Anda di halaman 1dari 12

Teknik membatik

Teknik batik pada dasarnya adalah suatu teknik pewarnaan pada kain menggunakan
penutupan kain dengan malam sehingga menghalangi pewarna kain untuk menyebar sehingga
menjadi kain dengan corak dan hiasan warna yang bermacam-macam. Pada dasarnya teknik
membatik ini sudah ada sejak jaman dahulu, dan menjadi suatu seni jaman kuno.
Bukti bahwa teknik batik sudah ada sejak jaman dahulu adalah pada penemuan mumi yang
terbungkus kain dengan berlapis malam yang membentuk pola merupakan salah satu
buktinya. Mumi ini diperkirakan meninggal pada abad ke 4 sebelum masehi. Teknik batik
serupa juga ditemukan di Asia khususnya di dataran Tiongkok pada masa dinasti Tang
sekitar tahun 618-907 masehi, juga di India dan Jepang pada masa periode Nara tahun 645794 masehi. Di Afrika teknik batik sudah dikenal oleh suku Yoruba di Nigeria, suku Soninke
dan suku Wolof di Negara Senegal.
Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat
populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Pada saat itu kesemuanya berupa batik tulis,
karena memang belum ada mesin yang bias membuat batik tulis. Sedangkan batik cap baru
ditemukan pada sekitar jaman perang dunia pertama sampai dengan sekarang.
J.L.A. Brandes seorang arkeolog Beland dan F.A. Sutjipto, sejarawan Indonesi mempercayai
bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua.
Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi
diketahui memiliki tradisi kuno dalam pembuatan batik.
Di pulau Jawa, batik sudah dikenal pada abad ke 12 masehi. G. P. Rouffaer seorang sejarawan
dari Belanda yang berkonsentrasi dengan sejarah di Indonesia menulis bahwa pada abad 12
masehi batik dengan pola Gringsing sudah dibuat di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan
bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia
berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil ukiran kain yang
menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari
Jawa Timur abad ke-13. Corak pakaian yang menampilkan pola sulur tumbuhan dan
kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat
ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya
dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Tetapi G. P. Rouffaer sendiri mempercayai bahwa teknik batik dari Jawa ini mungkin
diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7 masehi. Dimana India dan
Srilangka merupakan pusat dari agama Hindu yang menyebar samapi dengan pulau Jawa.
Pada sejarah Eropa, teknik batik pertama kali dituliskan oleh Sir Thomas Stanford Raffles
dalam bukunya History of Java. Buku ini pertama kali dipublikasikan di London tahun 1817.
Sang penulis pernah menjabat sebagai gubernur Inggris semasa Napoleon menduduki
Belanda. Pada tahun 1873 di Rotterdam Belanda, seorang saudagar bernama Van
Rijekevorsel memberikan hadiah berupa selembar kain batik ke Museum Etnik di kota itu.
Saat itulah batik mulai terkenal di Eropa dan mencapai masa keemasannya. Pada tahun 1900
batik Indonesia memukau para pengunjung pameran dan seniman pada saat dipamerkan di
Exposition Universelle di Paris.

Saat jaman industrisasi dan globalisasi dating, teknik batik juga ikut berubah. Para pengrajin
membuat mesin untuk memproduksi batik dengan jumlah banyak. Hasil dari mesin pembuat
batik ini dikenal dengan batik cap dan batik cetak/ printing, sedangkan batik yang dibuat
manual dengan tangan dengan alat canting dan menggunakan malam disebut sebagai batik
tulis.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala
suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat
menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya
dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Kita patut bersyukur, bahwa batik asli Indonesia masih tetap ada dan berkembang sampai
sekarang. Kita bias melihat perkembangan batik baik berupa batik tulis maupun cap/printing
dengan melihat corak dan motif batik yang semakin banyak, mulai dari motif tradisional,
kontemporer maupun motif modern. Bahkan kita bisa melihat batik modern dengan
menampilkan simbol klub sepakbola yang merupakan klub modern, dan masyarakat sangat
menyukainya!
Incoming search terms:

sejarah teknik batik

perkembangan batik di indonesia pada jaman sebelum tahun 1900

teknik membatik yg di kenal di indonesia

sejarah perkembangan batik di indonesia pada zaman sebelum tahun 1900

perkembangan batik di indonesia pada zaman sebelum tahun 1900

canting cap

sejarahwan batik

tekni membatik sudah ada pada tahun

teknik membatik di kenal di indonesia

teknik membatik indonesia

Pengertian Batik
Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik
mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian
batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu

dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah
digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah itu malam
dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam
motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.
Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitutik yang berarti titik / matik (kata kerja, membuat
titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah batik (Indonesia Indah batik, 1997, 14). Di samping itu
mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori.
Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan
Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis
dengan kataBatik akan tetapi seharusnyaBathik. Hal ini mengacu pada huruf Jawa tha bukan ta dan
pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan
etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran
motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain
ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama
canting dan cap.

Sejarah Perkembangan Batik


Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik
pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta
pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di
masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan
sebagai berikut :

Jaman Kerajaan Majapahit


Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan
pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa
Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa
yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan
Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam
pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak
tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang
mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh
batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran
Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena
itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan
warna coraknya coklat muda dan biru tua.

Jaman Penyebaran Islam


Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur.
Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang
diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih terbatas
dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren
Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah perbatikan
lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo,
Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono

dan Ngunut.

Batik Solo dan Yogyakarta


Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati.
Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam
lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan,
keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton,
rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat
biasa.
Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang menyebabkan keluarga kerajaan yang
mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo,
Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.

Batik di Wilayah Lain


Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang Diponegoro,
batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas.
Batik Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain ke
Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di
daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini terjadi karena masyarakat dari
Jawa Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah
Wurug, Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan
mempunyai ciri khas tersendiri.

Sejarah Batik
Pengertian Batik
Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik
mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian
batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu
dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah
digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah itu malam
dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam
motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.
Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitutik yang berarti titik / matik (kata kerja, membuat
titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah batik (Indonesia Indah batik, 1997, 14). Di samping itu
mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori.
Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan
Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis
dengan kataBatik akan tetapi seharusnyaBathik. Hal ini mengacu pada huruf Jawa tha bukan ta dan
pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan
etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran
motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain

ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama
canting dan cap.

Sejarah Perkembangan Batik


Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik
pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta
pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di
masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan
sebagai berikut :

Jaman Kerajaan Majapahit


Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan
pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa
Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa
yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan
Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam
pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak
tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang
mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh
batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran
Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena
itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan
warna coraknya coklat muda dan biru tua.

Jaman Penyebaran Islam


Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur.
Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang
diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih terbatas
dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren
Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah perbatikan
lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo,
Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono
dan Ngunut.

Batik Solo dan Yogyakarta


Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati.
Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam
lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan,
keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton,
rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat
biasa.
Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang menyebabkan keluarga kerajaan yang
mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo,

Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.

Batik di Wilayah Lain


Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang Diponegoro,
batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas.
Batik Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain ke
Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di
daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini terjadi karena masyarakat dari
Jawa Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah
Wurug, Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan
mempunyai ciri khas tersendiri.

Sejarah Batik Indonesia - Asal Usul Kata Batik


Sejarah batik ditengok dari asal usul kata juga tidak kalah panjang. Banyak ahli
telah berusaha mengungkapkan pendapatnya mengenai dari mana dan sejak
kapan kata Batik muncul dan dipakai terutama di Indonesia. Tentu saja banyak
bermunculan pendapat yang berbeda beda mengenai kapan pertama kali kata
Batik muncul dan dari mana asal kata tersebut.
Dari berbagai pendapat tersebut lalu muncullah sebuah pendapat yang
menyatakan bahwa kata batik muncul dari kata Becik, sebuah kata ProtoAustronesian yang memiliki arti melakukan tato. Selanjutnya kata becik ini
secara resmi tercatat dalam Bahasa Inggris sebagai kata battik di
Encyclopedia Britannica pada tahun 1880.
Ada pula para ahli yang mempunyai pendapat berbeda. Mereka meninjau
sejarah kata batik dari segi etimologi. Dari sisi ini kata batik diyakini berasal
dari 2 buah kata yaitu amba dan titik. Kedua kata ini empunyai arti menulis
titik. Pendapat ini didasari pula dari kegiatan membatik yang dilakukan dengan
cara menggambar titik-titik yang akhirnya membentuk sebuah motif. --Sejarah
Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia Teknik Batik Telah Dikenal Di Dunia Sejak


Sebelum Masehi
Walaupun batik secara resmi telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli dari
Indonesia, namun seni mewarnai kain dengan cara melapisi dengan lilin
sejatinya telah ada sejak sekitar abad ke-4 Sebelum Masehi. Hal ini diperkuat
dengan ditemukannya lapisan lilin yang membentuk pola-pola tertentu pada
kain yang digunakan untuk membungkus mumi di Mesir.
Teknik semacam ini juga ditemukan di kawasan Asia sekitar abad ke-7 Masehi.

Pada sekitar tahun 645-794 Masehi ditemukan teknik seperti ini di Jepang pada
masa Nara. Sedangkan di Cina antara ditemukan pada sekitar tahun 618 907
Masehi saat Dinasti Tang berkuasa.
Daerah lain yang telah mengenal teknik ini sejak lama adalah suku Yoruba dari
Nigeria, salah satu negara di benua Afrika. Dan juga di Senegal oleh suku Wolof
dan Soninke --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia Menurut Beberapa Ahli


Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah dan purbakala mengenai kapan
sesungguhnya batik mulai dikenal di Indonesia. Sebagian besar dari masyarakat
umum mungkin meyakini bahwa kata Batik berasal dari Bahasa Jawa, namun
banyak ahli mempunyai pendapat yang berbeda.

Dari India

N.J.Krom dan G.P.Rouffaer, ahli sejarah purbakala dari Belanda berpendapat


bahwa teknik batik dengan cara melapisi kain dengan lilin yang juga disebut
Malam ini di Indonesia pertama kali mulai dikenalkan dari India. Menurutnya
pertama kali seni batik pertama kali dikenal di tanah Jawa ketika masyarakat
kalingga-Koromandel membawanya dari India ke Indonesia melewati jalur
perdagangan.
Selain ini mereka berpendapat bahwa penggunaan alat membatik yang disebut
dengan canting mulai dikenal pertama kali oleh masyarakat Kediri di Jawa
Timur pada sekitar abad ke-12. Di sini masyarakat membuat batik dengan pola
Grinsing, yang hanya bisa dibuat dengan menggunakan alat yang disebut
dengan canting.
Salah satu bukti sejarah mengenai keberadaan batik di Jawa Timur pada abad
ke-13 adalah dengan ditemukannya arca Prajnaparamita, seorang Dewi
Kebijaksanaan. Pada arca itu terlihat sang dewi mengenakan pakaian dengan
motif batik berbentuk sulur-sulur tanaman yang sangat mirip dengan pola batik
yang ada di Jawa. --Sejarah Batik Indonesia

Asli Dari Nusantara

J.L.A.Brandes dan F.A.Sutjipto ahli arkeologi mempunyai pendapat yang sangat


berbeda. Mereka menyebutkan bahwa sejak jaman prasejarah masyarakat
Nusantara sebenarnya telah mengenal seni kebudayaan membatik. Hal ini
diperkuat dengan fakta bahwa banyak derah di Nusantara ini yang tidak
tersentuh oleh kebudayaan dari Hindu dari tanah India.
Walaupun tidak terpengaruh oleh kebidayaan Hindu India, namun beberapa
daerah ini telah memiliki tradisi kuno di bidang seni membatik. Daerah-daerah

tersebut adalah daerah di wilayah timur Nusantara seperti Papua, Flores, Toraja,
dan Halmahera.
Daerah ini sama sekali belum terpengaruh oleh budaya dari India, namun telah
memiliki kebudayaan seni membatik yang telah ada sejah jaman prasejarah.
Hanya saja masyarakat di daerah ini mengenal seni membatik tidak terbatas
pada kain. Namun telah dilakukan dengan media lain juga seperti tubuh, pakaian
dari kulit pohon, dll. --Sejarah Batik Indonesia

Dari Jaman Majapahit

Dari sekian banyak pendapat dari para ahli, pendapat yang paling dikenal adalah
bahwa seni membatik mulai ada di Indonesia pada jaman Kerajaan Majapahit.
Batik mulai dikenal pada sekitar abad 8 9 Masehi. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia - Salah Satu Motif Batik (gambar: winotosastro.com)

Sejarah Batik Indonesia Mulai Dikenal Di Dunia


Menurut sejarah literatur Eropa, batik pertama kali muncul saat Sir Thomas
Stamford Raffles, seorang Gubernur pada masa pemerintahan Inggris di
indonesia pada tahun 1817 menuliskan dalam bukunya History of Java yang
diterbitkan di London.
Kemudian pada sekitar tahun 1873 juga diketahui bawa ada seorang pedagang
dari Belanda yaitu Van Rijekevorsel pernah mengunjungi Indonesia. Pada saat itu
dia membawa selembar kain batik dari Indonesia. Kemudian dia
menyumbangkan kain batik itu ke Museum Etnik yang ada di kota Rotterdam
Belanda. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia - Batik Tulis Indonesia


Batik terutama batik tulis mengalami masa kejayaannya pada sekitar awal abad
19. Itu terjadi dimulai pada saat pameran Exposition Universelle yang diadakan
di kota Paris di Perancis pada tahun 1900. Pada saat itulah kain batik dari
Indonesia yang dipamerkan telah menarik perhatian para seniman dan juga
masyarakat umum. Sejak saat itulah batik Indonesia mulai dikenal masyarakat
dunia.
Pada masa itu teknik batik yang dikenal adalah teknik batik tulis, yaitu sebuah
teknik membatik secara manual dengan bantuan alat menulis/menggambar
bernama canting. Teknik ini memerlukan sangat keahlian dan sentuhan seni

yang sangat tinggi. Selain itu juga membutuhkan waktu pengerjaan yang sangat
lama. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia - Membatik (Batik Tulis)

Sejarah Batik Indonesia - Batik Cap Menggusur Batik Tulis


Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan jaman serta teknologi
modern. Perkembangan alat-alat teknik yang juga mengalami perkembangan
pesat, membuat kalangan pengrajin batik mempunyai ide untuk menciptkan
sebuah alat yang bisa mencetak pola-pola atau gambar pada kain batik dengan
cara yang lebih sederhana, cepat, dan mudah.
Maka kemmudian muncullah berbagai alat bantu untuk membuat batik dengan
lebih cepat dan praktis. Alat ini bekerja dengan cara membuat gambar pada kain
batik dengan lilin atau malam dengan cara cap. Dengan teknik ini orang tidak
perlu lagi menulis/menggambar kain batik secara manual memakai canting.
--Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia - Batik Cetak Di Jaman Modern


Sekarang ini telah muncul juga mesin cetak batik yang mampu memproduksi
batik secara masal dan sangat cepat. Betik cetak dibuat dengan menggunakan
alat cetak yang sangat canggih. Secara teknis alat seperti ini memang sangat
membantu, terutama bagi para pengusaha batik.
Secara ekonomi pembuatan batik denga cara cap maupun cetak memang lebih
menguntungkan. Selain lebih praktis dan lebih cepat, gambar dari motif batik
yang dihasilkan akan jauh lebih rapi. Selain itu harga jual kain batik cap maupun
cetak juga menjadi jauh lebih murah dan lebih terjangkau oleh masyarakat luas.
Tapi bagaimanapun juga membuat batik dengan memakai alat cetak semacam
ini tetaplah mempunyai kekurangan. Satu hal yang dirasa kurang yaitu tidak
adanya sentuhan seni dari pelukisnya. Teknik cetak ini hanya mengandalkan
kecepatan dan efisiensi. Namun kurang memperhatikan sisi humanis, dan
kurang ada sentuhan seni dan imajinasi dari sang perajin.
Sekarang ini dengan telah ditetapkannya batik sebaga warisan budaya asli dari
Indonesia, masyarakat luas menjadi semakin sadar akan keberadaan warisan
yang sangat berharga ini. Sejarah batik yang sangat panjang telah membuat
masyarakat Indonesia semakin mencintai batik.

Dewasa inipun semakin banyak orang yang punya perhatian khusus pada seni
batik, terutama batik tulis. Banyak orang mulai tertarik kembali untuk belajar
cara membatik. Hal ini tentu saja sangat positif, karena dengan memelihara seni
tradisional batik ini maka kita juga ikut melestarikan batik sebagai warisan
nenek moyang bangsa Indonesia. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia Warisan Leluhur

Sejarah Batik Indonesia - Sejarah Batik Indonesia telah melalui perjalanan


yang panjang, terutama di Indonesia.
Sekarang ini rakyat Indonesia boleh berlega hati karena secara resmi UNESCO
pada tanggal 2 Oktober telah menetapkan Batik sebagai warisan dunia milik
Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan Budaya Lisan dan Non Bendawi
(Masterpieces of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Penetapan secara resmi oleh UNESCO ini telah membuat batik secara sah
dimiliki oleh Indonesia. Untuk itu Indonesia juga mempunyai kewajiban besar
untuk melestarikannya.
Salah satu cara pelestarian, tanggal 2 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari
Batik Nasional. Dan diharapkan masyarakat akan semakin mencintai batik.
--Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia - Asal Usul Kata Batik


Sejarah batik ditengok dari asal usul kata juga tidak kalah panjang. Banyak ahli
telah berusaha mengungkapkan pendapatnya mengenai dari mana dan sejak
kapan kata Batik muncul dan dipakai terutama di Indonesia. Tentu saja banyak
bermunculan pendapat yang berbeda beda mengenai kapan pertama kali kata
Batik muncul dan dari mana asal kata tersebut.
Dari berbagai pendapat tersebut lalu muncullah sebuah pendapat yang
menyatakan bahwa kata batik muncul dari kata Becik, sebuah kata ProtoAustronesian yang memiliki arti melakukan tato. Selanjutnya kata becik ini
secara resmi tercatat dalam Bahasa Inggris sebagai kata battik di
Encyclopedia Britannica pada tahun 1880.
Ada pula para ahli yang mempunyai pendapat berbeda. Mereka meninjau
sejarah kata batik dari segi etimologi. Dari sisi ini kata batik diyakini berasal
dari 2 buah kata yaitu amba dan titik. Kedua kata ini empunyai arti menulis

titik. Pendapat ini didasari pula dari kegiatan membatik yang dilakukan dengan
cara menggambar titik-titik yang akhirnya membentuk sebuah motif. --Sejarah
Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia Teknik Batik Telah Dikenal Di Dunia Sejak


Sebelum Masehi
Walaupun batik secara resmi telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli dari
Indonesia, namun seni mewarnai kain dengan cara melapisi dengan lilin
sejatinya telah ada sejak sekitar abad ke-4 Sebelum Masehi. Hal ini diperkuat
dengan ditemukannya lapisan lilin yang membentuk pola-pola tertentu pada
kain yang digunakan untuk membungkus mumi di Mesir.
Teknik semacam ini juga ditemukan di kawasan Asia sekitar abad ke-7 Masehi.
Pada sekitar tahun 645-794 Masehi ditemukan teknik seperti ini di Jepang pada
masa Nara. Sedangkan di Cina antara ditemukan pada sekitar tahun 618 907
Masehi saat Dinasti Tang berkuasa.
Daerah lain yang telah mengenal teknik ini sejak lama adalah suku Yoruba dari
Nigeria, salah satu negara di benua Afrika. Dan juga di Senegal oleh suku Wolof
dan Soninke --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia Menurut Beberapa Ahli


Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah dan purbakala mengenai kapan
sesungguhnya batik mulai dikenal di Indonesia. Sebagian besar dari masyarakat
umum mungkin meyakini bahwa kata Batik berasal dari Bahasa Jawa, namun
banyak ahli mempunyai pendapat yang berbeda.

Dari India

N.J.Krom dan G.P.Rouffaer, ahli sejarah purbakala dari Belanda berpendapat


bahwa teknik batik dengan cara melapisi kain dengan lilin yang juga disebut
Malam ini di Indonesia pertama kali mulai dikenalkan dari India. Menurutnya
pertama kali seni batik pertama kali dikenal di tanah Jawa ketika masyarakat
kalingga-Koromandel membawanya dari India ke Indonesia melewati jalur
perdagangan.
Selain ini mereka berpendapat bahwa penggunaan alat membatik yang disebut
dengan canting mulai dikenal pertama kali oleh masyarakat Kediri di Jawa
Timur pada sekitar abad ke-12. Di sini masyarakat membuat batik dengan pola
Grinsing, yang hanya bisa dibuat dengan menggunakan alat yang disebut
dengan canting.
Salah satu bukti sejarah mengenai keberadaan batik di Jawa Timur pada abad

ke-13 adalah dengan ditemukannya arca Prajnaparamita, seorang Dewi


Kebijaksanaan. Pada arca itu terlihat sang dewi mengenakan pakaian dengan
motif batik berbentuk sulur-sulur tanaman yang sangat mirip dengan pola batik
yang ada di Jawa. --Sejarah Batik Indonesia

Asli Dari Nusantara

J.L.A.Brandes dan F.A.Sutjipto ahli arkeologi mempunyai pendapat yang sangat


berbeda. Mereka menyebutkan bahwa sejak jaman prasejarah masyarakat
Nusantara sebenarnya telah mengenal seni kebudayaan membatik. Hal ini
diperkuat dengan fakta bahwa banyak derah di Nusantara ini yang tidak
tersentuh oleh kebudayaan dari Hindu dari tanah India.
Walaupun tidak terpengaruh oleh kebidayaan Hindu India, namun beberapa
daerah ini telah memiliki tradisi kuno di bidang seni membatik. Daerah-daerah
tersebut adalah daerah di wilayah timur Nusantara seperti Papua, Flores, Toraja,
dan Halmahera.
Daerah ini sama sekali belum terpengaruh oleh budaya dari India, namun telah
memiliki kebudayaan seni membatik yang telah ada sejah jaman prasejarah.
Hanya saja masyarakat di daerah ini mengenal seni membatik tidak terbatas
pada kain. Namun telah dilakukan dengan media lain juga seperti tubuh, pakaian
dari kulit pohon, dll. --Sejarah Batik Indonesia

Dari Jaman Majapahit

Dari sekian banyak pendapat dari para ahli, pendapat yang paling dikenal adalah
bahwa seni membatik mulai ada di Indonesia pada jaman Kerajaan Majapahit.
Batik mulai dikenal pada sekitar abad 8 9 Masehi. --Sejarah Batik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai