Anda di halaman 1dari 38

Referat

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

Oleh: Buyung Berli


Eunike Diah P.
Niken Novita
Pembimbing:
dr.Baralangi Tambing, Sp.A

Pendahuluan
World

Health Oganisation (WHO) menyatakan


bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
sebagai penyebab utama kesakitan dan
kematian anak di Asia Tenggara.

Diperkirakan

bahwa setiap tahun terdapat


sekitar 50 100 juta kasus DBD dan sebanyak
500.000 di antaranya memerlukan perawatan di
rumah sakit

Data

sampai dengan akhir tahun 2009, jumlah


kasus DBD di Indonesia sebanyak 57% dari total
kasus di Asia Tenggara.

Pembahasan
ETIOLOGI

Penyebab: virus Dengue


genus Flavivirus, famili Flavifiridae
virus RNA, 50 nm
Serotipe : DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4 (ada di
indonesia)
Vektor: Aedes aegypti, A. Albopictus, A. polynesiensis

Teori Secondary Heterologous Infection /


Infection Enhancing Antibody (Halstead)
Antibody neutralizing =
IgM (+)
Belum tentu dpt
menetralkan/ efektif
terhadap strain virus
dengue lain.

Infeksi
pertama

DBD (-)

Host

Infeksi
kedua

Antibody non-neutralizing =
IgG (+)
Virus DEN 2,3,4
(tipe virus yang
berbeda)

Virus mudah
masuk dalam sel
target

Antibody non-neutralizing =
IgG (+)

Virus mudah
masuk dalam sel
target

Menyerang sel
mononuklear,
makrofag, monosit

Replikasi
Virus

Reseptor Fc
pada
permukaan sel
yang terinfeksi

Menempel pd
permukaan sel yg
sesuai

Terbentuk
kompleks
imun

Titer replikasi virus


pada sel mononuklear
Penyebaran
Kompleks
Imun

Replikasi
Virus

Renjatan

Aktifitas
komplemen
intravaskuler
meningkat

peningkatan
Pembentukan
kompleks imun
(virus antibody
dependent
enhacement)
1. Mengaktifkan sistem
komplemen
2. Melekat pada permukaan
trombosit
3. Kerusakan Sel endotel
pembuluh drh
(merangsang/aktifasi faktor
pembekuan)

1. Mengaktifkan sistem
komplemen
(Vasculopati)

Dilepasnya C3a
dan C5a
(anafilaktoksin)

Kelainan hemostasis

Permeabilitas
dinding pembuluh
darah meningkat
Pengeluaran Plasma
ekstra vaskuler
(Kebocoran plasma)
2.Melekat pada permukaan
trombosit
(Trombositopeni)
3. Kerusakan Sel endotel pembuluh
drh (merangsang/aktifasi faktor
pembekuan)
(Koagulopati)

Agregasi
trombosit
menurun

Patogenesis

Manifestasi klinis
DD DBD
DD
DBD
Nyeri Kepala ++
+
Muntah
+++ ++ Obstipasi
0
+
Mual
+
+ Uji RL (+)
+ ++
Nyeri Otot +
+ Petekie
+++ +++
Diare
++
+ Perdarahan GIT
0
+
Batuk
+
+ Hepatomegali
++
++
Pilek
+
+ Nyeri Perut
+
+++
Kejang
+
+ Trombositopenia
++
+++
Kesadaran << 0
++ Syok
0
+++
Lemah
0
+

Demam Berdarah dengue


Trombositopenia

<100.000/uL
Hemokonsentrasi (Ht > 20%)
terjadi pada demam hari ke- 4, 5,
dan 6 .

pemeriksaan Serologis
hemaglutinasi inhibisi (HI test) baku
emas
Paling sering dipakai
Sensitif, tidak spesifik tipe virus ?
Antibodi Hi tahan dalam tubuh > 48 tahun
Diagnosis : titer konvalesens 4x titer akut
(>1280)

Uji

rasio

IgM/IgG. Rasio > 1,8 lebih mendukung


infeksi dengue primer, sedangkan rasio
1,8 lebih ke arah infeksi dengue sekunder

Diagnosis Banding
Pada

awal perjalanan penyakit dapat


mencakup infeksi bakteri, virus atau infeksi
protozoa, seperti demam typhoid, campak,
influenza, hepatitis, demam chikungunya
(DC), dan malaria. Adanya trombositopenia
yang jelas dengan atau tanpa
hemokosentrasi dapat membedakan antara
DBD dengan penyakit lain.

