak
boleh menyumbat jarum suntik
Suspensi obat mata ; harus steril, zat yang
terdispersi harus sangat halus, jika disimpan dalam
wadah dosis ganda, harus
mengandung pengawet.

STABILITAS SUSPENSI

UKURAN PARTIKEL

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas


penampang partikel serta daya tekan keatas dari cairan
suspensi.
Hubungan
antara
ukuran
partikel
merupakan
perbandingan terbalik dengan luas penampangnya.
Hubungan luas penampang dengan daya tekan keatas
merupakan hubungan linier.
1. semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas
penampangnya
2. semakin besar luas penampang partikel daya tekan
keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan
partikel untuk mengendap -------- memperlambat gerakan
partikel dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.

KEKENTALAN
Semakin

JUMLAH PARTIKEL (KONSENTRASI)

SIFAT ATAU MUATAN PARTIKEL

BAHAN PENSUSPENSI ATAU SUSPENDING AGENT.


1.

Bahan pensuspensi alam :


disebut gom/hidrokoloid. Dapat larut
dalam
atau
mengembang
atau
mengikat air sehingga campuran
tersebut membentuk mucilago atau
lendir.
kekentalan
mucilago
sangat
dipengaruhi oleh panas, pH dan proses
fermentasi bakteri.

TERMASUK GOLONGAN GOM


1.
2.
3.
4.

Acasia (Pulvis Gummi arabici)


Chondrus
Tragacanth
Algin

GOLONGAN BUKAN GOM


Tanah liat : - bentonite
- hectorite
- veegum
Kebaikan bahan suspensi dari tanah
liat adalah tidak dipengaruhi oleh
suhu/panas
dan
fermentasi
dari
bakteri,
karena
bahan-bahan
ini
merupakan senyawa anorganik.

BAHAN PENSUSPENSI SINTETIS


1.

Derivat selulosa
metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil
selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
- dibelakang nama-nama tersebut biasanya terdapat
nomor atau angka (misalnya methosol 1500)
- golongan ini tidak diabsorbsi oleh usua halus dan
tidak beracun, sehingga banyak dipakai dalam
industri makanan
- dalam bidang farmasi selain untuk bahan
pensuspensi juga digunakan sebagai laksantia dan
bahan penghancur / disintegrator dalam pembuatan
tablet.

BAHAN PENSUSPENSI SINTETIS


2. Golongan organik polimer
- carbophol 934 : serbuk putih bereaksi asam,
sedikit larut
dalam air, tidak beracun dan tidak
mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya.
- dalam
memperoleh
viskositas
yang
baik
diperlukan kadar 1%
- carbophol sangat peka terhadap panas dan
elektrolit. Hal
tersebut dapat mengakibatkan
penurunan viskositas dari larutannya.

CARA MENGERJAKAN OBAT DALAM SUSPENSI

METODE DISPERSI

Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat


kedalam mucilago yang terbentuk, kemudian
baru diencerkan.

Kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat


mendispersi serbuk dalam bentuk vehicle (hal
ini disebabkan adanya udara, lemak, atau
kontaminan pada seruk)

Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan


udara sehingga sukar dibasahi

METODE PRAESIPITASI

Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu


dalam pelarut organik yang hendak dicampur
dengan air.

Setelah
larut
dalam
pelarut
organik
diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam
air ---- maka akan terjadi endapan halus dan
tersuspensi dengan bahan pensuspensi.

Cairan organik : etanol, propilenglikol dan


polietilenglikol

SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI

DEFLOKULASI
1.

2.

3.
4.

5.

Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu


dengan yang lain
Sedimentasi yang terjadi lambat masing
masing partikel mengendap terpisah dan ukuran
partikel adalah minimal
Sedimen terbentuk lambat
Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang
keras dan sukar terdispersi kembali seperti
semula
Ujud suspensi menyenangkan karena zat
tersuspensi dalam waktu relatif lama terlihat
bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut

FLOKULASI
1.

2.
3.
4.

5.

Partikel merupakan agregat yang


bebas
Sedimentasi terjadi cepat
Sedimen terbentuk cepat
Sedimen tidak membentuk cake
yang keras dan padat dan mudah
terdispersi
kembali
seperti
semula
Ujud
suspensi
kurang
menyenangkan sebab sedimentasi
terjadi cepat dan diatasnya terjadi

FORMULASI SUSPENSI
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2
kategori :
1.
Penggunaan structured vehicle atau
sering disebut juga suspending agent untuk
menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi
structure vehicle, yaitu larutan hidrokoloid
seperti tilose, gom, bentonit dan lain-lain.
2.

Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk


membentuk
flok, meskipun terjadi cepat
pengendapan, tetapi dengan
penggojokan
ringan mudah disuspensikan kembali.

FORMULASI SUSPENSI
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2
kategori :
1.
Penggunaan structured vehicle atau
sering disebut juga suspending agent untuk
menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi
structure vehicle, yaitu larutan hidrokoloid
seperti tilose, gom, bentonit dan lain-lain.
2.

Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk


membentuk
flok, meskipun terjadi cepat
pengendapan, tetapi dengan
penggojokan
ringan mudah disuspensikan kembali.

PEMBUATAN SUSPENSI SISTEM FLOKULASI


1.

2.

3.

4.

5.

Partikel diberi zat pembasah dan dispersi


medium
Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya
berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer
Diperoleh
suspensi flokulasi sebagai produk
akhir
Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak
cepat mengendap, maka ditambah structured
vehicle
Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi
flokulasi dalam structured vehicle

SUSPENSI
1.

2.

Untuk obat berkhasiat keras disuspensi dengan pulvis


gummosus sebanyak 2% dari jumlah cairan obat
minum.
Untuk obat tidak berkhasiat keras disuspensi dengan
pulvis gummosus sebanyak 1 % dari jumlah cairan
obat minum

Magnesii
oxydum
dan
magnesii
subcarbonas
merupakan serbuk ringan dan dapat disuspensi tanpa
zat tambahan.
R/ Magnesii subcarbon 3 R/ calcii carbon 5
Sir.rhei
45
pulv.gummos qs
Aq.foeniculli ad
100
sir.simpl 20
s.t.dd.cp.pc
aq.ad
175
s.3.dd.cp.pc

Carbo adsorbens, carbo ligni dan carbo animali


sering digunakan sebagai obat diare karena
mempunyai daya absorbsi terhadap toksin dan
bakteri.
sehingga tidak benar kalau ditambah lendir,
sebab dapat mengurangi daya kerjanya.
Pengerjaannya hanya digerus dengan air dan
bila terdapat sirop digerus dengan sirop.
R/ carb.adsorb.

10

Natrii sulfas
Magnesii sulfas aa 5
Aqua ad
100
S. segera diminum

SUSPENSI

Mensuspensi iodoform digerus dahulu dengan sedikit


air sampai halus, juga dibuat solutio gumosus ,
kemudian campur dan digerus.

R/ solut.Gummosi 4%

Iodoform
Chlorali Hydras
M.f.clysma

3
7

90

SUSPENSI

Sediaan sulfa tidak atau sukar larut dalam air


dan bersifat asam sangat lemah, dapat
dilarutkan denga alkali tetapi akan merupakan
larutan yang sangat basa.
Sehingga sediaan sulfa lebih baik dibuat
suspensi
R/ sulfadimidini 7,5
R/ sulfamerazini 12

Acetosali
2,5
Sir.simplex
Sol.gummos aa 50
Bellaonae extr 0,4
S.4.dd.cp

Pulv.gummosus
qs
oleum.citri gtt
III
sir,simplex
20
aqua ad
120 ml
s.b.dd.cth1

BAHAN PENGAWET
Dalam
menjaga
stabilitas
suspensi,
penambahan bahan lain dapat dilakukan.
Diantaranya
adalah
penambahan
bahan
pengawet.
bahan pengawet sangat diperlukan terutama
untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid
alam karena bahan ini sangat mudah dirusak
oleh bakteri.
Pengawet yang bisa digunakan butil p.
benzoat (1:1250), etil P.benzoat (1:500), propil
p.benzoat (1:4000), nipasol , nipagin 1%

PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI


1.

Volume sedimentasi
- endapan yang terjadi dalam suspensi harus
mudah terdispersi kembali dengan pengocokan
yang ringan.
volume sedimentasi adalah perbandingan/ratio
dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap
volume mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum
mengendap.
Vu
volume sedimentasi = ------------Vo
volume sedimentasi
sampai >1

dapat

mempunyai

harga

dari

<1

PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI


2. Derajat Flokulasi
suatu rasio volume sedimen akhir dari suspensi
flokulasi (Vu) terhadap volume sedimen akhir
suspensi deflokulasi (Voc)
Vu
derajat flokulasi =
Voc

------------------

PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI


3. Metode reologi
menggunakan viskometer brookfield, metode
ini digunakan untuk menentukan prilaku
pengendapan dan pengaturan pembawa serta
sifat
yang
menonjol
mengenai
susunan
partikel.

PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI


4. Perubahan ukuran partikel
metode FREEZE-THAW CYCLING : temperatur
diturunkan sampai titik beku. Kemudian
dinaikkan sampai mencair kembali.
dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan
kristal dan dapat menunjukkan kemungkinan
keadaan
setelah
disimpan
lama
pada
temperatur kamar.
ditujukan untuk menjaga tidak akan terjadi
perubahan ukuran partikel, distribusi ukuran
dan sifat kristal.

PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI


5. Pengemasan dan penandaan sediaan
- semua suspensi harus dikemas dalam
wadah
mulut lebar yang mempunyai
ruang udara diatas cairan sehingga dapat
dikocok dan mudah dituang.
- suspensi harus disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat dan terlindung dari
pembekuan, panas yang berlebihan dan
cahaya.
- suspensi peru dikocok setiap kali
sebelum
digunakan
untuk
menjamin
distribusi zat padat yang merata

KEUNTUNGAN SEDIAAN SUSPENSI


1.

2.
3.

4.

5.

Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima


tablet / kapsul, terutama anak-anak
Homogenitas tinggi
Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul
(karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan
saluran cerna meningkat)
Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari
larut / tidaknya)
Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil
dalam air

KEKURANGAN SEDIAAN SUSPENSI


1.
2.

3.
4.

5.

6.

Kestabilan rendah
Jika membentuk caking akan sulit terdispersi kembali
sehingga homogenitasnya turun
Alirannya menyebabkan sukar dituang
Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan
larutan
Pada
saat
penyimpanan,
kemungkinan
terjadi
perubahan
sistem
dispersi
(caking, flokulasi

deflokulasi)
terutama
jika
terjadi
perubahan
temperatur
Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk
memperoleh dosis yang diinginkan

FORMULA UMUM SUSPENSI


R/ Zat aktif
Bahan Tambahan :
- Bahan pensuspensi (suspending agent)
- Bahan pembasah (wetting agent) / humektan
- pemanis
- pewarna
- pewangi
- dapar atau acidifer
- antioksidan
- anticaking
- floculating agent
- antibusa (antifoaming)

FORMULA UMUM SUSPENSI


R/ Zat aktif 100 mg
sirupus simplek 30% b/v
Na-CMC
0,25% b/v
Metil Paraben 0,2% b/v
Propil Paraben 0,03% b/v
Pewangi
q.s
pewarna
q.s
aquadest
ad 5 ml
Suspensi dengan kekuatan sediaan 100 mg/5 ml

PROSEDUR PEMBUATAN SUSPENSI


Aquades yang akan digunakan sebagai fase pendispers
didihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
2.
Bahan aktif dan eksipien ditimbang
3.
Bahan pensuspensi yang akan digunakan (yang dalam
formula contoh adalah Na CMC dikembangkan dengan cara :
dibuat dispersi stok hidrokoloid dengan menaburkan serbuk
CMC Na secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke
dalam mortir yang telah diisi air panas. Setelah semua
serbuk CMC-Na terbasahi, lalu aduk dengan cepat.
4. Pemanis yang digunakan berupa sirupus simpleks maka
sirupus simpleks yang dibuat dengan jalan melarutkan 65
bagian sukrosa dalam larutan metilparaben 0,25% b/v
hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang
berfungsi sebagai pengental dan pemanis.
1.

PROSEDUR PEMBUATAN SUSPENSI


5. Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai
dengan jumlah yang tertera ditimbang sesuai dengan jumlah
yang tertera dalam formula kemudian ditambahkan ke dalam
bahan aktif yang telah dibasahi kemudian aduk sampai
homogen
6. Ke dalam campuran tersebut diatas, dimasukkan eksipien lain
(pendapar, pengawet, antioksidan, dll yang telah dilarutkan
dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya) sambil
terus diaduk sampai homogen
7. Setelah itu, sirupus simpleks, pewarna, flavour ditambahkan
dan di adkan dengan air sampai dengan volume yang diinginkan
(untuk eksipien bahan pewarna dan flavour dibuat larutan stok
terlebih dahulu sebelum ditambahkan pada campuran bahan)
8. Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci,
dikeringkan dan ditara

EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI


Volume sedimentasi
prosedur kerja :
a. Sediaan dimasukkan ke dalam tabun sedimentasi yang berskala
b. Volume yang diisikan merupakan volume awal (V0)
c. Setelah beberapa waktu/hari diamati volume akhir dengan terjadinya
sedimentasi. Volume terakhir tersebut diukur (Vu)
d. Hitung volume sedimentasi (F)
F= Vu/V0
Kriteria Hasil :

Bila F=1 dinyatakan sebagai Flocculation equilibrum , merupakan


sediaan yang baik. Demikian apabila F mendekati 1

Bila F>1 terjadi Floc sangat longgar dan halus sehingga volume akhir
lebih besar dari volume awal.

Formula suspensi lebih baik jika dihasilkan kurva garis yang horizontal
atau sedikit curam.

Hal ini dibuat kurva/grafik antara F( sumbu Y) terhadap waktu (sumbu x)


1.

EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI


2. Penetapan Bobot Jenis Sediaan
-Gunakan Piknometer yang bersih dan kering (dicuci
terlebih dahulu denga
larutan sulfokromik dan bilas
dengan etanol lalu aseton)
-Timbang piknometer kosong (W1) lalu isi dengan air
suling, bagian luar piknometer dilap sampai kering dan
ditimbang (W2)
-Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi
dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu
yang sama pada saat pemipetan. Timbang (W3)
-Hitung bobot jenis cairan :
W3-W1
dt = --------------------------W2-W1

EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI


3. Pengukuran pH Larutan
- pH meter dikalibrasi
- ukur pH cairan menggunakan pH meter yang telah
dikalibrasi
- menggunakan kertas indikator pH

Anda mungkin juga menyukai