Tatalaksana

Kristaloid

:
Larutan ringer laktat ( RL ) atau dextrose 5 %
dalam larutan ringer laktat (D5/RL). Dipakai RL
karena komposisi mirip dengan cairan ekstrasel.
Larutan ringer asetat (RA) dextrose 5 % dalam
larutan ringer asetat (D5/ RA).
Larutan NaCI 0,9% (garam faali = GF) atau
dextrose 5 % dalam larutan garam faali ( D5/GF).
Koloid : (jika syok belum teratasi) Maksimal 30 ml
/ kg bb.
Dekstran L 40
Plasma
(atau fresh frozen plasma, untuk
pengobatan DIC)

Kebutuhan cairan rumatan


Berat Badan (Kg)

Jumlah Cairan (ml)

10

100 per kgBB

10-20

1000 + 50 x kg (di atas 10 kg)

>20

1500 + 20 x kg (di atas 20 kg)

Tatalaksana Kasus DBD

1. Tatalaksana demam berdarah dengue tanpa syok :


- Berikan anak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air
sirup, susu untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran
plasma, demam, muntah dan diare.
- Berikan paracetamol jika demam. Jangan berikan asetosal atau
ibuprofen karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya
perdarahan.
- Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang :
1. Berikan larutan isotonik seperti ringer laktat/asetat.
2. Kebutuhan cairan parenteral :
Berat badan <15kg : 7 ml/kgBB/jam
Berat badan 15-40kg : 5 ml/kgBB/jam
Berat badan >40kg : 3 ml/kgBB/jam
3. Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, periksa laboratorium
(hematokrit, trombosit, leukosit, dan hemoglobin) tiap 6 jam.
4. Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik,
turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan stabil.
Cairan intravena biasanya hanya memerlukan 24-48 jam sejak
kebocoran pembuluh darah kapiler spontan setelah pemberian
cairan.
- Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai
dengan tatalaksana syok terkompensasi

2. Tatalaksana demam berdarah dengue dengan syok :


- Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan
oksigen 2-4 L/menit.
- Berikan 20 ml/kgBB laruta kristaloid seperti ringer
laktat/asetat secepatnya.
- Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi
pemberian kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal
30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid 10-20
ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24jam.
- Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan
hemoglobin
menurun
pertimbangkan
terjadinya
perdarahan tersembunyi, berikan transfusi darah.
- Jika terdapat perbaikan klinis, jumlah cairan dikurangi
hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara
bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis
dan laboratorium.
- Dalam banyak kasus, cairan intravena dihentikan
setelah 36-48 jam.

Kriteria pasien pulang


Tidak

ditemukan demam selama 24


jam tanpa antipiretik.
Nafsu makan membaik.
Secara klinis tampak perbaikan.
Hematokrit stabil
Tiga hari setelah syok teratasi
Tidak dijumpai distres pernafasan
Trombosit >50.000 atau cenderung
meningkat.

Komplikasi pada DBD yang sering terjadi :


Overload

cairan
Gejala terjadi kelebihan cairan adalah
kelopak mata bengkak, ascites, takipnea,
atau dyspnea. Gejala yang lebih buruk lagi
dapat terjadi distress pernapasan, edema
paru, dan krepitasi.
Penatalaksanaan

kelebihan cairan :
Pada stadium awal, ganti kristaloid menjadi
cairan koloid bolus. Dextran 40 efektif jika
diberikan 10 ml/kgBB bolus. Pada stadium
lanjut kelebihan cairan dapat terjadi edema
paru, terapi yang dapat diberikan berupa

Komplikasi pada DBD yang sering terjadi :


Ensefalopati
Hal ini dapat terjadi karena perdarahan intrakranial yang terjadi.
Penatalaksanaan ensefalopati :
1. Perhatikan airway, menjaga oksigenasi :
- Ganti cairan koloid jika hematokrit meningkat dan terjadi
kebocoran plasma yang berat.
- Berikan diuretik sebagai terapi kelebihan cairan jika diperlukan.
- Posisikan pasien kepala keatas 30
- Intubasi untuk mencegah hiperkarbia dan untuk menjaga airway.
- Dapat diberikan steroid untuk mengurangi TIK. Dexamethason
0.15 mg/kgBB/dosis IV berikan setiap 6-8 jam.
2. Analisis gas darah dan elektrolit.
3. Berikan antikonvulsan jika terjadi kejang.
4. Transfusi darah dapat diberikan, yaitu berupa PRC.

Pencegahan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai